Catrin pun kabur dibawa keluarganya. Namun karna keluarga Dominique menyembunyikan Catrin yang telah dicap sebagai pembunuh,? maka keluarganya pun menjadi ikut terseret dan dibunuh dengan keji oleh keluarga kerajaan. Saat Raja Andrea turun dari kudanya dan mendekati Catrine, ia pun mulai mengangkat pedangnya.
“Apa hanya itu kata-kata terakhir yang ingin kau ucapkan sebelum pedangku menyambarmu?”
Ratu Catrin pun mengalihkan pandangan sayunya dan melihat secara intens kepada wajah yang sedari kecil bersamanya itu. “Setidaknya aku mati ditangan orang yang ku cintai” Ucap Ratu Catrine tak berdaya ketika ia melihat mata pedang tajam itu yang sangat ingin berselera mengoyak-ngoyak tubuhnya. Mata tajam Raja Andrea mulai iba, rasa benci dan dendam yang teramat dalam dengan kepergian sang ibu. Andrea pun mengayunkan
pedangnya dengan mantap.Jika bukan karna keergian sang Ibu. Tentu ia tidak akan tega membunuh istrinya.
Syurrrrrrrr..
Satu tusukan menusuk dijantung Ratu Catrine dengan gerakan sekali tusuk dan tersimpuh dihadapan Catrin. Tubuh yang tersandar di dinding goa, darah segar yang mulai mengalir dari ujung bibir dan bekas tusukan dijantung Catrin, sorot mata sayu tak berdaya melihat orang yang telah menghunuskan pedang ke arahnya. Dengan tersenyum Catrin berusaha sadar disela-sela ujung kematiannya “ Setidaknya aku mati ditanganmu, itu saja cukup. Semoga kau bahagia”
dengan kalimat yang hampir terputus-putus itu, Catrine berusaha mengangkat tangannya untuk membelai pipi Andrea yang masih bersimpuh dihadapannya, namun belum sampai menyentuh pipi Andrea, catrine telah menghembuskan nafas terakhir. Tangan kecil itu pun terjatuh bersama buliran bening dari sudut mata Catrine untuk hidupnya yang tiada berarti. Pergi bersama memori-memori kepiluan mencintai sang Raja yang jarang memperdulikannya.
Jika aku ditakdirkan untuk hidup kembali? Maka ku pastikan dikehidupan selanjutnya aku akan membayar dendam ini, pikirnya.
---
Catrinel Maldovan Dominique. Wanita cantik yang sejak lahir telah ditakdirkan menjadi pasangan Pangeran Andrea. Ketika berumur 5 tahun turunlah surat resmi utusan dari Kerajaan dari Raja Julian yang ditujukan ke keluarga Dominique untuk meminang anak bungsu keturunan Dominique yang surat itu langsung diberikan kepada Lewis Dovan Dominique, Ayah dari Catrinel sendiri.
Pesan dari kerajaan kepada Lewis jika Catrine telah berumur 18 tahun maka Catrin akan diambil dan dipinang menjadi istri dari pangeran Andrea. Lewis bukannya tak senang. Siapa yang tidak ingin menjadi besan dari keluarga kerajaan, terutama menjadi besan seorang Raja saat itu. Namun sebagai orang Skanea yang tahu betul dengan lingkup istana. Jika seorang anak telah memasuki lingkup istana maka dipastikan hidup anaknya dipenuhi dengan aturan dan jika tidak sanggup maka anak tersebut akan menderita.
Jangan pikirkan hidup senang dibalik gelar putri ataupun gelar bangsawan lainnya, melainkan hidup dibalik layarnya.
Keluarga Dominique dikenal dengan sekolah tentara terhebat diseluruh pelosok Eropa Timur. Meski kebanyakan anak didikannya akan dikirim menjadi pengawal kerajaan ataupun pengawal bagi bangsawan lain. Sekolah militer milik keluarga Dominique berpusat disebelah utara kediamannya yang berdampingan dengan kediaman sang
Panglima.
Disebuah kastil kerajaan Skanea, tempat dimana Raja Andrea saat itu dan bersama keluarganya tinggal. Kini ia tinggal sendiri. Ibunya telah tiada. Setelah sebelumnya ditinggal mati sang Ayah yang Raja terdahulu, kini Ibunya pun ikut pergi menemani sang Ayah di Surga. Hidupnya mulai hampa. Istri yang mati ditangannya sendiri dan pergi dengan sebuah senyuman yang membayangi dirinya setiap malam. Frustasi !.
Bayang-bayang kesalahan kini menyelimuti hatinya. Entah kenapa ia seperti itu. Padahal ia tidak begitu tertarik akan sosok Catrinel Maldovan Dominique yang menjadi istrinya selama beberapa bulan bersamanya. Ia sering mengabaikan keberadaan istrinya meskipun Catrin sendiri tidak mempermasalahkannya. Bukan tidak
mempermasalahkannya, tapi ia sabar, tegar dan tahu diri akan posisinya yang tidak dicintai.
“Cih, sial.” Umpatan yang berkali-kali ia lontarkan. Tak henti-hentinya membayangi pikirannya.
Sesekali pernah berjumpa saat arak-arakan Raja Andrea bersama para pelayan dan pengawalnya yang tidak sengaja bertemu Catrinel yang saat itu bersantai dengan para pelayannya ditaman kerajaan. Senyum Catrinel yang menyambut kedatangan Raja Andrea saat itu dibalas tatapan dingin oleh mata tajam Raja Andrea, tapi ia tidak apa-apa. Sungguh ia tidak apa-apa dengan tatapan yang dingin itu.
Catrinel yang tidak pernah disentuh bahkan disaat malam pertama mereka, selesai acara pesta pernikahannya, Catrinel dibiarkan begitu saja dikamar pengantin sendirian. Sementara Raja Andrea pergi begitu saja entah kemana meninggalkan Catrinel sendirian.
---
Februari 1636.
“oekkk oekk...”
Suara tangisan bayi membuat suasana kastil Dominique pecah. Kelahiran seorang bayi perempuan berambut emas yang menyedot perhatian semua para pekerja di kastil tersebut termasuk para kerabat yang hadir. Bayi perempuan keturunan Dominique yang disambut dengan suka cita . “Cantik sekali nyonya” Ujar sang pelayan yang baru saja melihat sesosok tubuh mungil tersebut.
“Akan ku beri nama ia Catrinel Maldovan Domique” Ujar lelaki yang diyakini adalah Ayah sang bayi.
“Nama yang indah” Ujar sang istri yang menyetujui pemberian nama tersebut.
Lalu tiba-tiba dua anak lelaki berlarian kecil masuk kedalam kamar kedua orang tuanya Menyambut kehadiran sang adik tercinta yang telah lama mereka nanti-nanti kedatangannya. Saat kakak kedua mendekati ibu dan adik kecil yang berada dalam dekapan Ibunya ia pun takjub dengan apa yang ia lihat.
“Apakah ini adikku?” Ujarnya dengan mata berbinar-binar kala melihat sang adik yang sedang tertidur pulas. Sang Ibu pun tersenyum melihat anak keduanya yang begitu antusias. Sementara kakak pertama yang bijaksana dan cenderung pendiam hanya mampu takjub melihat adik kecilnya yang baru saja lahir.
---
“Apa aku hidup kembali?” Pikirnya saat ia memperhatikan kedua tangan dan kedua kakinya yang kecil.Ia terbangun setelah tidur panjang setelah menjadi seorang bayi.
“Nona kecil sudah bangun?” kehadiran Bibi Rose mengalihkan pandangannya seketika pada sumber suara. “Nona sudah lama terlelap dan baru saja bangun? Ayo waktunya kita mandi” Ucapnya seraya menggendong Catrine kecil dan membawanya mandi.Dibalik itu Catrin merasa takjub. Bibi Rose yang ia kenal terlihat lebih muda dan kerutan yang dulu biasa ia lihat kini tak sebanyak dulu.
Jangan lupa beri thor love, like, favorite dan komennya ya. Gumauwo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sisilia Jho
bingung
2020-11-21
0
🌹Milea 🖤
memutar waktu andai memang bisa aq jg pengen 😣😣
2020-11-04
6
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"
2020-06-10
1