Neraka Dosen Pemikat

Neraka Dosen Pemikat

Profesor Mikael

"Nona Ariana?"

Suara Profesor Mikael Abraham terbawa melintasi ruang seminar ke wanita muda berambut hitam legam dan panjang yang menarik, duduk di barisan paling belakang.

Wanita itu tenggelam dalam pikiran, atau tersesat dalam lamunan, kepalanya tertunduk, saat dia menulis dengan marah di buku catatannya.

Semua mata dalam kelas itu tertuju padanya. Pada wajahnya yang pucat dan bulu matanya yang panjang, jari-jarinya yang putih dan kurus mencengkeram pena. Kemudian, beralih kembali ke profesor, yang berdiri diam dan mulai menekuk wajahnya. 

Sikap arrogantnya sangat kontras dengan keseluruhan fisik dari pria itu. Matanya yang besar dan ekspresif, dan mulutnya yang penuh. Dia sangat tampan, tetapi sekarang berbeda, wanita itu membuat wajah sang Profesor terlihat lebih memerah dari biasanya. Terlalu berani atau bodoh dalam bertindak, pikir para mahasiswa yang lain pada wanita itu. Dia akan menjadi orang keempat yang akan ditendang dalam kelas sang profesor dalam semester ini.

“Ehem.” Batuk ringan di sebelah kanan Ariana, menarik perhatian wanita itu.

Dia melirik dengan heran pada pria berbahu lebar yang duduk di sebelahnya. Dia tersenyum dan menggerakkan bola matanya ke depan ruangan, kembali ke profesor.

Dia mengikuti tatapannya perlahan, menatap sepasang mata cokelat yang marah dan menyitip. Dia menelan Salivanya berkali-kali.

"Mati gue," gumam wanita itu.

"Elo cari masalah aja," bisik temannya menatap ke arah sang profesor.

“Saya mengharapkan jawaban atas pertanyaan saya, Nona Ariana. Jika Anda ingin bergabung dengan kami." Suaranya glasial sembari menurunkan kaca mata yang bertengger apik di hidungnya yang tegak dan lurus.

Mahasiswa lainnya bergeser di tempat duduk mereka dan saling mencuri pandang. Ekspresi mereka mengatakan apa yang merayap di dalam otaknya? Tapi mereka tidak mengatakan apa-apa. 

Mereka sudah tahu benar dengan sikap kasar dan mulut pedas profesor yang tidak bisa dilawan oleh siapapun. Dia adalah dosen yang baru pindah selama setahun ini ke sebuah fakultas di daerah ini. Dulunya dia mengajar di sebuah universitas ternama di Singapore dan diminta kembali lagi untuk mengabdikan diri untuk mencetak manusia berkualitas di daerahnya.

Wanita muda itu membuka mulutnya dengan cermat dan menutupnya, menatap bola mata cokelat yang tidak berkedip itu, matanya sendiri melebar seperti kelinci yang ketakutan.

“Apakah Anda tidak bisa mengerti dengan bahasa yang saya gunakan, sehingga Anda hanya terdiam saja tidak memberikan jawaban apapun?” sang Profesor mengejeknya.

Seorang wanita berambut ikal yang duduk di di depannya mencoba menahan tawa, menahannya menjadi batuk yang tidak meyakinkan. 

Semua mata itu kini menatap kembali pada Ariana dengan rasa iba. Sedangkan, yang ditatap hanya bisa menundukkan wajahnya dengan warna telinga yang berubah memerah.

“Karena Ariana tidak paham dengan apa yang saya katakan, mungkin ada orang lain yang cukup baik untuk menjawab pertanyaan saya?”

Seorang wanita dengan kaca mata kecil menjawab pertanyaan profesor dengan lugas, jelas dan terperinci membuat profesor muda itu menganggukkan kepala karena puas mendapat jawaban itu. Dia lalu mengangkat kepalanya bangga setelah selesai. Sedangkan, yang lainnya hanya mencebikkan bibir di belakang wanita itu. Dia hanya ingin mengambil hati profesor itu saja. Pikir mereka wanita itu sedang cari muka.

Profesor itu mengerutkan kening hampir tanpa terlihat pada siapa pun secara khusus dan membalikkan punggungnya untuk menulis di papan tulis. 

Ariana menahan air matanya saat dia terus mencoret-coret, tapi untungnya dia tidak menangis. Dia menahan beban berat di hatinya yang hanya dia saja yang tahu kebenaran dari semua hal.

Dia menghela nafas panjang dan melihat ke sekitarnya. Sesaat memandang ke arah depan di mana sang profesor mulai membicarakan tentang 'Strategi Fundamental jadi Entrepreneur Sejati Scale Up membuat bisnis semakin profitable dan auto-pilot.'

Profesor itu mulai menerangkan satu persatu langkah yang harus ditempuh. Bukannya semakin faham dan mengerti, Ariana malah masih berkutat dengan lamunannya sendiri hingga dia tidak menyadari ketika seseorang yang berada di sampingnya menyerahkan sebuah buku berjudul 'Pengantar Ekonomi' kepada Ariana.

Buku itu menyentuh kulit Raina lembut tetapi tetap saja membuatnya terkejut. Dia melihat ke arah pria berpakaian biru laut. Pria itu tersenyum lebar dan melirik kertas di antara buku yang dia berikan kepada Ariana.

Semangat Ariana bangkit kembali. Dia mulai tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lalu melihat ke punggung belakang profesor yang sedang menuliskan sesuatu di papan tulis itu. Dengan gerakan perlahan Ariana mulai membuka buku berwarna putih dengan tulisan huruf berwarna merah. Dia mengambil secarik kertas. Menatap kembali ke arah profesor seperti seorang anak yang takut ketahuan sedang mencuri. Dia membukanya.

Mike adalah penjagal.

Ariana membuka menutup mulutnya seketika setelah dia membaca kata-kata itu. Dia menyipitkan mata dan menaikkan kedua pipinya ke atas menampilkan barisan gigi yang rapi dan kedua lobang di pipi yang biasa orang sebut dengan lesung pipit.

Dia mengangkat matanya yang besar ke pria di sebelahnya dan menatapnya dengan malu-malu. Seringai lebar dan ramah menyebar di wajahnya.

"Adakah yang lucu, Ariana?" suara profesor itu membuat senyum yang tadinya terukir indah di wajahnya menghilang seketika. Pupil mata itu bergerak cepat seperti kelinci yang sedang ketakutan dan butuh pertolongan.

Dia lalu berbalik dan melihat ke arah sang profesor. Menatap manik mata cokelat yang menatapnya tajam seperti elang seperti hendak menerkamnya. Kedua tangan pria itu berada di pinggir meja menumpu tubuh besar dan atletisnya.

Menyadari dirinya menjadi target kemarahan sang profesor lagi, Arina lebih memilih menundukkan kepalanya dan menggigit keras bibir bawahnya. Dia sudah siap jika kali ini dia akan di maki oleh sang profesor. Asal jangan dikeluarkan dari kelasnya. Tinggal dua semester lagi dan dia akan lulus dari universitas ini.

Adam merasa bersalah karena telah membuat masalah baru bagi Ariana, dia lalu berdiri dari tempatnya duduk.

“Itu salahku, Profesor. Saya hanya bertanya padanya, di halaman berapa materi yang sedang Anda bahas. Maaf jika itu menimbulkan kesalahpahaman," terang Adam mencoba untuk menyelamatkan Ariana dari masalah pelik yang akan menimpanya. Sudah tiga mahasiswa yang keluar dari kelas profesor Mikael dalam semester ini.

“Pembelaan yang kurang tepat. Tapi karena kau mengatakannya maka akan saya jawab apa yang tadi kau jelaskan. Saya percaya kau dapat menemukannya tanpa bantuan Ariana mengapa? Karena kau adalah asistenku. Aku memilihmu karena nilai akademis mu yang tinggi dan kau sudah menguasai semua materi yang ada," terang Profesor Mikael.

Wajah Adam menjadi pucat pasi seketika. Dia menundukkan wajahnya sembari melirik ke arah Arina.

Ekor kuda di kepala Arina bergetar sedikit saat dia mengangkat pandangannya menatap kembali ke arah mata cokelat yang ada di depannya.

"Temui aku di kantorku setelah kelas ini."

Terpopuler

Comments

Audrey Chanel

Audrey Chanel

mulai suka nih si prof...

2022-12-31

0

NatalieLaurentRenes

NatalieLaurentRenes

mampir

2022-11-20

0

Sunarti

Sunarti

sang mantan

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Profesor Mikael
2 Malam Yang Kelam
3 Egois
4 Bertemu Kembali
5 Takdir Kejam
6 Salah Paham
7 Ancaman
8 Daya Pikat Pria
9 Rumah Impian
10 Dua Ibu
11 Awal Perjalanan
12 Terpesona
13 Mengenal Lebih Dekat
14 Kerinduan yang Membuncah
15 Pengorbanan
16 Wanita Sempurna
17 Sumpah Janji yang Harus Ditepati
18 Pesan Ibu
19 Pertikaian
20 Yang Baik Tidak akan Dilepaskan
21 Menggoda
22 Kembali lagi ke tugas
23 Rasa Berbeda
24 Raja Dan Ratu
25 Kenangan Lama
26 Saling Cemburu
27 Perang Batin
28 Aroma Menggoda
29 Tertangkap Basah Dita
30 Aroma Pria lain
31 Hanya Kita
32 Naluri Pria
33 Ibu Sah
34 Otak Dangkal
35 Kasus Dekan Baru yang Tampan
36 Pintu Maaf yang telah Tertutup
37 Sadar
38 Pulang Kembali
39 Bukan Pengecut
40 Menjemput Kekasih
41 Tidak Cukupkah?
42 Tanya?
43 Satu Langkah
44 Melamar
45 Menunggu
46 Prasangka
47 Mencob Tuk Jujur
48 Desakan
49 Syarat Kembali
50 Menjemput Dita
51 Sakit Jiwa
52 Tidak akan Dia Duga
53 Kotor.
54 Matilah Aku?
55 Dilema
56 Pupus Hatiku
57 Pasangan Serasi
58 Kambuh
59 Memberi Kesempatan
60 Ekpor Ke Kamar
61 Melupakan
62 Luka Yang Tertoreh
63 Keputusan
64 Rasa Cinta
65 Ragu
66 Membuka Cerita Lama
67 Janji yang Menyiksa
68 Barang Diskonan
69 Keluarga impian
70 Yang Kedua
71 Jijik Dengan Kelakuanmu
72 Ungkapan Sayang
73 Chemistry
74 Sinyal Baik
75 Berdamai
76 Undangan Lamaran
77 Kemenangan
78 Mencuri
79 Rahasia Zahra
80 Calon Istri Idaman
81 Kegaduhan
82 Rahim Sewaan
83 Keputusan
84 Mempelai pengganti
85 Menikah
86 Tamat
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Profesor Mikael
2
Malam Yang Kelam
3
Egois
4
Bertemu Kembali
5
Takdir Kejam
6
Salah Paham
7
Ancaman
8
Daya Pikat Pria
9
Rumah Impian
10
Dua Ibu
11
Awal Perjalanan
12
Terpesona
13
Mengenal Lebih Dekat
14
Kerinduan yang Membuncah
15
Pengorbanan
16
Wanita Sempurna
17
Sumpah Janji yang Harus Ditepati
18
Pesan Ibu
19
Pertikaian
20
Yang Baik Tidak akan Dilepaskan
21
Menggoda
22
Kembali lagi ke tugas
23
Rasa Berbeda
24
Raja Dan Ratu
25
Kenangan Lama
26
Saling Cemburu
27
Perang Batin
28
Aroma Menggoda
29
Tertangkap Basah Dita
30
Aroma Pria lain
31
Hanya Kita
32
Naluri Pria
33
Ibu Sah
34
Otak Dangkal
35
Kasus Dekan Baru yang Tampan
36
Pintu Maaf yang telah Tertutup
37
Sadar
38
Pulang Kembali
39
Bukan Pengecut
40
Menjemput Kekasih
41
Tidak Cukupkah?
42
Tanya?
43
Satu Langkah
44
Melamar
45
Menunggu
46
Prasangka
47
Mencob Tuk Jujur
48
Desakan
49
Syarat Kembali
50
Menjemput Dita
51
Sakit Jiwa
52
Tidak akan Dia Duga
53
Kotor.
54
Matilah Aku?
55
Dilema
56
Pupus Hatiku
57
Pasangan Serasi
58
Kambuh
59
Memberi Kesempatan
60
Ekpor Ke Kamar
61
Melupakan
62
Luka Yang Tertoreh
63
Keputusan
64
Rasa Cinta
65
Ragu
66
Membuka Cerita Lama
67
Janji yang Menyiksa
68
Barang Diskonan
69
Keluarga impian
70
Yang Kedua
71
Jijik Dengan Kelakuanmu
72
Ungkapan Sayang
73
Chemistry
74
Sinyal Baik
75
Berdamai
76
Undangan Lamaran
77
Kemenangan
78
Mencuri
79
Rahasia Zahra
80
Calon Istri Idaman
81
Kegaduhan
82
Rahim Sewaan
83
Keputusan
84
Mempelai pengganti
85
Menikah
86
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!