Garis Merah
Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
'Ecieee Wulan, kini udah sah jadi istrinya si blasteran Swiss, bakalan ada bibit unggul nih... '
Di dalam mimpi yang indah, Wulan mengingat saat ia menikah dengan Marsel.
'Wulan, mau anak berapa? '
'Pokoknya bisa banyak, kan rugi tuh bibit si blasteran gak dihabisin buat Wulan... '
'Wulan, mau makan rendang? '
'Wulan..... '
'Wulan.... '
'Rendangnya.... Bangun... '
Di kenyataannya, Wulan tampak mengigau tidak jelas tentang rendang, membuat Marsel membangunkan istrinya dan menganggapnya sedang bermain main, tidak tidur sungguhan.
"Wulan.... Bangun yok, udah pagi nih.... "
Marsel membangunkan Wulan, tanpa ada respon dari Wulan, Marsel pun menindih badan Wulan yang sedang berguling ke arah samping.
"Ummmghh! Abang, sesak! "
Wulan mendorong tubuh suaminya ke samping, ia kemudian terbangun dan duduk sebentar di pinggir ranjang untuk mengumpulkan nyawa.
'Marsel, Wulan, kalian udah subuhan? ' tanya Salma dari luar kamar.
"Iya mah, kami sudah sholat subuh berjamaah" ucap Marsel, ia kemudian mendekat dengan merayap di kasur dan memeluk perut Wulan.
"Abang, bisa jangan ganggu Wulan ngga? " ucap Wulan dengan suara seraknya.
"Iya, tapi bangun ya? Jangan molor, bantu mama nanti... " ucap Marsel.
"Selalu bang, udah Wulan mau cuci muka dulu terus mandi"
Wulan kemudian berdiri, kakinya kemudian ditahan oleh Marsel.
"Abang ikutan kamu boleh gak? " tanya Marsel dengan nada bercanda dan menggoda.
"Gak, gantian aja, Wulan malu" jawab Wulan.
Marsel duduk di kasur kemudian mengacak pinggangnya dan menatap istrinya.
"Sama abangmu sendiri kok malu, kan malam sebelumnya abang udah..... "
"Gak usah vulgar, bang, jangan diperjelas! "
Wulan menyerobot ucapan suaminya, ia malu jika Marsel menjelaskan tentang malam itu.
"Ihhhhh, istriku si Wulan malu malu.... " goda Marsel.
"Abang! " tegas Wulan.
"Wulan sayaaang.... Abang jarang digoyaaang... " ejek Marsel.
Wulan benar-benar memukul suaminya dan suara gaduh nya terdengar oleh Salma yang lewat di depan kamar mereka.
.
.
Selesai mandi, Wulan ingin keluar dari kamar, seketika lengannya ditarik oleh Marsel.
"Ngapain bang? " tanya Wulan dengan nada terkejut.
"Pasangin dasinya abang dong, kan Wulan udah gak papa pasang dasinya abang sesuka hati, gak kayak dulu pas dicomblangin sama Misella... " ucap Marsel dengan manja.
Wulan menggeleng kepalanya sambil tersenyum, ia mengambil dasi yang ada di bahu suaminya dan memasangnya dengan baik.
"Makasih, Wulan sayang.... "
Sekecup cium pipi dari Marsel, Wulan tersipu malu dan menenggelamkan wajahnya ke dada Marsel.
"Abang....! " ucap Wulan dengan nada malu.
Marsel tertawa, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar dan menyambut keluarga.
"Halo mah, maafin Wulan ya gak bantu mama masakin makanan.... " ucap Wulan dengan nada tidak enak.
"Gak apa apa, namanya pengantin baru 2 hari yang lalu, gak apa apa, itu kan lagi masa romantis nya dua pasangan.... " ucap Salma dengan santai.
"Ho'oh, kita dulu kayak gitu kan mah, sesudah nikah romantisnya papa gak terlepas hampir seminggu ya? " tanya Thomas dengan manja.
"Apa sih mas?! Geli! " jawab Salma dengan geli.
"Ih kamu sayang, giliran depan menantunya aja kayak gini, tiap malam minta dikelonin terus sama mas.... " ucap Thomas dengan nada geli, Salma yang tak tahan dengan tingkah suaminya membuatnya kesal dan mencubit pinggang Thomas.
"Adududuh! Sakit.... "
"Makanya gak usah sok romantis, udah tua juga kerjaannya ngegombal terus! " omel Salma.
"Gak papa sih mah, kan mungkin nanti bang Marsel bisa punya adek lagi dari mama sama papa.... " ucap Wulan dengan nada halus.
"Wulan, ini nih, ulahnya mas, jadinya menantu kita ikut ikutan jahil! " ucap Salma.
"Ya gak papa lah, kan enak ngejahilin orang yang suka marah marah... " ucap Thomas dengan santai.
"Mas! "
Marsel menggelengkan kepalanya, sedangkan Wulan tertawa melihat kedua mertuanya bertengkar karena hal sepele.
"Mama sama papa ribut mulu, udah tadi pagi rezekinya dipatuk ayam, ditambah ribut nanti terhalang loh rezeki nya" ucap Misella.
"Jadi mau kalau rezeki nya terhalang gitu? " tanya Salma.
"Gak juga, kalau kayak gitu, aku potong aja ayamnya, biar rezeki yang dia patuk pada keluar semua" ucap Misella.
Ucapan tersebut membuat sekeluarga tersebut tertawa, hal yang kecil bisa jadi indah ketika saling melengkapi dan saling mewarnai satu sama lain.
.
.
Selesai sarapan, Wulan mengantarkan Marsel ke depan pintu rumah, ia menyiapkan keperluan yang dibutuhkan oleh Marsel untuk berangkat ke kantor.
"Semuanya sudah? " tanya Wulan.
"Sudah, cuma satu yang belum" jawab Marsel.
"Hmmm, apa itu bang? Ada yang ketinggalan lagi ya didalam? " tanya Wulan.
Marsel menarik tangan Wulan, ia memeluk Wulan dan mencium kening istrinya.
"Ini yang belum lagi, bibir abang jangan sampai nganggur, Wulan.... " tunjuk Marsel ke bibirnya, meminta Wulan menciumnya.
Wulan dengan ragu, ia sedikit mendekat dan Marsel memejamkan matanya untuk merasakan nya.
"Ehem, mentang mentang udah sah main nyosor aja ya, kemarin pake gengsi gengsian loh... "
Marsel dan Wulan terkejut, mereka terciduk oleh Misella yang melihat mereka ingin ciuman.
"Ih, ganggu suasana aja kamu, Sela, dasar orang iri an ya kayak kamu itu, gak seneng liat kakak lagi mesra mesraan sama kakak ipar kamu" ucap Marsel dengan nada tidak senang.
"Iya, aku iri, dahlah, yang ada diabetes aku lihat kakak sama kak Wulan manis manisan pagi begini...! " ucap Misella dengan nada sewot.
"Cieee, iri nih yeeee.... " ejek Marsel.
"Berisik! " teriak Misella.
Marsel kemudian mencium kilat bibir Wulan, sedangkan Wulan hanya terdiam.
"Abang pergi dulu ya, assalamu'alaikum.... "
Marsel melambaikan tangannya ke arah istrinya, sedangkan Wulan memegang bibirnya dengan wajah memerah.
"Wa... Waalaikumsalam.... " ucap Wulan grogi.
Wulan menutup pintu rumah, ia bersender di pintu rumah nya dan menutup wajahnya yang memerah.
"Aihhhh, padahal bang Marsel dulu bukan tipe pria romantis dan terlihat orang nya gak pedulian, kini kok bisa romantis sama aku..... "
"Wulan, kok masih depan pintu, ngapain? "
Wulan menatap ke arah ruang tamu, Salma yang sedang memegang ember yang dibalut taplak meja tak sengaja melihat menantunya yang sedang duduk di depan pintu.
"Emmm, gak papa mah, kebetulan pengen duduk tadi, hehe... " ucap Wulan.
"Yasudah, duduk aja di ruang keluarga, kalau lapar kamu makan aja makanan yang udah mama siapkan tadi, kalau kurang ya masak sendiri lagi ya" jelas Salma.
"Baik mah... " ucap Wulan dengan tersenyum.
Wulan merasa senang bisa menikah dengan Marsel, karena ia diberkahi mempunyai mertua yang baik, yang bisa membimbing dan memberikan kasih sayang sebagai orangtua pengganti nya.
"Mama mau kemana? " tanya Wulan.
"Rewang* ke tempat tetangga sebelah, kan cucunya mau sunatan kemarin sempat ngundang mama datang kesana, mau ikut gak? " tawar Salma.
*[Rewang: acara masak besar/kecil yang dilakukan warga dari ibu ibu ataupun wanita muda pada suatu acara, biasanya hajatan/nikahan ataupun khitanan]
"Ngga deh mah, Wulan jaga rumah aja, sekaligus beresin rumah... " ucap Wulan.
"Oh yaudah, jangan capek capek banget ya, nanti kamu kecapean si Marsel ngomel sama mama" ucap Salma.
"Baik mah... "
.
.
Halo semua
Selamat datang di kehidupan baru LaMar (WuLan Marsel)
Semoga season 4 kali ini kalian suka dan tidak bosan selalu membaca karyanya Jelo dari NOku sampai Pilihan Marsel yaaa, makasih 🍊
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
teti kurniawati
saya mampir.. mampir juga yuk kakak" yang baik hati di karya saya
"Suami, rupa madu mulut racun."
2022-10-28
0
Donna
tidur dulu
besok lanjut baca cerita nya😍😍
2022-04-26
0