02: Diskusi

Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰

.

Siang harinya, Salma telah pulang dari rewang, ia melihat seluruh ruangan rumahnya telah beres dan bersih, begitupun dengan baju baju yang sudah dicuci maupun dijemur.

"Wah rumahku beres banget, ini pasti Wulan yang ngerjain semuanya, kemana ya dia? "

Salma mencari keberadaan Wulan, ia menemukan Wulan yang tertidur di ayunan gantung yang ada di belakang rumahnya.

"Lan... Wulan... "

Salma menggoyang goyangkan bahu menantunya, Wulan terbangun dan menatap Salma.

"Eh mama, maaf Wulan ketiduran di ayunan belakang... " ucap Wulan dengan suara serak nya.

"Gak papa, keliatannya kamu capek ya? Pindah ke dalam, lanjutin aja istirahat nya" ucap Salma.

"Gak deh mah, kalau udah kebangun, susah lagi buat tidurnya... "

"Ohh gitu ya, ayo ke dalam, barusan mama bawa sayur dari rewang, kamu kan lapar, makan dulu tuh"

Salma dan Wulan masuk ke dalam, mereka menuju ke dapur dan Wulan melihat se plastik kecil opak panjang khas dari rewang.

"Mah, ini opaknya Wulan buka ya? " tanya Wulan.

"Ya, buka aja lan, tadi lupa dibuka"

Wulan membuka plastik berisi opak panjang tersebut, ia memasukkan satu opak tersebut dan memejamkan matanya.

"Nyemm, asin mah, kebanyakan micin... " ucap Wulan.

"Memang iya, khasnya opak dari rewang ya kayak gini lah, asin karena micin, bisa bikin batuk kalau kebanyakan... " ucap Salma sambil mencicipi rasa opak panjang tersebut.

"Tapi enak mah, lama lama bikin suka aja"

"Hemm, nanti batuk loh kebanyakan micin... "

Salma dan Wulan tertawa, mereka duduk dan tetap mencicipi opak panjang tersebut.

"Wulan, mama mau nanya sama kamu boleh ya? "

"Hmm, apa itu mah? " tanya Wulan.

"Marsel sama kamu gak ada rencana nih mau liburan, ya tau lah beberapa hari nikah itu liburan pengantin itu namanya... " ucap Salma.

"Kalau masalah itu Wulan sama bang Marsel belum sempat rencana sih mah mau honeymoon, soalnya lebih suka stay dirumah aja untuk beberapa hari ini sama abang Marsel... " jawab Wulan.

"Di rencana kan dong, nanti masalah biaya tiket pesawat mama sama papa bisa bayarin, kalian harus juga dong menikmati itu liburan pengantin... " saran Salma.

"Hehe, nanti Wulan kasih tau sama abang Marsel deh mah, semoga aja bang Marsel mau... " jawab Wulan.

Salma menganggukkan kepalanya, sepenuhnya ia belum yakin anaknya bisa menerima permintaan dari menantunya untuk berlibur, sementara Wulan sebagai menantunya saja masih agak kaku jika meminta sesuatu pada anaknya yang terkenal cuek itu, maka dari itu Salma berniat untuk membantu Wulan bisa berlibur.

.

.

Di kantor, seperti biasa Marsel masih sibuk dengan pekerjaan nya, tetapi di sela sela kesibukannya, ia masih sempat melihat foto Wulan sang istri yang terpajang di bingkai foto kecil yang ada di meja kerjanya untuk menjadikannya sebagai penyemangat kerjanya.

"Ecieeeee, baru berapa hari nikah mesranya masih aja nempel sampe fotonya dipajangin segala, pasti masa masa indahnya masih melekat nih" goda Enrico.

"Berisik kamu ric, aku lagi mandangin foto Wulan, gak nyangka dia yang akhirnya jadi pendamping hidup aku setelah semua rintangan udah kami lalui kemarin" ucap Marsel.

"Iya lah tuh, gak ada rencana pengen libur beberapa hari kah habis nikahan? " tanya Enrico.

"Emang libur apaan? Bukannya udah abis itu aku harus balik kerja? " tanya balik Marsel.

"Jangan bilang sifat gak peka'an kamu itu balik lagi, bisa gawat si Wulan istrimu kalau ngadepin orang gak peka'an kayak kamu, Sel... " ucap Enrico dengan ragu.

Marsel langsung menonjok perut Enrico, ia merasa kesal jika terus terusan diejek ejek.

"Aughhh, potong gaji kamu, Sel.... " ringis Enrico.

"Habisnya kamu tuh bikin aku kesel terus, kalau ngomong tuh to the point, gak suka banget aku sama orang yang ngomong berbelit-belit, liburan apa yang kamu maksud itu" ucap Marsel.

"Seriusan kamu gak tau liburan yang ku maksud dari tadi? Bulan madu, honeymoon, astaga, jangan bilang udah acara nikahan maren kamu ngga sesi pembukaan, Sel? Jangan bilang kamu nikahin Wulan buat pelarian karena kamu sendiri yang gak normal, Sel? " ucap Enrico ingin memastikan.

"Enak aja kalau mulut ceplas-ceplos, dahlah, itu urusan istri ku sama aku, kamu baiknya urus aja Arinska sebaik baiknya sama jabang bayi lo, awas kalau aku sampai dengar Arinska ngeluh ngeluh, ku sunat dua kali kamu! " ancam Marsel.

"Dih, segitunya kamu mau ngebelain istriku, Sel. Ingat, Wulan dirumah nungguin tuh, masa udah lepas segel kamu masih mau embat Arinska, Sel? Tega banget... "

"Bisa berenti ngga? Yaudah, nanti aku akan atur rencana liburan apalah itu sama Wulan, kamu tuh sebagai atasan jaga bicara kalau di kantor, malu dilihat karyawan lain kalau sifat kamu yang begini di kantor" ucap Marsel.

"Hahahaha, yaudah, nanti lapor aja sama aku atau bu Reni si idola mu, atau senior kamu lah, minta surat izin buat liburan, kasihan Wulan gak kamu ajak refresing" ucap Enrico.

"Iya bawel, nanti di urus" ucap Marsel.

Enrico menepuk bahu Marsel dengan kencang dan kemudian kabur agar tidak dibalas.

.

.

Sore harinya, Wulan sedang menyiram tanaman berupa bunga kesayangan milik mertuanya, yaitu bunga milik Thomas.

Tak lama kemudian datang lah mobil Marsel, Wulan mematikan keran air kemudian membuka pintu gerbang.

"Abang, udah pulang? " tanya Wulan.

Wulan kemudian bersalaman dengan Marsel, Marsel mencium kening beserta pipi istrinya, tak lupa juga sekilas mencium bibir istrinya.

"Abang...! " ucap Wulan dengan nada malu.

"Dih, gak usah gengsian kali, Wulan, masa abang gak boleh cium kamu... " ucap Marsel dengan nada suara manja.

"Tapi tau tempat dong, abangku sayang, disini gak cocok buat cium Wulan begitu, yang ada dikatain bucin berlebih sama tetangga" jelas Wulan.

Marsel yang merasa gemas memeluk Wulan erat erat, ia kemudian memeluk rangkul Wulan dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Abang, showernya... "

"Nanti abang suruh Sela yang matiin. Sela! Matiin keran air depan dong...! " teriak Marsel.

'Iya...! ' teriak Misella dari dalam.

Marsel tetap merangkul Wulan sampai ke dapur, mereka kemudian menyambut Salma yang sedang memasak di dapur.

"Marsel, sudah pulang kamu nak? " tanya Salma.

"Iya mah, kebetulan bisa pulang sesudah selesai kerja, dan juga kangen juga sama istrinya Marsel yang manis ini, mah... " ucap Marsel sambil mencium pipi Wulan.

"Yaudah, ayo makan dulu" ucap Salma.

.

.

Tak lama kemudian, Thomas baru pulang dari bekerja, mereka yang ada di dapur menyambut baik Thomas yang baru pulang.

"Mas, sudah pulang kamu? Ayo makan dulu sama anak anak... " ucap Salma.

Thomas kemudian meletakkan tas kerjanya di atas kulkas, ia kemudian duduk dan menyapa anak beserta menantunya itu.

"Marsel, Wulan, makan yang banyak ya, biar energinya banyak buat malam nanti" ucap Thomas.

Mendengar ucapan Thomas, Wulan menjadi tersedak, Marsel kemudian langsung mengambilkan air minum untuk Wulan.

"Diminum sayang, kamu keselek" ucap Marsel.

Salma kemudian mengetok kepala Thomas dengan centong, Thomas meringis kesakitan dan melihat Salma.

"Sakit sayang... " ringis Thomas.

"Makanya ngomong tuh dijaga mas! Itu kan udah jadi privasinya Marsel sama Wulan! Jangan ditanya tanya begitu! " tegas Salma.

Thomas hanya meringis kesakitan, sedangkan Salma melanjutkan cuci piringnya, mereka kemudian lanjut makan lagi.

Selesai mencuci piring, Salma menghampiri keluarga nya yang sedang menikmati masakannya, ia kemudian berfokus pada Marsel dan Wulan.

"Ada apa mah? Ayo kita makan" tawar Marsel.

"Sel, kamu udah ajak istrimu jalan jalan buat bulan madu? " tanya Salma.

"Ohh tentang itu ya mah, Marsel udah persiapkan dari kemarin kok, tinggal pesen tiketnya sama sewa tempat buat bulan madunya kami, mah... " jawab Marsel.

"Nah, bagus Sel, sekalian habis bulan madu, moga istrimu bisa langsung garis merah" ucap Thomas

Lagi lagi ucapan Thomas membuat Salma kesal, Salma mencubit pinggang Thomas hingga Thomas meringis kesakitan.

"Salma, jangan KDRT deh sama mas... " ringis Thomas.

"Makanya omongan tuh dijaga mas! Perasaan kerjaannya daritadi mau ikut campur urusan rumahtangga anak kita aja! Masalah Marsel sama Wulan mau punya anak kan itu urusan mereka, kita gak boleh ikut campur! " marah Salma.

"Ngga papa kok mah, lebih bagus papa ngingetin Marsel sama Wulan seperti itu. Lagipula kan kalian gak sabar nunggu cucu, do'ain aja pokoknya, dan itu juga menurut pendapat Wulan dulu, apa dia mau cepat hamil atau diundur, itu sudah jadi pilihannya Wulan sendiri nantinya, mah.... " ucap Marsel.

"Hmmm, bagus, mama seneng sama sifat kamu yang sudah dewasa gini, Marsel, terlihat bijaksana" puji Salma.

Selesai makan, Marsel dan Wulan berencana ingin beristirahat, tetapi Salma memanggil mereka berdua.

"Marsel, Wulan... " panggil Salma.

Marsel dan Wulan merespon panggilan mamanya, mereka mendekati Salma dan duduk di bawah.

Salma memberikan amplop, Marsel dan Wulan saling bertatapan, Marsel kemudian mengambil amplop yang diberikan oleh mamanya untuk mereka.

"Tiket pesawat? " tanya Wulan.

"Mah, ini... "

"Iya Marsel, mama dan papa sudah jauh jauh hari pengen pesenin tiket pesawat buat kalian liburan ke bali, kan lumayan juga kalian gak nanggung biaya pesawat, tinggal kalian bersantai berdua disana. Diterima ya... " ucap Salma.

Marsel dan Wulan tersenyum, mereka mengucapkan terimakasih dan kemudian memeluk Salma.

"Senang senang ya kalian liburan ke sana, sesekali liburan kan gak papa" ucap Salma.

"Makasih ya mah... " ucap Wulan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

Terpopuler

Comments

Donna

Donna

seneng nya punya mertua pengertian kayak salma🥰🥰

2022-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!