"Kak...,kak..."suara Bani memanggil ku dari balik pintu.
"ya,tunggu sebentar Ban..."jawab ku dengan malas karena rasa kantuk yg masih menggelayut di mata.
Ku lirik jam di handphone ku sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi.Ku buka pintu perlahan.
Bani tersenyum melihat tampang ku yang masih awut-awutan.Dia terlihat sudah rapi dengan seragam sekolah nya.
"Mau berangkat ya..?"tanya ku.
"Ya iya lah kak,masa sudah rapi begini mau tidur lagi,"kelakarnya.Aku pun tersenyum sambil nyengir.
"Emak sudah ku mandikan,sudah sarapan juga tinggal minum obatnya aja yang belum,"jelas Bani.
"Tolong nanti kakak bantu ingatin emak,minum obatnya ya..."
"Pasti dong,"sahut ku cepat.
"Kakak hari ini libur kerja kan...?tanya nya lagi.
"Iya,hari ini aku libur.Emang kenapa...?tanya ku balik.
"Kalau kakak di rumah,kan ada yang jagain emak. Habis pulang sekolah,aku langsung aja ke tempat cucian motor.."jelasnya.
Aku cuma mengangguk tanda paham.
"Ya udah,ku berangkat dulu ya..."katanya sambil berlalu.
"Eits....,"ku tahan langkah Bani dan mengulurkan tangan.
"Salim dulu dong...!kata ku cepat.
Bani memandang ku dari kepala sampai ujung kaki.
"Nggak mau,bau belum mandi..."teriaknya sambil tertawa dan berlari menjauh.
Aku pun ikut tertawa melihat reaksi kocaknya.Kami lebih nampak seperti teman akrab ketimbang kakak beradik.
Bergegas ku ambil handuk kemudian menuju kamar mandi di belakang rumah.
Segarnya mandi pagi ini membuat perutku memanggil minta di isi.
Sebelum menuju meja makan,ku jenguk emak yang berada di kamarnya.Ternyata emak lagi mengerjakan sholat Dhuha.Aku sangat bersyukur memiliki ibu seperti emak.Beliau seorang ibu yang memiliki keyakinan kuat, walaupun menderita penyakit stroke tapi emak tetap berusaha melaksanakan ibadah nya walaupun dengan keterbatasan fisik nya.
Emak wanita kuat yang berjuang membesarkan kami hingga kini, memberikan seluruh perhatian nya untuk pendidikan kami.Emak pernah berkata kalau laki-laki dan perempuan itu harus mendapatkan pendidikan yang sama,tidak ada perbedaan nya.
Walaupun kelak perempuan itu tidak menjadi pekerja di luar rumah,hanya menjadi ibu rumah tangga dia tetap harus memiliki pendidikan dan pengetahuan agar bisa menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak.
Berbeda dengan pola pikir abah dulu.Abah pernah bilang, perempuan itu nggak perlu sekolah tinggi-tinggi yang penting bisa baca dan tulis itu sudah cukup.Sungguh suatu pemikiran yang menurutku sudah ketinggalan jaman.
Ku lihat emak sudah selesai.Ku bawa kan obat emak untuk di minum pagi ini.
Emak tersenyum menyambut kehadiran ku.Di ambilnya obat di tangan ku dan langsung meminum nya.
"Terima kasih nak,"ucap emak lembut.
"Kamu nggak masuk kerja hari ini..?" tanya beliau.
"Yati hari ini libur mak.Emak mau makan apa siang ini nanti Yati bikin kan buat emak ya.."tawar ku.
"Nggak usah repot-repot, seperti biasa aja nak.Kalau ada uang,lebih baik kamu gunakan untuk kebutuhan mu juga.Beli lah pakaian yang kamu suka..."saran emak.
"Iya mak,nanti Yati beli."jawab ku mengiyakan agar emak senang.Suara di perut ku berbunyi.Emak tersenyum mendengarnya.
"Kamu belum sarapan...?tanya emak.
"Iya mak."jawab ku sambil nyengir.
"Ya sudah, sarapan dulu sana nanti masuk angin.."perintah emak seraya mengusap puncak kepala ku dengan lembut.
Sebelum beranjak menuju ke meja makan,ku kecup pipi emak.
*****
Selesai sarapan aku kembali ke kamar emak.Ternyata emak sudah terlelap karena habis minum obat.Aku pun kembali menuju kamar ku.
Teringat pesan wa Ida tadi malam, bergegas ku ambil handphone di atas meja dekat tempat tidur.
Ku cari kontak kak Laila,anak wa Tinah.Akhirnya ketemu.Ku coba chat lewat watshapp dulu.
"Assalamualaikum,maaf mengganggu....apa benar ini nomor kak Laila,anaknya wa Tinah...?ku coba kirim chat pertama.Belum ada balasan.Mungkin lagi sibuk,batin ku sambil mengambil bantal mau rebahan.
Tidak berapa lama pemberitahuan di handphone ku berbunyi tanda pesan masuk.
"Iya benar,maaf ini siapa ya...?"tanya nya balik.
"Aku Yati,kak.Anak Mak Saroh."Balas ku.
"Oo Yati,tunggu bentar ya dik.Kakak panggilkan wa Tinah sebentar."
Tidak berapa lama handphone ku berdering.
"Assalamualaikum..."sapa ku.
Sejenak tidak ada hanya terdengar suara Isak tangis perempuan yang tertahan.
"Wa,.."ku beranikan diri memanggil orang di seberang sana yang dapat ku pastikan itu adalah wa Tinah.
"Iya nak,ini uwa..."jawab seorang perempuan tua dengan serak.
"Bagaimana kabar uwa dan keluarga di sana.."tanya ku membuka pembicaraan kami.
"Alhamdulillah,uwa sekeluarga disini sehat."sahutnya.
"Terus kamu sendiri....,ibu dan adik mu bagaimana sekarang...? Semua baik-baik saja kan nak..?selidik wa Tinah,ada kecemasan yang ku rasakan dari kata-katanya.
"Alhamdulillah,kami disini juga baik wa.."jawabku kembali berdusta agar wa Tinah tidak khawatir dengan keadaan kami.
"Syukurlah kalau begitu,uwa lega mendengarnya."Terdengar suaranya lebih tenang,tidak seperti di awal tadi.
"Kata wa Ida,kamu sekarang sudah gadis mirip seperti emak mu dulu.Uwa jadi pengen ketemu kamu,nak.Uwa rindu sama kalian."kayanya dengan suara kembali bergetar.
"Iya wa,kapan-kapan kalau ada waktu libur kami sekeluarga pasti pulang jenguk uwa di kampung.."jawab ku membesarkan hatinya.
"Nak,kalau bisa secepatnya kamu pulang.Jenguk abah mu.Sepeninggal kalian,abah mu kawin dengan si Inah kembang warung itu.Sekarang abah mu sakit, banyak sawah dan kebun yang dijual Inah atas nama abah mu.Uwa hanya tidak mau hak waris kalian habis tidak bersisa oleh perempuan itu.Kasian emak mu yang dulu berjuang sendirian,malah perempuan itu yang menikmati hasilnya."jelas uwa panjang lebar.
"Insyaallah akan Yati usahakan wa..."jawabku.
"Emak dan adik mu mana...?tanya uwa lagi.
"Bani sedang sekolah wa,kalau emak sedang istirahat di kamar.."
"Ya sudah kalau begitu,uwa berharap kalian selalu sehat dan bahagia di sana.."do'a nya untuk kami.
"Aamiin,terima kasih wa.Uwa juga jaga kesehatan ya."balas ku.
"Iya nak,uwa tutup dulu ya.... assalamualaikum."
"wa alaikum salam.."jawab ku juga membalas salam dari wa Tinah.
Aku termangu mendengar cerita dari wa Tinah tadi.Enggan rasanya untuk kembali ke kampung apalagi harus bertemu dengan abah.Ada rasa trauma yang terus membayangi saat aku menyaksikan sendiri bagaimana abah menyakiti emak.Mempengaruhi ku sampai sekarang hingga sulit bagi ku untuk percaya dan menerima perasaan dari laki-laki.
Tapi apa yang uwa katakan ada benarnya.Selama ini emak yang berjuang kerja keras banting tulang,tapi perempuan itu dengan mudahnya merampas semua hak kami.Aku tidak akan tinggal diam begitu saja,akan ku rebut kembali apa yang menjadi hak kami.
*****
Ting....Ting...
Bunyi pemberitahuan pesan masuk di handphone ku.Ku lirik siapa pengirim nya.Aku pun tersenyum mendapati nama kak Ridwan adalah pengirim pesan itu.
"Ehm,lagi ngapain ya...?"
"Sama siapa...?"
"Lagi mikirin aku ya..?"goda nya.
Aku hanya tersenyum melihat semua pesan nya.
"Pede banget...."balas ku.
"Emang lagi nggak kerja nih...?"tanya ku balik.
"Kerja dong,biar bisa nabung buat masa depan kita."jawab nya yang bikin perasaan aku jadi nggak karuan.
"Emang benar...?tanya ku penasaran.
"Aduh nih anak nggak peka amat sih sama perasaan orang..."jawabnya lagi dengan emoticon marah.
Ku balas dengan emoticon tertawa.
"Nggak jalan ya...?selidik nya.
"Nggak, seperti biasa....di rumah aja nemenin emak.Kasian emak kalau di tinggal sendirian.
"Alhamdulillah,emang calon istri yang baik..."jawab nya lagi dengan emoticon peluk dan memberi lambang cinta.
Aku bingung harus membalas apa.Rasa trauma,takut masih membayang dalam hati.
"Kok diam."
"Sore ini boleh nggak kalau aku jalan ke rumah kamu...?"Skalian mau ketemu calon mertua."Pesan nya barusan makin membuat aku gelisah.Namun tidak ku pungkiri ada rasa bahagia yang datang masuk ke dalam relung hati.
"Boleh kak,asal bawain oleh-oleh yang banyak ya..."jawabku asal.
"Minta di bawain apa,...?tanya nya lagi.
"Apa aja deh,yang penting bisa buat di makan.."balas ku.
"Oke deh,nanti ku bawain.Dah dulu ya my love,kakak mau mencari nafkah dulu.."
Aku hanya senyum-senyum sendiri melihat pesan terakhirnya.
Ku lirik jam di meja dekat ranjang.Sudah menunjukkan pukul 10.00, sebaiknya aku ke dapur,masak buat makan siang kami.
*****
"Assalamualaikum..."suara Bani memberi salam terdengar dari luar.
"Wa alaikum salam.."sahut ku.
"Kok agak telat pulang nya Ban,"sapa ku pada Bani yang sibuk melepas sepatu sekolah nya.
"Iya kak,ada soal-soal pelajaran yang harus ku kerjakan."
Aku salut dengan Bani,dia tetap bisa membagi waktu antara sekolah dengan pekerjaan sampingan nya di tambah lagi kami harus bergantian menjaga dan merawat emak.
"Kakak sudah masak...?lapar banget nih."katanya dengan ekspresi menyedihkan yang di buat-buat.
"Sudah dong."jawab ku.Aku pun berjalan menuju meja makan di iringi Bani di belakang.
"Nih kakak sudah masak makanan kesukaan kamu,"pamer ku dengan mengangkat tudung saji.
"Ikan asin asam manis sama sayur urap,di tambah tempe goreng dan sambal super pedasnya"
"Alhamdulillah,.."kata Bani dengan senang nya.
"Emak...?tanya nya.
"Emak sudah makan siang,habis sholat Zuhur tadi juga sudah minum obat.Sekarang lagi istirahat di kamar.
"Syukurlah,kalau gitu.Ayo kak,kita makan sama-sama.."ajak Bani.
Aku pun mengangguk mengiyakan.
*****
Hari hampir menjelang magrib.Mulai tadi siang,hati ku rasa tidak karuan.Apa benar kak Ridwan mau datang ke rumah...,atau cuma sekedar candaan saja.
Adzan magrib pun berkumandang.Aku pun pergi ke belakang untuk berwudhu bersiap melaksanakan sholat magrib.
Selesai melaksanakan sholat magrib,ku rapikan kembali alat-alat sholat tadi.
Tidak berapa lama terdengar suara ketukan pintu.Aku terdiam sejenak,apa itu benar kak Ridwan....?Dada ku pun berdebar-debar.
Bersambung
Siapa sih yang mengetuk pintu,apa benar itu Ridwan.....
Jangan bosan tunggu episode berikutnya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Saya mampir Thor, episode ini ada yg mirip dgn kehidupan nyata sy. Sy jadi terharu. Kbtln sy juga saat ini sedang merawat Ibu yg sakit stroke, dr mulai waslap tiap mau sholat (kalo pipis) dan menjaganya, mengurus mknnya, mandinya yg cuma seminggu sekali. Udh kurleb 3 thn, tp yg salut dr beliau, beliau tdk prnh mngglkn sholat dan mengaji. Alhamdulillah. Malah kita yg muda ibadahnya lalai, alasannya cape byk kerjaan. Mksh Thor, ceritamu mewakili sy. Smgt ya.
2022-04-25
1
Conny Radiansyah
harusnya Ridwan ... kali dia ga datang, semakin sulit untuk percaya sama laki"
2022-04-15
1
meli meilia
hayy Kak.. salam hangat dr Cinta Sang maharani.. kembali hadir ya Kak..😁😁 nyicil baca dulu..
2022-04-14
1