The Riot

The Riot

Room 204

Saat ini para anggota tim kepolisian sedang

mengadakan rapat. Mereka sudah membahas hal ini sejak beberapa hari yang lalu padahal.

Tapi, kasusnya belum sempat diusut secara tuntas. Termasuk sulit untuk

menemukan jejak pelakunya. Bahkan orang seperti Agatha saja ingin menyerah

rasanya. Tapi, ia tidak bisa melakukan hal itu meski mau. Tak ada yang bisa

menggantikan posisinya saat ini. Agatha adalah seorang penyidik terbaik yang

diberikan kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus ini sekarang.

 “Jadi, sejauh

ini sudah ada berapa korbannya?” tanya Agatha sambil membenarkan posisi

duduknya.

 “Tercatat ada

empat orang. Tiga pria dan satu wanita,” jelas Robi yang merupakan rekan

kerjanya.

 “Aku juga

sudah menyertakan biodata mereka di dalam laporan itu,” lanjutnya.

Agatha mengangguk paham. Tangannya kemudian bergegas

membalik kertas laporan tersebut. Kedua matanya melesat pada halaman berikutnya

yang memuat biodata singkat para korban. Kebanyakan dari mereka berusia sekitar

dua puluh lima sampai dua tiga puluh tahun. Tidak lebih dari itu.

Gadis itu membaca laporannya dengan seksama. Ia

tidak akan melewatkan setiap hal kecil. Siapa tahu justru itu adalah sebuah

petunjuk baginya. Sebagai seorang penyidik kepolisian, ia dituntut untuk

bekerja dengan teliti.

Kasus yang tengah diselidiki oleh Agatha dan

rekan-rekan satu timnya belakangan ini adalah kasus pembunuhan berantai. Sebenarnya

laporan ini sudah masuk sejak dua bulan yang lalu. Awalnya mereka menganggap

jika itu adalah kasus pembunuhan biasa. Karena korban yang terlibat hanya satu

orang. Ternyata tidak berhenti di situ saja. sampai sekarang masih berlanjut,

hingga memakan korban sebanyak empat orang.

Sang pembunuh tidak meninggalkan jejak apa pun di

tempat kejadian. Dia bekerja dengan sangat rapih. Sepertinya sudah cukup

professional. Dia tahu betul bagaimana cara untuk mengamankan dirinya sendiri

dari kejaran polisi. Sungguh cerdik pembunuh yang satu ini.

Awalnya mereka tidak mengira jika masalahnya akan

semakin melebar seperti ini. Agatha sendiri juga terkejut mendengar kasus

pembunuhan berantai. Sejauh ini belum diketahui apa motif pelaku melakukan

pekerjaan tersebut. Tapi, ada satu hal yang membuat mereka yakin jika

pembunuhnya adalah orang yang sama dengan yang sebelumnya. Setiap kali selesai

melakukan aksi kejinya itu, dia selalu meninggalkan sebuah tanda pengenal

berupa coretan spidol di tangan korban. Entah apa tujuannya melakukan hal

tersebut. Dia seperti tengah memberikan label kepada setiap korban yang telah

berhasil ia bunuh.

Ada banyak metode yang digunakan oleh pelaku. Salah

satunya adalah dengan melakukan kekerasan fisik secara bertubi-tubi hingga

nyawa korban melayang. Ditemukan banyak luka dari benda tumpul pada tubuh

korban.

 “Apa mereka

semua memiliki hubungan satu sama lain?” tanya Agatha untuk kembali memastikan.

 “Misalnya

teman, rekan kerja, tetangga atau bahkan keluarga,” tegasnya sekali lagi.

Seorang pria yang tengah duduk di hadapannya hanya

bisa menggeleng pelan. Sebelumnya, beberapa orang dari tim mereka telah

melakukan penyelidikan lebih dulu ke tempat kejadian. Mereka bahkan ikut

mencari informasi sampai ke keluarga korban.

 “Mereka tidak

memiliki hubungan apa pun,” ungkap Robi.

 “Apa kalian

yakin?” tanya gadis itu sekali lagi.

 “Aku dan

Thomas sudah memastikan hal itu beberapa hari yang lalu,” jawab Robi dengan

yakin yang kemudian mendapatkan anggukan setuju dari Thomas.

 “Sepertinya

pelaku membunuh korban secara acak,” ujar pria yang bernama Thomas itu.

“Tapi, bukankah bisa saja jika mereka semua terlibat

dalam suatu urusan tertentu dengan si pelaku?” balas Agatha.

Pertanyaan dari gadis itu mampu membuat semua orang

yang berada di dalam ruangan itu berpikir keras. Tidak ada yang tahu apa yang

sedang terjadi di sini sebenarnya. Mereka hanya bisa menerka-nerka. Belum ada

petunjuk yang pasti.

 “Tidak ada

bukti yang merujuk kepada satu orang. Setidaknya kita perlu tersangka untuk

diselidiki!” celetuk Robi.

Agatha dan Thomas mengangguk setuju. Ucapan Robi ada

benarnya juga.

 “Sepertinya

ini adalah kasus tersulit yang pernah ku tangani sejauh ini,” ungkap Agatha

sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

 ‘TOK! TOK!

TOK!’

Semua orang langsung menoleh kea rah sumber suara.

 “Masuk! Sahut

Agatha dari dalam.

Tak lama kemudian seorang gadis lainnya datang

dengan membawakan secarik kertas. Sepertinya laporan baru. Ada masalah apa lagi

kali ini.

 “Terjadi

pembunuhan lagi di salah satu rumah susun. Korbannya wanita berusia dua puluh

tujuh tahun. Dia tinggal sendirian di sana,” ujar Kinan sambil menyodorkan

laporannya kepada Agatha.

 “Diduga jika

pembunuhnya adalah orang yang sama dengan pelaku pada kasus pembunuhan

berantai,” lanjutnya.

Gadis itu memijat pelipisnya pelan. Sepertinya

otot-otot di sekitar kepalanya mulai menegang karena ia berpikir terlalu keras

belakangan ini.

 “Kapan waktu

kematiannya?” tanya Agatha.

 “Baru

beberapa menit yang lalu. Kami menerima laporan dari tetangga kamarnya. Saat

ini tim kita sedang melakukan pemeriksaan di tempat kejadian,” jelas Kinan

dengan panjang lebar.

Tanpa pikir panjang lagi, Agatha segera beranjak

dari tempat duduknya. Ia mengambil jaket hitam yang semula disampirkannya pada

tempat duduk. Mereka harus segera pergi ke sana juga. Mereka tidak boleh

melewatkan kesempatan ini. Siapa tahu Agatha dan timnya bisa menemukan petunjuk

baru dari sana.

 “Kita akan

berangkat ke sana sekarang juga!” titah Agatha kemudian pergi meninggalkan

ruangan begitu saja.

***

 “Pembunuh itu

benar-benar membuatku merasa pusing akhir-akhir ini,” ujar Thomas di

tengah-tengah perjalanan.

 “Aku bahkan

tidak bisa tidur dengan tenang karenanya,” timpal Agatha.

Sementara Robi yang bertugas untuk mengemudi kali

ini hanya bisa bungkam. Dia tidak ingin ikut menimbrung, karena takut hal

tersebut akan memecah konsentrasinya. Bagaimanapun juga, pria itu harus tetap

fokus terhadap jalanan di depannya. Saat ini kondisi lalu lintas lumayan ramai lancar.

Mereka harus tetap berhati-hati saat berada di jalanan. Keselamatan adalah yang

utama.

Tak lama kemudian, mereka sampai di tempat kejadian.

Terlihat ada beberapa mobil polisi yang terparkir di halaman gedung.

 “Di lantai

berapa kamarnya?” tanya Agahta.

 “Lantai lima,

kamar nomer 204,” jawab Robi.

 “Sepertinya

di sini tidak ada lift. Kita harus melewati anak tangga itu,” ujar Thomas

sambil mengarahkan jari telunjuknya kepada salah satu anak tangga yang berada

tepat di depan mereka. Sepertinya itu memang tangga utama jika dilihat dari

ukuran dan posisinya. Dari ciri-ciri tersebut, ia tidak masuk kepada tangga

darurat.

Mendapati hal tersebut, Agatha hanya bisa menghela

napas pasrah. Entahlah dia akan bertahan atau tidak sampai lantai lima nanti.

Tapi, tidak ada cara lain. Hanya tangga itu yang menjadi satu-satunya akses

menuju lantai lima sekaligus menjadi penghubung antara lantai satu dengan

lantai yang lainnya.

Yang benar saja. Ia dan kedua rekannya yang lain

nyaris kehabisan napas begitu sampai di lantai lima. Tidak hanya sampai di

situ. Kaki mereka bahkan mungkin akan terasa sangat sakit setelahnya.

 “Hosh! Hosh!

Aku tidak percaya jika ia harus naik turun tangga terkutuk itu setiap hari,”

ungkap Robi sambil mengatuh napasnya yang memburu.

Episodes
1 Room 204
2 Senior
3 Call
4 Drunk
5 Code
6 Spa
7 Judge
8 Here We Are
9 Attack
10 Hide
11 Intimidation
12 Street
13 Bis
14 Apartment
15 Dinner
16 Slept
17 Morning Talk
18 Break into Pieces
19 Check
20 Lunch
21 Black Cat
22 Blood
23 Call
24 Sign
25 Find Out
26 Interogate
27 Ancaman
28 Bam
29 Run
30 Lift
31 Dining Room
32 Call
33 Briefing
34 Spy
35 Sleepy
36 Come
37 Fight
38 Guide
39 Clear
40 Shout
41 Back Home
42 History
43 Favorite
44 The Truth
45 Go
46 Secret
47 Who
48 Lady
49 Sister
50 Fall In Love
51 Knock
52 Here
53 News
54 Said
55 Wake Up From Your Dream
56 New Case
57 Secret Mission
58 Paper
59 Wake Up
60 The Day
61 Riot
62 Investigation
63 I'm Done
64 Tersingkap
65 The Truth
66 Let It Be
67 Truly Secret
68 Diary
69 Flasback
70 Flat Day
71 The Eve
72 Briefing
73 Day 1
74 Manipulative
75 Being Mafia
76 Bad Mood
77 Ride
78 Rencana Hari Ini
79 Love or Not
80 Ride or Die
81 Akses Khusus
82 Lantai 21
83 Room Tour
84 Client
85 Minimarket In Case
86 Lobby
87 The Seat
88 Latte & Americano Talk
89 Bank Vert
90 Situation
91 Met Her
92 Krusial
93 Call You
94 Cheat
95 Doubt
96 Zura
97 Gloomy Day
98 Hidden Cam
99 He is Coming
100 Worried
101 Attack
102 Hospital
103 Food
104 Pemberontak
105 Failed
106 Avoid
107 Track
108 Fearless
109 Bawah tanah
110 Rival
111 Car
112 Goes?
113 Where?
114 Key
115 Practice Room
116 Spy
117 Meet Up
118 50th
119 Back to Office Please
120 Waking Up at Midnight
121 Part of Our Mission
122 Helicopter
123 Snipers
124 Ready? Go!
125 Pengacau
126 On Top
127 Lock
128 Hacker
129 Control Room
130 Van
131 Cam 2
132 Fine
133 Basecamp
134 Flashback
135 Playing Victim
136 Bakery
137 Who Are You?
138 Call You
139 The Man
140 Dad
141 Money
142 Plan A or B
143 It's Your Turn Sir
144 Its Show Time
145 Face Reveal
146 Introgasi
147 Question
148 In The Middle Of The Night
149 My Enemy
150 Take Care
151 Black Leather Jacket
152 On The Table
153 Privilege
154 Escape?!
155 Act Fool
156 Thanked Me
157 Hospital 2
158 Night Mission
159 Red Dress
160 Dare Me
161 Do You Trust Me
162 Protect Me
163 The Poison's Girl
164 Liora Sierra Zoe
165 Our Family
166 Dokter Andriana
167 Playing Victim
168 Lies?
169 Liora Ora
170 Tragedi
171 Investigasi Basement
172 10 Cams
173 Discussion Room
174 Paper
175 Secret Code
176 Workout
177 Back To Work
178 Not The Old Me
179 You Are
180 Terkuak
181 Are You Mad?
182 The Way
183 Save Me
184 Mystery Box
185 Try Me
186 Dizzy
187 Dokter Viona
188 My, Your Home
189 Family Member
190 Night Talk With You
191 Box
192 Restart
193 What We Should Do?
194 Pengadilan
195 Surprise for Me?
196 Suddenly Meet
197 Meet Aaron
198 Family Tree
199 Vromm!!!
200 Bridge
201 Are You Sure
202 The Riot in Office
203 Trouble
204 Liar?
205 Frustrated
206 Meet Her
207 Be My Child
208 Over-night
209 He's Back
210 Now How
211 Not Poison
212 Get Up
213 Think It Twice
214 PlanB
215 Plan Map
216 Hak
217 Offer
218 New World
219 Meeting
220 1st Step
221 News
222 Meet Someone
223 Nice to Meet You
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Room 204
2
Senior
3
Call
4
Drunk
5
Code
6
Spa
7
Judge
8
Here We Are
9
Attack
10
Hide
11
Intimidation
12
Street
13
Bis
14
Apartment
15
Dinner
16
Slept
17
Morning Talk
18
Break into Pieces
19
Check
20
Lunch
21
Black Cat
22
Blood
23
Call
24
Sign
25
Find Out
26
Interogate
27
Ancaman
28
Bam
29
Run
30
Lift
31
Dining Room
32
Call
33
Briefing
34
Spy
35
Sleepy
36
Come
37
Fight
38
Guide
39
Clear
40
Shout
41
Back Home
42
History
43
Favorite
44
The Truth
45
Go
46
Secret
47
Who
48
Lady
49
Sister
50
Fall In Love
51
Knock
52
Here
53
News
54
Said
55
Wake Up From Your Dream
56
New Case
57
Secret Mission
58
Paper
59
Wake Up
60
The Day
61
Riot
62
Investigation
63
I'm Done
64
Tersingkap
65
The Truth
66
Let It Be
67
Truly Secret
68
Diary
69
Flasback
70
Flat Day
71
The Eve
72
Briefing
73
Day 1
74
Manipulative
75
Being Mafia
76
Bad Mood
77
Ride
78
Rencana Hari Ini
79
Love or Not
80
Ride or Die
81
Akses Khusus
82
Lantai 21
83
Room Tour
84
Client
85
Minimarket In Case
86
Lobby
87
The Seat
88
Latte & Americano Talk
89
Bank Vert
90
Situation
91
Met Her
92
Krusial
93
Call You
94
Cheat
95
Doubt
96
Zura
97
Gloomy Day
98
Hidden Cam
99
He is Coming
100
Worried
101
Attack
102
Hospital
103
Food
104
Pemberontak
105
Failed
106
Avoid
107
Track
108
Fearless
109
Bawah tanah
110
Rival
111
Car
112
Goes?
113
Where?
114
Key
115
Practice Room
116
Spy
117
Meet Up
118
50th
119
Back to Office Please
120
Waking Up at Midnight
121
Part of Our Mission
122
Helicopter
123
Snipers
124
Ready? Go!
125
Pengacau
126
On Top
127
Lock
128
Hacker
129
Control Room
130
Van
131
Cam 2
132
Fine
133
Basecamp
134
Flashback
135
Playing Victim
136
Bakery
137
Who Are You?
138
Call You
139
The Man
140
Dad
141
Money
142
Plan A or B
143
It's Your Turn Sir
144
Its Show Time
145
Face Reveal
146
Introgasi
147
Question
148
In The Middle Of The Night
149
My Enemy
150
Take Care
151
Black Leather Jacket
152
On The Table
153
Privilege
154
Escape?!
155
Act Fool
156
Thanked Me
157
Hospital 2
158
Night Mission
159
Red Dress
160
Dare Me
161
Do You Trust Me
162
Protect Me
163
The Poison's Girl
164
Liora Sierra Zoe
165
Our Family
166
Dokter Andriana
167
Playing Victim
168
Lies?
169
Liora Ora
170
Tragedi
171
Investigasi Basement
172
10 Cams
173
Discussion Room
174
Paper
175
Secret Code
176
Workout
177
Back To Work
178
Not The Old Me
179
You Are
180
Terkuak
181
Are You Mad?
182
The Way
183
Save Me
184
Mystery Box
185
Try Me
186
Dizzy
187
Dokter Viona
188
My, Your Home
189
Family Member
190
Night Talk With You
191
Box
192
Restart
193
What We Should Do?
194
Pengadilan
195
Surprise for Me?
196
Suddenly Meet
197
Meet Aaron
198
Family Tree
199
Vromm!!!
200
Bridge
201
Are You Sure
202
The Riot in Office
203
Trouble
204
Liar?
205
Frustrated
206
Meet Her
207
Be My Child
208
Over-night
209
He's Back
210
Now How
211
Not Poison
212
Get Up
213
Think It Twice
214
PlanB
215
Plan Map
216
Hak
217
Offer
218
New World
219
Meeting
220
1st Step
221
News
222
Meet Someone
223
Nice to Meet You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!