Serpihan Hati Yang Hancur
Tap! Tap! Tap!
Suara high heels menggema di koridor kantor biro periklanan TSK company.
Prokk! Prokk!
Bowo sang Manager bertepuk tangan untuk mengalihkan perhatian para pegawai yang sedang duduk santai.
"Perhatian semuanya! Hari ini, kita mempunyai kepala editor baru, kepala editor yang sebelumnya sudah pensiun dikarenakan usia yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja," ucap manager pria berperawakan tinggi kekar dengan wajah setengah baya yang masih terlihat tampan, di usianya yang sudah menginjak kepala 4.
"Silahkan Bu, perkenalkan diri kepada karyawan departemen editor," ucapnya kepada Zhe Zhe Zinanda.
"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan saya Zhe Zhe Zinanda kepala editor baru disini. Kalian bisa panggil saya Zhe Zhe dan kalian juga jangan menganggapku sebagai atasan tapi anggaplah aku teman kalian, agar lebih nyaman. Terima kasih atas perhatian kalian. Silakan lanjutkan pekerjaan kalian," ucap Zhe Zhe.
"Oh, iya. Ozy sini kamu!" panggil Bowo sang manajer. Seorang lelaki berkulit putih dan tampan menghampirinya dengan cara jalannya yang sangat gemulai.
"Pak Bowo, ih, kan sudah aku bilang jangan panggil Ozy tapi Ocha," ucap Ozy sambil mengelus pelan pundak Bowo. Bowo bergidik dan mundur selangkah.
"Bu Zhe Zhe, Ozy," ucapannya terhenti karena Ozy melotot padanya.
"Maksud saya, Ocha ini asisten anda," ucap Bowo.
"Oh. Salam kenal." Zhe Zhe mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Ocha aka Ozy.
"Senang berkenalan dengan Ibu. Semoga kita bisa jadi partner yang baik," ucap Ocha.
"Iya," ucap Zhe Zhe.
"Kamu ikut keruangan saya sekarang!" ucapnya lagi pada Ocha.
"Baik Bu Zhe Zhe, selamat bekerja. Saya kembali ke ruangan saya kalau begitu." Bowo melangkah pergi setelah pamit pada Zhe Zhe.
Ocha mengikuti Zhe Zhe keruangan kepala editor. Zhe Zhe duduk di kursinya dan Ocha duduk di depannya.
"Gini Cha, aku ingin tahu berapa orang karyawan di departement kita, bisa kamu bantu saya?" tanya Zhe Zhe.
"Oh, satu lagi. Panggil saya mbak saja. Saya tidak suka dipanggil ibu," ucap Zhe Zhe tersenyum pada Ocha.
"Ok, Mbak. Disini ada Sekitar 8 orang termasuk Mbak dan saya. Sesa, Komar bagian editing konsep. Tery dan Ananda bagian penerima naskah konsep, biasanya dari ruang perancang iklan akan disampaikan dulu kepada mereka berdua, jika menurut mereka bagus maka mereka akan menyetujui ide itu dan diberikan kepada Sesa dan Komar untuk diedit konsepnya. Tarjo dan Jono sikembar itu bagian office boy," ucap Ocha yang duduk dengan menyilangkan kakinya.
"Ok, terima kasih, Cha. Ada project apa department kita saat ini?" tanya Zhe Zhe.
"Kita sedang mengerjakan proyek iklan kosmetik waterproof. Harusnya sih sekarang tinggal meeting dengan bagian pembuat iklan. Tapi karena masih ada satu iklan yang belum selesai syuting, jadi meetingnya ditunda besok Mbak," ucap Ocha.
"Lalu, apakah hari ini kita tidak ada pekerjaan?" tanya Zhe Zhe.
"Yah, bisa dibilang seperti itu sih Mba," jawab Ocha ragu ragu. Dia takut salah bicara.
"Ya, sudah kalau begitu suruh OB kita beli makanan dan minuman. Saya traktir kalian makan, mumpung kita sedang senggang. Anggap saja sebagai salam perkenalan," ucap Zhe Zhe.
"Serius, nih Mbak?" tanya Ocha antusias.
"Serius. Nih uangnya. Terserah kalian mau beli apa, aku ikut saja," ucap Zhe Zhe memberikan uang 2 juta pada Ocha.
"Ok, deh, Mbak." Ocha segera keluar dari ruangan Zhe Zhe. Dia berlari mencari Tarjo. Sesa yang heran melihat Ocha berteriak memanggil Tarjo itupun bertanya.
"Kenapa sih, Cha, lari-lari nyari Tarjo?" tanya Sesa.
"Mbak Zhe Zhe menyuruh Tarjo buat beli makanan dan minuman sebagai traktiran perkenalan," jawab Ocha.
"Wah, baik bener Bu Zhe Zhe.Tidak seperti Bu Lina, cerewet dan pelit," rungut Sesa. Karyawan yang lain juga bersorak gembira dan berteriak memanggil Tarjo.
"TARJO!" Mereka berteriak serempak membuat Zhe Zhe yang sedang menatap layar laptop berjingkat dan tersenyum.
"Hem … mereka sepertinya sangat kompak. Semoga mereka bisa menerimaku," gumam Zhe Zhe. Ia lalu kembali mengetik konsep konsep iklan yang pernah mereka buat. Zhe Zhe mempelajari konsep yang banyak diminati oleh klien mereka.
Satu jam kemudian, Tarjo kembali dengan dua kantong plastik penuh. Tarjo membeli sandwich, burger dan juga ice coffe blend. Ocha pergi ke ruangan Zhe Zhe.
Tok! Tok! Tok!
"Mbak, makanannya sudah datang. Kita makan bareng yuk!" ajak Ocha.
"Oh, ok." Zhe Zhe menutup laptopnya dan keluar dari ruangannya.
"Bu, ini masih ada kembaliannya." Tarjo menyodorkan uang sisa membeli makanan.
"Buat kalian berdua saja," ucap Zhe Zhe.
"Makasih, Bu," ucap Tarjo dan Jono.
"Mari makan," ucap Terry. Mereka pun mulai makan. Zhe Zhe mengambil sepotong sandwich dan segelas ice coffee. Mereka menyuruh Zhe Zhe duduk.
"Bu Zhe Zhe, silakan duduk. Kasihan, berdiri nanti pegal," ucap Komar yang menarikan kursi untuk Zhe Zhe.
"Tidak apa-apa. Masa kalian berdiri, aku duduk sih. Dan ... kalian jangan panggil saya bu. Panggil mbak saja seperti Ocha," ucap Zhe Zhe.
"Mba Zhe Zhe baik banget sih. Pasti nih ya, yang jadi suami Mbak bakal jadi orang yang paling bahagia didunia. Karena punya istri bukan hanya cantik tapi juga super baik," ucap Anan.
"Sepertinya, sebaliknya," ucap Zhe Zhe dengan wajah muram.
"Kok, mba bilang seperti itu sih Mba. Mba cantik dan baik begini pasti sebelum menikah jadi rebutan para pria tampan," ucap Ocha.
"Betul, betul," ucap Terry.
"Saya belum menikah, calon suami saya meninggalkan saya di altar di hari pernikahan kami." Zhe Zhe bercerita dengan senyum getir
"Aduh, saya minta maaf Mbak. Saya tidak tahu kalau Mbak gagal nikah, saya jadi membuat Mbak sedih," ucap Anan yang merasa bersalah karena dialah yang pertama menyinggung soal pernikahan.
"Tidak apa-apa, sudah berlalu tiga tahun yang lalu," ucap Zhe Zhe tersenyum menyembunyikan luka hatinya. "Aku sudah selesai, kalian lanjutkan makan, ok," ucapnya lagi. Zhe Zhe masuk kembali ke ruangannya. Ocha mengikuti dari belakang.
"Mbak," panggil Ocha pelan dibelakang Zhe Zhe saat mereka sudah memasuki ruangan Zhe Zhe.
"Akh! Ocha kamu bikin aku kaget, ada apa?" tanya Zhe Zhe.
"He he, Mbak kita lagi tidak ada pekerjaan, nih. Boleh dong ceritain kisah Mbak, bukan maksud saya lancang. Tapi masa lalu kalau dipendam terus dalam hati maka dia akan terpatri dalam hati dan tak bisa dilupakan. Mbak ceritain sama saya isi hati Mbak agar sedikit lebih lega, saya tahu meski Mbak tersenyum tapi dibalik senyum itu tersimpan luka yang belum sembuh," ucap Ocha.
"Kamu itu ahli menebak karakter orang juga ya," goda Zhe Zhe.
"Haha, aku benar-benar tidak menyangka sehari bekerja disini sudah membuatku sangat betah. Kalian semua sangat baik, perhatian dan ramah padaku. Tapi kapan-kapan saja ya, aku ceritain," ucap Zhe Zhe tersenyum menatap Ocha yang merengut. Ocha keluar dari ruangan Zhe Zhe dan berkumpul dengan teman temannya, lalu mengobrol di meja Komar. Karena tidak ada yang bisa mereka kerjakan akhirnya mereka hanya duduk dan bersenda gurau.
Sedangkan Zhe Zhe yang sama tidak ada pekerjaan, ia hanya menatap laptop membaca konsep-konsep iklan yang menarik hingga sore hari. Zhe Zhe bersiap-siap pulang jam tiga sore. Begitupun Ocha dan yang lain. Zhe Zhe keluar dari ruangannya dengan menenteng tas putih kesayangannya.
"Mbak Zhe Zhe pulangnya kemana mbak?" Ochà berjalan keluar dari gedung beriringan dengan Zhe Zhe.
"Saya rencananya mau nyari kost-kostan atau apartemen yang disewakan disini. Soalnya rumah saya lumayan jauh dari sini. Sangat lelah jika pulang pergi," ucap Zhe Zhe.
"Kalau begitu tinggal di apartemen sama saya saja Mbak. Kebetulan teman serumah saya pulang kampung," ucap Ocha.
"Boleh?" tanya Zhe Zhe.
"Tentu saja boleh. Dekat lagi, Mbak, cuma lima belas menit pake taksi," ucap Ocha.
"Ya sudah, boleh kalau begitu. Berapa sewa per bulannya?" tanya Zhe Zhe.
"Gak usah kalau uang sewa. Yang penting kita berbagi uang belanja bulanan saja," ucap Ocha.
"Ya sudah, kita naik mobilku saja." Zhe Zhe menarik tangan Ocha ke parkiran dan mereka pun menuju ke apartemen Ocha menggunakan mobil sedan biru milik Zhe Zhe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Epron Putra
hadir tor tuk cri bacaan baru udah like jga smngt tor
2020-05-18
1
A - 𝐙⃝🦜
maaf baru baca thor
2020-05-17
1
Ria Handayani
berharap novelnya jgn ada seasion 2 lg
2020-05-16
1