05: Rencana pindahan

Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰

.

"Rumah Marsel dan Wulan sudah selesai direnovasi...! "

Mendengar ucapan tersebut, Salma merasa senang, begitu pun dengan Thomas, karena anaknya bisa memiliki rumah yang dapat di tempati.

"Selamat ya nak, akhirnya rumah kamu sama Wulan sudah selesai direnovasi, semoga kalian betah ya disana... " ucap Salma.

"Beneran bang? Rumah kita sudah direnovasi? Sejak kapan? " tanya Wulan.

"Udah lama sih, lagian juga umur abang udah mau 25 tahun, udah bikin janji kalau umur udah 25 tahun, abang bakalan tinggal di rumah abang itu, eh diumur 24 tahun ini abang bisa nikah dan bisa nempatin nya barengan sama kamu, sayang... " jawab Marsel.

"Jadi kakak mau pindah? " tanya Misella.

Yang daritadi tidak merespon, akhirnya sekarang merespon, yaitu Misella.

"Iya dek, memangnya kenapa? " tanya Marsel.

"Janganlah kak, aku bakalan kangen sama kakak dan mbak, masa kalian mau pindah secepat itu sih, tinggal aja disini.... " ucap Misella.

"Sela, kan kakakmu sudah memutuskan untuk tinggal di rumahnya sendiri sama mbak Wulanmu, inget gak janji kita berempat dulu? " tanya Thomas.

Misella kemudian meninggalkan tempat makan, ia benar-benar merajuk saat tidak ada yang mau menahan Marsel dan Wulan pindah ke rumah mereka.

"Udah gak papa, paling cuma bentar merajuk nya, nanti juga dia ngerti kok... " ucap Salma yang sedang menikmati makanannya.

"Oh iya lan, kemarin Arinska main ke sini loh, dia bawain beberapa tas kesini, katanya buat kamu loh, jadi mama taruh di kamar kamu... " ucap Salma.

"Loh, berarti ucapan Arinska kemarin serius ya? Dia mau ngasih Wulan tas tas branded gitu? " tanya Marsel.

"Tas branded? Mama taruhnya dimana mah? " tanya Wulan.

"Di lemari kalian sebelah bawah, masih lengkap sama kotak kotak nya. Iska bilang, dia mau nge suprise si Wulan, jadinya dia minta jangan buka dulu box tasnya, biar Wulan aja yang buka sendiri. Mama sama Sela juga dikasih sama dia, waduh seneng banget pokoknya" jelas Salma.

Wulan dan Marsel berdiri dari tempat makan, mereka kemudian menuju ke kamar mereka. Wulan membuka lemarinya, ia kemudian menemukan beberapa box tas, Marsel terkejut melihat merk tas branded itu.

"Lan, ini beneran tas mahal loh, si iska gak tanggung tanggung banget ngasih nya... " ucap Marsel.

"I... Iya bang, Wulan tau ini tas mahal, keliatannya juga original... " ucap Wulan.

"Aduh, Wulan jadi gak enak sama Arinska, gak tau mau ngasih apaan buat dia, secara nanti kita ngasih apa apa sama dia, sama dia gak cocok" sambung Wulan.

"Ya sudah, kalau begitu nanti telpon aja dia, kirim pesan begitu, habis kita pindahan nanti kita sempat kan mampir ke rumahnya ya" ucap Marsel.

.

.

Beberapa hari berlalu, mobil pindahan telah sampai di depan rumah keluarga Thomas, itu adalah mobil angkut pindahan yang disewa oleh Marsel untuk memindahkan sebagian barang barangnya dari rumah orangtuanya menuju ke rumahnya.

"Gak ada yang ketinggalan kan, anak anak? " tanya Salma.

"Iya mah, Wulan sama bang Marsel udah periksa barang barang kita disini, paling cuma beberapa potong baju masih ada di lemari. Gak papa ditinggalkan ya mah... " ucap Wulan.

Selesai membereskan semua barang barang, Marsel dan Wulan mengambil sisa sisa barangnya, mereka kemudian menaruhnya di dalam mobil mereka.

"Mah, Marsel sama Wulan pamit ya, makasih udah selalu ngejagain dan selalu peduli dengan kami selama kami disini" ucap Marsel, ia bersalaman dengan Salma dan memeluk Salma.

"Iya nak, jagain Wulan nya ya, penuhi kebutuhan nya, kontrol emosi kamu dan sering bantuin dia ya. Tugas satu rumah kalian harus kompak, gak boleh mementingkan ego sendiri sendiri" nasehat Salma.

Salma kemudian melihat Wulan, Wulan dengan erat langsung memeluk Salma.

"Wulan... "

"Mama, makasih ya, walaupun mama adalah mama mertuanya Wulan, tapi selama Wulan sama bang Marsel tinggal disini, mama memperlakukan Wulan gak jauh dari anak mama sendiri. Wulan bisa merasakan kehangatan dari sebuah keluarga dari mama, papa dan Sela, beserta bang Marsel. Wulan bakal merindukan mama... " ucap Wulan.

"Iya nak, kamu sudah kami anggap sebagai anak kami sendiri, bukan saja sebagai menantu. Jaga diri kamu, mama minta kamu nurut ya sama Marsel. Kalau kangen, sering-sering main ke sini, nginep aja boleh kok, mama sama papa selalu menunggu kalian untuk datang kerumah " ucap Salma.

"Ayo sayang, kita pergi... " ajak Marsel.

"Iya bang... Mama, Wulan sama bang Marsel pamit ya, assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati dijalan, kalau sudah sampai kasih kabar ya... " ucap Salma.

Marsel dan Wulan pamit, tetapi mereka diberhentikan oleh teriakan dari dalam rumah memanggil mereka.

'Kakak...! Mbak...! '

Misella dengan cepat memeluk Marsel dan Wulan, dengan isakan tangisnya dan pelukan eratnya, seakan tidak merelakan kepergian mereka dari rumah.

"Kakak, mbak, kalian mau pergi dari rumah beneran? Sela gak rela kalian pergi, Sela bakal merindukan kalian... Jangan, plisss, jangan pindah... " mohon Misella.

Marsel dan Wulan memeluknya, kemudian melepaskan pelukan Misella, mereka menggeleng kepala.

"Ngga Sela, kakak sama mbakmu cuma mau pindahan aja, nanti juga kakak sama mbak bakalan sering mampir kesini kok. Kamu harus nemenin mama sama papa ya, jadi anak yang nurut, mau bantuin mama sama papa, kuliah yang rajin, nanti kan bakalan jadi calon istrinya si tuan tentara harus rajin rajin loh... " ucap Marsel.

"Mbak juga bakalan mampir kesini terus kok, kamu gak usah khawatir, nanti sesekali kakak kamu sama mbak bakalan nginep disini. Inget kata kakak Marsel kamu, kuliah yang rajin rajin ya, biar bisa jadi orang sukses" ucap Wulan.

"Iya deh, kalian hati hati dijalan ya. Kalau udah sampai, kasih tau kami, pengen juga lihat rumahnya" ucap Misella dengan nada pasrah.

Marsel dan Wulan melambaikan tangan mereka, mereka kemudian naik ke mobil dan mengikuti mobil pindahan.

"Dadah nak... " lambai Salma dari depan rumah.

Wulan membalas lambaian tangan tersebut, ia melambaikan tangannya dari dalam jendela mobil.

Rumah keluarga Thomas semakin menjauh dari hadapan, Wulan masih melihat nya dengan tatapan sendu dari kaca spion mobil.

"Nanti kita mampir lagi ke rumah mama, kamu yang sabar ya, sayang" ucap Marsel sambil fokus berkendara.

"Iya deh bang, nanti kita mampir lagi ya ke rumah mama sama papa, Wulan jadi kangen sama mereka" ucap Wulan.

Marsel mengelus rambut istrinya, ia kemudian menggenggam sebelah tangan Wulan sambil menyetir.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

Terpopuler

Comments

Donna

Donna

rukun lah kalian selalu yaa

2022-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!