Dua hari kemudian...
Ariana sedang berjalan ke arah halte bus di tengah guyuran air hujan yang turun deras. Kakinya yang panjang dan langsing menyusuri jalan berlubang dan becek. Sebuah mobil berjalan pelan di sampingnya.
Kaca mobil itu mulai diturunkan.
"Ayo masuk biar aku antar," ajak Mikael.
Ariana melihat ke sekeliling tempat itu dan tidak melihat ada orang lain selain dirinya.
"Ya, kau siapa lagi!"
"Tidak usah, Pak nanti dikira apa oleh anak yang lain," tolak Ariana sinis, meneruskan langkah kakinya. Mobil Mikael terus mengikuti Ariana.
"Ayo masuk Ariana!" seru Mikael. Ariana tidak mengindahkan kata-kata Mike.
Dhuer!
Kilat menyambar keras di dekat Ariana, membuat wanita itu terkejut.
"Masuk!" pintu mobil mulai dibuka, Ariana masih berdiri ragu. Bajunya telah basah dan dia tidak enak melihat jok mahal mobil Mikael. Namun, dia takut dengan petir.
"Tunggu apalagi!" Ariana lantas masuk ke dalam mobil. Duduk di samping Mikael. Dia melihat sepatunya yang penuh dengan lumpur mengotori lantai mobil Mikael. Kursinya pun mulai basah, Ariana menelan salivanya dengan sulit sembari menatap pria itu.
''Kursimu jadi basah karena ku," kata Ariana.
"Tidak masalah. Pakai sabuk pengaman!" perintah Mikael yang tahu dengan arti tatapan gadis itu. Dia memberikan tisu pada Ariana.
"Dimana tempat tinggalmu?" tanya Mikael sembari menjalankan kembali mobil. Ariana mengatakan alamat tempat tinggalnya.
"Mengapa kau tidak datang waktu kupanggil?" tanya Mikael lagi.
Ariana menghela nafasnya dia sudah menyangka jika pria itu pasti akan menanyakan hal ini.
"Aku lupa!" jawab Ariana santai tanpa mau menatapnya. Dia kira Mikael melupakan dirinya karena setelah tiga bulan menjadi dosen, pria itu tidak pernah menyapa.
Mikael tidak mengatakan apapun hanya meletakkan kartu mahasiswa miliknya dari dalam saku dan meletakkan di depan dashboard.
Ariana mengambilnya.
"Okey, aku kesana, hanya saja mendengar sesuatu pecah, membuatku mengurungkan niat," ucapnya. Mikael kembali terdiam.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Mikael mengatasi kekakuan antara mereka.
"Seperti yang kau lihat," jawab Ariana tidak acuh. Mikael memahami perasaan wanita itu. Marah dan benci padanya. Mereka kembali terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing.
"Aku tidak paham jalan. Bisakah kau tunjukkan jalannya," kata Mikael ketika mereka mulai masuk ke daerah yang dituju.
"Di depan belok kanan lalu masuk gang dan cari tempat kos Melati." Ariana menunjukkan jalannya. Mikael mengikuti instruksi Ariana.
"Bukumu basah?" tanya Mike melihat buku di pangkuan Ariana.
"Hanya buku ini saja, lainnya tidak." Tunjuk Ariana mengangkat bukunya.
Kaku dan canggung, itu kesan pertama pembicaraan mereka. Ariana lebih suka melihat ke luar jendela ketika menjawab pertanyaan Mike daripada melihat ke arahnya.
Sedangkan di luar hujan masih turun dengan deras. Akhirnya mobil itu berhenti di depan tempat kost Ariana yang sederhana.
"Tunggu! Aku punya payung," ucap Mike ketika Ariana mulai membuka pintu mobil.
"Tidak usah aku bisa berlari," tolak halus Ariana.
"Bukumu?" ujar Mike melihat tumpukan buku dan kertas di dekapan Ariana. Mike lalu mengambil payung di kursi belakang.
Dia keluar dari mobil dan berjalan memutar lalu memayungi Ariana. Mereka menyeberang ke kosan Ariana yang letaknya di kanan jalan. Sesampainya di depan pintu kost. Mereka menghentikan langkahnya.
"Terima kasih," kata Ariana. Dia melihat baju Mikael yang basah separuh.
"Bajumu basah dan diluar masih hujan deras," lanjutnya lagi.
"Tidak apa-apa hanya basah sedikit."
"Basah seperti itu kau bilang sedikit," balasnya. Mikael tersenyum tipis. Ariana memang tipe orang yang peduli dengan orang lain.
"Masuklah, biar aku setrika agar bisa sedikit kering. Jika tetap kau gunakan kau bisa sakit nanti. Nanti, apabila hujan sudah sedikit reda, kau bisa pulang."
"Tidak perlu. Aku harus pulang," kata Mikael.
"Pergilah. Kau memang seperti itu, selalu melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli apa akibatnya." Mendengar sindiran Ariana, membuat Mikael menutup mulutnya rapat.
Ariana membalikkan tubuhnya.
"Tunggu. Aku ikut!" ucap Mikael.
"Kalau begitu, ikuti aku," ujar Ariana tanpa menoleh ke belakang. Mikael berjalan di belakang wanita itu. Beberapa wanita yang berada di lingkungan kost itu melihat ke arah mereka.
"Tumben, Na, bawa cowok ke kost?" tanya seorang wanita bernama Wulan yang sedang duduk di depan kamar bersama dengan dua teman lainnya.
"Dia saudara dari kampung," jawab Ariana sopan. Mikael menaikkan kedua alisnya keatas menatap Ariana.
"Cakep Na, kenalin ke kita dong biar kita jadi saudaraan?" celetuk Lintang.
"Nanti ya Mba, kasihan Kakak, bajunya basah karena kehujanan," tolak Ariana sopan sambil berjalan.
"Ya sudah, nanti suruh ke sini ya, Na," teriak Lintang.
Ariana berhenti di depan kamar. Dia mulai membuka kunci kamar dan membukanya.
"Masuk Kak," kata Ariana. Wanita itu lantas meletakkan buku di atas sebuah meja kecil yang terbuat dari plastik.
Kamar itu sangat sederhana hanya ada kasur busa di lantai bawah, satu lemari, satu televisi, satu magiccom, kompor portable dan kamar mandi di dalam.
"Silahkan duduk, maaf jika kamarnya sempit."
Ariana lalu membuka lemari dan menyerahkan sebuah sarung pada Mikael.
"Ini milik Kak Elang jika dia sedang menengokku," kata Ariana. "Baju dan celananya dilepas biar ku setrika."
Ariana lalu mengambil baju miliknya sendiri dan handuk, lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Mikael membuka kemejanya dan celana panjang yang dia kenakan. Dia lalu melipat asal dan diletakkan di karpet.
Di saat itu Ariana masuk ke dalam kamar lagi dan sudah mengganti bajunya dengan pakaian rumah. Di tangannya sudah ada teko yang terbuat dari aluminium. Ariana meletakkan di atas kompor dan mulai mematiknya. Dia lalu pergi ke lemari dan mengambil sebuah kaos berwarna hitam dan training berwarna senada.
"Kalau Kak Mike mau pakai ini silahkan! Kalau tidak saya akan setrika bajunya," tawar Ariana.
"Aku pakai itu saja," jawab Mikael. Dia lega ketika Ariana kembali memanggilnya dengan sebutan Kak.
"Ganti saja di dalam kamar mandi. Aku akan buatkan kopi untuk Kakak," kata Ariana terkesan cuek tetapi perhatian. Mikael lalu membawa masuk baju pemberitaan Ariana ke dalam kamar mandi dan mulai menutupnya.
Ariana menghela nafas panjang dan mengerjakan matanya ke atas menahan air mata yang hendak keluar sedari tadi. Jika Kak Elang sampai tahu dia berbicara dengan Mike pasti pria itu akan dibunuh. Hingga sampai saat ini, Ariana tidak mengatakan jika Mike telah menjadi dosen pengajarnya.
Ariana mengambil satu tas kresek yang dia lipat rapi di selipan meja. Dia melipat baju Mikael dan memasukkannya ke sana. Teko miliknya telah berbunyi. Ariana lantas mematikan kompor dan membuat dua cangkir kopi instan.
Di saat itu Mikael masuk ke dalam kamar.
"Kopimu," tawar Ariana menyerahkan segelas kopi pada Mikael. Pria itu menerimanya dan duduk di sebelah Ariana. Dia meniup kopi itu dan mulai menyesapnya.
"Ariana aku minta maaf atas semua yang telah terjadi dulu," kata Mikael mengawali pembicaraan. Ariana terdiam lalu menundukkan wajahnya sambil menggigit bibir.
"Aku tahu kesalahanku begitu berat dan tidak bisa dimaafkan tetapi setidaknya aku sudah mengatakan hal ini padamu."
"Bukan berat lagi tetapi fatal!" ungkap Ariana mengangkat wajah dan menatap sengit ke arah Mikael. "Kau sudah membuat pertumpahan darah antar keluarga. Pamanmu Dewa dan Kak Bayu saling bertarung dan hampir mati karena yang kau lakukan? Orang-orang sekitar keluarga kita mereka saling bermusuhan hingga hari ini. Ibuku pun jatuh sakit lalu meninggal karena menahan kesedihan serta rasa malu! Jadi ungkapan maaf saja tidak cukup untuk mengembalikan semuanya," ucap Ariana geram dan berapi-api.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
TongTji Tea
jujur aku heran .kalo aku sih ogah banget di suruh masuk mobil aja sebisa mungkin menghindar ,karena apa yg terjadi di masa lalu.Kok ariana ini sempat2 nya ajak mampir,di kasih baju ganti,di suguhin kopi 😆.Waah angel banget ariana ini .ya balik lagi ini nopeel 😊
2022-09-20
0
titiek
mau aja Ariana nyuruh mikael masuk. udah tau sampai keluarga bermusuhan jgn lg lah dibaikin
2022-08-30
0
Sunarti
napa Mike jadi baik sama Ariana
2022-08-30
0