Zhe Zhe dan Ocha sampai lima belas menit tepat diparkiran kantor. Mereka keluar dari mobil dan memasuki gedung kantor dengan Zhe Zhe yang merangkul lengan Ocha. Seseorang yang baru saja keluar dari mobil, di depan pintu masuk itu melihatnya dengan senyum sinis. Pria yang memakai setelan jas berwarna hitam itu melangkah masuk dan berjalan jauh dibelakang Zhe Zhe.
"Pagi semua," sapa Zhe Zhe. Mereka yang sedang merapikan berkas untuk meeting itu menoleh dan menjawab.
"Pagi Mbak," jawab mereka. Sesa, Komar, Tery dan Anan mengikuti Zhe Zhe keruangannya.
"Bagaimana, sudah beres semuanya?" tanya Zhe Zhe memeriksa kembali berkas berkas yang Sesa berikan.
"Menurut sayà, iklan kosmetik waterproof yang diusung tim perancang cukup bagus. Saya sudah memeriksanya dengan baik," ucap Tery.
"Iya, Mbak. Menurut saya menggunakan atlit renang untuk iklan ini adalah ide yang bagus. Saya sudah edit bagian yang bisa membuat iklan terlihat lebih lama durasinya. Pokoknya sudàh siap diserahkan pada klien," ucap Sesa.
"Terima kasih, kalian sudah bekerja dengan keras," ucap Zhe Zhe.
"Kalau begitu kami permisi, Mbak," ucap Sesa. Mereka pun keluar dari ruangan Zhe Zhe.
"Ocha, tolong kamu bawa semua salinan berkas ini. Bagikan pada peserta rapat hari ini. Kita pergi sekarang!" Zhe Zhe melangkah di depan, Ocha mengikuti di belakangnya. Mereka menuju ruang rapat yang terletak di lantai dua. Sampai di depan pintu ruang rapat, Zhe Zhe menarik nafas sebelum mendorong pintu.
"Selamat pagi," sapa Zhe Zhe setelah memasuki ruangan. Disana ada tim perancang iklan, tim pelaksana syuting, owner PT Kosmetik dan asistennya. Sang CEO itu sedang menunduk mempelajari berkas yang Ocha bagikan. Saat Zhe Zhe menyapa barulah sang CEO mengangkat wajahnya.
Betapa terkejutnya Zhe Zhe saat melihat wajah klien mereka. Zhe Zhe menjatuhkan berkas yang dipegangnya tanpa sadar.
Sama halnya dengan Zhe Zhe, sang klien pun tercengang menatap wanita yang berdiri dihadapannya. Ocha menatap interaksi keduanya.
"Kenapa Zhe Zhe sampai seperti itu menatap CEO PT kosmetik? Apa jangan-jangan dia itu yang meninggalkan Zhe Zhe dihari pernikahan?" gumam hati Ocha.
"Ekhem, Bu Zhe Zhe," panggil Sultan sambil menyentuh lengan Zhe Zhe. Merasakan sentuhan itu membuat Zhe Zhe terkseiap dan sadar.
"Em, Pak Sultan." Zhe Zhe menarik lengan yang digenggam Sultan.
"Maaf, aku menyentuhmu karena kamu melamun," ucap Sultan yang hari itu memakai kemeja navy dengan style favoritnya adalah bagian lengannya digulung dua kali. Ocha mengambil berkas yang terjatuh dari tangan Zhe Zhe. Ocha selalu menjaga image prianya jika di depan klien. Itu membuat Zhoe Khaman makin sinis menatap Zhe Zhe.
"Pria ini yang tadi digandeng Zhe Zhe di lobby. Untuk kedua kalinya aku melihat mereka berdua di pagi ini benar-benar membuatku kesal," gumam Zhoe dalam hati.
"Ini berkasnya!" Ocha menyodorkan berkas yang dipungutnya dari lantai.
"Terima kasih," ucap Zhe Zhe.
"Maaf semuanya, mari kita mulai rapat hari ini tentang .…" Ucapan Zhe Zhe terhenti karena Zhoe bangun dari tempat duduknya.
"Cukup! Tidak usah diteruskan! Kamu sudah membuang waktu saya," ucap Zhoe.
"Sabar Pak Zhoe, Bu Zhe Zhe gugup karena baru dua hari bekerja, jadi tolong anda jangan pergi," ucap Sultan.
"Apa Pak Steve ada?" tanya Zhoe.
"Tolong Pak, jangan laporkan hal ini pada atasan kami," pinta Sultan.
"Ternyata karyawan Steve bukan hanya tidak kompeten tapi juga tuli. Aku bertanya Steve ada atau TIDAK? Apa kau dengar?" ucap Zhoe sedikit kesal.
"Pak Steve, ada di ruangannya Pak," ucap Sultan. Zhoe melangkah untuk pergi. Baru dua langkah dia berhenti kàrena dihadang Zhe Zhe.
"Maaf Pak. Semua ini hanya saya yang salah, tolong jangan libatkan karyawan yang lain. Saya akan menerima pengaduan Bapak tapi tolong jangan mempersulit karyawan yang lain," ucap Zhe Zhe memohon pada Zhoe.
"Tentu saja. Aku akan melaporkanmu pada Steve. Apa kau tahu sejak PT. TSK berdiri, aku, adalah klien tetap disini. Kita lihat apa yang akan Steve lakukan padamu!" ancam Zhoe lalu mendorong Zhe Zhe ke samping agar tak menghalangi jalannya. Zhoe pergi ke ruangan Steve.
Zhoe dan Steve bersahabat sejak mereka kuliah. Sedikit banyak Steve tahu kisah perjalanan hidup Zhoe.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" jawab Steve.
Zhoe masuk kedalam ruangan Steve. Dia langsung menghempaskan tubuhnya duduk bersandar di sofa. Steve menghampiri sahabatnya yang terlihat sangat frustasi.
"Ada apa Zhoe? Bukannya harusnya sedang meeting?" tanya Steve.
"Harusnya," ucap Zhoe ambigu. Steve mengernyit heran melihat ekspresi Zhoe yang seperti kehilangan gairah.
"Kenapa wajahmu lesu seperti itu? Apa konsep iklannya tidak sesuai? selama ini biasanya kamu selalu menyukai ide dari karyawanku. Kali ini apa tidak sesuai keinginanmu, biar aku minta tim perancang mencari ide baru," ucap Steve.
"Kali ini juga seperti biasanya. Karyawanmu itu sempurna memenuhi keinginanku, hanya saja ...." Zhoe menggantung ucapannya.
"Hanya saja, apa?" tanya Steve penasaran.
“Calon pengantinku tiga tahun lalu, orang yang kucari-cari selama tiga tahun, ternyata sekarang bekerja disini," ucap Steve.
"Oh, ya. Kenapa bisa baru bertemu sekarang kalau dia bekerja disini? Kamu itu sudah tiga tahun bolak-balik ke perusahaanku," gumam Steve.
"Dia baru bekerja dua hari," ucap Zhoe kemudian.
"Baru bekerja dua hari? Dua hari lalu aku menerima karyawan baru sebagai kepala editor. Apa dia yang kau maksud?" tanya Steve penasaran.
"Yup, dia kepala editor Zhe Zhe Zinanda," ucap Zhoe menjawab Steve.
"Lalu, apa kau ingin aku memecatnya?" tanya Steve.
"Apa kau gila? Aku mencarinya selama tiga tahun dan kau ingin memecatnya. Setelah kau pecat, dia pasti kembali menghilang." Zhoe berkata dengan sedikit kesal.
"Ok. Aku mengerti apa maumu sekarang. Kau ingin aku membantumu agar bisa mendapatkannya kembali, benarkan?" tanya Steve.
"Aku ingin dia yang menjadi model iklan produk kosmetikku. Bisa kau atur kan?" ucap Zhoe.
"Bisa. Tenang saja Bang Bro," ucap Steve. Dia lalu memanggil sekertarisnya lewat pesawat telpon.
"Anggi. Keruangan saya sekarang!" ucap Steve.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" ucap Steve. Anggi melangkah mendekati meja Steve.
"Ada apa Bapak memanggil saya?"
"Tolong kamu panggilkan kepala editor kesini sekarang!" ucap Steve.
"Baik, Pak," ucap Anggi. Anggi segera keluar dari ruangan Steve dan memanggil Zhe Zhe diruangannya.
Zhe Zhe menoleh kepintu kaca ruangannya saat mendengar suara ketukan. Dia melihat Anggi dan menyuruhnya masuk.
"Masuklah!" ucap Zhe Zhe.
"Permisi, Bu Zhe Zhe, Ibu ditunggu di ruangan Pak Steve sekarang," ucap Anggi.
"Hem. Baiklah, saya akan kesana," jawab Zhe Zhe.
"Kalau begitu saya permisi, Bu," ucap Anggi lalu pergi dan kembali keruangan Steve.
Zhe Zhe keluar dari ruangannya dan dihadang Ocha dan yang lainnya.
"Mbak dipanggil ke ruangan pak Steve?" tanya Ocha.
"Hem." Zhe Zhe hanya menjawab dengan gumaman lesu.
"Ih, Pak Zhoe itu lagi PMS mungkin. Biasanya ide apapun yang dibuat perancang iklan di perusahaan ini pasti disukainya," ucap Sesa.
"Tapi jika konsepnya yang tidak dia suka, harusnya bukan kita yang dikomplain. Kita cuma mengedit naskah dari perancang iklan," ucap Tery yang ikut kesal.
"Tenang saja Mbak, kami akan membela Mbak kalau Mbak diperlakukan tidak adil," ucap Sesa.
"Benar, Mbak," ucap mereka serempak.
"Terima kasih. Kalian benar-benar baik. Aku kesana dulu," ucap Zhe Zhe. Dia sampai di depan ruangan Steve. Anggi pun mengantar Zhe Zhe masuk.
Tok! Tok! Tok!
Anggi membuka pintu setelah mendengar perintah dari dalam.
"Permisi Pak, Bu Zhe Zhe sudah disini," ucap Anggi. Steve hanya mengangguk dan menyuruh Anggi pergi dengan mengibaskan tangannya. Anggi keluar dan meninggalkan Zhe Zhe di ruangan Steve.
"Silakan duduk! Bu Zhe Zhe," ucap Steve mempersilakan Zhe Zhe duduk di sofa. Steve bangun dari kursinya dan menghampiri Zhe Zhe dan Zhoe yang duduk di sofa. Steve duduk disamping Zhoe dan Zhe Zhe duduk di depan mereka. Zhe Zhe terus menunduk karena sejak masuk ke ruangan itu, Zhoe terus menatapnya. Zhe Zhe gugup dipandangi Zhoe. Lebih tepatnya dia tidak suka dipandang oleh Zhoe, sejak Zhoe meninggalkan Zhe Zhe di altar dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Rini Widyaningsih
Mbak Sekar, kumampir utk baca novelmu
2020-08-01
4
Epron Putra
smngt tor lanjut ni baca nya
2020-05-18
1
A - 𝐙⃝🦜
menarik ceritanya
2020-05-17
1