Segala keindahan yang terlihat oleh mata hanyalah semu. Seperti kecantikan seorang wanita yang lambat laun kian menua. Namun, keindahan yang terpancar dari dalam diri tak lekang oleh dimakan jaman.
Ernes datang ke sebuah tempat hiburan bersama temannya. Dia sebenarnya tidak suka dengan kehidupan malam seperti itu. Baginya lebih baik kerja lembur daripada menghabiskan malam dengan sesuatu yang sia-sia.
Mungkin, itu salah satu alasan kenapa Ernes enggan menikah atau hanya sekedar memiliki kekasih. Baginya semua itu hanya membuang-buang waktu saja. Meskipun sebenarnya Ernes tidak menolak dekat dengan wanita. Tapi dia enggan untuk terikat.
Tapi malam itu, dia merasa capek dengan pekerjaannya dan ingin santai sejenak. Dia juga masih malas pulang karena dia yakin setibanya di rumah, mamanya akan memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak jelas. Setidaknya seperti itu yang mamanya sejak kemarin, saat Ernes memberitahu jika dia sudah punya calon istri.
Ernes sebenarnya ingin menyembunyikan pernikahannya dari mamanya karena pernikahan tersebut termasuk pernikahan yang saling menguntungkan dan bukan pernikahan yang sebenarnya. Istilah lainnya pernikahan kontrak. Tapi karena dia sudah tidak mau disuruh kencan buta, Ernes pun terpaksa memberitahu mamanya tentang calon istrinya.
"Tumben si Ernes mau diajak kesini?" tanya Randi salah satu teman Ernes.
"Pusing gue." ucap Ernes sembari mengetuk-ngetuk gelas yang ada ditangannya dengan jari telunjuknya. Ernes juga terus memperhatikan gelas berisi minuman tersebut.
"Lo sih kerjaan mulu yang lo pikir gimana nggak pusing. Sekali-sekali boleh dong cari hiburan kayak gini." sahut Rafa teman Ernes yang lain.
"Bukan masalah pekerjaan, tapi-"
"Mama lo minta lo kencan buta lagi?" Randi langsung menebak pikiran Ernes.
"Hmm," jawab Ernes singkat, kemudian dia menenggak minuman yang ada ditangannya.
"Lagian lo kenapa sih nggak mau nikah? Gue sama Randi aja udah mau punya anak 2, adik lo juga udah punya anak kan?" Rafa bingung dengan temannya itu.
Padahal, Ernes termasuk lelaki tampan, kaya raya, pengusaha sukses tapi kenapa dia seperti tidak percaya dengan apa yang dia punya. Malah selalu berpenampilan culun di depan karyawannya dengan memakai kacamata seperti seorang kutu buku.
"Lo bukan seorang hom* kan?" tanya Rafa dengan khawatir.
"Nggaklah. Gue pernah suka sama seorang cewek, cantik, imut, menggemaskan.." Ernes tersenyum mengingat Aiko, wanita yang pernah dia sukai.
"Tapi sayangnya dia nolak gue, dan sekarang udah punya keluarga." imbuh Ernes tersenyum pahit.
"Jadi cuma gara-gara lo pernah ditolak cewek, terus lo nggak mau menikah gitu?" Rafa tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak ngerti lagi dengan apa yang dipikirkan temannya itu.
"Bukan gitu sih, tapi gue cuma belum pengen nikah aja, gue masih fokus ke pekerjaan."
"Apa yang lo harapkan lagi sih? Semua udah lo dapet, papa lo pemodal besar, lo punya usaha sendiri dan sukses, apa lagi yang lo harapkan bro?" bukan hanya Rafa yang tak ngerti dengan jalan pikiran Ernes. Tetapi, Randi juga nggak ngerti apa yang Ernes inginkan.
"Punya istri tuh enak bro. Lo ada yang ngurus, ada orang yang bisa lo ajak berbagi beban, apalagi kalau lo punya anak, badan capek seperti apapun akan hilang sektika saat anak lo bermanja sama lo." Rafa menceritakan pengalamannya memiliki anak dan istri.
"Gue juga udah punya anak, tuh si Kiano dan Keysha, mereka udah kayak anak gue sendiri."
"Bedalah bro, lo akan tahu rasanya kalau lo punya anak sendiri." timpal Randi.
"Entahlah.." saat Ernes hendak menenggak minumannya kembali. Tetiba matanya tertuju pada seorang wanita berpenampilan kuno dan memakai kacamata.
Wanita itu wanita yang dia temui tadi malam. Wanita itu yang akan dia nikahi, tapi kenapa wanita itu ada ditempat seperti ini. Mana bersama seorang lelaki.
Ernes pun menjadi kesal. Bukankah mau aku nikahin tapi malah ganjen ke lelaki lain. "Gue ke toilet bentar!" pamit Ernes setelah menenggak kembali minuman alkohol tersebut.
"Jangan lama-lama, habis ini kita karoke!" seru Randi.
Ernes tidak menjawab, dia buru-buru mengejar Atta yang berjalan bersama lelaki lain.
Beberapa waktu lalu.
Atta yang sedang patroli tidak sengaja bertemu dengan Alka. Pemuda yang kemarin dia temui sedang berkelahi. Pemuda itu pernah melihat Atta dengan penampilan aslinya. Dan pemuda itu sepertinya tertarik dengan Atta.
"Hallo kita ketemu lagi.." sapa Alka ketika melihat Atta sedang patroli.
"Hai, kesini lagi? Mau ribut lagi?" tanya Atta.
"Nggak, aku udah putus sama cewek kemarin. Aku kesini karena pengen ketemu kamu." jawab pemuda itu tanpa basa basi.
"Ketemu aku? Mau ngapain? Mau bilang makasih? Kalau gitu nanti pulang kerja traktir aku!" ucap Atta melanjutkan tugasnya kembali. Sementara Alka mengikutinya mengelilingin ruangan demi ruangan.
Tugas Atta memastikan jika tidak ada suatu masalah di tempat tersebut. Karena kenyamanan pelanggan yang utama.
"Boleh, cuma traktir makan doang." ucap Alka tersenyum senang.
"Kamu kenapa berpenampilan seperti ini? Padahal aslinya kamu cantik banget loh." tanya Alka yang membuat Atta seketika menoleh dan menghentikan langkahnya.
"Kamu tahu?" bisik Atta yang tidak mau rahasiannya terbongkar.
"Hmm, aku pernah lihat kamu, dan juga tidak sengaja lihat lamaran kerja kamu di ruangan atasan kamu kemarin."
"Lalu kamu pasti juga udah tahu alasannya." Alka tersenyum mendengar perkataan Atta.
"Boleh nggak aku deket sama kamu? Izinkan aku bantu kamu untuk membiayai pengobatan ibu kamu!" mohon Alka, dia ingin sekali dekat dengan Atta. Karena dia telah tertarik dengan Atta.
Atta menatap Alka yang sedang menatapnya dengan wajah serius. Dia pun tersenyum kecil. "Makasih atas tawarannya, tapi aku masih bisa kok biayai pengobatan ibu aku. Kalau kamu mau berteman denganku, aku nggak nolak. Karena banyak teman banyak rejika kan?" jawab Atta. Dia juga masih enggan menerima tawaran dari orang yang baru dia kenal.
"Kamu udah punya pacar?" tanya Alka.
Sementara Atta hanya tersenyum mendengar pertanyaan Alka. Namun tiba-tiba dari arah belakang, Ernes meraih tangan Atta dan menariknya. "Ikut aku!" ucap Ernes.
Karena kaget, Atta refleks mengeluarkan ilmu bela dirinya. "Kamu siapa?" tanya Atta.
Dia tidak mengenali Ernes yang melepas kacamatanya dan berpenampilan keren. Sementara Ernes yang dia temui malam itu. Dia seorang tuan muda yang berpenampilan culun dengan kacamatanya.
"Calon suami kamu.." bisik Ernes.
"Ca..." Atta membulatkan matanya. Kenapa yang dia temui kemarin berbeda dengan yang sekarang.
"Katakan sesuatu yang bisa buat aku percaya kalau-"
"Aku orang pertama yang mengambilnya jadi kamu ingin aku nikahin kamu." jawab Ernes dengan cepat, tapi dia hanya berbisij agar tidak terdengar oleh orang lain.
Atta kembali membulatkan matanya. Jadi lelaki ini beneran orang yang akan dia nikahin. Atta menatap Ernes yang berpenampilan keren dan cukup tampan.
"Apa ada masalah? Kamu siapa?" namun seketika Atta tersadar dari lamunannya karena pertanyaan Alka.
"Kamu siapa?" tanya Ernes balik dengan melotot.
"Aku teman dekat Atta." jawab Alka.
"Oh, aku ca-"
"Ah,, dia temen aku juga.." Atta dengan cepat menutup mulut Ernes yang hendak mengatakan yang sebenarnya kepada Alka.
"Jadi cuma teman kan, tolong yang sopan!" ucap Alka lalu menarik tangan Atta dan membawanya meninggalkan Ernes yang menatapnya tajam.
Sementara Atta mengisyaratkan dengan tangan kalau dia akan menelepon Ernes nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments