Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
'Ecieee Wulan, kini udah sah jadi istrinya si blasteran Swiss, bakalan ada bibit unggul nih... '
Di dalam mimpi yang indah, Wulan mengingat saat ia menikah dengan Marsel.
'Wulan, mau anak berapa? '
'Pokoknya bisa banyak, kan rugi tuh bibit si blasteran gak dihabisin buat Wulan... '
'Wulan, mau makan rendang? '
'Wulan..... '
'Wulan.... '
'Rendangnya.... Bangun... '
Di kenyataannya, Wulan tampak mengigau tidak jelas tentang rendang, membuat Marsel membangunkan istrinya dan menganggapnya sedang bermain main, tidak tidur sungguhan.
"Wulan.... Bangun yok, udah pagi nih.... "
Marsel membangunkan Wulan, tanpa ada respon dari Wulan, Marsel pun menindih badan Wulan yang sedang berguling ke arah samping.
"Ummmghh! Abang, sesak! "
Wulan mendorong tubuh suaminya ke samping, ia kemudian terbangun dan duduk sebentar di pinggir ranjang untuk mengumpulkan nyawa.
'Marsel, Wulan, kalian udah subuhan? ' tanya Salma dari luar kamar.
"Iya mah, kami sudah sholat subuh berjamaah" ucap Marsel, ia kemudian mendekat dengan merayap di kasur dan memeluk perut Wulan.
"Abang, bisa jangan ganggu Wulan ngga? " ucap Wulan dengan suara seraknya.
"Iya, tapi bangun ya? Jangan molor, bantu mama nanti... " ucap Marsel.
"Selalu bang, udah Wulan mau cuci muka dulu terus mandi"
Wulan kemudian berdiri, kakinya kemudian ditahan oleh Marsel.
"Abang ikutan kamu boleh gak? " tanya Marsel dengan nada bercanda dan menggoda.
"Gak, gantian aja, Wulan malu" jawab Wulan.
Marsel duduk di kasur kemudian mengacak pinggangnya dan menatap istrinya.
"Sama abangmu sendiri kok malu, kan malam sebelumnya abang udah..... "
"Gak usah vulgar, bang, jangan diperjelas! "
Wulan menyerobot ucapan suaminya, ia malu jika Marsel menjelaskan tentang malam itu.
"Ihhhhh, istriku si Wulan malu malu.... " goda Marsel.
"Abang! " tegas Wulan.
"Wulan sayaaang.... Abang jarang digoyaaang... " ejek Marsel.
Wulan benar-benar memukul suaminya dan suara gaduh nya terdengar oleh Salma yang lewat di depan kamar mereka.
.
.
Selesai mandi, Wulan ingin keluar dari kamar, seketika lengannya ditarik oleh Marsel.
"Ngapain bang? " tanya Wulan dengan nada terkejut.
"Pasangin dasinya abang dong, kan Wulan udah gak papa pasang dasinya abang sesuka hati, gak kayak dulu pas dicomblangin sama Misella... " ucap Marsel dengan manja.
Wulan menggeleng kepalanya sambil tersenyum, ia mengambil dasi yang ada di bahu suaminya dan memasangnya dengan baik.
"Makasih, Wulan sayang.... "
Sekecup cium pipi dari Marsel, Wulan tersipu malu dan menenggelamkan wajahnya ke dada Marsel.
"Abang....! " ucap Wulan dengan nada malu.
Marsel tertawa, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar dan menyambut keluarga.
"Halo mah, maafin Wulan ya gak bantu mama masakin makanan.... " ucap Wulan dengan nada tidak enak.
"Gak apa apa, namanya pengantin baru 2 hari yang lalu, gak apa apa, itu kan lagi masa romantis nya dua pasangan.... " ucap Salma dengan santai.
"Ho'oh, kita dulu kayak gitu kan mah, sesudah nikah romantisnya papa gak terlepas hampir seminggu ya? " tanya Thomas dengan manja.
"Apa sih mas?! Geli! " jawab Salma dengan geli.
"Ih kamu sayang, giliran depan menantunya aja kayak gini, tiap malam minta dikelonin terus sama mas.... " ucap Thomas dengan nada geli, Salma yang tak tahan dengan tingkah suaminya membuatnya kesal dan mencubit pinggang Thomas.
"Adududuh! Sakit.... "
"Makanya gak usah sok romantis, udah tua juga kerjaannya ngegombal terus! " omel Salma.
"Gak papa sih mah, kan mungkin nanti bang Marsel bisa punya adek lagi dari mama sama papa.... " ucap Wulan dengan nada halus.
"Wulan, ini nih, ulahnya mas, jadinya menantu kita ikut ikutan jahil! " ucap Salma.
"Ya gak papa lah, kan enak ngejahilin orang yang suka marah marah... " ucap Thomas dengan santai.
"Mas! "
Marsel menggelengkan kepalanya, sedangkan Wulan tertawa melihat kedua mertuanya bertengkar karena hal sepele.
"Mama sama papa ribut mulu, udah tadi pagi rezekinya dipatuk ayam, ditambah ribut nanti terhalang loh rezeki nya" ucap Misella.
"Jadi mau kalau rezeki nya terhalang gitu? " tanya Salma.
"Gak juga, kalau kayak gitu, aku potong aja ayamnya, biar rezeki yang dia patuk pada keluar semua" ucap Misella.
Ucapan tersebut membuat sekeluarga tersebut tertawa, hal yang kecil bisa jadi indah ketika saling melengkapi dan saling mewarnai satu sama lain.
.
.
Selesai sarapan, Wulan mengantarkan Marsel ke depan pintu rumah, ia menyiapkan keperluan yang dibutuhkan oleh Marsel untuk berangkat ke kantor.
"Semuanya sudah? " tanya Wulan.
"Sudah, cuma satu yang belum" jawab Marsel.
"Hmmm, apa itu bang? Ada yang ketinggalan lagi ya didalam? " tanya Wulan.
Marsel menarik tangan Wulan, ia memeluk Wulan dan mencium kening istrinya.
"Ini yang belum lagi, bibir abang jangan sampai nganggur, Wulan.... " tunjuk Marsel ke bibirnya, meminta Wulan menciumnya.
Wulan dengan ragu, ia sedikit mendekat dan Marsel memejamkan matanya untuk merasakan nya.
"Ehem, mentang mentang udah sah main nyosor aja ya, kemarin pake gengsi gengsian loh... "
Marsel dan Wulan terkejut, mereka terciduk oleh Misella yang melihat mereka ingin ciuman.
"Ih, ganggu suasana aja kamu, Sela, dasar orang iri an ya kayak kamu itu, gak seneng liat kakak lagi mesra mesraan sama kakak ipar kamu" ucap Marsel dengan nada tidak senang.
"Iya, aku iri, dahlah, yang ada diabetes aku lihat kakak sama kak Wulan manis manisan pagi begini...! " ucap Misella dengan nada sewot.
"Cieee, iri nih yeeee.... " ejek Marsel.
"Berisik! " teriak Misella.
Marsel kemudian mencium kilat bibir Wulan, sedangkan Wulan hanya terdiam.
"Abang pergi dulu ya, assalamu'alaikum.... "
Marsel melambaikan tangannya ke arah istrinya, sedangkan Wulan memegang bibirnya dengan wajah memerah.
"Wa... Waalaikumsalam.... " ucap Wulan grogi.
Wulan menutup pintu rumah, ia bersender di pintu rumah nya dan menutup wajahnya yang memerah.
"Aihhhh, padahal bang Marsel dulu bukan tipe pria romantis dan terlihat orang nya gak pedulian, kini kok bisa romantis sama aku..... "
"Wulan, kok masih depan pintu, ngapain? "
Wulan menatap ke arah ruang tamu, Salma yang sedang memegang ember yang dibalut taplak meja tak sengaja melihat menantunya yang sedang duduk di depan pintu.
"Emmm, gak papa mah, kebetulan pengen duduk tadi, hehe... " ucap Wulan.
"Yasudah, duduk aja di ruang keluarga, kalau lapar kamu makan aja makanan yang udah mama siapkan tadi, kalau kurang ya masak sendiri lagi ya" jelas Salma.
"Baik mah... " ucap Wulan dengan tersenyum.
Wulan merasa senang bisa menikah dengan Marsel, karena ia diberkahi mempunyai mertua yang baik, yang bisa membimbing dan memberikan kasih sayang sebagai orangtua pengganti nya.
"Mama mau kemana? " tanya Wulan.
"Rewang* ke tempat tetangga sebelah, kan cucunya mau sunatan kemarin sempat ngundang mama datang kesana, mau ikut gak? " tawar Salma.
*[Rewang: acara masak besar/kecil yang dilakukan warga dari ibu ibu ataupun wanita muda pada suatu acara, biasanya hajatan/nikahan ataupun khitanan]
"Ngga deh mah, Wulan jaga rumah aja, sekaligus beresin rumah... " ucap Wulan.
"Oh yaudah, jangan capek capek banget ya, nanti kamu kecapean si Marsel ngomel sama mama" ucap Salma.
"Baik mah... "
.
.
Halo semua
Selamat datang di kehidupan baru LaMar (WuLan Marsel)
Semoga season 4 kali ini kalian suka dan tidak bosan selalu membaca karyanya Jelo dari NOku sampai Pilihan Marsel yaaa, makasih 🍊
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
Siang harinya, Salma telah pulang dari rewang, ia melihat seluruh ruangan rumahnya telah beres dan bersih, begitupun dengan baju baju yang sudah dicuci maupun dijemur.
"Wah rumahku beres banget, ini pasti Wulan yang ngerjain semuanya, kemana ya dia? "
Salma mencari keberadaan Wulan, ia menemukan Wulan yang tertidur di ayunan gantung yang ada di belakang rumahnya.
"Lan... Wulan... "
Salma menggoyang goyangkan bahu menantunya, Wulan terbangun dan menatap Salma.
"Eh mama, maaf Wulan ketiduran di ayunan belakang... " ucap Wulan dengan suara serak nya.
"Gak papa, keliatannya kamu capek ya? Pindah ke dalam, lanjutin aja istirahat nya" ucap Salma.
"Gak deh mah, kalau udah kebangun, susah lagi buat tidurnya... "
"Ohh gitu ya, ayo ke dalam, barusan mama bawa sayur dari rewang, kamu kan lapar, makan dulu tuh"
Salma dan Wulan masuk ke dalam, mereka menuju ke dapur dan Wulan melihat se plastik kecil opak panjang khas dari rewang.
"Mah, ini opaknya Wulan buka ya? " tanya Wulan.
"Ya, buka aja lan, tadi lupa dibuka"
Wulan membuka plastik berisi opak panjang tersebut, ia memasukkan satu opak tersebut dan memejamkan matanya.
"Nyemm, asin mah, kebanyakan micin... " ucap Wulan.
"Memang iya, khasnya opak dari rewang ya kayak gini lah, asin karena micin, bisa bikin batuk kalau kebanyakan... " ucap Salma sambil mencicipi rasa opak panjang tersebut.
"Tapi enak mah, lama lama bikin suka aja"
"Hemm, nanti batuk loh kebanyakan micin... "
Salma dan Wulan tertawa, mereka duduk dan tetap mencicipi opak panjang tersebut.
"Wulan, mama mau nanya sama kamu boleh ya? "
"Hmm, apa itu mah? " tanya Wulan.
"Marsel sama kamu gak ada rencana nih mau liburan, ya tau lah beberapa hari nikah itu liburan pengantin itu namanya... " ucap Salma.
"Kalau masalah itu Wulan sama bang Marsel belum sempat rencana sih mah mau honeymoon, soalnya lebih suka stay dirumah aja untuk beberapa hari ini sama abang Marsel... " jawab Wulan.
"Di rencana kan dong, nanti masalah biaya tiket pesawat mama sama papa bisa bayarin, kalian harus juga dong menikmati itu liburan pengantin... " saran Salma.
"Hehe, nanti Wulan kasih tau sama abang Marsel deh mah, semoga aja bang Marsel mau... " jawab Wulan.
Salma menganggukkan kepalanya, sepenuhnya ia belum yakin anaknya bisa menerima permintaan dari menantunya untuk berlibur, sementara Wulan sebagai menantunya saja masih agak kaku jika meminta sesuatu pada anaknya yang terkenal cuek itu, maka dari itu Salma berniat untuk membantu Wulan bisa berlibur.
.
.
Di kantor, seperti biasa Marsel masih sibuk dengan pekerjaan nya, tetapi di sela sela kesibukannya, ia masih sempat melihat foto Wulan sang istri yang terpajang di bingkai foto kecil yang ada di meja kerjanya untuk menjadikannya sebagai penyemangat kerjanya.
"Ecieeeee, baru berapa hari nikah mesranya masih aja nempel sampe fotonya dipajangin segala, pasti masa masa indahnya masih melekat nih" goda Enrico.
"Berisik kamu ric, aku lagi mandangin foto Wulan, gak nyangka dia yang akhirnya jadi pendamping hidup aku setelah semua rintangan udah kami lalui kemarin" ucap Marsel.
"Iya lah tuh, gak ada rencana pengen libur beberapa hari kah habis nikahan? " tanya Enrico.
"Emang libur apaan? Bukannya udah abis itu aku harus balik kerja? " tanya balik Marsel.
"Jangan bilang sifat gak peka'an kamu itu balik lagi, bisa gawat si Wulan istrimu kalau ngadepin orang gak peka'an kayak kamu, Sel... " ucap Enrico dengan ragu.
Marsel langsung menonjok perut Enrico, ia merasa kesal jika terus terusan diejek ejek.
"Aughhh, potong gaji kamu, Sel.... " ringis Enrico.
"Habisnya kamu tuh bikin aku kesel terus, kalau ngomong tuh to the point, gak suka banget aku sama orang yang ngomong berbelit-belit, liburan apa yang kamu maksud itu" ucap Marsel.
"Seriusan kamu gak tau liburan yang ku maksud dari tadi? Bulan madu, honeymoon, astaga, jangan bilang udah acara nikahan maren kamu ngga sesi pembukaan, Sel? Jangan bilang kamu nikahin Wulan buat pelarian karena kamu sendiri yang gak normal, Sel? " ucap Enrico ingin memastikan.
"Enak aja kalau mulut ceplas-ceplos, dahlah, itu urusan istri ku sama aku, kamu baiknya urus aja Arinska sebaik baiknya sama jabang bayi lo, awas kalau aku sampai dengar Arinska ngeluh ngeluh, ku sunat dua kali kamu! " ancam Marsel.
"Dih, segitunya kamu mau ngebelain istriku, Sel. Ingat, Wulan dirumah nungguin tuh, masa udah lepas segel kamu masih mau embat Arinska, Sel? Tega banget... "
"Bisa berenti ngga? Yaudah, nanti aku akan atur rencana liburan apalah itu sama Wulan, kamu tuh sebagai atasan jaga bicara kalau di kantor, malu dilihat karyawan lain kalau sifat kamu yang begini di kantor" ucap Marsel.
"Hahahaha, yaudah, nanti lapor aja sama aku atau bu Reni si idola mu, atau senior kamu lah, minta surat izin buat liburan, kasihan Wulan gak kamu ajak refresing" ucap Enrico.
"Iya bawel, nanti di urus" ucap Marsel.
Enrico menepuk bahu Marsel dengan kencang dan kemudian kabur agar tidak dibalas.
.
.
Sore harinya, Wulan sedang menyiram tanaman berupa bunga kesayangan milik mertuanya, yaitu bunga milik Thomas.
Tak lama kemudian datang lah mobil Marsel, Wulan mematikan keran air kemudian membuka pintu gerbang.
"Abang, udah pulang? " tanya Wulan.
Wulan kemudian bersalaman dengan Marsel, Marsel mencium kening beserta pipi istrinya, tak lupa juga sekilas mencium bibir istrinya.
"Abang...! " ucap Wulan dengan nada malu.
"Dih, gak usah gengsian kali, Wulan, masa abang gak boleh cium kamu... " ucap Marsel dengan nada suara manja.
"Tapi tau tempat dong, abangku sayang, disini gak cocok buat cium Wulan begitu, yang ada dikatain bucin berlebih sama tetangga" jelas Wulan.
Marsel yang merasa gemas memeluk Wulan erat erat, ia kemudian memeluk rangkul Wulan dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
"Abang, showernya... "
"Nanti abang suruh Sela yang matiin. Sela! Matiin keran air depan dong...! " teriak Marsel.
'Iya...! ' teriak Misella dari dalam.
Marsel tetap merangkul Wulan sampai ke dapur, mereka kemudian menyambut Salma yang sedang memasak di dapur.
"Marsel, sudah pulang kamu nak? " tanya Salma.
"Iya mah, kebetulan bisa pulang sesudah selesai kerja, dan juga kangen juga sama istrinya Marsel yang manis ini, mah... " ucap Marsel sambil mencium pipi Wulan.
"Yaudah, ayo makan dulu" ucap Salma.
.
.
Tak lama kemudian, Thomas baru pulang dari bekerja, mereka yang ada di dapur menyambut baik Thomas yang baru pulang.
"Mas, sudah pulang kamu? Ayo makan dulu sama anak anak... " ucap Salma.
Thomas kemudian meletakkan tas kerjanya di atas kulkas, ia kemudian duduk dan menyapa anak beserta menantunya itu.
"Marsel, Wulan, makan yang banyak ya, biar energinya banyak buat malam nanti" ucap Thomas.
Mendengar ucapan Thomas, Wulan menjadi tersedak, Marsel kemudian langsung mengambilkan air minum untuk Wulan.
"Diminum sayang, kamu keselek" ucap Marsel.
Salma kemudian mengetok kepala Thomas dengan centong, Thomas meringis kesakitan dan melihat Salma.
"Sakit sayang... " ringis Thomas.
"Makanya ngomong tuh dijaga mas! Itu kan udah jadi privasinya Marsel sama Wulan! Jangan ditanya tanya begitu! " tegas Salma.
Thomas hanya meringis kesakitan, sedangkan Salma melanjutkan cuci piringnya, mereka kemudian lanjut makan lagi.
Selesai mencuci piring, Salma menghampiri keluarga nya yang sedang menikmati masakannya, ia kemudian berfokus pada Marsel dan Wulan.
"Ada apa mah? Ayo kita makan" tawar Marsel.
"Sel, kamu udah ajak istrimu jalan jalan buat bulan madu? " tanya Salma.
"Ohh tentang itu ya mah, Marsel udah persiapkan dari kemarin kok, tinggal pesen tiketnya sama sewa tempat buat bulan madunya kami, mah... " jawab Marsel.
"Nah, bagus Sel, sekalian habis bulan madu, moga istrimu bisa langsung garis merah" ucap Thomas
Lagi lagi ucapan Thomas membuat Salma kesal, Salma mencubit pinggang Thomas hingga Thomas meringis kesakitan.
"Salma, jangan KDRT deh sama mas... " ringis Thomas.
"Makanya omongan tuh dijaga mas! Perasaan kerjaannya daritadi mau ikut campur urusan rumahtangga anak kita aja! Masalah Marsel sama Wulan mau punya anak kan itu urusan mereka, kita gak boleh ikut campur! " marah Salma.
"Ngga papa kok mah, lebih bagus papa ngingetin Marsel sama Wulan seperti itu. Lagipula kan kalian gak sabar nunggu cucu, do'ain aja pokoknya, dan itu juga menurut pendapat Wulan dulu, apa dia mau cepat hamil atau diundur, itu sudah jadi pilihannya Wulan sendiri nantinya, mah.... " ucap Marsel.
"Hmmm, bagus, mama seneng sama sifat kamu yang sudah dewasa gini, Marsel, terlihat bijaksana" puji Salma.
Selesai makan, Marsel dan Wulan berencana ingin beristirahat, tetapi Salma memanggil mereka berdua.
"Marsel, Wulan... " panggil Salma.
Marsel dan Wulan merespon panggilan mamanya, mereka mendekati Salma dan duduk di bawah.
Salma memberikan amplop, Marsel dan Wulan saling bertatapan, Marsel kemudian mengambil amplop yang diberikan oleh mamanya untuk mereka.
"Tiket pesawat? " tanya Wulan.
"Mah, ini... "
"Iya Marsel, mama dan papa sudah jauh jauh hari pengen pesenin tiket pesawat buat kalian liburan ke bali, kan lumayan juga kalian gak nanggung biaya pesawat, tinggal kalian bersantai berdua disana. Diterima ya... " ucap Salma.
Marsel dan Wulan tersenyum, mereka mengucapkan terimakasih dan kemudian memeluk Salma.
"Senang senang ya kalian liburan ke sana, sesekali liburan kan gak papa" ucap Salma.
"Makasih ya mah... " ucap Wulan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰
.
2 hari sesudahnya, Marsel dan Wulan telah menyiapkan koper beserta barang barang mereka untuk pergi berbulan madu, Wulan dengan teliti membawa barang barangnya dan sesekali bertanya dengan Marsel ada barang yang kurang atau takut ketinggalan.
"Gak ada yang ketinggalan kan, bang? " tanya Wulan.
"Ngga, selama kamu gak ketinggalan, semuanya aman" jawab Marsel.
Wulan merasa itu gombalan dari suaminya, ia kemudian memukul lengan Marsel dengan bantal leher, Marsel hanya tertawa jika dapat membuat istrinya kesal.
"Abang ini, kerjaannya gombalin Wulan terus... " sebal Wulan.
"Ya kalau bukan kamu yang abang gombalin, terus siapa yang mau abang gombalin? Bini tetangga sebelah? " tanya Marsel.
"Gak, gak boleh! Abang Marsel kan udah punyanya Wulan! Gak boleh punya orang lain lagi! " tegas Wulan sambil cemberut, Marsel tertawa melihat ekspresi istrinya dan ia langsung merangkul Wulan dengan erat kemudian mencium pipinya.
"Iya lan, abang cuma punyanya Wulan... " ucap Marsel.
'Marsel, Wulan, mobil travelnya udah sampai loh' panggil Salma dari luar kamar.
Marsel dan Wulan menjawab panggilan tersebut, mereka kemudian cepat cepat mengangkut barang barang mereka dan membawanya ke luar kamar.
Marsel kemudian mengangkut semua barang barangnya ke mobil travel, sedangkan Wulan pamit dan memeluk Salma, karena ia akan merindukan ibu mertuanya tersebut ketika berlibur ke bali bersama suaminya.
"Wulan sama bang Marsel pamit ya mah" ucap Wulan.
"Iya, hati hati dijalan ya, selamat bersenang-senang untuk bulan madunya, pengantin baru... " ucap Salma.
"Mah, Marsel sama Wulan pamit dulu ya, nanti kalau sudah sampai sana, Marsel kasih kabar sama mama... " ucap Marsel sambil bersalaman dengan Salma.
"Iya, selamat berliburan ya nak" ucap Salma.
Wulan dan Marsel bergandengan tangan, mereka berjalan menuju mobil travel dan menaikinya.
"Dadah mah.... " ucap Wulan melambaikan tangannya dari jendela mobil kepada Salma.
"Daahh, hati hati dijalan ya... " balas Salma.
Mobil kemudian mulai menjauh, Wulan menyenderkan kepalanya di bahu Marsel, Marsel merangkul bahu Wulan dan membelai rambutnya.
"Mau bulan madu ya mas sama istrinya? " tanya supir tersebut.
"Iya pak, kebetulan dapat tiket pesawat sama dapat hari libur, makanya saya dan istri saya berencana untuk bulan madu ke sana... " jawab Marsel.
"Oh iya, semoga mas sama istrinya langgeng terus ya... " ucap supir tersebut.
"Amin... Langgeng terus pokoknya... " ucap Marsel dan Wulan bersamaan.
.
.
Sesampainya di bandara, Wulan tercengang melihat sebuah bandara, karena ia belum sama sekali ke bandara, hanya bisa melihat dari televisi.
"Itu barang barangnya kita mau ditaruh dimana bang? " tanya Wulan.
"Semua barang barang kita berupa koper atau semacamnya bakalan ditaruh di bagasi pesawat, tapi sebelumnya akan dilakukan pengecekan sama petugas keamanan nya... " jawab Marsel.
"Astaga, beneran bang?! Gimana sama pakaian pakaian kita? " tanya Wulan dengan cemas.
"Ngga keliatan kok nanti, Wulan, lagipula nanti diperiksa nya pake alat kayak rontgen, jadi barang berbahan kain tuh gak bakal keliatan, kecuali barang yang berbentuk besi ataupun berbahan material, begitu" jelas Marsel.
"Begitu ya, jadi aman sekarang... " ucap Wulan.
Marsel kemudian mengajak Wulan ke tempat duduk untuk menunggu penerbangan mereka dipanggil, sebelumnya Marsel harus check-in tiket pesawatnya dan mengambil nomor kursi yang akan ia dan Wulan duduki.
Sepulang Marsel dari check-in, Marsel kembali lagi ke kursi tunggu dan menghampiri Wulan dengan membawa roti dan minuman yang ia beli di toko makanan yang ada di bandara.
"Nih, makan dulu Lan sebelum kita berangkat... " ucap Marsel.
"Makasih ya bang... " ucap Wulan.
Marsel dan Wulan menikmati makanannya, mereka juga saling bersuap suapan makanan.
30 menit berlalu, akhirnya pesawat yang akan dinaiki oleh penumpang dengan tujuan ke Bali diumumkan.
'Pesawat dengan penerbangan menuju ke Bali akan segera berangkat, diharapkan para penumpang sudah bersiap siap dan tidak meninggalkan barang barang di bandara, terimakasih... '
Para penumpang dengan rute tujuan ke Bali sudah bersiap siap semua, Marsel menggandeng tangan Wulan dan mengajaknya untuk langsung ke tempat yang sudah ditentukan sesuai penerbangan.
Di dalam pesawat, Marsel mencari bangku yang akan diduduki nya bersama Wulan, kali ini ia beruntung, karena bisa mendapat posisi duduk di bagian pinggir jendela.
"Wulan mau lihat suasana di luar pesawat? " tanya Marsel.
"Iya, Wulan mau bang, Wulan duduk dipinggir jendela ini kan? " ucap Wulan.
"Iya, ayo ambil posisinya" ucap Marsel.
Setelah penumpang lengkap, pesawat segera terbang, Wulan merasakan pesawat yang sedikit bergetar karena ingin terbang.
"Bang, ini biasa aja kan? " bisik Wulan.
"Iya, biasa aja kok, nanti juga ngga lagi" bisik Marsel.
.
.
Memakan waktu hampir dua jam, Marsel dan Wulan mulai merenggangkan tubuh mereka yang kaku karena kebanyakan duduk, mereka kemudian turun bersama dengan para penumpang lainnya.
"Nanti kalau sudah sampai di dekat bagasi koper, Wulan ikuti abang aja ya, biar gak nyasar" ucap Marsel.
"Iya bang, kalau gitu Wulan gandeng lengannya abang ya? " tanya Wulan.
Marsel menganggukan kepalanya, Wulan kemudian menggandeng lengan Marsel dan berjalan mengikuti Marsel.
Setelah mengambil koper, mereka kemudian langsung ke depan bandara untuk menunggu taksi datang.
"Taksi... " panggil Marsel, satu taksi kemudian mendekat, supirnya ikut membantu Marsel mengangkut barang-barang yang dibawa.
"Wulan langsung aja naik, nanti abang naik juga abis ngangkat koper nya" ucap Marsel, Wulan kemudian naik ke taksi dan menyenderkan badannya ke jok mobil.
Marsel masuk dengan supir, mereka semua telah siap menuju ke hotel yang telah dibooking satu kamarnya.
Melihat Wulan yang kelelahan akibat habis naik pesawat, Marsel kemudian menyenderkan kepala Wulan ke bahunya, ia kemudian merangkulnya dan ikut tertidur.
'Mas... Mas... '
Suara samar samar terdengar di telinga Marsel, Marsel terbangun dan melihat supir yang telah membuka pintu mobil.
"Oh iya pak, maaf ketiduran, habisnya capek... " ucap Marsel.
Marsel membangunkan Wulan, Wulan terbangun dan ikut Marsel keluar dari mobil.
"Kita sudah sampai ya, bang? " tanya Wulan.
"Iya, ayo kita segera masuk hotel... " jawab Marsel.
Yang awalnya mengantuk, Wulan menjadi semangat, ia dengan senang melihat suasana yang ada di hotel tersebut.
Kebetulan di dekat pantai, Wulan juga melihat orang orang yang bermain di pantai, ia menarik tangan Marsel.
"Ada apa, sayang? " tanya Marsel.
"Bang, main ke pantai yuk? " ajak Wulan.
Marsel menganggukan kepalanya, ia kemudian mengajak Wulan terlebih dahulu ke kamar mereka dan menaruh barang barang, meminta Wulan ganti baju dahulu sebelum bermain ke pantai.
.
.
Sesampainya di pantai, Wulan berlari ke arah pantai, Marsel melihat istrinya yang tampak bahagia ketika sampai ke pantai, ia kemudian menyusul istrinya.
"Abang, ayo kesini.... " panggil Wulan, Wulan kemudian memegang tangan Marsel kemudian menarik tangannya menuju ke air pantai.
Marsel dan Wulan berjalan hingga ke air pantai, kebetulan mereka tidak membawa HP, jadi aman untuk langsung bermain ke air pantai.
Wulan dengan jahil menyemburkan air ke arah Marsel, Marsel merasa dijahili ia kemudian membalas Wulan dengan menyemburkan air nya juga ke arah Wulan.
"Ahahaha, abang! " teriak Wulan dengan girang.
Selesai bermain di air, Marsel dan Wulan berjemur di panasnya matahari, mereka sengaja berjemur agar baju mereka kering.
Wulan kemudian merasa asing dan ragu, Marsel dengan cepat menggenggam tangan Wulan, Wulan melihat tangannya digenggam oleh Marsel.
"Tenang aja, abang kan ada disini bareng kamu... " ucap Marsel.
Wulan menganggukan kepalanya, ia kemudian menggandeng lengan Marsel, mereka kemudian berjalan menuju ke arah suvenir.
Wulan mencoba topi matahari, Marsel tersenyum melihat istrinya mencoba barang barang suvenir.
"Bang, Wulan mau ini boleh? " tanya Wulan.
"Boleh, ambil saja, nanti abang bayar" jawab Marsel.
"Mau ambil daster sama kaos untuk mama papa, beliin tanktop sama celana santai buat Misella, aihhh bagus bagus semua... " kagum Wulan.
"Ambil aja Lan, nanti abang bayarin, tenang aja... " ucap Marsel.
.
.
Selesai berbelanja, Marsel dan Wulan berencana untuk kembali ke kamar mereka.
Di dalam kamar, Marsel melihat barang barang yang dibeli oleh Wulan, mulai dari pakaian, hingga benda yang berbentuk dreamcatcher.
"Wulan beli dreamcatcher ya? " tanya Marsel sambil memegang dreamcatcher.
"Iya bang, kebetulan kata penjualnya tadi bilang kita pasangan muda, katanya cocok banget dikasih, dikasih gratis loh bang yang paling bagusnya... " jawab Wulan dengan semangat.
"Kalau pakai dreamcatcher ini, Wulan punya harapan apa aja? " tanya Marsel sambil menunjukkan kepada Wulan.
Wulan kemudian tersenyum, ia kemudian memejamkan mata.
"Wulan berharap mama dan papa mertua Wulan serta adik iparnya Wulan si Sela, dan juga suami Wulan yang tercinta, bang Marsel, selalu sehat sehat aja. Rezeki selalu lancar, dimudahkan semua keinginan kita, dan pastinya kita cepat dikasih keturunan... " harap Wulan.
Marsel mengamini harapan istrinya, ia juga berpikir demikian.
"Ya sudah, ayo kita makan Lan, kamu lapar kan? " tanya Marsel.
Wulan menganggukan kepalanya, ia dan Marsel kemudian keluar kamar menuju ke tempat makan.
Marsel tetap menggenggam tangan istrinya, ia merasa senang bahwa ia sekarang mempunyai pasangan, ditambah lagi sudah resmi dan sudah sah menjadi miliknya.
"Bang, pacaran setelah nikah itu enak ya? Ibarat kita kayak pdktan" ucap Wulan.
"Hahaha, jauh amat sampai pdkt Lan, kita tuh udah pacaran tau, sama sah lagi, jadi aman dong" ucap Marsel.
Mereka berdua tertawa, mereka menikmati bulan madu yang indah bersama, walaupun Wulan masih harus dalam bimbingan Marsel.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!