Enam tahun lalu di salah satu desa terpencil di salah satu provinsi di negeri ini.
"Sah... sah ... ," kata semua saksi yang hadir.
"Alhamdulillah," semua orang mengucapkan syukur.
Ariana menatap pria yang duduk di hadapannya. Dia mengambil tangan pria itu dan mencium punggung tangan. Pria itu mendekat dan mencium dahi Ariana.
Pria itu adalah Mikael Abraham, anak tertua dari dua bersaudara, cucu dari Haji Toha orang yang paling dituakan di daerah ini serta pemilik dari pertambangan batu bara di sini juga. Sedangkan Ariana adalah anak dari camat di daerahnya, Makmur Sanjaya. Orang yang dihormati dan disegani di kampung Senja.
Dia masih berumur sangat muda kala itu. Tidak tahu apa itu pernikahan, masih suka dengan sekolah. Pulang sekolah dia dirias dan pernikahan ini lantas terlaksana.
"Ini hanya tali pengikat keluarga kita. Anak-anak bisa meneruskan sekolahnya masing-masing," kata Kakek Toha.
Sang mempelai pria menundukkan wajahnya, tidak ada ekspresi senang ataupun gembira. Malah lebih terlihat tertekan.
"Malam ini biar, Nak Ariana menginap di rumah saya saja. Kebetulan saya ingin merasakan punya menantu. Apalagi menantunya Nak Ariana yang Ibu sudah kenal betul sedari kecil," kata Ibu Siti lembut. Ariana memasang wajah tersenyum canggung.
Mikael lebih banyak menunduk. Dia tidak mau melihat ke arah Ariana sama sekali.
Ariana yang melihat hanya bisa menghela nafas. Inikah pria yang akan hidup bersamanya hingga akhir hayat, seorang pria angkuh yang menatapnya pun enggan. Batin Ariana.
"Nanti Nak Ariana tetap tinggal di rumah sini bersama ayah dan ibu, pernikahan ini hanya sebagai simbolis penyatuan keluarga. Baru ketika Nak Ariana sudah sama-sama matang dan dewasa serta sudah siap mengarungi rumah tangga bersama kalian bisa tinggal satu atap," terang Haji Sofyan.
Ariana mengangguk dan memaksa bibirnya untuk tersenyum. Saat ini, dia hanya mengerti satu hal bahwa dia masih boleh sekolah dan meneruskan cita-citanya. Itu sebuah kabar baik di tengah tekanan dari hatinya yang tidak menerima pernikahan ini.
Setelah berpamitan Ariana pergi bersama keluarga Haji Sofyan. Beribu perasaan mampir dalam otaknya, bukan perasaan senang tetapi sebuah firasat tidak enak.
"Ariana," panggil Kak Elang. Ariana membalikkan tubuh, kakak ketiganya itu lantas memeluknya erat.
"Jaga diri baik-baik ya. Kau harus kuat menerima semuanya. Ini demi kebaikan seluruh keluarga." Ariana menganggukkan kepalanya. Dia mengerti telah menjadi tumbal bagi keluarganya.
"Kakak sangat sayang padamu," kata Elang lalu mencium kening Ariana.
"Ariana juga sayang Kakak," balasnya. Kemudian, Ariana masuk ke dalam mobil setelah meminta restu pada seluruh anggota keluarga yang lain.
Di dalam mobil, tidak seperti pengantin baru lainnya, dia duduk bersama dengan ibu mertua. Mike lebih memilih duduk di depan bersama Pak Sofyan, ayah Mikael.
"Mungkin Mike masih malu, lagian kalian belum saling mengenal," kilah Ibu Siti. Lagi-lagi Ariana yang masih lugu menganggukkan kepalanya.
"Kau itu sangat cantik ibu jadi gemas melihatnya. Betul tidak Mike? Ibu pintarkan memilihkan istri untukmu?" puji Ibu Siti di tengah perjalanan.
"Hmmm," hanya jawaban itu yang keluar dari bibir pria itu.
Ibu Siti banyak bercerita tentang keluarganya. Ada berapa saudara Mike dan siapa saja namanya. Ariana hanya mendengarkan dan tersenyum saja. Dia memang mengenal baik dengan keluarga haji Toha tetapi tidak terlalu paham dengan keluarga Pak Sofyan karena orang tua Mikael dan keluarganya.
"Dua adik Mike sekolah di Jogja dan satu lagi sudah bekerja di Australia, Mike sendiri meneruskan sekolah di Amerika dan bekerja di sana," terang Bu Siti.
"Seperti kataku tadi kau jangan khawatir, Mike hanya tinggal satu tahun lagi untuk mengambil gelar doktornya, jadi selama menunggu kau bisa meneruskan sekolahmu. Aku harap kau mengerti," terang Ibu Siti dengan lemah lembut.
Ariana sudah banyak mendengar tentang Mike sedari kecil. Dia juga sudah beberapa kali, melihat pria itu jika sedang kembali ke daerahnya untuk menemui Kakek Toha. Namun, dia tidak menyangka jika pria itu yang telah jadi suaminya.
Mobil memasuki rumah keluarga Toha yang seperti istana. Ariana disambut oleh seluruh anggota keluarga yang datang. Rata-rata dari mereka setuju dengan perjodohan ini.
Mereka lalu mendudukkan Ariana di ruang tengah dan bertanya tentang banyak hal kepadanya. Dalam diam Ariana mencari sosok Mikael karena sedari tadi dia duduk sendiri. Namun, dia tidak melihatnya sama sekali.
"Wah, matamu yang cantik itu pasti sedang mencari putra kami yang tampan. Sayang, dia sedang ada urusan dan pergi ke pertambangan setibanya sampai di sini, nanti juga dia akan kembali lagi, kau jangan khawatir."
Wajah Ariana memerah mendengar ledekan dari adik Ibu Mike, dia memanggilnya Bibi Saodah.
"Sudah jangan diledek, wajar jika dia mencari Mike karena dia adalah suaminya," kata Ibu Siti. Sedangkan, Haji Sofyan hanya tersenyum saja menanggapinya.
"Kau jangan dengarkan para ledekan para Bibirmu ini. Sudah hampir malam sebaiknya kau pergi ke kamar dan membersihkan diri. Ibu akan memberikanmu gaun malam yang indah untuk kau gunakan malam ini."
"Wah, Mike bisa klepek-klepek ini!" ujar Paman Dewa, suami dari Bi Saodah. Gelak tawa mulai terdengar lagi dari semua orang yang ada di sana.
Ariana lalu mengikuti semua petunjuk yang ibu mertuanya katakan. Mandi dengan dibantu oleh pelayan agar tubuhnya bersih dan cerah, memakai gaun tidur yang terbuat dari sutera lalu wajahnya yang imut di rias tipis oleh mertuanya.
"Cantik," puji mertuanya dengan wajah puas sebelum pergi meninggalkan kamar itu.
Ariana sedang duduk pinggir tempat tidur ketika pintu kamar mulai dibuka. Jantungnya berdebar kencang menanti apa yang akan terjadi nanti. Wajahnya ditundukkan. Malu, cemas, gelisah, gugup dan takut beradu menjadi satu dalam dirinya.
"Jadi namamu Ariana?" tanya Mikael melepas sepatu dengan nada ketus.
Ariana menganggukkan kepalanya. Mike melihat ke arahnya sekilas lalu membuang muka ke arah lain. Raut wajahnya mulai mengetat dengan suara nafas yang terdengar keras. Perasaan marah, benci dan jijik bercampur menjadi satu.
"Apa yang melantarimu menerima pernikahan ini? Padahal kau itu masih sangat muda," tanya Mikael. Ariana lalu mengangkat wajahnya menatap cermin yang ada di depannya untuk melihat pantulan tubuh suaminya.
"Apa kau begitu ingin menjadi bagian dari keluarga Toha sehingga merelakan masa mudamu? Akh aku tahu pasti demi mendulang kesuksesan ayahmu yang akan mencalonkan diri menjadi bupati! Licik!" tuduh Mikael menghina keluarga Ariana.
Seketika mata Ariana memanas, dia tidak masalah jika dia yang dihina tetapi bukan keluarganya. Dia bangkit dan berjalan keluar namun tangan Mikael mencegahnya. Ariana lalu menepis tangan pria itu.
Matanya yang memerah menatap Mikael tajam dan berani. Bibirnya bergetar menahan semua kemarahan yang bercokol di dada.
"Kau kira hanya kau saja korbannya di sini? Aku tidak tahu, jika akan dinikahkan denganmu tadi. Aku juga tidak setuju dengan pernikahan ini. Aku seorang putri akan melakukan apapun untuk kebahagiaan orangtuaku. Kau bisa saja menolaknya mengapa malah meneruskan pernikahan ini, lalu menyalahkan semuanya padaku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sunarti
mantab kata"mu Ariana dan Mike yg sok tersakti
2022-08-30
0
Aurisya Lutfiana
good job Ariana,jngn mau dihina.sok hebat banget itu Mike itu🤯
2022-04-14
3
Puja Kesuma
lho kau jg knp mau menikah sama.ariana.mike...
2022-04-13
4