Mbak Jamu Naik Level
Dambaan setiap anak yang setelah lulus sekolah Sekolah Menengah Pertama, adalah sekolah lagi.
Tapi tidak bagi kehidupan di desa, apalagi anak perempuan. Sekolah menengah pertama adalah sekolah paling tinggi bagi mereka.
Setelah itu mereka diharuskan mencari pasangan atau di jodohkan.
Demikian pula kisah anak gadis yang bernama Sri Sutini yang biasa di panggil Srintil (kotoran kambing), berikut ini adalah kisah gadis tersebut.
...💖💖HAPPY READING💖💖...
Pagi hari seperti biasa, kegiatan anak gadis di desa Nguter jika tidak sekolah adalah mencuci baju di sungai.
Suara canda anak gadis beriringan dengan suara gemericik aliran sungai.
.
"Sri, sudah punya calon belum?" tanya salah seorang teman Sri yang juga sedang mencuci pakaiannya.
Sri yang menjawabnya, dia tetap dengan aktifitasnya.
"Sri, Keburu jadi perawan tua baru lho! he..he..!;" seru yang lainnya
Sri tetap saja diam, dan terus dengan pekerjaannya.
"Pasti nggak laku, makanya sampai sekarang belum punya handengan.ha..h..!" ucap salah satu dari mereka dan mereka tertawa.
"Apa sih maksud kalian? Lulus SMP itu masih kecil! Ngapain juga mikir pernikahan!" ucap Sri sebal dan meninggalkan semua orang yang mencibirnya itu.
Tiba-tiba ada suara yang memecahkan keriuhan beberapa anak gadis itu.
Tiba-tiba ada suara yang memecahkan keriuhan beberapa anak gadis itu.
"Yu...mbakyu!" panggil seorang gadis cilik yang baru duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar.
(Mbakyu panggilan untuk kakak perempuan)
"Kae Martani, adikmu Sri! Enek perlu opo yo?" tanya gadis di samping Sri.
(Itu Martani, adikmu Sri! Ada perlu apa ya?)
"Yo embuh, aku Yo Ra ngerti. Ben tekan kene sek, gek di takok'i bocahe!" jawab Sri Sutini yang sebetulnya penasaran.
(Ya entahlah, aku ya tidak tahu. Biar sampai di sini dulu, terus di tanyai anaknya).
"Mbakyu Sri, di timbali Bapak wonten ndalem!" kata Martani adik Sri Sutini.
(Kak Sri, di panggil Ayah di rumah).
"Jan-jane enek opo tho?" tanya Sri sembari membereskan semua cuciannya.
(Sebetulnya ada apa sih?)
"Yo ra ngerti yu, wong aku mung di kengken nggoleki njenengan!" jawab Martani yang membantu membawa sebagian cucian kakaknya.
(Ya tidak tahu kak, orang saya cuma di suruh mencari kamu).
"Yo wes, ayo gek cepet. Mungkin enek hal penting!" ucap Sri pada adiknya.
(Ya sudah, ayo lebih cepat. mungkin ada hal yang penting).
"Iya yu" balas singkat Martani.
(Iya kak)
Dan keduanya mempercepat langkah mereka menuju ke rumah.
"Pemenen ya Ni. Aku tak lewat mburi, arep salin disek!" ucap Sri yang kemudian masuk ke rumah lewat pintu belakang.
(Jemurlah, aku mau lewat belakang, mau ganti baju dulu).
Sri menuju ke kamarnya dan memakai pakaian yang pantas untuk menerima tamu.
Gadis itu kemudian keluar dari kamarnya dan ternyata ibunya sudah menunggunya.
"Sri gowonen unjuk'an kuwi kanggo poro tamu" ucap ibunya Sri seraya menunjuk ke minuman diatas nampan.
(Sri bawa minuman itu buat semua tamu).
Sri melaksanakan perintah ibunya, dia membawa minuman untuk para tamu ayahnya.
Di letakkan ya minuman-minuman itu diatas meja di depan para tamu ayahnya.
Tanpa di sadari Sri, para tamu itu memperhatikan gerak-gerik Sri.
"Sri, lungguho neng kene sedelo" ucap ayahnya Sri.
(Sri duduk di sini sebentar)
"Inggih pak" jawab Sri yang kemudian duduk di samping ayahnya.
(Ya yah)
"Sri, kedatangan Pak Bayu ini ingin menjadikan kamu anak menantunya" kata Ayah/bapak-nya Sri.
Sri sangat terkejut, Pak Bayu adalah kepala desa di desanya. Dan anaknya bernama Aryo adalah Insinyur pertanian yang menjadi pembimbing para petani di desa dimana mereka tinggal.
Banyak home industri yang di didikannya, karena itulah Aryo banyak di sukai para gadis di desanya.
Sri tak berani membantah, karena sejak dulu bapaknya sangat menginginkan Sri menikah dengan Aryo.
Sri diam dan tertunduk, bingung jika menolak pasti bapaknya akan marah besar padanya dan jika menerima lamaran itu, tak ada lagi kesempatan dirinya untuk sekolah lagi.
Sedangkan dirinya ingin merasakan belajar di bangku Sekolah menengah atas dan juga kuliah.
Karena cita-cita Sri ingin menjadi wanita karier sebelum menjadi ibu rumah tangga.
"Kalian sebaiknya kenalan dulu, sana kalian main-main saja dulu!" ucap Bapaknya Sri.
"Inggih pak!" balas Aryo.
"Ayo dik Sri, kita cari angin sebentar!" lanjut Aryo yang kemudian bangkit dari duduknya.
Sri juga bangkit dan menatap wajah Aryo, dan Sri pun mengangguk tanda mau diajak Aryo.
Aryo pun tersenyum, setelah itu mereka berpamitan dengan orang tua masing-masing.
Keduanya naik sepeda motor dan melaju di sepanjang jalan desa.
Banyak diantara warga yang memperhatikan mereka, namun mereka tetap tak perduli.
Aryo mengajak Sri ke tempat wisata pemancingan yang terkenal di daerahnya.
Keduanya sangat menikmati saat memancing ikan di kolam yang tersedia.
"Mas Aryo, mata pancing mu di tarik ikan itu!" seru Sri yang melihat pancingan Aryo bergerak di tarik ikan
"Ya dapat!" seru Aryo yang sudah menarik mata pancingnya dan muncullah ikan patin sebesar lengan Arya yang menggelepar-gelepar.
"Alhamdulillah dapat ya mas!" ucap Sri yang ikut senang.
Arya memasukan ikannya dalam wadah.
Tak berapa lama, mata pancing Sri juga bergerak-gerak.
"Sri tarik mata pancing kamu!" seru Aryo dan Sri berusaha menariknya namun sedikit kewalahan.
"Mas Aryo bantuin ya!" seru Sri dan Aryo ikut menarik mata pancing kepunyaan Sri.
Dan tanpa sengaja tangan Aryo memegang punggung tangan Sri.
Sri hanya melihatnya dan melihat ke arah Aryo, karena saat ini sedang sibuk menarik ikan yang kena mata pancingnya.
"Ayo tarik lagi yang kuat Dik Sri!" seru Arya, dan Sri menurutinya.
Dada Arya bergemuruh saat berada di samping Sri, dan Sri merasakan ada hembusan semilir angin, padahal tak ada udara yang bergerak di sekitar pemancingan.
"Mas Arya, kamu ganteng dan juga sosok yang mengayomi." Sri yang membatin.
"Sri, sejak dulu aku sudah menyukaimu. Kamu manis dan humbel serta kamu itu cerdas!" ucap dalam hati Aryo.
"A..akhirnya dapat juga!" seru Aryo dengan kelegaan.
"Lumayan besar ya mas!" kata Sri seraya melihat ikan tangkapannya.
"Iya, lapar kan?" tanya Aryo.
'He..em!" jawab Sri seraya menganggukkan kepalanya.
"Sini biar di masak sama petugas masaknya. Kita tinggal nikmati saja, he..he..!" kata Aryo.
"Ada ya petugas masaknya?" tanya Sri yang belum tahu.
"Ada, kabarnya sih masakannya enak!" ucap Aryo yang membawa ember berisi ikan ke sebuah warung di lingkungan pemancingan itu.
"Sambil nunggu pesan es kelapa muda ya!" seru Aryo, yang kemudian dia memesan es kelapa muda yang ada di samping stan warung makan itu.
"Mas Arya cuci tangan dulu yuk!" ajak Sri.
"Oiya, sekalian mengembalikan pancingannya, Kitakan tadi menyewa bukan membelinya!" ucap Aryo seraya mengulas senyumnya.
"Iya mas" jawab Sri singkat.
Setelah mengembalikan pancingnya, Sri dan Aryo .enuju ke wastafel.
Dengan iseng Aryo memercikkan air ke arah wajah Sri.
Sri berlari menghindari Aryo, hingga mereka sampai di depan rumah makan yang dimintai memasakkan ikan tadi.
Kedua ya kemudian duduk di kursi dan masih menunggu masakan di hidangkan di meja makan.
Tak berapa lama es kelapa muda pesanan mereka telah dihidangkan oleh penjualnya.
...~¥~...
Terima kasih telah hadir di novel ke-8 saya ini.
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel MBAK JAMU NAIK LEVEL ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-03-03
0
gegechan (ig:@aboutgege_)
Bagussss kak.. latarnya kerasa sampe sinii
Semangat terus, salan dari "ARCTURUS" mari mampir dan saling mendukunh
2022-09-20
2
auliasiamatir
hadir kk author,.. novel nya bagus
2022-09-12
1