BIDADARI BUMI YANG TERLUKA

BIDADARI BUMI YANG TERLUKA

BIDADARI BUMI YANG TERLUKA

Suara keras bantingan pintu membuatku terbangun dari mimpi.Bergegas ku keluar dari kamar menuju ruang tengah rumah kami.Ku lihat hanya emak yang ada di sana,duduk bersandar di daun pintu sambil menangis.

 Aku hanya bisa terdiam,menatap wajah sayu emak.Pipi emak bengkak dan lebam.Tak ada kata yang bisa keluar dari mulutku untuk bisa menghibur hatinya yang pasti hancur saat ini.Di benak ku  tersirat rasa benci pada abah...Apakah semua lelaki itu sama,hanya mementingkan hasratnya tanpa peduli perasaan kami,anak istrinya…..

Inilah kisah hidup kami,…emak ku, malaikat ku, bidadari bumi yang terluka

 

 

*** 

30 tahun yang lalu……

     Nama ku Yati,anak kampung dari Kalimantan.Waktu itu umurku baru 6 tahun,dan adik laki-laki ku berumur 4 tahun.      Abah adalah kepala desa di kampung kami,sebagai seorang kepala desa Abah memiliki tanah yang cukup banyak tapi hanya sebagian kecil saja yang bisa di urus.Abah sukanya nongkrong di warung yang ada di ujung kampung sedangkan emak tiap hari ngurus kebun dan sawah.Kalau emak sedang kerja di kebun atau sawah,aku lah yang menjaga adik dan membersihkan rumah.Beginilah keseharian ku sebagai anak perempuan di rumah.

Hari sudah sore.Aku bergegas menuju pintu dapur ketika mendengar ketukan yang pasti itu adalah emak,….

“Sudah masak nasi sama ikan asinnya nak?"tanya emak.

“Sudah mak”,jawab ku.

“Adik mu mana?"tanya nya sambil menyeka keringat.

“Baru saja tidur dalam ayunan mak”,jawabku lagi.

Emak masuk dan berjalan menuju ayunan,di usapnya lembut kepala adikku.

Emak duduk di samping ku,…

“Bikin sambel ya?"katanya lembut.

“Iya Mak,nggak lengkap kalau nggak pake sambel kan” sahutku sambil tersenyum.

Emak pun tersenyum.

“Abah mu belum pulang?” suaranya terdengar pelan dan serak, seakan bertanya pada dirinya sendiri.

“Belum mak”,jawabku tak kalah pelannya.

“Ya sudah,emak mandi dulu ya… baru kita makan” katanya sambil beranjak menuju kamar mandi.

Ku pandangi punggung emak yang menjauh, punggung yang memikul semua beban keluarga tanpa ada keluhan yang pernah ku dengar dari bibirnya.

Senja berlalu, kumandang adzan magrib sayup-sayup terdengar.Aku dan emak bergantian untuk melaksanakan sholat magrib karena salah satu dari kami harus bergantian menjaga adik ku.Selesai sholat magrib,kami pun makan malam bersama. 

 

 

***

  “Assalamualaikum Saroh,Saroh”…terdengar suara perempuan paruh baya dari luar rumah kami memanggil nama emak.

“Wa alaikum salam”,jawab ku.

Aku bergegas membuka kan pintu.

“Eh wa Tinah,nyari emak ya wa?”tanya ku.

“Iya,emak mu ada nak?”

"Ada wa,sebentar Yati panggilkan emak…."aku pun masuk ke dalam kamar emak.

Emak keluar menemui wa Tinah yang sedang duduk di teras.

“Ada apa wa?”tanya emak.

“Bagaimana keadaan mu,ku lihat sekarang kamu agak kurus."

"Mungkin cuma kecapean saja wa",sahut emak.

“Mana suami mu?”

“Biasa wa,paling nongkrong,"sahut emak.

“Sampai kapan kamu mau sabar dengan kelakuan suami mu?”tanya wa Tinah pelan seakan tidak mau terdengar oleh ku.

“Kamu yang kerja keras demi keluarga sedangkan dia asyik dengan perempuan warung itu.”

“Tambah hari kamu yang jadi kurus, sebaliknya perempuan warung itu yang menikmati hasilnya”

Emak hanya diam.Entah apa yang sedang emak pikirkan sekarang.

“Ya sudah,aku kesini mau ngambil bibit kacang tanah kemarin”kata wa Tinah.

“Iya wa,”sahut emak sambil beranjak masuk ke dalam.

Emak memberikan bungkusan yang berisi bibit kacang tanah itu pada wa Tinah.

“Aku pulang dulu ya Saroh,”

“Yati,sini!”…kata wa Tinah 

Sambil menyodorkan uang dua ribu.

“Ma kasih ya wa”sambut ku dengan senang.

Uwa Tinah dan emak tersenyum melihat ku.

“Uwa pulang dulu ya, assalamualaikum…”ucap uwa Tinah.

“Wa alaikum salam”sahut ku bersamaan dengan emak.

Hari sudah mulai senja,kami pun masuk ke dalam rumah.

Aku merasa malam ini suasana hati emak agak berbeda,emak lebih banyak diam dari biasanya.Entah karena ucapan wa Tinah sore tadi.

Bani,adik ku sudah terlelap selepas isya.Ku lihat emak belum tidur juga.Emak mendekat dan mengusap lembut kepala kami.

Tidak berapa lama aku pun hanyut terlelap dalam buaian kasih sayang emak.

 

 

***

Di tengah malam,aku terbangun karena mendengar benda pecah di susul suara abah yang lagi marah-marah.

“Aku kan sudah bilang, perempuan itu tugasnya menjaga anak dan pekerjaan rumah tangga,nggak usah ngurusin urusan suami di luar rumah”bentak Abah yang ku yakin pasti ditujukan pada emak.

“Maaf bah,aku nggak tahan lgi kalau kelakuan abah terus begini.Aku cuma minta,abah bisa menghargai perasaan ku sebagai istri abah.Kalau abah suka sama perempuan warung itu,tolong ceraikan aku..”kata emak sambil terisak.

“Abah nggak ada hubungan apa-apa sama  Inah,”tegas abah lantang.

“Kalau nggak ada hubungan,terus ngapain abah sama dia berduaan di dalam kamar, gelap-gelapan lagi.Emak liat sendiri bukan kata orang yang sering abah tuduhkan."Terdengar suara emak pelan.

“Ooo sudah berani kamu menguntit abah ya..? Baik, sekarang juga aku cerai kamu.Silahkan bawa anak-anakmu tapi jangan harap bisa membawa sepeser pun harta ku!" bentak abah lagi.Kemudian berlalu meninggalkan emak sendiri dalam tangisnya.

Aku mendekati emak.Airmata ku deras mengalir di pipi.

“Mak….”ucapku pelan.

Emak mengangkat wajahnya,berusaha keras untuk tersenyum walaupun jelas bulir-bulir air mata nya masih menetes.

Emak memeluk tubuhku erat.

Aku dapat merasakan betapa sakitnya perasaan emak saat ini

Malam pun berjalan terasa sangat lambat,mengiringi sedih dalam hati.

 

***

“Yati, masukan baju-baju mu dalam tas ini ya nak,sekalian baju adik mu sama baju emak yang di kamar.Emak mau ke rumah wa Tinah sebentar…”kata emak yang tiba-tiba muncul di depan kamarku.

"Baik mak.Tapi kita mau kemana mak..? sahut ku penasaran.

“Kita pulang jenguk nenek”

“Emak tinggal dulu sebentar ya?” Kata emak sambil berlalu.

"Iya Mak,jawabku.

Ada rasa senang di hatiku sebab kami mau pulang ke rumah nenek tapi juga ada rasa sedih, kepulangan ini pasti ada hubungan nya dengan pertengkaran terakhir emak dengan Abah.

Ku ambil baju dari lemari dan memasukkan nya ke dalam tas yang tadi emak berikan.Aku ingat ada uang simpanan ku di rak lemari paling bawah.Setiap emak ataupun ada orang yang memberiku uang tidak pernah ku pakai buat jajan,selalu ku tabung buat nanti masuk sekolah dasar.Ku hitung semua, terkumpul Rp 170.000,-.Tidak ku sangka sudah sebanyak ini.Ku simpan uang itu dalam dompet kecil dan ku masukan ke dalam saku baju.

Umurku sudah hampir 7 tahun, sebentar lagi aku daftar masuk sekolah.Senang rasanya membayangkan bisa sekolah,belajar dan bermain dengan teman-teman nantinya.

 

 

***

“Assalamualaikum wa Tin…,”sapa emak di teras rumah wa Tinah.

“Wa alaikum salam,eh Saroh….ayo masuk”,sahut wa Tinah ramah.

“Maaf mengganggu uwa sepagi ini,aku kesini mau pamit wa, kami mau pulang ke kampung…"emak kemudian menceritakan semua kejadian tadi malam pada wa Tinah bagaimana perlakuan abah sampai menjatuhkan talak pada emak.

Menurut emak,wa Tinah adalah orang yang pertama harus tahu semua ini karena wa Tinah merupakan kerabat paling dekat dengan abah,wa Tinah adalah kakak perempuan dari abah.Tapi wa Tinah lah yang banyak membantu emak selama ini.

“Semua pasti ada hikmahnya, semoga Allah SWT memberikan kesabaran buat kamu ya Saroh,”..kata wa Tinah terlihat sedih.

“Kalau begitu,aku pamit ya wa..”Emak beranjak dari duduknya.

“Tunggu sebentar Saroh,…"cegah wa Tinah kemudian masuk ke dalam kamarnya.

“Ini uang penjualan bibit kacang tanah yang kemarin lusa,”kata wa Tinah sambil menyerahkan uang sebanyak Rp500.000,-

“Dan ini uang Rp500.000,- buat Yati,sengaja uwa simpankan dulu buat nanti membeli perlengkapan sekolah nya,”tambah wa Tinah lagi.

“Tapi ini kebanyakan wa,”tolak emak.

“Saroh,Yati itu ponakan uwa.Simpan saja dulu uang ini,siapa tahu nanti kalian membutuhkan nya"..kata wa Tinah membujuk.

“Baik lah wa,kalau begitu aku pamit ya wa…"kata emak sambil mencium tangan uwa dan memeluknya.

Wa Tinah tak kuasa menahan air matanya,"yang sabar ya Saroh,…"ucapnya lirih.

Emak pun tak mampu membendung air matanya,tak mampu lagi berkata-kata.

Emak berusaha tersenyum,kemudian beranjak meninggalkan wa Tinah yang masih terdiam.

 

 

***

“Sudah selesai semua nak..?”tanya emak yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

“Sudah mak”jawabku.

“Ini tolong kamu simpan di dalam tas bawaan mu”,kata emak menyodorkan amplop berisi uang pemberian wa Tinah.

Ku sambut uang itu dan langsung menyimpannya dalam saku tas.

Emak berjalan ke arah dapur.

Aku mengikuti dari belakang.

Emak membuka wadah tempat menyimpan beras,"Alhamdulillah masih ada", katanya.

"Kenapa uangnya disimpan di tempat beras mak..?,tanya ku.

“Biar nggak ketahuan abah,nak”jawab emak pelan.

“Ooo begitu ya…dasar perempuan durhaka”teriak abah yang tiba-tiba muncul.

Aku yang di depan emak,di dorong abah ke samping hingga terjatuh.Kemudian dengan cepat,abah merebut uang yang ada di tangan emak.

“Jangan di ambil bah…”cegah emak mencoba merebut kembali uang yang ada di tangan abah.

Mata Abah melotot tajam memandang emak, kemudian sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

Emak pun jatuh tersungkur di dekatku.

Dengan cepat ku peluk emak.

Kami berdua menangis seiring langkah kaki abah yang pergi menjauh.

Setelah yakin abah sudah tidak ada lagi,aku dan emak pun bangkit dari duduk.

“Cepat nak,kita harus berangkat sekarang”kata emak.

Aku pun bergegas mencuci muka,kemudian mengambil tas di kamar ku.

Emak keluar dari kamar  menggendong adik ku.Alhamdulillah adik ku ini anaknya tidak rewel seakan mengerti dengan keadaan emak sekarang.

 

 

***

Kami berjalan menuju persimpangan untuk menunggu taksi.

Aku membawa tas kecil serta menuntun Bani sedangkan emak membawa tas yang berisi pakaian kami.

Setiap berpapasan dengan para tetangga,mereka pasti bertanya kami mau pergi kemana.Emak cuma beralasan mau menjenguk nenek ku di kampung sebelah.

Tepat pukul 07.45 sebuah taksi angkutan pedesaan berhenti di persimpangan untuk menjemput penumpang yang mau ke kota atau pun ke kampung lainnya.

Kami bertiga pun naik taksi angkutan tersebut menuju ke kampung nenek.Sudah lama sekali tidak bepergian jauh seperti ini.

 

***

Masa sekarang…

 

“Yati…,Yati….,tolong emak”

“Ya,Mak…."

Aku bergegas menuju kamar emak,ku lempar handphone di atas kasur.Ku lihat emak yang sedang tersungkur di bawah kursi roda nya.Langsung ku papah tubuh renta nya kembali duduk di kursi roda.

"Gimana emak sampai jatuh…?tanya ku lembut seakan menghadapi anak yang masih kecil.

“Kalau emak mau apa-apa,kan tinggal panggil Yati”

“Yati tadi di kamar sedang mengerjakan sesuatu”,jelas ku lagi.

“Emak cuma capek tiduran terus jadi tadi mak coba mau duduk di kursi roda.Emak nggak mau semua tergantung sama kamu dan adik mu."

“Kok emak ngomongnya gitu,…Yati sama Bani kan anak emak jadi emang sudah seharusnya kan kami ngerawat emak seperti emak ngerawat kami dulu”…rayu ku membesarkan hatinya.

“Alhamdulillah,emak bersyukur punya anak-anak seperti kalian,"katanya dengan senyum bahagia.

“Oh iya,emak belum obat pagi ini kan…? sebentar Yati ambilkan air putihnya lagi ya..”

Aku ke dapur mengambilkan air putih serta obat Syaraf untuk emak.

Segera ku kembali ke kamar emak dan memberikan obat juga air putihnya.

Emak meminum obatnya dengan susah.

“Sekarang emak istirahat aja ya…”kata ku.

Emak tersenyum dan kemudian perlahan berbaring di kasurnya.

Ku usap dan ku cium lembut pipi emak.Ku ingin memberikan kasih sayang dan kebahagiaan di masa tua nya walaupun dengan keterbatasan ekonomi karena ku tahu harta memang tidak menjamin seseorang bahagia.

Selama ini emak sudah terlalu banyak menderita, menanggung beban kehidupan demi kami,demi aku dan adik ku.

Emak kerja keras banting tulang mencari nafkah demi kebutuhan hidup kami dan juga agar kami bisa sekolah seperti anak-anak lainnya.

Emak yakin pendidikan itu sangat penting minimal punya ijazah SMA biar bisa kerja,agar punya harapan yang lebih baik katanya.

Setelah ku yakin emak sudah tertidur,aku pun beranjak perlahan kembali ke kamar ku.

Ku buka lagi aplikasi menulis di handphone yang tadi ku tinggalkan.Saat ini aku coba belajar menulis novel,aku terinspirasi dari para penulis novel lainnya yang dapat menyalurkan hobinya berkarya sekaligus menghasilkan penghasilan setiap bulannya.

Selama ini aku hanya suka membaca novel untuk mengisi waktu jenuh.

Apalagi kalau habis pulang kerja shift malam,sebelum tidur ku sempatkan membaca sejenak.

Saat ini aku bekerja di sebuah minimarket milik perorangan dengan gaji di bawah UMP walaupun begitu aku sangat bersyukur karena jaman sekarang susah cari kerja,hari ini kamu keluar,besok pasti banyak yang melamar untuk menggantikan posisi mu.

Sedangkan Bani masih sekolah SMA kelas akhir,dia pun bekerja sambilan sepulang sekolah.Di tempat cucian motor dekat sekolah nya.Aku sangat bersyukur punya adik yang pengertian dan mandiri seperti dia.

Impian ku bisa membelikan rumah untuk emak agar kami tidak ngontrak lagi.Kalau mengharapkan gaji ku sebagai pegawai minimarket jelas mustahil.Selama ini gaji ku hanya cukup buat kebutuhan kami sehari-hari di tambah harus membeli obat syaraf emak tiap bulan serta membayar sewa rumah.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi,aku harus siap-siap masak buat makan siang emak nanti.Ku tutup layar handphone ku dan segera beranjak menuju dapur.

 

 

***

Hari ini aku masuk shift malam lagi,tiap 1 minggu sekali semua karyawan disini tukar shift.Kalau shift pagi masuk pukul 08.30 pagi,pulangnya pukul 17.30 sore sedangkan yang shift malam masuk pukul 14.30 siang,pulangnya pukul 22.30 malam.

Kerjaan ku membersihkan ruangan dan menyusun barang-barang pajangan di rak sudah selesai bertepatan waktu istirahat,aku pun pergi ke gudang belakang.Disana tersedia ruangan khusus untuk karyawan istirahat baik mau makan ataupun sholat.

Ku buka bekal yang ku bawa dari rumah.Nasi di tambah telor dadar dan seiris tahu goreng pedas sudah cukup mewah bagi ku.

“Yat…”,suara di belakang membuatku kaget hingga tersedak.

Kak Ridwan tertawa melihat aku yang gelagapan mencari botol minum di tas bekal ku.

"Maaf ya ti,maaf….,katanya sambil duduk di depan ku.

Aku melotot kepadanya tanda jengkel.

“Aish…,melotot aja kok masih manis ya..”goda kak Ridwan.

“Mm gombal,nggak bakal mempan…”sungut ku sambil kembali menyuap sisa makan bekal ku dengan cuek.

Kak Ridwan terus memandangku hingga membuat aku jadi risih.

"Ada yang aneh ya dari cara makan ku…?tanya ku dengan sikap jutek.

“Enggak…cuman,sebentar….!”kata kak Ridwan dengan mendekatkan wajah nya ke wajah ku.

Aku merasa dada ku berdebar kencang.Sebenarnya dalam hati aku mengagumi nya tapi aku merasa takut kalau dia sampai tahu.

Aku merasa bertambah gugup.

“Ada tahi lalat di bibir mu…"katanya membuat aku bertambah kikuk hingga menjatuhkan kotak bekal ku.

"Kenapa ti…?

"Kamu kok grogi…?

“Kamu suka ya sama aku…?”katanya menggoda sambil tertawa.

“Enak aja.."jawabku sambil membereskan kotak bekal kemudian berlari pergi.

Aku lega setelah yakin kak Ridwan tidak mengikuti ku lagi,ku pegang dada ku yang masih terasa berdegup kencang.Saat-saat bersama kak Ridwan memang terasa indah bagi ku,candaan nya yang suka menggoda memberi warna tersendiri dalam hati ku tapi aku masih takut untuk mengakui rasa ini.

Aku kembali menuju lorong minimarket.

"Yat,kamu kemana aja….? Tanya Ririn temen sekaligus bestie terbaik ku.

“Dari belakang,istirahat makan lah”…jawabku dengan gaya alay.

“Hmmm pantes….,eh td kak Ridwan nyariin tuh…”potongnya lagi.

“Dah ketemu,”jawab ku sambil merapikan barang pajangan.

“Ngapain..?” Tanya Ririn penasaran.

“Biasa,ngajak ribut.”jawabku sembarang sambil tertawa.

"Huh kamu ini Yat,nggak peka banget sih sama perasaan orang.Kak Ridwan itu suka sama kamu,tahu nggak sih…?

“Enggak.”jawab ku dengan pasang muka bego.

“Dasar culun”.Kata Ririn sambil tertawa.

“Ehm..ehm..”suara keras di belakang kami.

“Eh bang Ronald,”kata ku dengan kaget.Sedangkan Ririn langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan nya.

Bang Ronald adalah supervisor minimarket disini.

“Kamu masih sibuk Yat..?”tanya bang Ronald tanpa ekspresi.

“Enggak juga bang."jawab ku agak tegang takut bang Ronald marah karena kami bercanda di jam kerja.

“Di depan ada ibu-ibu yang nyariin kamu,katanya keluarga kamu dari kampung.Coba kamu liat ke depan sekarang"katanya lagi dengan tegas dan berlalu meninggalkan kami.

"Sepeninggal bang Ronald,aku bergegas ke depan dekat area parkiran.Ku lihat 2 orang ibu sedang duduk mengobrol dengan satpam jaga di sana.

“Assalamualaikum,maaf…ibu mencari saya..?” Sapa ku dengan sopan.

"Kamu Yati,anaknya Maisaroh ya…?tanya ibu itu.

“Benar Bu,”jawab ku sambil tersenyum.

"Cantik…,persis ibu nya ya..?kata ibu yang satu lagi.

“Panggil ibu,uwa Ida dan ini adik nya uwa”,jelas beliau.

Aku pun langsung menyalami dan mencium tangan beliau berdua,tanda menghormati orang tua.

“Uwa masih ada kaitan kerabat sama wa Tinah,uwa mu.Kebetulan uwa berdua mau ziarah keliling Banjarmasin dan dapat amanah dari wa Tinah supaya nanti mampir ke tempat kerja kamu ini.Sebenarnya uwa mau ketemu emak mu tapi wa Tinah nggak tau alamat rumah mu sekarang."jelas wa Ida.

“Iya wa,kami baru 3 bulan yang lalu pindah”..jawabku.

“Ini ada titipan dari wa Tinah buat kalian”..kata wa Ida sambil menyerahkan bungkusan besar.

“Dan ini nomor telpon Laila,anak nya wa Tinah.Kalau kamu sudah di rumah hubungi wa Tinah di nomor ini ya…”

“Baik wa, secepatnya Yati hubungi wa Tinah.”

"Bagaimana kabar emak mu,Yat…?tanya wa Ida.

“Alhamdulillah baik wa,..”sengaja ku berbohong,takutnya nanti wa Tinah tahu keadaan emak yang sebenarnya dari wa Ida dan pasti itu akan membuat nya sedih nanti.

“Alhamdulillah….,kalau begitu uwa berdua pamit ya…,salam buat emak mu.”kata wa Ida.

“Baik wa,nanti Yati sampaikan emak.Terima kasih titipan nya ya wa”jawab ku sambil menyalami mereka kembali.

Aku berjalan menuju loker penyimpanan barang karyawan,ku simpan bingkisan dari wa Tinah di loker.Tidak lupa ku simpan juga nomor telpon kak Laila di handphone ku.

*** 

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 malam,semua karyawan yang masuk shift malam bersiap-siap untuk pulang.Aku bergegas menuju loker untuk mengambil barang-barang ku. 

“Yat,ban motor ku kempes mungkin bocor.Kamu pulang di anterin kak Ridwan aja ya…?”jelas Ririn.

Terus kamu gimana..?tanya ku balik.

“Ini aku lagi watshapp kakak ku,minta di jemput”, katanya lagi.

“Hmmm ada yang nyebut nama ku nih,”sahut kak Ridwan yang tiba-tiba nongol di belakang kami.

“Dasar kangkung…”umpat Ririn.

“Jailangkung Ririn,”sahut ku bersamaan dengan kak Ridwan.

“Iya,itu maksud ku,”kata Ririn nggak mau kalah sewotnya.

“Kak,anterin si culun pulang tuh..”kata Ririn cuek.

"Tumben,lagi berantem ya..?tanya kak Ridwan menggoda kami.

“Lagi M,ember…”teriak ku bersamaan dengan Ririn.

“Ban motor ku bocor kakak”jelas Ririn.

“Ooo ”,sahut kak Ridwan nggak mau kalah.

“Ya sudah,…ayo Yat,naik kuda terbang ku”kata kak Ridwan.

“Kuda terbang apaan,….bebek kali,”kata Ririn tertawa ngakak sambil lari menjauh.

“Dasar bocil,”teriak kak Ridwan.

Aku hanya bisa ikut tertawa.

“Ayo Yat,pegangan ya….kalau nggak pegangan takut nya nanti kamu jatuh,”

“Jatuh di hati ku..”timpalnya lagi.

“Gombal”,kata ku sambil duduk di boncengan nya.

Terbersit desir bahagia ku rasakan dalam hati.

Bersambung

 

Sampai kapan Yati dapat merahasiakan perasaan nya kepada Ridwan dan hal apa yang ingin di sampaikan wa Tinah pada Yati...?

Ikuti terus kelanjutannya ya...

Terpopuler

Comments

Rosiyatun

Rosiyatun

baru mulai baca 😊🙏

2022-06-23

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

mampir kak ...

2022-06-13

1

leeshuho

leeshuho

Aduh sedih y cerita nya,,slm dari North pole couple ❤️

2022-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!