Sudden Mariage

Sudden Mariage

1

Bekerjalah dengan giat agar kamu tidak direndahkan jika kamu memiliki banyak uang. Begitulah semboyan dari seorang gadis yang sudah sangat muak dengan hidup yang dia jalani.

Malam itu Lovata atau lebih sering dipanggil Atta baru selesai kerja. Dengan badan yang lelah dia berjalan menuju rumah kontrakan yang dia tinggali bersama ibunya. "Capek sekali.." keluh Atta sembari memijit pundaknya sendiri.

Atta berjalan kaki menuju rumahnya karena dia harus berhemat untuk biaya rumah sakit ibunya. Tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat asing tak jauh darinya.

"Kemana dia? Kejar jangan sampai lolos." suara seseorang yang sepertinya sedang mencari seseorang.

Namun, tiba-tiba tanpa sengaja ada seorang pemuda yang menabrak Atta. Dengan gemetar pemuda tersebut meminta tolong Atta supaya mau menolongnya. "Tolong aku! Kalau kamu tolongin aku. Aku kasih kamu uang 1 milyar!" ucap pemuda tersebut dengan tubuh yang gemetar.

Wow, 1 milyar?

Atta pun mulai mempertimbangkan untuk menolong lelaki tersebut. Uang sebanyak itu bisa untuk biaya pengobatan ibunya. Tetapi, belum juga Atta menjawab. Tiba-tiba lelaki tersebut mendorong Atta ke sebuah gang sempit kemudian menciumnya dengan paksa.

"Kesana..." terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang tak dikenal.

Begitu suara itu sudah tak terdengar, barulah pemuda tersebut melepaskan ciumannya. Dia juga sempat menghela nafasnya. Bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.

"Hei!"

Plak! Plak!

Bagaimana kalau kamu tiba-tiba dicium oleh orang yang tak dikenal. Sudah pasti akan marah. Dan tamparan tersebut menandakan jika Atta sangatlah marah kepada pemuda tersebut.

"Aku minta maaf." ucap pemuda tersebut tidak marah sama sekali dengan tamparan yang mendarat di kedua pipinya.

Tapi, tiba-tiba pemuda itu merasa pusing dan tak bisa berjalan dengan normal. "Hei, kamu kenapa?" tanya Atta bingung.

Pemuda tersebut sudah setengah sadar. Dengan lirih dia meminta Atta untuk menolongnya. Atta pun masih ragu, meskipun pemyda itu kembali menjanjikan imbalan uang 1 milyar. Saat dia merasa bimbang. Tiba-tiba Atta kembali mendengar suara orang-orang yang mengejar pemuda tersebut.

"Ya, aku harus membantu dia. Dia pasti dalam keadaan sulit sekarang." bukan hanya karena imbalan yang dijanjikan sangatlah menggiurkan, tapi juga karena rasa kemanusiaan.

Mendengar suara itu semakin mendekat. Buru-buru Atta membawa pemuda tersebut ke rumah kontrakannya melalui jalan pintas yang sempit dan gelap. Dengan segera Atta membawa masuk lelaki itu kemudian menutup semua pintu dan jendela rapat-rapat.

Atta melempar pemuda yang setengah sadar tersebut ke sofa ruang tamu. Dia pun mulai menghela nafas berkali-kali karena capek. "Berat banget." keluhnya.

Saat Atta hendak mengambil minuman hangat untuk pemuda tersebut. Tiba-tiba pemuda itu meraih tangannya, kemudian menariknya sampai terjatuh.

"Akh.." tentu saja Atta kaget dengan apa yang lelaki itu lakukan.

"Aku nggak nyaman, tolong bantu aku!" lirih pemuda itu memohon.

Meskipun Atta menolak, tapi tetap saja dia tidak bisa melawan kekuatan pemuda tersebut. Padahal pemuda itu sudah setengah sadar. "Aku nggak mau!!" seru Atta menolak.

"Aku akan tanggung jawab." ucap pemuda itu lagi kemudian dia melakukannya dengan Atta.

Keesokan paginya, badan Atta terasa sakit semua. Dia kembali mengingat apa yang telah pemuda itu lakukan kepadanya. "Sial, dia pergi gitu aja setelah melakukannya. Dasar cowok brengs*k." umpat Atta sembari berusaha bangun dari tempat tidur. Semalam pemuda itu melakukan dengan sangat ganas, apalagi itu pengalaman pertama buat Atta.

Tetapi, mata Atta salfok dengan sebuah kertas kecil yang ada di meja kamarnya. Atta mengambil kertas yang ternyata sebuah kartu nama. Pemuda tersebut meninggalkan kartu namanya dan juga nomer pribadi untuk Atta.

"Ernes. Ternyata dia CEO." gumam Atta menahan sakit dipinggangnya.

Setelah mandi dan bersih-bersih. Atta pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Sudah beberapa minggu ibunya harus dirawat di rumah sakit. Penyakit ginjalnya sudah terlalu parah dan harus segera mendapat transplantasi ginjal. Tetapi, Atta juga tidak memiliki uang sebanyak itu.

Ayahnya? Jangan ditanya!

Lelaki brengs*k itu telah menipu ibunya waktu masih muda sampai ibunya hamil. Dia mengaku masih single waktu mendekati ibunya padahal kenyataannya dia adalah seorang lelaki beristri yang sudahblama menikah namun belum dikaruniai keturunan.

"Ah, laper banget. Oh iya semalam aku belum makan sama sekali, pantesan lapar banget." Atta pun segera mencari sarapan untuk dirinya dan juga ibunya.

Di salah satu kamar rumah sakit kelas 2. Seorang wanita paruh baya sedang memarahi salah satu pasien. "Kamu pikir dengan pura-pura sakit seperti ini, mas Dika akan peduli sama kamu? Jangan mimpi!" ucap wanita paruh baya itu.

"Dasar wanita tak tahu malu." umpat wanita itu lagi.

"Tanti, aku sama sekali nggak ingin narik perhatian mas Dika. Lagipula waktu itu mas Dika yang nggak mau jujur kalau dia sudah punya istri." ucap wanita yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.

"Halah, emang dasarnya kamu aja yang murah*n.." umpat Tanti lagi.

"Aku nggak seperti itu Tanti, uhuk," Susi masih tidak terima dengan tuduhan Tanti.

"Kamu itu pelakor, wanita nggak tahu malu. Anak kamu juga sama seperti kamu, murah*n.."

"Keluar dari sini! Aku tak masalah jika kamu nuduh aku bahkan ngatain aku, tapi jangan pernah hina anakku!" Susi sudah tidak tahan dengan penghinaan Tanti. Tak apa jika dia dihina, karena mungkin dia memang salah. Tapi, Susi tidak rela jika anaknya yang tak tahu apa-apa juga dihina oleh Tanti.

"Keluar! Suster, tolong bawa nyonya ini keluar!" ucap Susi memanggil suster.

Plak!

Tanti tidak terima dia diusir oleh Susi. Dia pun menampar Susi dengan cukup keras. Tanti kembali mengangkat tangannya hendak memukul Susi kembali. Namun tangannya ditahan oleh Atta yang sudah berada di luar ruangan cukup lama.

"Berani sentuh ibuku, aku patahkan tangan kamu!" ancam Atta dengan marah.

Atta mendorong Tanti menjauh dari ranjang ibunya. Dia bertanya apakah ibunya baik-baik saja. Ibunya hanya menganggukan kepalanya dengan sedih. "Ibu nggak apa-apa." katanya pelan.

"Dasar orang-orang tak tahu malu." Tanti kembali menghina Susi dan anaknya.

"Mending tante pergi deh, sebelum aku gelap mata!" ucap Atta, dia malas meladeni Tanti sebenarnya. Karena apa yang Tanti permasalahkan hanya itu-itu saja.

"Beraninya kamu usir aku. Oke kita buktiin siapa yang akan diusir dari rumah sakit ini." ucap Tanti dengan kesal. Kemudian Tanti berteriak memanggil suster, dia memerintahkan suster untuk mengeluarkan ibunya Atta dari rumah sakit, karena tagihannya juga sudah menumpuk. Belum lagi dia juga memiliki saham di yayasan rumah sakit tersebut.

Setengah jam kemudian, Susi sudah berada diluar rumah sakit. Atta memohon agar pihak rumah sakit memberinya keringanan. Namun, pengaruh Tanti lebih kuat darinya.

"Tolong pindahkan ibuku ke ruangan vvip!" ucap Atta tak masuk akal.

Tentu saja perkataan Atta tersebut membuat Tanti terbahak. Dia kembali menghina Atta karena telah sombong. "Tagihan kemarin aja belum kelar, mau pindahin ibu kamu ke ruang vvip, duit darimana?" hina Tanti dengan terbahak.

"Aku akan tutup mulut busuk kamu, lihat saja!" Atta pun meminta izin untuk menelepon seseorang.

Ya, dia menghubungi lelaki yang semalam dia tolong. Lelaki itu berjanji akan memberinya uang 1 milyar. Atta ingin menagihnya sekarang.

Terpopuler

Comments

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Yuuukk...next 😉

2022-04-01

1

Patrick Khan

Patrick Khan

., langsung mampir q kak🤗🤗

2022-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!