Oh Yes, Rindu Sayang
🍂 Happy Reading Makkk...🍂
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Braaakkk
Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras, seolah menandakan bahwa sang pemilik begitu kesal dan sedang terburu buru.
"Rindu please.. jangan seperti ini sayang, aku mana tahu kalau Papi tua mau membahas masalah pertunangan pada saat makan malan tadi"
Dirga mencoba mengejar langkah gadis didepanya, yang tengah marah akan kejadian makan malam beberapa saat yang lalu.
Saat Dirga berhasil meraih tangan gadis itu, dengan gerakan cepat Dirga menarik hingga gadis itu memutar tubuhnya dan masuk dalam pelukanya.
"Halah bulsit.. gak mungkin Uncle gak tahu, lihat.. perempuan ganjen itu begitu tersipu saat kalian semua dengan begitu bahagianya menetapkan tanggal pertunangan kalian, Cih"
Rindu mendorong kasar laki laki yang berani memeluknya itu, begitu terlepas dia berjalan melesat menaiki satu persatu anak tangga.
"No sayang.. dengerin dulu jangan seperti ini"
Seketika Rindu menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamar, memutar tubuhnya menatap tajam laki laki yang tengah membuat dirinya marah itu.
"Kenapa.. kenapa aku gak boleh seperti ini, bukankah hal wajar kalau aku marah, aku cemburu hmmm, apa Uncle berharap aku baik baik saja saat melihat kekasihnya akan bertunangan dengan perempuan lain", Pekik Rindu dengan lantang.
"Rindu.."
"Cukup.. Rindu capek, Rindu mau istirahat, terimah kasih atas makan malam hari ini yang begitu istimewa untuk ku, selamat malam"
Dirga hanya menghela kasar nafasnya, dia fikir memaksa Rindu untuk mendengarkan penjelasanyapun akan berakhir sia sia saat gadis itu sedang dalam keadaan marah.
Dia akan menunggu suasana hati Rindu sedikit membaik baru dia akan bicara lagi dengan gadis tersebut.
Kamu tahu Sayang, bagaimana caranya aku menempatkan perempuan lain dihati ini, kalau seluruh ruang hati ini sudah kamu tempati semua
batin Dirga
Secara perlahan Dirga menyeret langkahnya menuju kamar miliknya yang berjarak tiga kamar dari kamar Rindu.
Sementara disisi lain, Rindu luruh jatuh kelantai, menangis begitu menyedihkan, sakit dan hancur hatinya, melihat laki laki yang dia cintai akan segera bertunangan dengan gadis lain.
Oh god
Dia tidak mampu untuk membayangkan nya pasti rasanya begitu menyakitkan.
Dilepasnya satu persatu pakaian yang Rindu kenakan melemparkanya kesembarang arah, menyisakan penutup atas dan bawah di bagian sensitifnya.
Setelah itu menghempas kan tubuhnya keatas ranjang warna putih mendominasi dan langsung menutup tubuhnya dengan selimut tebal.
...----------------...
Haripun berganti, suasana di mejamakan pagi ini.
"Pagi semua.. Ma.. Pa.. Papi tua.."
"Pagi sayang". Jawab mama Rindu.
Sementara para laki laki hanya menganggukan kepala.
Rindu mengembang kan senyum nya saat menatap sang mama kemudian melesatkan morning kiss untuk semua orang satu persatu, setelah itu dia mendudukan pantatnya dikursi sisi kanan Papi tua (kakek).
Secara perlahan tangan rindu meraih dua lembar roti dan mengoleskan selai kacang kesukaanya.
"Pagi semua.."Sapa Dirga sesaat kemudian.
Mendengar seseorang yang hendak bergabung untuk mendapat sarapan,
Rindu seolah enggan untuk perduli hari ini dia memutuskan akan menghindari laki laki ini dengan menjaga jarak dan bersikap sedikit acuh.
"Pagi sayang.."
Cup.!
Yaaakk bisa bisanya dia memanfaatkan situasi, kenapa cium pipi begitu dekat dengan bibir, dasar
Dengan sedikit menggerutu Rindu masih dengan kegiatanya membuat roti selai dan begitu sudah jadi tiba tiba..
Eehh.. eehh, kenapa diambil?
Rindu terkejut saat roti miliknya direbut oleh laki laki yang duduk disampingnya saat ini.
"Sayang bisakah kamu membuatnya lagi hmmm, terimah kasih". Sarkas Dirga
Dengan tidak tahu malunya laki laki tersebut memakan roti Rindu dan mengabaikan tatapan menyalang milik gadis disampingnya itu.
"Dirga, bagaimana proyek yang berada di Bandung, sudah sampai tahap apa?"
Tanya Papa Rindu saat ditengah tengah mendapatkan sarapan.
"Hampir 75% Kak..dan mungkin saat ini mulai tahap finishing"
Hah, apa apan ini, plaakkk..!
Rindu menyingkirkan tangan Dirga dari pahanya, dia fikir dasar laki laki memang susah untuk tidak mengunakan kesempatan dengan baik.
Dan lagi,tangan Dirga mengusap paha Rindu kembali dengan sedikit demi sedikit menggeser rok span nya.
Waaahh laki laki ini begitu berani rupanya
Dirga masih tetap acuh saat tanganya disingkirkan kembali oleh Rindu, dia hanya mengangkat ujung alisnya sambil ngobrol santai dengan sang kakak.
Oh god.. dia benar benar yaah
Lagi, Rindu mencoba menyingkirkan tangan Dirga, tapi kali ini laki laki itu malah menyengkramnya begitu kuat, membuat Rindu terpekik.
"Sayang.. kamu kenapa?"Tanya mama Rindu.
"Hah eehh ini Ma.. Rindu sedikit kesemutan". Jawab Rindu dengan suara sedikit tertahan.
saat merasakan tangan dari laki laki yang duduk disebelahnya mulai mengelus dan meraba area paha membuat Rindu menahan nafasnya sesaat.
Ekor mata rindu melirik kesamping.
"Kenapa sayang.. apa begitu sakit kakinya karena kesemutan"
Ucap Dirga dengan senyum seringainya, saat melihat Rindu mulai gelisah dengan perbuatan tangan nakalnya.
"Rindu.."
"Hmmm aku.. tidak Pa semua oke".
Suara Rindu semakin berat saat tangan Dirga mulai gila meraba menuju kebagian paling atas.
Oh astaga laki laki tua ini memang Gila
Dengan kasar Rindu menginjak kaki Dirga membuat sang empu menggeram tertahan, dan langsung refleks menarik tangan nya.
Rindu tersenyum dalam hati.
Tunggu saja, bagaimana cara aku membalas kamu untuk pagi ini
Rindu beranjak dari duduknya, pamit pada papa mama dan papi tua, serta laki laki mes.um yang tidak mengenal tempat itu sambil menyeret langkahnya kearah depan rumah dengan senyum seringai terus mengembang d wajah cantik gadis tersebut.
Tapi begitu kaki jenjang itu berhenti didepan garasi mata bulat Rindu terbelalak sambil kedua tangan menutup mulut.
Hah, bagaimana bisa dua ban mobil kempes sekaligus, jangan jangan...
Tiba tiba dia merasakan tangan seseorang melingkar dipingangnya, membuat Rindu melempar pandangan kebelakang.
Cup, disambut begitu mesra oleh Dirga, sedikit melum.at dan menyes.ap hingga lipstik Rindu sedikit memudar.
"Hah, kamu sudah gila iya?" Pekik Rindu sambil menghempas tangan yang sedang melilit pinggangnya.
"Apa kamu tidak sadar, kamu yang membuat aku menjadi gila hmmm". Jawab santai Dirga, berjalan menuju mobilnya, dan membuka pintu mobil sebelah kiri.
Rindu hanya mengerutkan keningnya saat Dirga memberi kode gerakan kepala agar dirinya cepat masuk kedalam.
"Come, masuklah.. apa mau aku yang masukin"
Seketika kedua bola mata Rindu membulat dengan begitu sempurna saat mendengar ucapan laki laki itu.
"No, aku bisa memesan taksi online".Tolak Rindu.
Dirga menghela kasar nafasnya, ternyata kekasih kecilnya belum juga memaafkannya,
dia mulai mendekat dan sepersekian detik Dirga menarik pinggang kekasihnya itu.
"Yaaa Uncle.. lepasin.. Papa mau berangkat kerja juga setelah ini"
"Bukan masalah, aku akan berterus terang dengan hubungan kita", Jawab enteng Dirga.
Yah!
Samar samar Rindu mendengar suara papa dan mama nya, dia fikir pasti ini saatnya sang papa berangkat bekerja.
"Uncle lepas.. Papa dan Mama mau kesini"
"No, sebelum kamu mau maafin aku", Seru Dirga yang semakin merapatkan pelukannya sambil mencium lembut aroma vanilla yang menguar dari tubuh kekasihnya yang begitu dia sukai.
"Uncle iih.."
"Janji dulu, mau maafin"
Cih, dia selalu mempunyai banyak cara membuat orang dalam kesulitan
Batin Rindu.
"Sayang Papa kamu semakin dekat.. kamu masih mau pelukan seperti ini"
hembusan nafas Dirga memenuhi kulit lehernya hingga tanpa sadar manik mata Rindu terpejam sambil menganggukan kepalanya lalu kemudian menggelengkan kepalanya.
Dirga hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya.
"Baik lah maafin aku dulu, setelah itu kita lanjut pelukanya dalam mobil", Bisiknya lagi.
Lagi, Rindu hanya menganggukan kepalanya, pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Herlina Rahman
kayanya salah satu nya anak angkat deh
2022-06-06
0
Eti Guslidar
kok jd aneh.. paman dan ponakan..
2022-05-14
0
Alghifari Abidzar
Hadir thor
2022-03-30
1