Egois

Mikael terpaku mendengar kata-kata Ariana ternyata bukan hanya dia saja yang tidak menyetujui dengan perjodohan ini.

"Kakekmu yang menginginkan pernikahan ini, bukan keluarga kami!" lanjut Ariana memalingkan wajah ke samping.

"Baiklah, jadi kita memang sama-sama tidak menginginkannya jadi untuk apa dilanjutkan." Mikael lalu berjalan, mengambil tas ransel di pojok lemari dan memasukkan beberapa baju.

Dia juga membuka laci dan mengambil beberapa dokumen penting. Ariana yang melihatnya hanya bisa terpaku saja. Tidak bisa mencegah atau melarang. Namun, satu hal hatinya tiba-tiba merasa hancur.

"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang. Seseorang sudah menungguku di luar."

Ariana bagai terkena sambaran petir, dia menatap tidak percaya pada Mike. Begitu tega dia meninggalkan istrinya di malam pertama mereka.

"A-apakah se-seorang itu wanita?" tanya Ariana gagap. Dadanya terasa sesak, pandangan sudah kabur, satu kedipan saja maka akan luruh semuanya.

"Ya, dia kekasihku. Kami telah hidup bersama selama satu tahun. Setelah ini, kau bisa mengirimkan surat gugatan cerai," ucap Mikael dingin, datar, tanpa merasa bersalah.

Mikael hendak membuka pintu tetapi berbalik. Dia mendekati Ariana, istri yang baru dinikahinya kurang dari dua belas jam lalu.

"Jika kau dewasa, kau pasti akan jadi wanita yang sangat cantik. Kau akan menemukan pria yang lebih baik dariku. Kau bisa mengajukan keberatan pada pernikahan ini atau mengajukan surat perceraian. Ck, aku tidak peduli."

"Selamat tinggal dan hiduplah dengan bahagia," kata terakhir yang diucapkan Mikael sebelum meninggalkan Ariana.

Satu tetes air mata jatuh ke lantai diikuti oleh tetesan air mata lainnya. Tubuhnya lemas dan jatuh ke lantai tidak sadarkan diri.

***

Kembali ke masa kini.

"Kau akan ke ruangan Pak Mike?" tanya Adam. Ariana menganggukkan kepala. Wajah Adam terlihat sangat bersalah. Oleh karena perbuatannya tadi kini, Ariana yang akan mendapatkan masalah.

"Aku akan menemanimu," kata Adam cemas.

"Nggak perlu, aku bisa sendiri kok," jawab Ariana.

"Bagaimana jika ....?" Ariana memegang tangan Adam.

"Percaya padaku, aku bisa mengatasinya," ungkap Ariana menenangkan.

Ariana lalu berjalan pergi meninggalkan Adam menuju ke ruangan Mikael. Setelah enam tahun tidak bertemu dia dipertemukan lagi dengan pria itu. Mikael menjadi Dekan muda di universitas negeri ini.

Sejenak Ariana berdiri mematung di depan ruangan Mikael. Kakinya dan tangannya gemetar, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Dia bahkan tidak punya daya untuk mengetuk pintu ruangan Mikael.

Alih-alih mengetuk, sayup-sayup dia mendengar suara penuh emosi dari dalam ruangan. Nampaknya, pintu itu tidak tertutup rapat. Ariana membuka sedikit agar bisa mengintip dan suara terdengar lebih jelas.

"Kau tahu jika aku tidak bisa kesana walau aku ingin!" seru Mikael tertahan ketika berbicara dengan seseorang dalam handphone yang sedang digenggamnya.

"Ya, tapi itu tidak semudah yang diucapkan. Aku terlalu malu untuk kembali kesana. Seluruh keluarga pun akan membunuhku nanti."

"Ya, bahkan untuk menemui ibuku kali ini. Bukan karena aku tidak sayang pada ibuku hanya saja, kau tahu keadaannya, mereka tidak akan mengijinkan aku menemuinya. Jadi untuk apa aku kesana." Hening sejenak.

"Aku tidak tahu ... aku hanya berharap ibu bisa kembali pulih dari sakitnya dan memberiku kesempatan untuk meminta maaf. Bukan karena aku lari setelah pernikahan, tetapi karena membuat dia bersedih."

Ariana menutup mulutnya ketika mendengar ucapan Mikael yang mengiris hati. Pria itu sama sekali tidak merasa bersalah karena telah meninggalkannya begitu saja.

"Ayah...." Tidak ada suara lagi, hanya suara dari balik handphone yang tidak bisa didengar Ariana.

Prak!

Suara benda yang jatuh dan pecah terdengar membuat Ariana terkejut. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan hendak berlari pergi. Namun, kakinya tergelincir dan buku-bukunya jatuh berserakan.

"Sial ... sial ... sial ...," rutuknya pelan sembari menata bukunya kembali dengan cepat. Tanpa disadarinya air mata kembali menetes. "Jangan menangis lagi... jangan menangis," ucap Ariana pada diri sendiri.

"Siapa itu?" tanya Mikael dari dalam ruangan. Terdengar suara langkah kaki mendekat.

Ariana lalu bergegas membawa bukunya dan berlari pergi seperti orang kesetanan dari tempat itu.

Mike membuka pintu ruangannya dan tidak melihat satu orang pun berada di ruangan itu. Netra cokelat menangkap sehelai kartu di lantai. Lalu memungutnya.

"Ariana Maheswari," gumam Mikael membawa kartu itu masuk ke dalam.

Adam memegang tangan Ariana ketika melihat wanita itu berlari sembari melihat ke belakang.

"Ada apa?" tanya Adam. Dada Ariana naik turun. Dia lalu merapikan rambutnya.

"Tidak apa-apa, hanya saja sepertinya ada hantu di depan ruangan Pak Mike," bohong wanita itu.

"Mana ada hantu di siang bolong begini. Kau mengada-ada saja," kata Adam.

"Kau tahu jika aku paling takut dengan hal seperti itu," lanjut Ariana.

"Ya sudahlah. Bagaimana, sudah bertemu dengan Pak jagal belum?" tanya Adam.

Ariana tersenyum dan menabok lengan Adam.

"Kau ini selalu menamakan seseorang seenak perut sendiri. Dia itu dosen kita lho."

Tangan Adam dilingkarkan di bahu Ariana, membawanya berjalan keluar universitas.

"Ya, tetapi itu kenyataan. Dia suka menjagal mahasiswa. Sudah tiga mahasiswa yang jadi korbannya padahal dia belum satu tahun berada di universitas ini."

"Namun, kinerjanya bagus, dia selalu menjadi pembicara di seminar-seminar. Dia juga seorang profesor lho."

"Kenapa kau malah membelanya? Jangan bilang kau termasuk deretan mahasiswi yang jatuh cinta pada dosen itu?" ujar Adam emosi.

"Dia tampan," jawab Ariana melebarkan senyumnya melihat ekspresi dari sahabat karibnya.

"Tampan bukan berarti baik kan? Mulutnya itu yang membuat telinga mahasiswa memanas," ungkap Adam.

"Kau kira cabai mulut profesor kita," imbuh Ariana.

"Memang benar, mulutnya penuh dengan cabai bubuk rawit setan, " bisik Adam di telinga Arina, mereka lalu tertawa keras.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, apakah kau sudah menemui Pak Jagal itu?"

"Belum, sepertinya ini bukan saat yang tepat, tadi aku tidak sengaja mendengar suara benda dibanting dari dalam ruangannya."

"Sekarang aku tahu yang kau maksud setan itu adalah dia, kau parah, Babe. Tapi kau benar, sebaiknya kau menemuinya besok saja. Jika tidak maka ...." Adam menggerakkan tangan di lehernya.

"Aku bisa di DO dan itu semua karena kau," tunjuk Ariana ke dada Adam, mengangkat kedua alisnya ke atas.

"Aku tidak akan memaafkan diriku jika itu sampai terjadi," ucap Adam penuh sesal.

"Sudahlah, aku tidak akan keluar dari universitas sampai aku lulus kuliah. Aku yakin."

"Tinggal dua semester lagi," lanjut Adam. Ariana menganggukkan kepalanya.

"Setelah itu aku ingin melamarmu," ujar Adam membuat Ariana menghentikan langkahnya. Dia nampak berpikir.

"Kau cari dulu pekerjaan yang mapan, baru melamarku," ucapnya kemudian.

"Apakah itu artinya kau setuju untuk menikah denganku?" tanya Adam dengan antusias.

"Jika kau punya pekerjaan yang mapan mungkin jawaban ku adalah 'ya'," jawab Ariana. Adam lalu memeluk dan mengangkat Ariana lalu memutarnya.

"Kalian dengar jika Ariana menerima lamaranku," teriak Adam. Wajah Ariana memerah melihat kelakuan Adam. Dia menepuk bahu pria itu.

"Turunkan, malu!" ujar Ariana. Bukannya melepaskan, Adam malah memeluknya.

"Biar saja, biar semua tahu jika aku mencintaimu," kata Adam keras. Hal itu membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Tidak terkecuali Mikael. Entahlah, dia tidak suka jika Ariana didekati oleh pria. Padahal mereka sudah tidak punya hubungan apapun. Atau dia tidak ingin melihat wanita itu bahagia di atas penderitaannya. Terasa egois tetapi itulah kenyataannya.

Terpopuler

Comments

titiek

titiek

minta santet online ini pak dosen 😣😣😣😣😣

2022-08-30

0

titiek

titiek

gue sumpahin luuu bucin ntar

2022-08-30

0

Sunarti

Sunarti

Mike .. selama enam thn tinggalkan Ariana hanya utk hdp bersama wanita lain tanpa nikah.. memalukan

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Profesor Mikael
2 Malam Yang Kelam
3 Egois
4 Bertemu Kembali
5 Takdir Kejam
6 Salah Paham
7 Ancaman
8 Daya Pikat Pria
9 Rumah Impian
10 Dua Ibu
11 Awal Perjalanan
12 Terpesona
13 Mengenal Lebih Dekat
14 Kerinduan yang Membuncah
15 Pengorbanan
16 Wanita Sempurna
17 Sumpah Janji yang Harus Ditepati
18 Pesan Ibu
19 Pertikaian
20 Yang Baik Tidak akan Dilepaskan
21 Menggoda
22 Kembali lagi ke tugas
23 Rasa Berbeda
24 Raja Dan Ratu
25 Kenangan Lama
26 Saling Cemburu
27 Perang Batin
28 Aroma Menggoda
29 Tertangkap Basah Dita
30 Aroma Pria lain
31 Hanya Kita
32 Naluri Pria
33 Ibu Sah
34 Otak Dangkal
35 Kasus Dekan Baru yang Tampan
36 Pintu Maaf yang telah Tertutup
37 Sadar
38 Pulang Kembali
39 Bukan Pengecut
40 Menjemput Kekasih
41 Tidak Cukupkah?
42 Tanya?
43 Satu Langkah
44 Melamar
45 Menunggu
46 Prasangka
47 Mencob Tuk Jujur
48 Desakan
49 Syarat Kembali
50 Menjemput Dita
51 Sakit Jiwa
52 Tidak akan Dia Duga
53 Kotor.
54 Matilah Aku?
55 Dilema
56 Pupus Hatiku
57 Pasangan Serasi
58 Kambuh
59 Memberi Kesempatan
60 Ekpor Ke Kamar
61 Melupakan
62 Luka Yang Tertoreh
63 Keputusan
64 Rasa Cinta
65 Ragu
66 Membuka Cerita Lama
67 Janji yang Menyiksa
68 Barang Diskonan
69 Keluarga impian
70 Yang Kedua
71 Jijik Dengan Kelakuanmu
72 Ungkapan Sayang
73 Chemistry
74 Sinyal Baik
75 Berdamai
76 Undangan Lamaran
77 Kemenangan
78 Mencuri
79 Rahasia Zahra
80 Calon Istri Idaman
81 Kegaduhan
82 Rahim Sewaan
83 Keputusan
84 Mempelai pengganti
85 Menikah
86 Tamat
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Profesor Mikael
2
Malam Yang Kelam
3
Egois
4
Bertemu Kembali
5
Takdir Kejam
6
Salah Paham
7
Ancaman
8
Daya Pikat Pria
9
Rumah Impian
10
Dua Ibu
11
Awal Perjalanan
12
Terpesona
13
Mengenal Lebih Dekat
14
Kerinduan yang Membuncah
15
Pengorbanan
16
Wanita Sempurna
17
Sumpah Janji yang Harus Ditepati
18
Pesan Ibu
19
Pertikaian
20
Yang Baik Tidak akan Dilepaskan
21
Menggoda
22
Kembali lagi ke tugas
23
Rasa Berbeda
24
Raja Dan Ratu
25
Kenangan Lama
26
Saling Cemburu
27
Perang Batin
28
Aroma Menggoda
29
Tertangkap Basah Dita
30
Aroma Pria lain
31
Hanya Kita
32
Naluri Pria
33
Ibu Sah
34
Otak Dangkal
35
Kasus Dekan Baru yang Tampan
36
Pintu Maaf yang telah Tertutup
37
Sadar
38
Pulang Kembali
39
Bukan Pengecut
40
Menjemput Kekasih
41
Tidak Cukupkah?
42
Tanya?
43
Satu Langkah
44
Melamar
45
Menunggu
46
Prasangka
47
Mencob Tuk Jujur
48
Desakan
49
Syarat Kembali
50
Menjemput Dita
51
Sakit Jiwa
52
Tidak akan Dia Duga
53
Kotor.
54
Matilah Aku?
55
Dilema
56
Pupus Hatiku
57
Pasangan Serasi
58
Kambuh
59
Memberi Kesempatan
60
Ekpor Ke Kamar
61
Melupakan
62
Luka Yang Tertoreh
63
Keputusan
64
Rasa Cinta
65
Ragu
66
Membuka Cerita Lama
67
Janji yang Menyiksa
68
Barang Diskonan
69
Keluarga impian
70
Yang Kedua
71
Jijik Dengan Kelakuanmu
72
Ungkapan Sayang
73
Chemistry
74
Sinyal Baik
75
Berdamai
76
Undangan Lamaran
77
Kemenangan
78
Mencuri
79
Rahasia Zahra
80
Calon Istri Idaman
81
Kegaduhan
82
Rahim Sewaan
83
Keputusan
84
Mempelai pengganti
85
Menikah
86
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!