🍂 Happy Reading Makkk...🍂
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Braaakkk
Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras, seolah menandakan bahwa sang pemilik begitu kesal dan sedang terburu buru.
"Rindu please.. jangan seperti ini sayang, aku mana tahu kalau Papi tua mau membahas masalah pertunangan pada saat makan malan tadi"
Dirga mencoba mengejar langkah gadis didepanya, yang tengah marah akan kejadian makan malam beberapa saat yang lalu.
Saat Dirga berhasil meraih tangan gadis itu, dengan gerakan cepat Dirga menarik hingga gadis itu memutar tubuhnya dan masuk dalam pelukanya.
"Halah bulsit.. gak mungkin Uncle gak tahu, lihat.. perempuan ganjen itu begitu tersipu saat kalian semua dengan begitu bahagianya menetapkan tanggal pertunangan kalian, Cih"
Rindu mendorong kasar laki laki yang berani memeluknya itu, begitu terlepas dia berjalan melesat menaiki satu persatu anak tangga.
"No sayang.. dengerin dulu jangan seperti ini"
Seketika Rindu menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamar, memutar tubuhnya menatap tajam laki laki yang tengah membuat dirinya marah itu.
"Kenapa.. kenapa aku gak boleh seperti ini, bukankah hal wajar kalau aku marah, aku cemburu hmmm, apa Uncle berharap aku baik baik saja saat melihat kekasihnya akan bertunangan dengan perempuan lain", Pekik Rindu dengan lantang.
"Rindu.."
"Cukup.. Rindu capek, Rindu mau istirahat, terimah kasih atas makan malam hari ini yang begitu istimewa untuk ku, selamat malam"
Dirga hanya menghela kasar nafasnya, dia fikir memaksa Rindu untuk mendengarkan penjelasanyapun akan berakhir sia sia saat gadis itu sedang dalam keadaan marah.
Dia akan menunggu suasana hati Rindu sedikit membaik baru dia akan bicara lagi dengan gadis tersebut.
Kamu tahu Sayang, bagaimana caranya aku menempatkan perempuan lain dihati ini, kalau seluruh ruang hati ini sudah kamu tempati semua
batin Dirga
Secara perlahan Dirga menyeret langkahnya menuju kamar miliknya yang berjarak tiga kamar dari kamar Rindu.
Sementara disisi lain, Rindu luruh jatuh kelantai, menangis begitu menyedihkan, sakit dan hancur hatinya, melihat laki laki yang dia cintai akan segera bertunangan dengan gadis lain.
Oh god
Dia tidak mampu untuk membayangkan nya pasti rasanya begitu menyakitkan.
Dilepasnya satu persatu pakaian yang Rindu kenakan melemparkanya kesembarang arah, menyisakan penutup atas dan bawah di bagian sensitifnya.
Setelah itu menghempas kan tubuhnya keatas ranjang warna putih mendominasi dan langsung menutup tubuhnya dengan selimut tebal.
...----------------...
Haripun berganti, suasana di mejamakan pagi ini.
"Pagi semua.. Ma.. Pa.. Papi tua.."
"Pagi sayang". Jawab mama Rindu.
Sementara para laki laki hanya menganggukan kepala.
Rindu mengembang kan senyum nya saat menatap sang mama kemudian melesatkan morning kiss untuk semua orang satu persatu, setelah itu dia mendudukan pantatnya dikursi sisi kanan Papi tua (kakek).
Secara perlahan tangan rindu meraih dua lembar roti dan mengoleskan selai kacang kesukaanya.
"Pagi semua.."Sapa Dirga sesaat kemudian.
Mendengar seseorang yang hendak bergabung untuk mendapat sarapan,
Rindu seolah enggan untuk perduli hari ini dia memutuskan akan menghindari laki laki ini dengan menjaga jarak dan bersikap sedikit acuh.
"Pagi sayang.."
Cup.!
Yaaakk bisa bisanya dia memanfaatkan situasi, kenapa cium pipi begitu dekat dengan bibir, dasar
Dengan sedikit menggerutu Rindu masih dengan kegiatanya membuat roti selai dan begitu sudah jadi tiba tiba..
Eehh.. eehh, kenapa diambil?
Rindu terkejut saat roti miliknya direbut oleh laki laki yang duduk disampingnya saat ini.
"Sayang bisakah kamu membuatnya lagi hmmm, terimah kasih". Sarkas Dirga
Dengan tidak tahu malunya laki laki tersebut memakan roti Rindu dan mengabaikan tatapan menyalang milik gadis disampingnya itu.
"Dirga, bagaimana proyek yang berada di Bandung, sudah sampai tahap apa?"
Tanya Papa Rindu saat ditengah tengah mendapatkan sarapan.
"Hampir 75% Kak..dan mungkin saat ini mulai tahap finishing"
Hah, apa apan ini, plaakkk..!
Rindu menyingkirkan tangan Dirga dari pahanya, dia fikir dasar laki laki memang susah untuk tidak mengunakan kesempatan dengan baik.
Dan lagi,tangan Dirga mengusap paha Rindu kembali dengan sedikit demi sedikit menggeser rok span nya.
Waaahh laki laki ini begitu berani rupanya
Dirga masih tetap acuh saat tanganya disingkirkan kembali oleh Rindu, dia hanya mengangkat ujung alisnya sambil ngobrol santai dengan sang kakak.
Oh god.. dia benar benar yaah
Lagi, Rindu mencoba menyingkirkan tangan Dirga, tapi kali ini laki laki itu malah menyengkramnya begitu kuat, membuat Rindu terpekik.
"Sayang.. kamu kenapa?"Tanya mama Rindu.
"Hah eehh ini Ma.. Rindu sedikit kesemutan". Jawab Rindu dengan suara sedikit tertahan.
saat merasakan tangan dari laki laki yang duduk disebelahnya mulai mengelus dan meraba area paha membuat Rindu menahan nafasnya sesaat.
Ekor mata rindu melirik kesamping.
"Kenapa sayang.. apa begitu sakit kakinya karena kesemutan"
Ucap Dirga dengan senyum seringainya, saat melihat Rindu mulai gelisah dengan perbuatan tangan nakalnya.
"Rindu.."
"Hmmm aku.. tidak Pa semua oke".
Suara Rindu semakin berat saat tangan Dirga mulai gila meraba menuju kebagian paling atas.
Oh astaga laki laki tua ini memang Gila
Dengan kasar Rindu menginjak kaki Dirga membuat sang empu menggeram tertahan, dan langsung refleks menarik tangan nya.
Rindu tersenyum dalam hati.
Tunggu saja, bagaimana cara aku membalas kamu untuk pagi ini
Rindu beranjak dari duduknya, pamit pada papa mama dan papi tua, serta laki laki mes.um yang tidak mengenal tempat itu sambil menyeret langkahnya kearah depan rumah dengan senyum seringai terus mengembang d wajah cantik gadis tersebut.
Tapi begitu kaki jenjang itu berhenti didepan garasi mata bulat Rindu terbelalak sambil kedua tangan menutup mulut.
Hah, bagaimana bisa dua ban mobil kempes sekaligus, jangan jangan...
Tiba tiba dia merasakan tangan seseorang melingkar dipingangnya, membuat Rindu melempar pandangan kebelakang.
Cup, disambut begitu mesra oleh Dirga, sedikit melum.at dan menyes.ap hingga lipstik Rindu sedikit memudar.
"Hah, kamu sudah gila iya?" Pekik Rindu sambil menghempas tangan yang sedang melilit pinggangnya.
"Apa kamu tidak sadar, kamu yang membuat aku menjadi gila hmmm". Jawab santai Dirga, berjalan menuju mobilnya, dan membuka pintu mobil sebelah kiri.
Rindu hanya mengerutkan keningnya saat Dirga memberi kode gerakan kepala agar dirinya cepat masuk kedalam.
"Come, masuklah.. apa mau aku yang masukin"
Seketika kedua bola mata Rindu membulat dengan begitu sempurna saat mendengar ucapan laki laki itu.
"No, aku bisa memesan taksi online".Tolak Rindu.
Dirga menghela kasar nafasnya, ternyata kekasih kecilnya belum juga memaafkannya,
dia mulai mendekat dan sepersekian detik Dirga menarik pinggang kekasihnya itu.
"Yaaa Uncle.. lepasin.. Papa mau berangkat kerja juga setelah ini"
"Bukan masalah, aku akan berterus terang dengan hubungan kita", Jawab enteng Dirga.
Yah!
Samar samar Rindu mendengar suara papa dan mama nya, dia fikir pasti ini saatnya sang papa berangkat bekerja.
"Uncle lepas.. Papa dan Mama mau kesini"
"No, sebelum kamu mau maafin aku", Seru Dirga yang semakin merapatkan pelukannya sambil mencium lembut aroma vanilla yang menguar dari tubuh kekasihnya yang begitu dia sukai.
"Uncle iih.."
"Janji dulu, mau maafin"
Cih, dia selalu mempunyai banyak cara membuat orang dalam kesulitan
Batin Rindu.
"Sayang Papa kamu semakin dekat.. kamu masih mau pelukan seperti ini"
hembusan nafas Dirga memenuhi kulit lehernya hingga tanpa sadar manik mata Rindu terpejam sambil menganggukan kepalanya lalu kemudian menggelengkan kepalanya.
Dirga hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya.
"Baik lah maafin aku dulu, setelah itu kita lanjut pelukanya dalam mobil", Bisiknya lagi.
Lagi, Rindu hanya menganggukan kepalanya, pasrah.
🍂Happy Reading Yaa Makkkk ... 🍂
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Universita Jakarta
Pukul 07.45
Begitu mobil Dirga sampai area parkiran kampus Rindu bergegas ingin keluar dari mobil baru sempat tanganya meraih gagang pintu Dirga mencekal tangan kananya.
"Sayang.. ma.. "
"Sebentar lagi Rindu ada kelas Uncle"
Rindu enggan mendengar penjelasan lagi dari laki laki yang duduk disampingnya ini, dia butuh waktu untuk sekedar memberi kata maaf.
"Baiklah.. can i hug you please.. just hug"
Pinta Dirga memohon, pada akhirnya dia akan mencoba memberi waktu kepada gadis ini untuk menenangkan diri dulu.
Rindu hanya menganggukan kepalanya pelan, tanpa mau mengalihkan pandanganya yang sejak tadi selalu membuang muka.
Kedua tangan Dirga terulur meraih pinggang Rindu dan menelusupkan kepalanya dileher gadis tersebut dengan dagu menopang di pundaknya.
"Hari ini aku akan bicara pada Vita (calon tunangan Dirga pilihan Papi tua) untuk membatalkan pertunangan nya, kamu akan mendengar kabar baiknya sebelum jam makan malam", Jelas Dirga.
Alih alih merespon ucapan Dirga, Rindu malah menikmati pelukan hangat yang selalu membuat dirinya candu itu.
"Dan please.. jangan pakai bawahan seperti ini lagi, kamu bisa membuat para laki laki merasa gusar saat melihatnya", Lanjutnya lagi.
Cih, para laki laki.. bilang saja miliknya sendiri yang sudah tidak bisa dikondisikan
Untuk beberapa saat mereka berdua larut dalam kemesraan, bahkan Rindu hampir melupakan jam kuliahnya yang sebentar lagi akan dimulai.
Keduanya sama sama tidak mau melepaskan satu sama lain hingga dering ponsel milik Rindu berbunyi mengintruksi kegiatan mereka.
"Hmmm iya"
"Lu dimana.. gak masuk kelas hari ini?", Tanya seseorang diseberang sana.
Mendengar suara seseorang di seberang sana seketika Rindu membulatkan matanya sambil menepuk keningnya.
Mati aku.. kenapa bisa sampai lupa begini sih, aduh gimana ini?!
"Gue masuk, ini masih diparkiran"
Alih alih menuggu jawaban dari temanya, Rindu dengan segera mematikan ponsel miliknya.
"Aduhh telat ini.. aku masuk dulu iya"
Berbicara sembari memasukan ponselnya kedalam tas, menatap Dirga dan menyatuhkan bibir keduanya seperti biasa untuk beberapa saat.
Aah, dia kalau panik jadi lupa kalau sedang marah, hm sayang bagaimana aku tidak mencintai gadis seperti kamu
Dalam hati Dirga yang merasa begitu senang.
Dia menyambut bibir manis itu suka cita dengan hangat dan penuh cinta.
"Aww sakit sayang.. kenapa digigit", Pekik Dirga saat tangannya mulai bergerak nakal tapi tiba tiba Rindu menggigit bibirnya.
"Kamu gila.. aku sudah telat ini, aku masuk dulu"
Begitu Rindu keluar dari dalam mobil, dia mengumpat setengah mati pada dirinya sendiri seraya menepuk nepuk keningnya.
Bodoh bodoh bodoh bisa bisanya kelepasan mencium laki laki itu
Aaaaaa.. dasar mulut gak punya etika
Tapi berbeda yang berada dimobil, Dirga nampak mengulumkan senyumnya saat melihat betapa menggemaskan kekasihnya itu yang sedang menahan malu.
Dasar.!
...----------------...
DRG Law Firm
Kantor Utama Firma Hukum
Jakarta
Dirga melangkah kan kakinya dengan gagah masuk kedalam kantor hukum miliknya, sudah hampir lima tahun lamanya Dirga mendirikan kantor ini dan hingga sekarang menjadi kantor firma hukum terbaik di Indonesia.
Begitu Dirga keluar dari dalam lift, nampak seorang perempuan berlari tergesa gesa saat melihat dirinya, dan berusaha mencoba mengikuti langkahnya dari belakang.
Ck, kebiasaan
"Ada berapa janji yang kamu buat untuk ku hari ini Lala?"
Tanyanya pada Lala sang sekertaris yang juga teman baiknya di masa kuliah dulu.
berjalan memasuki ruang kerjanya dan langsung duduk begitu saja diatas kursinya.
Sedangkan Lala yang berdiri didepan mejanya, langsung menujukan beberapa berkas ditangan sembari berkata
"Hari ini ada tiga client yang membuat janji dengan Bapak, satu sebelum makan siang dan yang dua setelah makan siang", Jelas Lala kemudian.
"Hmmm tapi.. "
Tiba tiba Lala menjadi ragu untuk menyampaikan perihal sesuatu.
"Kenapa?", Tanya Dirga seraya mengerutkan keningnya.
"Ti..tidak pak, bukan apa apa"
Ujar Lala dengan gelengan kepala menatap atasannya.
Aduuhh bagaimana ini? semoga Rian bisa mengatasinya
Sial, kenapa perempuan itu harus kembali sih, menyusahkan saja
"Baiklah.. apa Rian sudah datang"
Dirga mulai membuka berkas kasus yang tadi diberikan Lala, dan mulai membacanya.
"Sudah Pak, beliau sedang menerima tamu diruangannya"
Dengan suara tertahan Lala terlihat takut menjelaskan lebih.
"Hmmm suruh dia keruangan ku setelah selesai dengan urusannya"
Titahnya tanpa mengalihkan pandangan nya, dia harus segera menyeselaikan pekerjaan ini secepatnya, agar nanti siang dia bisa bertemu dengan Vita yang beberapa saat lalu sudah membuat janji bertemu dengan perempuan itu.
"Baik" Jawab Lala cepat.
...............
Disisi Lain...
"Apa kamu sudah gila Lenna, lebih baik kamu sekarang pulang, sebentar lagi Dirga akan datang"
Seru Rian dengan sedikit kesal dengan kelakuan perempuan yang berada diruangan nya saat ini.
Perempuan yang dulu sering dia jumpai karena kedekatan nya dengan sahabat sekaligus patner kerjanya, Dirga.
Iya, dia Lenna mantan kekasih Dirga, menjalin hubungan dari sejak sekolah hingga kuliah nyatanya tidak menjamin akan dibawah hingga pelaminan walaupun sudah memahami satu sama lain.
Lenna yang memilih meninggalkan Dirga karena menerima tawaran perjodohan dengan seorang laki laki yang lebih berkuasa, membuat perasaan Dirga hancur dengan keputusan Lenna kala itu.
Walaupun sekarang perempuan itu terlihat begitu menyesal karena perjodahan nya tidak berjalan dengan baik, tapi tetap saja dia telah memberi luka begitu dalam pada sahabatnya.
Dan seolah penuh rasa percaya diri begitu besar, Lenna meminta dirinya membantu dia kembali bersama Dirga karena yakin bahwa Dirga masih mencintainya.
Cih, yang benar saja memang secantik apa kamu hingga mempunyai rasa percaya diri begitu tinggi
"Please Rian bantu aku.. Dirga pasti mau mendengar ucapan kamu"
Perempuan bernama Lenna itu terlihat memohon pada Rian.
Sejujurnya Rian juga terlihat kasihan pada perempuan ini, berteman sejak lama membuat dia mengenal baik bagaimana karakter Lenna.
Sekali dia menginginkan sesuatu maka dia pastikan harus bisa mendapatkannya.
"Aku tidak mau ikut campur, itu masalah hati kalau kamu mau berusaha lah sendiri"
Dan pada akhirnya Rian tidak bisa melakukan banyak hal, walapun begitu dia tidak akan membiarkan perempuan didepannya ini mendapatkan apa yang dia mau dengan mudah.
Dia masih sakit hati dengan kelakuan perempuan ini dimasa lalu terhadap Dirga, dengan menarik tipis ujung bibirnya.
Aku Pastikan kali ini kamu tidak akan bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginan mu
enak saja..
Semoga Dirga tidak menjadi bodoh saat bertemu dengan perempuan ini
Batin Rian.
Terlihat perempuan itu tersenyum seraya menggangguk kan kepalanya, dalam hatinya..
Bagaimana aku baru menyadari bahwa kamu sekarang begitu memiliki segalanya
Hmmm.. Kamu harus kembali bersamaku Dirga karena hanya aku yang boleh memiliki mu
Batin Lenna.
🍂Happy Reading Makkk...🍂
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aaa gilaaaa... sial banget hari ini gue"
Pekik Rindu yang beberapa saat yang lalu telah menyeselaikan mata kuliahnya, mengusap wajahnya dengan kasar sambil melangkahkan kakinya menuju kantin kampus.
"Lagian kenapa lu bisa telat sih, kayak bukan loh saja deh"
Ujar Ninda (teman Rindu), meliriknya sekilas sesaat kemudian dia mengerutkan keningnya.
"Apa ada masalah", Lanjutnya lagi.
Rindu hanya diam, terus menyeret langkahnya enggan membahas masalahnya.
Plaakkk
"Aduh.. sakit gila, lu jadi perempuan kasar banget"
Rindu mengusap lengan kirinya yang tadi terkena pukul.
"Cih, benarkan lu ada masalah?.. apa ada hubunganya dengan laki laki tua itu?"
Tuding Ninda yang merasa kalau sahabatnya ini tidak memiliki masalah bersama siapapun beberapa waktu ini kecuali pada sang kekasih.
Kalau gue cerita, apa reaksi lu bakal seperti sebelum sebelumnya?
Tapi kalau gak, iiiishh dia bakal terus ngomel gak berhenti berhenti
Batin Rindu.
"Diih, sok tahu lu, gue sama Dirga baik baik saja"
Rindu membuang muka, agar temanya tidak bisa melihat bagaiman saat ini keadaannya.
Eh, kenapa nih..
Saat tangan Rindu ditarik begitu saja oleh temannya.
"Gue gak percaya sama loh"
Ninda membawah Rindu ke taman kampus, tempat biasa dia dan temannya menghabiskan waktu disela sela jam kuliah.
"Jadi, ada apa?", sarkas Ninda.
Cih, bisakah dia basa basi dulu, kenapa selalu to the point begitu
"Gue gak perlu basa basi dulukan, jadi cepet cerita.. ada apa?"
Menarik ujung bibirnya, seolah Ninda tau apa yang tengah difikirkan oleh Rindu.
Rindu hanya memutar kedua bola matanya.
"Papi tua sudah menetapkan tanggal pertunangan si Dirga"
Ujar lirih Rindu, menundukan kepalanya yang seakan tahu sebentar lagi petir tornado akan meyambar dan melahap dirinya.
"Hah, terus gimana, kamu gak melakukan sesuatu, bagaimana dengan Dirga?"
Pekik Ninda begitu kesal, dengan nafas naik turun dia menatap Rindu yang tidak sabar menanti jawabannya.
Ninda tahu bagaimana hubungan pelik antara Rindu dan Dirga, begitupun dengan kabar kalau Dirga akan bertunangan dengan perempuan pilihan kakek Rindu.
Nah kan..!
"Gue gak tahu, gue sendiri juga gak bisa menebak bagaimana sikap Dirga setelah ini, tapi tadi pagi dia bilang mau ketemu sama perempuan itu untuk membatalkan pertunangannya"
Dengan bola mata yang berkaca kaca, Rindu secara perlahan menyandarkan punggungnya dibangku kursi taman dengan padangan kosong begitu datar.
"Gue heran sama lu, dari awal kenapa maksa banget buat lanjutin hubungan ini?"
Secara perlahan Ninda juga ikut merebahkan punggungnya sembari memejamkan matanya barang sejenak.
Dia fikir bagaimana bisa Rindu menjalani kisah cinta begitu rumit seperti ini, mencintai adik dari papanya sendiri walapun dia hanya anak sambung tapi tetap saja dia menyalahi aturan keluarganya.
"Gue juga gak ngerti lagi Nin, bukankah cinta memang buta dan lu tau sendiri kalau dari awal gue sudah suka sama Dirga"
Ucap Rindu dengan tersenyum tipis sembari menginggat bagaimana kegilaannya saat terus mencari perhatian uncle Dirganya kala itu, tapi sang uncle hanya menganggapnya hal biasa dan wajar sebab Ia adalah keponakannya.
Tapi Rindu seolah tidak mempunyai kata menyerah, dia trus menerus membuat sang uncle bisa jatuh cinta padanya dengan berbagai cara.
Dan pada akhirnya itu berhasil, kurang lebih dua tahun ini dirinya menjalin hubungan dengan sang uncle, walapun harus diam diam dibalik keluarganya karena kesepakatan bersama, tapi dia merasa begitu senang dan bahagia karena perjuangannya selama ini membuahkan hasil.
"Cih, dasar bucin.. oh iya beberapa bulan lagi ada pertukaran pelajar, katanya sih dari Sydney... dan beberapa diantara mereka kebanyakan laki laki"
Ujar Ninda menatap kearah Rindu sembari mengembakan senyumnya dan menaik turunkan alisnya.
"Hah dasar bit.che... gue tahu apa isi dalam otak lu yaa", pekik Rindu.
"Biarin.. jomblo ini, lagian siapa tahu nanti ada yang klik hmmm"
Jiwa jomblo seorang Ninda sudah mulai memancarkan auranya.
Aaaaaahhh.. udah gak sabar iihh.. ganteng ganteng gak yaa mereka, hmmm bule ma pasti ganteng, ganteng atas bawah hehehe
Batin Ninda.
Bisa bisanya nih anak ngehalu, idiihh sampai senyum senyum begitu
Batin Rindu saat melihat sang teman.
Plaaakkk.!
"Yaaakk... di fitrahin nih sama mak gue main toyor toyor aja, apaan sih?"
Pekik Ninda sembari mengusap kepalanya.
"Istighfar lu istighfar... bulan puasa bentar lagi"
"Cih, apa hubungannya? lu ma aneh, lagian sejak kapan lu tahu bentar lagi bulan puasa?"
"Mata lu rabun apa? Noh, lihat.. baliho minuman rasa cocopandan segede gaban depan kampus, yang munculnya musiman"
Tunjuk Rindu kearah depan gerbang kampus.
"Anjaaiii.. gue fikir lu ada niatan pindah agama makanya tahu hahaha?"
"Waahh nih anak ngeselin, belum perna otaknya dimasukin kaleng biskuit rupanya"
"Idiihh.. mau dong kaleng biskuit yang isinya rengginang hahaha"
"Kerupuk puli"
"Kerupuk ikan"
"Kembang matahari"
"Kembang tahu"
"Yaakk.. mana ada kembang tahu nyasar dikaleng kong ghucu"
Hahahaha
Dan keduanya tertawa bersamaan dengan ucapan mereka sendiri.
...----------------...
Restoran sefood xxxxx
Jakarta
Dirga menatap perempuan yang berada didepannya saat ini, beberapa waktu lalu dirinya meminta bertemu dengan perempuan ini untuk membahas perihal masalah pertunangannya.
Dia ingin mengatakan bahwa dirinya tidak mau melanjutkan perjodohan yang papinya buat dan mau tidak mau rencana pertunangan minggu depan harus bisa dibatalkan.
Dan saat ini Dirga tengah menantikan jawaban dari perempuan itu, yang sejak lima menit yang lalu hanya diam belum membuka suaranya.
"Jujur aku kecewa, kamu tahukan hubungan ini bukan hanya masalah perusahaan saja tapi melainkan janji antara sesama laki laki, aku fikir kamu paham kalau seorang laki laki yang bisa dipegang adalah ucapannya"
Akhirnya Vita membuka suaranya, walau terlihat sedikit kesal dengan keinginan Dirga saat ini.
Dia pikir cuma ucapan saja yang bisa dipengang, yang lain juga ada yang bisa dipengang, malah bisa bikin enak
Batin Dirga, seraya menghela pelan nafasnya dia fikir pasti akan susah membujuk Vita, sebab dari awal perempuan ini nampak tidak menolak saat dijodohkan dengan dirinya.
"Aku sudah memiliki kekasih dan aku begitu mencintainya maaf kalau aku harus membatalkan pertunangan ini", kata Dirga.
"Bukan masalah, kamu tinggal putusin dia dan kita akan tetap bertunangan, toh belum tentu juga Papi kamu merestui hubungan kalian bukan", jawab Vita dengan mudahnya
Mendengar ucapan Vita membuat Dirga membulatkan matanya, tidak bisa dipercaya.
Perempuan ini memang tidak bisa diajak kerjasama, begitu inginkah menikah dengan dirinya, Dirga harus memutar otaknya segera.
"Itu tidak mungkin Vit ka.."
"Kenapa? karena uang.. cih perempuan matrei begitu kamu pertahanin"
Oh astaga.. kenapa dia jadi mengerikan seperti ini, belum juga jadi istri
"No, bukan itu tapi.."
"Apa, kenapa?", pekik Vita tidak terima.
Dirga hanya menggeram sambil sesekali menghela pelan nafasnya.
"Sudah lah Dirga tidak perlu membatalkan pertunangan, kita lanjutkan saja..."
"Karena dia hamil Vit.. hamil anak aku.. jadi aku harus segera bertanggung jawab padanya"
Sela lantang Dirga sambil menatap tajam kearah perempuan tersebut.
Apa.?!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!