Mimpi Ustadz Ridwan

Mimpi Ustadz Ridwan

1. Pulang Ke Rumah

"Terminal... Terminal... Terminal..."

Terdengar suara kondektur Bus berteriak dari arah pintu depan, seiring dengan masuknya bus ke dalam terminal.

Ridwan, pemuda itu bergegas berdiri sebagaimana penumpang lainnya, ia ketiduran hingga akhirnya terbawa sampai ke terminal, padahal ia harusnya bisa turun di jalan besar, karena desanya justeru berada sebelum terminal kota.

Ridwan menggendong tas ranselnya yang penuh baju dan sarung, sementara dus berisi buku dan kitab ia jinjing.

Bus berhenti dan penumpang yang tinggal beberapa saja antri untuk turun.

Ridwan berdiri paling belakang karena kebanyakan dari penumpang adalah orangtua, jadi sebagai orang muda, ia harus mendahulukan mereka.

Kotanya tampak basah, sepertinya hujan baru saja mengguyur.

Ridwan yang baru turun dari Bus didekati beberapa tukang ojek.

"Ke mana Mas? Ke mana Mas?"

"Ke Dukuh Waru Pak."

Jawab Ridwan.

"Ooh mari sama saya, kebetulan mertua saya asli Waru. Waru mana Mas?"

Tanya salah satu tukang ojek yang dengan sigap mengambil dus yang dibawa Ridwan.

Pemuda tampan dengan peci khas anak santri itu tersenyum santun.

"Waru Kidul Pak."

"Ooh Waru Kidul, Masjid Uswatun Hasanah bukan?"

"Inggih Pak."

"Wah saya tahu itu, monggo... Monggo..."

Tukang ojek itu mengajak Ridwan menuju motornya yang terparkir.

Ridwan mengikuti saja, ini tentu adalah rezeki bagi penumpang Bus sebetulnya, manakala tak ada saudara atau kerabat yang bisa menjemput, adanya banyak tukang ojek mangkal membuat kita terbantu tanpa harus menunggu lama untuk mencari transportasi lain.

Tak apa mengeluarkan sedikit rupiah, jika itu bisa membuat orang yang tengah berjuang menghidupi keluarga bisa memenuhi kebutuhan dapur mereka.

"Dusnya saya pangku saja Pak, ada kitabnya soalnya."

Kata Ridwan, saat dus berisi buku dan kitabnya akan diletakkan di bagian depan motor yang untuk pijakan kaki.

"Oh... Nggih Mas, nggih..."

Si tukang ojek memberikan dus itu pada Ridwan.

Tampak pemuda itu menerimanya sambil tersenyum.

Udara kota tak terlalu panas hari ini, meski angin khas kota pesisir masih terasa sedikit kering.

Jalanan yang masih terlihat kuyup, menandakan jika hujan turun cukup deras beberapa waktu lalu.

Motor melaju menjauhi terminal dan menuju kampung Ridwan tinggal.

Setelah hampir delapan tahun Ridwan berada di kota lain, menimba ilmu di pesantren sambil melanjutkan sekolah dan kuliah, kini Ridwan akhirnya benar-benar kembali ke kotanya.

Diterima sebagai seorang Guru Agama di Sekolah Dasar di mana dulu ia pernah belajar, membuat Ridwan sangat bersemangat untuk kembali pulang.

Memiliki Ilmu yang bermanfaat, tentu itulah cita-cita Ridwan.

Ilmu yang bisa ia bagi pada anak-anak, yang akan menjadi pelita kecil kala mereka merasa dunia gelap dan bisa membuat mereka tersesat.

Tak terasa, motor tukang ojek sudah memasuki wilayah desa Waru, Ridwan memberikan petunjuk ke mana arah menuju rumahnya yang ada tak jauh dari Masjid Uswatun Hasanah.

Tukang ojek mengarahkan motornya ke arah sesuai yang diberikan Ridwan, sampai kemudian di depan rumah yang diseberangnya membentang hamparan sawah yang hijau, Ridwan meminta si tukang ojek berhenti.

Tiga anak kecil di halaman depan yang sedang bermain memandangi kedatangan Ridwan dan tukang ojek.

Hingga salah satu anak yang ada di halaman itu melompat senang.

"Paman Ridwan... Paman Ridwan..."

Gadis kecil itu menyambut senang, ia lantas berlari masuk ke dalam rumah.

Ridwan tersenyum seraya turun dari motor, membayar lebih pada si tukang ojek.

"Tidak usah kembali Pak, tidak apa-apa, InsyaAllah saya ikhlas, semoga Bapak berkah hari ini."

Kata Ridwan.

"Wah terimakasih Mas... Terimakasih."

Kata si tukang ojek.

Seorang Ibu dan perempuan yang lebih muda keluar tergopoh-gopoh dari dalam rumah sederhana yang tadi ada gadis kecil masuk.

Ya, itu adalah Ibu Ridwan dan kakak perempuan Ridwan satu-satunya yang baru ditinggal sang suami kembali ke sang Khalik satu tahun silam.

"Monggo Mas, saya permisi."

Pamit si tukang ojek santun.

Ridwan mengangguk.

"Hati-hati Pak."

"Nggih Mas, assalamualaikum..."

Kata si tukang ojek.

"Waalaikumsalam warrohmatullahi wabarokatuh.."

Jawab Ridwan mengiring kepergian si tukang ojek.

Ridwan lantas menghampiri Ibunya di depan rumah yang masih separuhnya terbuat dari papan itu.

"Assalamualaikum..."

Ridwan menguluk salam.

"Waalaikumsalam..."

Jawab Ibu dan Kakak perempuan Ridwan bersamaan.

Ridwan menyalami sang Ibu, mencium punggung tangannya, begitu juga pada sang kakak perempuannya.

"Sehat Bu?"

Tanya Ridwan pada Ibunya yang matanya tampak berkaca-kaca karena terharu.

"Alhamdulillah, berkah sehat."

Jawab Ibu.

"Kamarnya sudah Mbak rapihkan, simpanlah barang-barangmu Wan, lalu cuci muka, Mbak sudah masak makanan kesukaanmu."

Kata Mbak Wening, kakak perempuan Ridwan.

"Terimakasih Mbak."

Ridwan lalu menuju kamarnya,

"Buatkan air teh hangat Ning."

"Nggih Bu."

Mbak Wening mengangguk.

"Ajeng, mandi dulu hayuk sudah sore."

Ujar Mbak Wening pada anaknya yang akan main lagi.

"Nggih Bu, ini mau bilang teman-teman dulu."

Sahut Ajeng.

"Iya, biar teman-teman kamu juga mandi, nanti baru berangkat les."

Kata Mbak Wening.

"Inggih Bu."

Sahut Ajeng lagi, lalu berlari keluar rumah untuk menemui teman-temannya.

Ridwan di dalam kamar tampak meletakkan ranselnya di atas kursi kayu yang sudah agak lapuk yang dulu ia gunakan sebagai kursi belajar.

Sementara dus berisi buku dan kitabnya ia letakkan di atas meja.

Ridwan membongkar dus nya lebih dulu, mengeluarkan isinya, dan menyusun buku serta kitab-kitab selama ia di pesantren di atas meja yang ditutup taplak motif batik wayang Werkudara berwarna hijau.

Setelah rapi, Ridwan baru membongkar isi ranselnya, mengeluarkan sarung dan baju koko serta kemeja dan celana yang masing-masing hanya tinggal dua sampai tiga potong saja.

Ridwan menghibahkan banyak sarung dan kemeja serta baju kokonya untuk teman-teman santrinya di pesantren.

Toh sebetulnya sebagai muslim, tak baik terlalu banyak menyimpan baju, jika baju-baju itu lebih bermanfaat untuk orang lain, maka lebih baik diberikan pada mereka, apalagi anak-anak santri yang akan memakainya untuk mengaji, sholat dan ibadah lain, yang tentu saja itu akan sangat bermanfaat dunia akhirat, di mana baju bukan hanya untuk sekedar menutup aurat, apalagi untuk bergaya.

Ridwan menyusun baju, celana dan sarungnya di dalam lemari kayu yang juga model lama.

Lemari kayu yang terdiri dari dua pintu, dan salah satu pintunya ada kaca cermin besar yang bisa ia gunakan untuk bercermin.

Setelah selesai merapihkan semuanya, barulah Ridwan bersiap keluar dari kamar.

Tentu setelah dus bekas untuk membawa buku dan kitabnya ia letakkan di kolong tempat tidur kayunya, dan ranselnya ia gantung di belakang pintu kamar.

Ridwan meski laki-laki memang sangat rapi.

Ridwan keluar dari kamar, menyingkap tirai berwarna coklat motif jaman dulu.

"Makanlah, ini wedang teh nya mumpung masih hangat Wan."

Kata Mbak Wening saat Ridwan memasuki ruang makan rumah mereka yang juga sederhana saja.

Tampak sajian sambal terasi di atas cobek dengan pete kukus, dan sepiring tahu tempe goreng tanpa tepung dan ikan tawar goreng di atas meja berlapis taplak plastik kotak-kotak.

"Cuci muka dulu Mbak."

Kata Ridwan.

Mbak Wening mengangguk.

Di belakang rumah, di mana di sana halaman terbuka Ibu terlihat duduk di bawah sambil sibuk membatik.

Ridwan melewati sang Ibu untuk menuju kamar mandi karena akan cuci muka.

Kamar mandi yang berderet dengan satu kamar untuk toilet dan di sampingnya lagi sumur yang di atasnya ditutup papan kayu.

Disekitar sumur ada beberapa tanaman perdu, ada juga beberapa buah seperti Nanas dan Melon.

Tak jauh dari sana ada kandang ayam yang hanya berisi tiga ayam saja, yang bersebelahan dengan pohon Rambutan yang jika sedang musim cukup banyak berbuah.

Halaman itu dikelilingi pagar bambu setinggi dua setengah meter, yang di atasnya dibuat runcing.

**----------------**

Terpopuler

Comments

Dwi Pudji Astuti

Dwi Pudji Astuti

sy juga ikutan nyimak dulu ya ...

2022-09-27

0

Mans

Mans

nyimak dulu blom ada yang mau d komentarin 😂😂😂

2022-09-21

1

Yunita aristya

Yunita aristya

ikut nyimak

2022-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang Ke Rumah
2 2. Pemilik Wajah Ayu
3 3. Sebuah Pertemuan
4 4. Sebuah Kisah Sedih
5 5. Pujian Tulus Warga
6 6. Keluarga Dan Sahabat
7 7. Mimpi Ridwan
8 8. Dua Kejutan
9 9. Kesibukan Di Sekolah
10 10. Calon Idola
11 11. Rencana Perjodohan
12 12. Tawaran Pak Haji
13 13. Pemuda Saleh
14 14. Prinsip Laki-laki
15 15. Kesibukan Pagi
16 16. Sebuah Nasehat
17 17. Sarapan Bersama
18 18. Kesempatan Langka
19 19. Sayang Disayang
20 20. Tawaran Kerja Sampingan
21 21. Pemuda Seribu Satu
22 22. Jangan syuudzon
23 23. Tetap Semangat
24 24. Curahan Hati
25 25. Sang Ustadz
26 26. Sebuah Hadiah
27 27. Rezeki Baik
28 28. Dua Sahabat
29 29. Bersyukur
30 30. Jangan Sombong
31 31. Mampir Sebentar
32 32. Penasaran
33 33. Kaget
34 34. Pitutur
35 35. Perasaan Aneh
36 36. Lupa
37 37. Kesungguhan
38 38. Jodoh Tak Akan Kemana
39 39. Hadiah Terbaik
40 40. Luka Seorang Sahabat
41 41. Sabarlah Is
42 42. Amanat Berat
43 43. Adik Laki-laki Baik
44 44. Parcel Tak Diharapkan
45 45. Tiada Daya Upaya
46 46. Pesan Tak Sampai-Sampai
47 47. Kode Alam
48 48. Calon-Calon Isteri Yang Baik
49 49. Memenuhi Undangan
50 50. Tegas
51 51. Dia Yang Istimewa
52 52. Demi Sahabat
53 53. Terhempas
54 54. Keji
55 55. Kakak Pelindung Adik
56 56. Luka Hati Ibu
57 57. Rencana Allah
58 58. Mungkinkah?
59 59. Kenyataan Menyakitkan
60 60. Ke mana Anisa
61 61. Anisa Dan Wisnu
62 62. Sebuah Keputusan
63 63. Calon Ketua Yayasan
64 64. Mendung Tapi Cerah
65 65. Pesona Istimewa
66 66. Semoga Jadi Mantu
67 67. Pedas
68 68. Perkara Hati
69 69. Hari-hari Keberuntungan
70 70. Akhir Pekan
71 71. Tak Kenal Maka Tak Sayang
72 72. Siapa Dia?
73 73. Sebuah Perjalanan
74 74. Luar Biasa
75 75. Hotel Bintang
76 76. Nyaman
77 77. Pengalaman Pertama
78 78. Terlupakan
79 79. Nyasar
80 80. Pertentangan Batin
81 81. Semakin Dekat
82 82. Penasaran
83 83. Ketenangan Batin
84 84. Tak Akan Mengijinkannya
85 85. Penampakan
86 86. Malam Sibuk
87 87. Semoga
88 88. Perenungan
89 89. Di Antara Dua Cinta
90 90. Aku Pulang
91 91. Bukan Cinderella
92 92. Tiba Di Rumah
93 93. Pagi Hari
94 94. Berangkat Sekolah
95 95. Love Monday
96 96. Belajar Mengajar
97 97. Menjemput Lagi
98 98. Menumbuhkan Cinta
99 99. Haru
100 100. Memicu Harapan
101 101. Belanja
102 102. Makan Siang
103 103. Serasa Keluarga
104 104. Rindu Umi
105 105. Menjadi Dekat
106 106. Idaman
107 107. Aku Yang Akan Melindungi mu
108 108. Wisnu dan Ridwan
109 109. Tanda Tanya
110 110. Tidak Apa-apa
111 111. Malam kelabu
112 112. Gelisah Yang Sama
113 113. Hati Ibu
114 114. Kacau Balau
115 115. kebetulan Lagi
116 116. Tamu Istimewa
117 117. Seperti Petir Di Siang Bolong
118 118. Ikhlas
119 119. Doa Baik
120 120. Bukan Jodoh
121 121. Bukalah Hatimu
122 122. Bukan Mimpi
123 123. Undangan
124 124. Kembali Dari Awal
125 125. Yang Serasi
126 126. Biar Saja
127 127. Sudah Legawa
128 128. Sepertiga Malam
129 129. Beli Sarapan
130 130. Sosok Baru
131 131. Sahabat Terbaik
132 132. Tersadar
133 133. Titipan Mas Wisnu
134 134. Kode
135 135. Tragedi Pagi
136 136. Mungkin Memang Jodoh
137 137. Calon Ibu Pilihan
138 138. Belum Tersadar
139 139. Aminkan To...
140 140. Sang Sekretaris
141 141. Tamu Tiba-tiba
142 142. Terkejut
143 143. Pinangan Pertama
144 144. Senyam-senyum Sendiri
145 145. Mas
146 146. Sang Pengirim Sate
147 147. Rasa Apa Lagi?
148 148. Jodoh Tak Akan Ke Mana
149 149. Tak Bisa Lupa
150 150. Selamat Pagi
151 151. Kehebohan Pagi
152 152. Curiga
153 153. Mampir Besan
154 154. Dua Orang Ibu
155 155. Semakin Dekat
156 156. Calon-calon Pasangan
157 157. Mohon Doa
158 158. Calon Bapak
159 159. Bayang Masa Lalu
160 160. Dalam Tatap Matamu
161 161. Perempuan Istimewa
162 162. Kita Saudara
163 163. Satu Pengalaman
164 164. Nyaris Saja
165 165. Harapan Dan Harapan
166 166. Rapat
167 167. Calon Mertua
168 168. Ibu Adalah Segalanya
169 169. Sosok Orangtua
170 170. Sepertiga Malam
171 171. Dering Pagi
172 172. Masih Pagi Yang Sama
173 173. Khawatir
174 174. Mungkin Sudah Saatnya
175 175. Mencoba Ikhlas
176 176. Secuil Nasehat
177 177. Mengungkapkan
178 178. Mungkin Sudah Jodoh
179 179. Kesayangan Ibu
180 180. Maha Pengasih Dan Penyayang
181 181. Amanat Bapak
182 182. Surat Undangan
183 183. Rencana Pergi Bersama
184 184. Calon Fans
185 185. Ketika Langit Mendung
186 186. Kamu Ketahuan
187 187. Orangtua Rendah Hati
188 188. Sepenggal Masa Lalu
189 189. Khawatir
190 190. Ajeng Yang Pintar
191 191. Langit Dan Bumi
192 192. Terasa Asing
193 193. Masih Hujan
194 194. Sudah Kewajiban Adik
195 195. Langit Subuh
196 196. Kondangan
197 197. Jangan Khawatir
198 198. Tangisan Dan Senyuman
199 199. Ikhlaslah Nisa
200 200. Keponakan Ceriwis
201 201. Calon Isteri Ridwan
202 202. Tamu Istimewa
203 203. Ketulusan Iis
204 204. Hanya Sebuah Hadiah
205 205. Melepas Anisa
206 206. Wejangan Mbak Yu
207 207. Hak Dan Kewajiban
208 208. Luruskan Niat
209 209. Menuju Akad
210 210. Akhirnya
Episodes

Updated 210 Episodes

1
1. Pulang Ke Rumah
2
2. Pemilik Wajah Ayu
3
3. Sebuah Pertemuan
4
4. Sebuah Kisah Sedih
5
5. Pujian Tulus Warga
6
6. Keluarga Dan Sahabat
7
7. Mimpi Ridwan
8
8. Dua Kejutan
9
9. Kesibukan Di Sekolah
10
10. Calon Idola
11
11. Rencana Perjodohan
12
12. Tawaran Pak Haji
13
13. Pemuda Saleh
14
14. Prinsip Laki-laki
15
15. Kesibukan Pagi
16
16. Sebuah Nasehat
17
17. Sarapan Bersama
18
18. Kesempatan Langka
19
19. Sayang Disayang
20
20. Tawaran Kerja Sampingan
21
21. Pemuda Seribu Satu
22
22. Jangan syuudzon
23
23. Tetap Semangat
24
24. Curahan Hati
25
25. Sang Ustadz
26
26. Sebuah Hadiah
27
27. Rezeki Baik
28
28. Dua Sahabat
29
29. Bersyukur
30
30. Jangan Sombong
31
31. Mampir Sebentar
32
32. Penasaran
33
33. Kaget
34
34. Pitutur
35
35. Perasaan Aneh
36
36. Lupa
37
37. Kesungguhan
38
38. Jodoh Tak Akan Kemana
39
39. Hadiah Terbaik
40
40. Luka Seorang Sahabat
41
41. Sabarlah Is
42
42. Amanat Berat
43
43. Adik Laki-laki Baik
44
44. Parcel Tak Diharapkan
45
45. Tiada Daya Upaya
46
46. Pesan Tak Sampai-Sampai
47
47. Kode Alam
48
48. Calon-Calon Isteri Yang Baik
49
49. Memenuhi Undangan
50
50. Tegas
51
51. Dia Yang Istimewa
52
52. Demi Sahabat
53
53. Terhempas
54
54. Keji
55
55. Kakak Pelindung Adik
56
56. Luka Hati Ibu
57
57. Rencana Allah
58
58. Mungkinkah?
59
59. Kenyataan Menyakitkan
60
60. Ke mana Anisa
61
61. Anisa Dan Wisnu
62
62. Sebuah Keputusan
63
63. Calon Ketua Yayasan
64
64. Mendung Tapi Cerah
65
65. Pesona Istimewa
66
66. Semoga Jadi Mantu
67
67. Pedas
68
68. Perkara Hati
69
69. Hari-hari Keberuntungan
70
70. Akhir Pekan
71
71. Tak Kenal Maka Tak Sayang
72
72. Siapa Dia?
73
73. Sebuah Perjalanan
74
74. Luar Biasa
75
75. Hotel Bintang
76
76. Nyaman
77
77. Pengalaman Pertama
78
78. Terlupakan
79
79. Nyasar
80
80. Pertentangan Batin
81
81. Semakin Dekat
82
82. Penasaran
83
83. Ketenangan Batin
84
84. Tak Akan Mengijinkannya
85
85. Penampakan
86
86. Malam Sibuk
87
87. Semoga
88
88. Perenungan
89
89. Di Antara Dua Cinta
90
90. Aku Pulang
91
91. Bukan Cinderella
92
92. Tiba Di Rumah
93
93. Pagi Hari
94
94. Berangkat Sekolah
95
95. Love Monday
96
96. Belajar Mengajar
97
97. Menjemput Lagi
98
98. Menumbuhkan Cinta
99
99. Haru
100
100. Memicu Harapan
101
101. Belanja
102
102. Makan Siang
103
103. Serasa Keluarga
104
104. Rindu Umi
105
105. Menjadi Dekat
106
106. Idaman
107
107. Aku Yang Akan Melindungi mu
108
108. Wisnu dan Ridwan
109
109. Tanda Tanya
110
110. Tidak Apa-apa
111
111. Malam kelabu
112
112. Gelisah Yang Sama
113
113. Hati Ibu
114
114. Kacau Balau
115
115. kebetulan Lagi
116
116. Tamu Istimewa
117
117. Seperti Petir Di Siang Bolong
118
118. Ikhlas
119
119. Doa Baik
120
120. Bukan Jodoh
121
121. Bukalah Hatimu
122
122. Bukan Mimpi
123
123. Undangan
124
124. Kembali Dari Awal
125
125. Yang Serasi
126
126. Biar Saja
127
127. Sudah Legawa
128
128. Sepertiga Malam
129
129. Beli Sarapan
130
130. Sosok Baru
131
131. Sahabat Terbaik
132
132. Tersadar
133
133. Titipan Mas Wisnu
134
134. Kode
135
135. Tragedi Pagi
136
136. Mungkin Memang Jodoh
137
137. Calon Ibu Pilihan
138
138. Belum Tersadar
139
139. Aminkan To...
140
140. Sang Sekretaris
141
141. Tamu Tiba-tiba
142
142. Terkejut
143
143. Pinangan Pertama
144
144. Senyam-senyum Sendiri
145
145. Mas
146
146. Sang Pengirim Sate
147
147. Rasa Apa Lagi?
148
148. Jodoh Tak Akan Ke Mana
149
149. Tak Bisa Lupa
150
150. Selamat Pagi
151
151. Kehebohan Pagi
152
152. Curiga
153
153. Mampir Besan
154
154. Dua Orang Ibu
155
155. Semakin Dekat
156
156. Calon-calon Pasangan
157
157. Mohon Doa
158
158. Calon Bapak
159
159. Bayang Masa Lalu
160
160. Dalam Tatap Matamu
161
161. Perempuan Istimewa
162
162. Kita Saudara
163
163. Satu Pengalaman
164
164. Nyaris Saja
165
165. Harapan Dan Harapan
166
166. Rapat
167
167. Calon Mertua
168
168. Ibu Adalah Segalanya
169
169. Sosok Orangtua
170
170. Sepertiga Malam
171
171. Dering Pagi
172
172. Masih Pagi Yang Sama
173
173. Khawatir
174
174. Mungkin Sudah Saatnya
175
175. Mencoba Ikhlas
176
176. Secuil Nasehat
177
177. Mengungkapkan
178
178. Mungkin Sudah Jodoh
179
179. Kesayangan Ibu
180
180. Maha Pengasih Dan Penyayang
181
181. Amanat Bapak
182
182. Surat Undangan
183
183. Rencana Pergi Bersama
184
184. Calon Fans
185
185. Ketika Langit Mendung
186
186. Kamu Ketahuan
187
187. Orangtua Rendah Hati
188
188. Sepenggal Masa Lalu
189
189. Khawatir
190
190. Ajeng Yang Pintar
191
191. Langit Dan Bumi
192
192. Terasa Asing
193
193. Masih Hujan
194
194. Sudah Kewajiban Adik
195
195. Langit Subuh
196
196. Kondangan
197
197. Jangan Khawatir
198
198. Tangisan Dan Senyuman
199
199. Ikhlaslah Nisa
200
200. Keponakan Ceriwis
201
201. Calon Isteri Ridwan
202
202. Tamu Istimewa
203
203. Ketulusan Iis
204
204. Hanya Sebuah Hadiah
205
205. Melepas Anisa
206
206. Wejangan Mbak Yu
207
207. Hak Dan Kewajiban
208
208. Luruskan Niat
209
209. Menuju Akad
210
210. Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!