4. Sebuah Kisah Sedih

Senja telah tiba ketika akhirnya Ajeng keluar dari rumah sederhana Ibu Guru Iis.

Tampak Ibu Guru yang bersahaja itu mengantar anak-anak didiknya keluar dari rumah dan mulai pulang dengan jemputan masing-masing.

Kesemuanya ada sekitar delapan anak, dan dari tujuh anak itu dijemput mengenakan motor, hanya Ajeng yang pulang dengan jemputan sepeda ontel.

Tapi...

Ajeng tak merasa berkecil hati, sebagai anak yang selalu mendapat peringkat bagus di sekolah, banyak teman yang selalu suka berteman dengannya tanpa melihat Ajeng punya apa.

"Ajeng pulang Bu, assalamualaikum..."

Ajeng menyalami Bu Gurunya, lalu naik ke boncengan sepeda sang paman.

Bu Guru Iis melambaikan tangannya, mengiring kepergian Ajeng yang dibonceng Pamannya.

"Siapa itu?"

Tanya Ibunya Bu Guru Iis saat Bu Guru Iis berbalik dan akan masuk ke rumah lagi.

Ibunya terlihat berdiri di pintu depan menatap Ridwan yang menjauh memboncengkan Ajeng dengan sepeda ontel sederhananya.

"Paman Ajeng Bu."

Jawab Bu Guru Iis, yang tampak membuka peniti hijabnya, ia akan bersiap untuk memasak makan malam dan setelah itu sholat maghrib dan akan ke rumah Anisa.

Mereka sudah janjian akan datang ke kajian di pondok hari ini.

"Pamannya Ajeng, berarti adiknya Mbak Wening yang kerja di rumah Haji Syamsul?"

Tanya Ibu lagi.

"Inggih Bu, beliau yang belajar di pesantren sejak lulus SMP, sekolah sambil mondok, sudah lulus S1 sekarang pulang ke kampung."

"Kok kamu tahu banyak to?"

Ibunya Bu Guru Iis tersenyum penuh arti.

Bu Guru Iis yang namanya adalah Istikomah itu hanya menghela nafas.

Ia tahu betul apa yang kini terbesit dalam pikiran sang Ibu.

Ya, apalagi jika bukan calon untuk dirinya.

Berulangkali sang Ibu berusaha menjodohkan Istikomah dengan laki-laki pilihannya, namun belum satupun dari mereka yang menarik hati Istikomah.

Entahlah, sebetulnya Istikomah belum terlalu memikirkan pernikahan.

"Beliau sepertinya Pak Guru agama baru di sekolah Iis Bu, yang sudah dikabarkan Pak Haji Mursyid sejak awal bulan."

Kata Istikomah akhirnya.

"Lho kok dia tidak kenal kamu?"

Tanya Ibu.

Istikomah tertawa kecil.

"Ibu ini, kan Pak Ridwan belum mulai mengajar, beliau sepertinya juga baru pulang hari ini, tadi Ajeng yang cerita, kalau Pamannya pulang akan jadi Guru agama, tapi bukan di sekolah Ajeng, tapi di sekolah Kinan dan Eca."

"Oh Kinan dan Eca kan muridmu di sekolah."

Istikomah mengangguk.

"Berarti ada kemungkinan memang kalian berjodoh, Ibu akan berdoa, dia jelas laki-laki sholeh."

Ujar Ibu.

Istikomah yang mendengar tentu saja langsung memeluk Ibunya.

"Ibu, jangan begitu ta, jangan berdoa menyebut nama, beliau kan mungkin sudah ada calon isteri yang juga sudah menunggu pinangannya, sudah Bu, biar semua mengalir seperti air, toh Iis belum memikirkan pernikahan."

Kata Iis.

Ibu menghela nafas.

Ia tetap ingin Ridwanlah yang nantinya jadi menantu.

**--------------**

Angin senja semilir bertiup sepoi-sepoi.

Padi di sawah terlihat bergerak-gerak dihembus angin.

Ridwan mengayuh sepedanya mendekati halaman rumahnya yang masih berupa tanah.

Pohon Nangka tampak sudah mulai berbuah, mungkin tak akan lama lagi Nangka itu akan masak dan bisa dinikmati.

Nangka muda juga enak jika dibuat nasi megono, apalagi jika ditambah ayam opor pula.

Ridwan akhirnya menghentikan kayuhan kedua kakinya, sepeda berhenti dan Ajeng turun dengan riang.

"Ibuuuu..."

Ajeng teriak.

"Heeei... Assalamualaikum kalau masuk rumah."

Suara Mbak Wening terdengar dari dalam.

"Assalamualaikum..."

Ajeng langsung menguluk salam menuruti Ibunya.

Ridwan menuntun sepeda ontel Mbak Wening ke atas teras, lalu memasukkannya sekalian ke dalam ruang tamu di mana sebelah kanan ruangan itu kosong tak ada kursi.

Setelah memastikan sepeda Kakaknya terparkir dengan baik, Ridwan menutup pintu rumahnya karena sebentar lagi Adzan maghrib akan berkumandang.

Ibu terlihat menyingkap tirai pintu kamar, ia keluar dari dalam kamar.

"Wan, sholatlah di masjid, belakangan jamaah katanya berkurang banyak."

Ujar Ibu.

"Inggih Bu, Ridwan mandi dulu."

Kata Ridwan.

Ibu mengangguk.

"Sejak Ustadz Saleh ikut istrinya memang masjid jadi kurang hidup, khawatir jika syiar islam akan makin meredup. Terutama penanaman akhlak pada generasi muda belakangan ini sepertinya kurang sekali, kau cobalah nanti masuk dan mulai mendekati dewan kemakmuran masjid."

Kata Mbak Wening.

"Nanti aku akan coba bicara, Ajeng juga cerita teman-temannya banyak yang tidak bisa ikut les terbentur biaya jadi tak punya kegiatan, padahal tadinya mereka mengaji di tempat ustadz Saleh."

"Iya, dulu itu ustadz Saleh selain mengajar mengaji juga mengajari doa-doa dan bahkan juga sering bercerita tentang perjuangan para ulama dalam kemerdekaan."

"Beliau sarjana sejarah juga, tentu beliau menguasai itu."

Ujar Ridwan.

Mbak Wening yang semula sibuk menyetrika tampak mencabut kabel dari colokan.

"Mbak mau dadar telur, tadi baru masak tumis pepaya, kamu tidak apa kan lauk telur dadar?"

Tanya Mbak Wening.

"Waduh saya makan apa saja inshaAllah tidak akan pernah mengeluh Mbak, makan kan sejatinya hanya untuk kita tidak lapar saja, bukan untuk menuruti bawa nafsu. Pokoknya selama itu halal, alhmdulillah."

Ujar Ridwan.

Mbak Wening mengangguk.

"Baiklah, nanti kita makan ayam gorengnya setelah kamu mulai mengajar dan sudah gajian."

Kata Mbak Wening membuat Ridwan tertawa.

"inshaAllah Mbak... inshaAllah... Aamiin."

Ridwan lantas berjalan ke arah belakang rumah, ia melihat ke arah kamar mandi yang terlihat kolamnya airnya tak penuh.

Ridwan menggantung handuknya di paku yang ada di dekat kusen pintu, lalu berjalan ke arah sumur untuk menimba.

Sudah sejak terakhir Ridwan pulang sanyo di rumahnya memang mati, dan sampai hari ini mereka belum bisa membetulkan.

Mbak Wening tampak ke halaman belakang juga, memasukkan sejumput beras ke wadah makan di kandang ayam, lalu memetik lima cabe rawit dari pot yang ada di samping luar dapur.

"Mbak, aku baru tahu kalau Bu Hajjah Syamsul sudah meninggal."

Kata Ridwan sambil menimba air.

Mbak Wening menoleh, lalu mengangguk.

"Iya,sudah empat puluh hari lebih kayaknya. Kamu kok tahu?"

Tanya Mbak Wening.

"Iya tadi ketemu Anisa tanpa sengaja waktu mau ke makam Bapak, dia sama pengasuhnya baru ke kuburan Ibunya."

"Ooh iya, itu Anisa paling terguncang dengan meninggalnya Ibu Hajjah, soalnya dia yang waktu itu memboncengkan."

Kata Mbak Wening.

"Meninggal kecelakaan?"

Tanya Ridwan terkejut.

Mbak Wening mengangguk.

"Iya, pulang belanja, disalip angkot, Anisa hilang keseimbangan lalu motor ke arah trotoar dan menabrak pohon. Bu Hajjah terlempar dan kepalanya terbentur aspal."

"Innalilahi wa innailaihi rojiun."

Ridwan tampak ikut syok mendengar kisahnya.

"Sekarang sudah mendingan Anisa mau keluar dan bicara dengan orang lagi, tadinya di kamar terus, tapi sepertinya untuk ikut pergi acara keluarga belum kuat, makanya ditinggal di rumah."

Kata Mbak Wening.

Tergetar hati Ridwan mendengar kisah Anisa pujaan hatinya.

Kasihan sungguh kasihan.

Andai Ridwan bisa menjadi pelipur kesedihannya atas kepergian sang Ibunda, tentu Ridwan mau melakukan apapun untuk bisa melakukannya.

**-----------**

Terpopuler

Comments

Dul...😇

Dul...😇

kok enek megono mbarang tah,🤭

2022-09-29

0

Mans

Mans

pilih kelir acak corak, mau Anisa ato Istikomah 😂😂😂

2022-09-22

0

Rinjani

Rinjani

laperr tumis pepaya ma ssmbel trasi ikan asin enak tuh

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang Ke Rumah
2 2. Pemilik Wajah Ayu
3 3. Sebuah Pertemuan
4 4. Sebuah Kisah Sedih
5 5. Pujian Tulus Warga
6 6. Keluarga Dan Sahabat
7 7. Mimpi Ridwan
8 8. Dua Kejutan
9 9. Kesibukan Di Sekolah
10 10. Calon Idola
11 11. Rencana Perjodohan
12 12. Tawaran Pak Haji
13 13. Pemuda Saleh
14 14. Prinsip Laki-laki
15 15. Kesibukan Pagi
16 16. Sebuah Nasehat
17 17. Sarapan Bersama
18 18. Kesempatan Langka
19 19. Sayang Disayang
20 20. Tawaran Kerja Sampingan
21 21. Pemuda Seribu Satu
22 22. Jangan syuudzon
23 23. Tetap Semangat
24 24. Curahan Hati
25 25. Sang Ustadz
26 26. Sebuah Hadiah
27 27. Rezeki Baik
28 28. Dua Sahabat
29 29. Bersyukur
30 30. Jangan Sombong
31 31. Mampir Sebentar
32 32. Penasaran
33 33. Kaget
34 34. Pitutur
35 35. Perasaan Aneh
36 36. Lupa
37 37. Kesungguhan
38 38. Jodoh Tak Akan Kemana
39 39. Hadiah Terbaik
40 40. Luka Seorang Sahabat
41 41. Sabarlah Is
42 42. Amanat Berat
43 43. Adik Laki-laki Baik
44 44. Parcel Tak Diharapkan
45 45. Tiada Daya Upaya
46 46. Pesan Tak Sampai-Sampai
47 47. Kode Alam
48 48. Calon-Calon Isteri Yang Baik
49 49. Memenuhi Undangan
50 50. Tegas
51 51. Dia Yang Istimewa
52 52. Demi Sahabat
53 53. Terhempas
54 54. Keji
55 55. Kakak Pelindung Adik
56 56. Luka Hati Ibu
57 57. Rencana Allah
58 58. Mungkinkah?
59 59. Kenyataan Menyakitkan
60 60. Ke mana Anisa
61 61. Anisa Dan Wisnu
62 62. Sebuah Keputusan
63 63. Calon Ketua Yayasan
64 64. Mendung Tapi Cerah
65 65. Pesona Istimewa
66 66. Semoga Jadi Mantu
67 67. Pedas
68 68. Perkara Hati
69 69. Hari-hari Keberuntungan
70 70. Akhir Pekan
71 71. Tak Kenal Maka Tak Sayang
72 72. Siapa Dia?
73 73. Sebuah Perjalanan
74 74. Luar Biasa
75 75. Hotel Bintang
76 76. Nyaman
77 77. Pengalaman Pertama
78 78. Terlupakan
79 79. Nyasar
80 80. Pertentangan Batin
81 81. Semakin Dekat
82 82. Penasaran
83 83. Ketenangan Batin
84 84. Tak Akan Mengijinkannya
85 85. Penampakan
86 86. Malam Sibuk
87 87. Semoga
88 88. Perenungan
89 89. Di Antara Dua Cinta
90 90. Aku Pulang
91 91. Bukan Cinderella
92 92. Tiba Di Rumah
93 93. Pagi Hari
94 94. Berangkat Sekolah
95 95. Love Monday
96 96. Belajar Mengajar
97 97. Menjemput Lagi
98 98. Menumbuhkan Cinta
99 99. Haru
100 100. Memicu Harapan
101 101. Belanja
102 102. Makan Siang
103 103. Serasa Keluarga
104 104. Rindu Umi
105 105. Menjadi Dekat
106 106. Idaman
107 107. Aku Yang Akan Melindungi mu
108 108. Wisnu dan Ridwan
109 109. Tanda Tanya
110 110. Tidak Apa-apa
111 111. Malam kelabu
112 112. Gelisah Yang Sama
113 113. Hati Ibu
114 114. Kacau Balau
115 115. kebetulan Lagi
116 116. Tamu Istimewa
117 117. Seperti Petir Di Siang Bolong
118 118. Ikhlas
119 119. Doa Baik
120 120. Bukan Jodoh
121 121. Bukalah Hatimu
122 122. Bukan Mimpi
123 123. Undangan
124 124. Kembali Dari Awal
125 125. Yang Serasi
126 126. Biar Saja
127 127. Sudah Legawa
128 128. Sepertiga Malam
129 129. Beli Sarapan
130 130. Sosok Baru
131 131. Sahabat Terbaik
132 132. Tersadar
133 133. Titipan Mas Wisnu
134 134. Kode
135 135. Tragedi Pagi
136 136. Mungkin Memang Jodoh
137 137. Calon Ibu Pilihan
138 138. Belum Tersadar
139 139. Aminkan To...
140 140. Sang Sekretaris
141 141. Tamu Tiba-tiba
142 142. Terkejut
143 143. Pinangan Pertama
144 144. Senyam-senyum Sendiri
145 145. Mas
146 146. Sang Pengirim Sate
147 147. Rasa Apa Lagi?
148 148. Jodoh Tak Akan Ke Mana
149 149. Tak Bisa Lupa
150 150. Selamat Pagi
151 151. Kehebohan Pagi
152 152. Curiga
153 153. Mampir Besan
154 154. Dua Orang Ibu
155 155. Semakin Dekat
156 156. Calon-calon Pasangan
157 157. Mohon Doa
158 158. Calon Bapak
159 159. Bayang Masa Lalu
160 160. Dalam Tatap Matamu
161 161. Perempuan Istimewa
162 162. Kita Saudara
163 163. Satu Pengalaman
164 164. Nyaris Saja
165 165. Harapan Dan Harapan
166 166. Rapat
167 167. Calon Mertua
168 168. Ibu Adalah Segalanya
169 169. Sosok Orangtua
170 170. Sepertiga Malam
171 171. Dering Pagi
172 172. Masih Pagi Yang Sama
173 173. Khawatir
174 174. Mungkin Sudah Saatnya
175 175. Mencoba Ikhlas
176 176. Secuil Nasehat
177 177. Mengungkapkan
178 178. Mungkin Sudah Jodoh
179 179. Kesayangan Ibu
180 180. Maha Pengasih Dan Penyayang
181 181. Amanat Bapak
182 182. Surat Undangan
183 183. Rencana Pergi Bersama
184 184. Calon Fans
185 185. Ketika Langit Mendung
186 186. Kamu Ketahuan
187 187. Orangtua Rendah Hati
188 188. Sepenggal Masa Lalu
189 189. Khawatir
190 190. Ajeng Yang Pintar
191 191. Langit Dan Bumi
192 192. Terasa Asing
193 193. Masih Hujan
194 194. Sudah Kewajiban Adik
195 195. Langit Subuh
196 196. Kondangan
197 197. Jangan Khawatir
198 198. Tangisan Dan Senyuman
199 199. Ikhlaslah Nisa
200 200. Keponakan Ceriwis
201 201. Calon Isteri Ridwan
202 202. Tamu Istimewa
203 203. Ketulusan Iis
204 204. Hanya Sebuah Hadiah
205 205. Melepas Anisa
206 206. Wejangan Mbak Yu
207 207. Hak Dan Kewajiban
208 208. Luruskan Niat
209 209. Menuju Akad
210 210. Akhirnya
Episodes

Updated 210 Episodes

1
1. Pulang Ke Rumah
2
2. Pemilik Wajah Ayu
3
3. Sebuah Pertemuan
4
4. Sebuah Kisah Sedih
5
5. Pujian Tulus Warga
6
6. Keluarga Dan Sahabat
7
7. Mimpi Ridwan
8
8. Dua Kejutan
9
9. Kesibukan Di Sekolah
10
10. Calon Idola
11
11. Rencana Perjodohan
12
12. Tawaran Pak Haji
13
13. Pemuda Saleh
14
14. Prinsip Laki-laki
15
15. Kesibukan Pagi
16
16. Sebuah Nasehat
17
17. Sarapan Bersama
18
18. Kesempatan Langka
19
19. Sayang Disayang
20
20. Tawaran Kerja Sampingan
21
21. Pemuda Seribu Satu
22
22. Jangan syuudzon
23
23. Tetap Semangat
24
24. Curahan Hati
25
25. Sang Ustadz
26
26. Sebuah Hadiah
27
27. Rezeki Baik
28
28. Dua Sahabat
29
29. Bersyukur
30
30. Jangan Sombong
31
31. Mampir Sebentar
32
32. Penasaran
33
33. Kaget
34
34. Pitutur
35
35. Perasaan Aneh
36
36. Lupa
37
37. Kesungguhan
38
38. Jodoh Tak Akan Kemana
39
39. Hadiah Terbaik
40
40. Luka Seorang Sahabat
41
41. Sabarlah Is
42
42. Amanat Berat
43
43. Adik Laki-laki Baik
44
44. Parcel Tak Diharapkan
45
45. Tiada Daya Upaya
46
46. Pesan Tak Sampai-Sampai
47
47. Kode Alam
48
48. Calon-Calon Isteri Yang Baik
49
49. Memenuhi Undangan
50
50. Tegas
51
51. Dia Yang Istimewa
52
52. Demi Sahabat
53
53. Terhempas
54
54. Keji
55
55. Kakak Pelindung Adik
56
56. Luka Hati Ibu
57
57. Rencana Allah
58
58. Mungkinkah?
59
59. Kenyataan Menyakitkan
60
60. Ke mana Anisa
61
61. Anisa Dan Wisnu
62
62. Sebuah Keputusan
63
63. Calon Ketua Yayasan
64
64. Mendung Tapi Cerah
65
65. Pesona Istimewa
66
66. Semoga Jadi Mantu
67
67. Pedas
68
68. Perkara Hati
69
69. Hari-hari Keberuntungan
70
70. Akhir Pekan
71
71. Tak Kenal Maka Tak Sayang
72
72. Siapa Dia?
73
73. Sebuah Perjalanan
74
74. Luar Biasa
75
75. Hotel Bintang
76
76. Nyaman
77
77. Pengalaman Pertama
78
78. Terlupakan
79
79. Nyasar
80
80. Pertentangan Batin
81
81. Semakin Dekat
82
82. Penasaran
83
83. Ketenangan Batin
84
84. Tak Akan Mengijinkannya
85
85. Penampakan
86
86. Malam Sibuk
87
87. Semoga
88
88. Perenungan
89
89. Di Antara Dua Cinta
90
90. Aku Pulang
91
91. Bukan Cinderella
92
92. Tiba Di Rumah
93
93. Pagi Hari
94
94. Berangkat Sekolah
95
95. Love Monday
96
96. Belajar Mengajar
97
97. Menjemput Lagi
98
98. Menumbuhkan Cinta
99
99. Haru
100
100. Memicu Harapan
101
101. Belanja
102
102. Makan Siang
103
103. Serasa Keluarga
104
104. Rindu Umi
105
105. Menjadi Dekat
106
106. Idaman
107
107. Aku Yang Akan Melindungi mu
108
108. Wisnu dan Ridwan
109
109. Tanda Tanya
110
110. Tidak Apa-apa
111
111. Malam kelabu
112
112. Gelisah Yang Sama
113
113. Hati Ibu
114
114. Kacau Balau
115
115. kebetulan Lagi
116
116. Tamu Istimewa
117
117. Seperti Petir Di Siang Bolong
118
118. Ikhlas
119
119. Doa Baik
120
120. Bukan Jodoh
121
121. Bukalah Hatimu
122
122. Bukan Mimpi
123
123. Undangan
124
124. Kembali Dari Awal
125
125. Yang Serasi
126
126. Biar Saja
127
127. Sudah Legawa
128
128. Sepertiga Malam
129
129. Beli Sarapan
130
130. Sosok Baru
131
131. Sahabat Terbaik
132
132. Tersadar
133
133. Titipan Mas Wisnu
134
134. Kode
135
135. Tragedi Pagi
136
136. Mungkin Memang Jodoh
137
137. Calon Ibu Pilihan
138
138. Belum Tersadar
139
139. Aminkan To...
140
140. Sang Sekretaris
141
141. Tamu Tiba-tiba
142
142. Terkejut
143
143. Pinangan Pertama
144
144. Senyam-senyum Sendiri
145
145. Mas
146
146. Sang Pengirim Sate
147
147. Rasa Apa Lagi?
148
148. Jodoh Tak Akan Ke Mana
149
149. Tak Bisa Lupa
150
150. Selamat Pagi
151
151. Kehebohan Pagi
152
152. Curiga
153
153. Mampir Besan
154
154. Dua Orang Ibu
155
155. Semakin Dekat
156
156. Calon-calon Pasangan
157
157. Mohon Doa
158
158. Calon Bapak
159
159. Bayang Masa Lalu
160
160. Dalam Tatap Matamu
161
161. Perempuan Istimewa
162
162. Kita Saudara
163
163. Satu Pengalaman
164
164. Nyaris Saja
165
165. Harapan Dan Harapan
166
166. Rapat
167
167. Calon Mertua
168
168. Ibu Adalah Segalanya
169
169. Sosok Orangtua
170
170. Sepertiga Malam
171
171. Dering Pagi
172
172. Masih Pagi Yang Sama
173
173. Khawatir
174
174. Mungkin Sudah Saatnya
175
175. Mencoba Ikhlas
176
176. Secuil Nasehat
177
177. Mengungkapkan
178
178. Mungkin Sudah Jodoh
179
179. Kesayangan Ibu
180
180. Maha Pengasih Dan Penyayang
181
181. Amanat Bapak
182
182. Surat Undangan
183
183. Rencana Pergi Bersama
184
184. Calon Fans
185
185. Ketika Langit Mendung
186
186. Kamu Ketahuan
187
187. Orangtua Rendah Hati
188
188. Sepenggal Masa Lalu
189
189. Khawatir
190
190. Ajeng Yang Pintar
191
191. Langit Dan Bumi
192
192. Terasa Asing
193
193. Masih Hujan
194
194. Sudah Kewajiban Adik
195
195. Langit Subuh
196
196. Kondangan
197
197. Jangan Khawatir
198
198. Tangisan Dan Senyuman
199
199. Ikhlaslah Nisa
200
200. Keponakan Ceriwis
201
201. Calon Isteri Ridwan
202
202. Tamu Istimewa
203
203. Ketulusan Iis
204
204. Hanya Sebuah Hadiah
205
205. Melepas Anisa
206
206. Wejangan Mbak Yu
207
207. Hak Dan Kewajiban
208
208. Luruskan Niat
209
209. Menuju Akad
210
210. Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!