2

Ernes yang sedang sibuk dengan pekerjaannya menerima sebuah panggilan telepon dari nomer yang tidak dia kenal. Dia ingin menolak panggilan tersebut, namun takutnay jika panggilan itu penting karena nomer tersebut menelepon berulang kali. Sampai akhirnya Ernes memutuskan untuk menerima telepon tersebut.

"Ya." ucapnya.

"Heh kampret kenapa lama sekali angkat teleponnya!" seru Atta dari balik telepon. Saking kerasnya suara Atta, Ernes sampai menjauhkan ponselnya dari telinganya. Takut telinganya sakit karena teriakan Atta.

"Kamu wanita yang nolongin aku semalem?" tanya Ernes.

"Ya. Aku mau tagih janji kamu. Tapi, aku nggak mau uang."

"Terus?" Ernes mengerutkan keningnya. Dia tak tahu apa yang akan diminta oleh wanita tersebut.

"Aku ingin kamu nikahin aku!"

"Nggak bisa!" jawab Ernes dengan cepat.

Semalam dia dikejar karena menolak perjodohan dari mamanya karena masih belum mau menikah. Gila aja wanita yang baru dia kenal itu justru minta dia nikahin. Tentu saja Ernes akan langsung menolak.

"Nggak bisa? apa maksud kamu nggak bisa? Kamu udah tidurin aku dan bilang akan tanggung jawab, apa kamu nggak mikir, apa masih ada lelaki yang mau sama wanita yang udah nggak perawan. Kenapa kamu tega hancurin masa depanku padahal aku tolongim kamu kemarin." seru dengan marah dan menangis. Terdengar dari suaranya yang serak.

"Hais, oke-oke. Kita akan menikah." akhirnya Ernes menyerah. Dia juga merasa salah telah melakukan hal tersebut kepada wanita itu.

"Tapi, aku mau tanya satu hal. Kenapa tiba-tiba ingin nikah sama aku?" Ernes mengajukan pertanyaan yang membuat dia penasaran kenapa wanita itu mengubah pikirannya.

"Karena kalau jadi istri kamu, setidaknya aku dapat lebih dari 1 milyar." jawaban yang lugas dan terus terang dari Atta membuat Ernes seketika menjadi kecewa. Sampai akhirnya dia berpikir jika semua wanita itu sama aja. Mereka hanya menginginkan hartanya.

"Oh, baiklah. Aku bisa kasih kamu segalanya tapi tidak untuk hatiku." ucap Ernes dengan kecewa. Entah kenapa dia merasa kecewa dengan jawaban Atta.

"Aku juga nggak menginginkan hati kamu. Tapi, ada satu hal yang aku ingin kamu mengurusnya!"

"Apa?"

Atta menceritakan apa yang terjadi dengan ibunya. Dia memberitahu juga alasan kenapa ibunya dibawa keluar dari rumah sakit.

"Rumah sakit apa?"

"Rumah sakit yang ada di jalan merdeka."

Ernes terdiam. Dia ingat beberapa waktu lalu yayasan rumah sakit tersebut telah mengajukan proposal agar Ernes mau menanam modal di rumah sakit tersebut. Namun, Ernes belum tertarik untuk mengembangkan bisnis di dunia medis.

"Kamu tunggu saja!" Ernes lalu mematikan teleponnya.

Speuluh menit kemudian, kepala rumah sakit tersebut menghampiri Atta dan juga ibunya. Dia meminta suster untuk menyiapkan kamar yang terbaik untuk Susi. Kepala rumah sakit juga telah menjadwalkan operasi untuk ibunya Atta.

"Serius dok? Ibu saya udah dapat donor ginjal?" Atta sungguh masih tak percaya dengan apa yang kepala rumah sakit katakan.

"Iya. Kita akan jadwalkan segera operasi ibu anda." ucap kepala rumah itu yang membuat Atta bahagia bukan main.

Susi di bawa masuk kembali dan dipindah ke kamar vvip sesuai permintaan Atta sebelumnya. Susi pun kaget, bagaimana anaknya bisa melakukan hal tersebut.

"Atta, gimana caranya kamu bayar ini semua nak? Ibu tahu ini nggak murah." tanya Susi dengan cemas.

"Aku yakin anak kamu ini pasti jadi simpanan om-om, kalau nggak, dapet dari mana uang sebanyak itu?" sahut Tanti yang ternyata masih berada di rumah sakit tersebut.

"Ngaku aja kamu jadi simpanan kan?" Tanti yang kesal karena kalah dari Atta pun mendorong tubuh Atta.

"Jaga ya mulut tante!" Atta tidak terima dengan tuduhan Tanti. Dia pun mendorong Tanti dan terjadilah keributan diruangan tersebut. Sampai suster-suster harus turun tangan memisahkan mereka berdua.

Susi yang tidak tahan mendengar hinaan Tanti ke anaknya pun mulai ikutan marah. Sampai akhirnya dia tidak kuat menahan amarah dan kemudian pingsan.

Melihat ibunya yang pingsan membuat Atta kembali naik pitam. Dia kembali menyerang Tanti, menjambak dan mendorongnya keluar dari ruangan rawat ibunya.

"Pergi kamu! Jangan pernah ganggu ibuku lagi!" Atta benar-benar geram dengan Tanti yang selalu saja mencari masalah kepadanya dan ibunya.

"Dasar jal*ng, kamu sama saja seperti ibu kamu!" seru Tanti dengan marah. Dia tidak menyangka jika Atta berani menjambaknya.

"Huss pulang! Jangan kesini lagi, kamu tidak dibutuhkan disini!" ucap Atta dengan gaya tengil.

"Kalau bukan ayah kamu yang maksa aku kesini, aku juga sudi untuk kesini."

"Bilang sama lelaki brengs*k itu, mulai hari ini aku dan ibuku tidak membutuhkan belas kasihannya lagi! Husss pergi!" Atta menggerakan tangannya seperti mengusir seekor ayam.

"Dasar anak jal*ng!" seru Tanti yang semakin marah karena pihak rumah sakit juga memintanya untuk meninggalkan rumah sakit agar tidak menimbulkan keributan.

Atta meraih tangan ibuku sembari menangis, memohon agar ibunya cepat sadar. "Buk, jangan tinggalin aku sendiri!" lirihnya sembari menangis.

Tak selang beberapa lama, ibunya pun mulai tersadar. Hanya saja, ibunya masih marah dan tidak mau bicara dengan dia. Ibunya tidak mau menatapnya, membuat Atta menjadi sedih.

Atta memeluk ibunya yang tidak mau melihatnya. "Buk, jangan marah dong sama aku! Apa yang dikatakan tante Tanti itu hanyalah omong kosong. Aku bukan simpanan." ucap Atta.

"Lalu darimana kamu punya uang sebanyak itu?" tanya Susi masih marah.

"Calon menantu ibu kan pengusaha kaya. Dia yang biayai semua pengobatan ibu." jawab Atta dengan tersenyum.

Awalnya dia ingin menyembunyikan hubungannya dengan Ernes dari ibunya. Takut jika ibunya khawatir dan kecewa karena dia menikah akibat insiden yang tak terduga.

"Calon menantu?"

"Hmm," Atta menganggukan kepalanya.

"Ibu mau ngomong sama dia? Biar aku telepon dia." Atta pun kembali menelepon Ernes.

Kebetulan Ernes sedang tidak sibuk. Dia hanya sedang memeriksa dokumen yang harus dia tanda tanganin. Senyuman mengembang dibibirnya.

"Kenapa? kangen?" tanya Ernes sembari menyilangkan kakinya.

"Hmm, ibuku ingin ngomong sama kamu."

"Ngomong sama aku?"

"Dia nggak percaya kalau kalau calon suami aku. Dia mengira jika aku simpanan om-om kaya." gerutu Atta.

"Coba kasih teleponnya ke ibu kamu!"

"Hallo, bu. Ini aku Ernes calon suami anak ibu. Gimana, ibu sudah dapat kamar yang layak kan?" tanya Ernes dengan begitu lembut dan sopan.

"Ka..mu beneran calon suami Atta?" tanya ibu Atta masih belum percaya. Karena selama ini Atta belum pernah membawa pulang teman cowoknya selain teman sekolahnya, Andre.

"Iya bu, kenalin nama aku Ernes."

"Kamu pasti dipaksa Atta ya untuk nikah sama dia?" tanya Susi sembari memukul lengan Atta.

"Akh... sakit buk.." erang Atta.

"Maapin ya nak, Atta emang anak nakal."

"Nggak apa bu, itu yang membuat aku cinta sama dia. Ibu nggak perlu khawatirin apapun, ibu hanya perlu rutin berobat karena aku yang akan tanggung semua biayanya." Susi tidak bisa menahan air matanya. Dia sangat terharu dengan kebaikan hati calon menantunya.

Susi memang selalu berharap anaknya mendapat suami yang bertanggung jawab dan mau menerima dirinya yang sakit-sakitan ini.

"Terima kasih.." ucap Susi dengan suara serak.

"Iya, boleh aku bicara dengan Atta?" Susi segera memberikan teleponnya kepada anaknya.

"Hmm, kenapa?" Atta berjalan menjauh dari ibunya.

"Kelihatannya ada yang seneng bisa nikah sama aku." goda Ernes.

"Nggak ada. Pernikahan ini terjadi karena kamu harus tanggung jawab karena telah mengambilnya secara paksa." ucap Atta.

"Lagipula apanya yang seneng, punya kamu jelek.." ledek Atta yang membuat Ernes menjadi geram.

"Kamu juga jelek, mana penampilan kamu kayak orang tua, masih untung aku mau nikahin kamu. Dasar.." gerutu Ernes tidak terima dikatai oleh Atta.

"Woii, gini-gini aku calon istri kamu.. Penampilan kamu juga jelek dan culun." seru Atta dengan marah.

"Iya, maaf istri.." ucap Ernes yang seketika membuat Atta canggung karena panggilan tersebut.

"Aku mau berangkat kerja." ucap Atta buru-buru menutup teleponnya. Atta berulang kali mengatur pernafasannya. Tak tahu kenapa jantung berdetak dengan sangat cepat.

"Kenapa jantungku berdetak tidak seperti biasa?" gumam Atta sembari memegangi dadanya.

Terpopuler

Comments

Artati Sukreni

Artati Sukreni

lanjut..

2022-09-07

0

Patrick Khan

Patrick Khan

. lanjut kak

2022-04-01

0

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Rame nih kayaknya karakter Ernes yg diam, culun berbanding dgn Atta yg rame 😉

2022-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!