Jam dinding menunjukkan pukul 02.00 pagi.
Sri bangun dari tidurnya dan hendak menunaikan sholat malam.
Gadis itu melangkah keluar kamar dan menuju ke sumur.
Setelah berwudlu, Sri kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya.
Diambilnya mukena yang biasa dia pakai untuk sholat, dan Sri mulai Menunaikan Ibadah sholat malam.
"Ya Allah, jika keputusan hamba pergi dari rumah ini adalah benar, tunjukkanlah jalan yang mudah. Aamiin ya Robbal alaamiin." do'a Sri setelah sholat malam.
"Oiya, biasanya kan ada mobil pick up penjual tahu yang lewat, mereka kan rutin ke pasar tiap jam tiga pagi. Aku naik mobil pick up itu saja." kata dalam hati Sri, yang kemudian memasukkan mukenanya ke dalam tas ransel.
Sri menulis surat untuk kedua orang tuanya yangvdi letakkan di atas meja belajarnya, gadis itu kemudian gadis itu keluar dari rumah dengan lewat jendela kamarnya.
Setelah menutup kembali jendela kamarnya dengan pelan-pelan, Sri mengendap-endap keluar dari halaman rumahnya dan melangkahkan kakinya menuju ke jalan yang biasa di lalui mobil pick Up penjual tahu.
Sesampainya di jalan itu, Sri menoleh ke kanan dan ke ke kiri. Takut bila ada warga yang melihatnya.
Tak berapa lama Sri melihat sorot lampu mobil dari kejauhan.
"Itu pasti mobil pick up si penjual tahu!" gumam Sri.
Gadis itu melambaikan tangannya, dan mobil itu pun berhenti.
"Arep Nyang ngendi nduk?" tanya sopir mobil pick Up itu.
(Mau kemana dik?)
"Mau ke pasar pak, saya ikut ya!" jawab sekaligus pinta Sri.
"Oh Nyang pasar, ndhang mlebu!" kata sopir itu.
(Oh ke pasar, cepat masuk!)
"Jo, pindaho Nyang mburi! kene ben dinggo gendhuk ayu kui!" seru sopir mobil pick up kepada orang yang di sampingnya.
(Jo, pindah ke belakang! di sini biar di pakai adik cantik itu!)
Yang di panggil dengan Jo itu pun menuruti perintah si sopir dan dia turun dari mobil pick up itu dan kembali naik lagi ke belakang bersama ember-ember yang berisi banyak tahu.
Mobil itu kemudian berangkat dengan kecepatan sedang menyusuri jalan perkampungan dan beberapa Menik kemudian menuju ke jalan raya.
"Kok bawa tas ransel, apa mau merantau ya?" tanya sopir itu.
"I..iya pak! bosan di rumah, mau cari pengalaman di kota besar" jawab Sri yang sedikit gugup.
"Baguslah, sekarang itu jaman emansipasi wanita. Jadi wanita jangan monoton di rumah saja. Wanita itu besok kalau punya anak, adalah guru Pertama bagi anak-anaknya." kata sopir itu dengan pandangan tetap lurus ke depan.
"Iya" balas singkat Sri yang mengulas senyum tipisnya.
Setengah jam kemudian, mereka telah sampai ke pasar kota.
"Kalau naik bis ke terminal Solo, tunggu saja di depan kios bakso Nrimo. Biasanya ada bis mini jurusan ke terminal Tirtonadi (Solo)" jelas si Sopir itu.
"Terima kasih ya pak!" kata Sri seraya mengulurkan tangannya dan memberi
ongkos pada sopir itu.
"Ini pak buat beli bensin" ucap Sri seraya memberikan beberapa lembar uang sepuluh ribuan pada sopir mobil pick up itu.
"Sudah, tidak usah di bayar. Mending buat tambah uang saku di jalan nanti!" ucap sopir itu.
"Sekali lagi terima kasih ya pak!" ucap Sri yang kemudian melangkahkan kakinya menuju ke tempat yang di tunjukkan sopir tadi.
"Sri..!" tiba-tiba ada yang memanggil gadis itu.
Kemudian Sri menoleh ke sumber suara yang memanggilnya.
"Ya Allah, mas Aryo! Bagaimana aku lupa kalau mas Aryo selalu ke pasar untuk jual sayur hasil panenannya!" gumam dalam hati Sri.
"Eh mas Aryo!" jawab Sri yang sedikit gugup.
"Kamu mau kemana Sri, Subuh-subuh begini!" tanya Aryo penuh selidik.
"Eh, anu...di suruh ibu beli terasi." jawab Sri secara asal.
"Kok bawa tas?" tanya Aryo yang penasaran.
"Oh ini, mau mengembalikan beberapa baju teman. Besok kan Sri mulai di pingit, jadi aku kembalikan sekarang mumpung belum waktunya di pingit!" jawab Sri lagi dengan sekenanya.
"O begitu!" ucap Aryo yang masih belum percaya.
"Aryo...!" panggil seorang pedagang pasar yang akan membeli sayuran yang di bawa Aryo.
"Iya!" jawab Aryo.
"Sri, kamu tunggu sebentar ya!" ucap Aryo pada Sri, dan Sri mengangguk.
Di saat Aryo sibuk melayani pembeli sayurannya, Sri perlahan-lahan meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Aryo yang beberapa menit kemudian sudah selesai melayani pembeli sayurannya, hendak menemui tunangannya yang ditinggalkannya tadi.
"Sri..! kemana kamu, apa dia beli terasi dulu ya?" tanya dalam hati Aryo saat tidak mendapati sri di tempat semula.
Aryo kemudian melayani pembeli sayurnya kembali.
Sedangkan Sri kini sudah berada di depan warung bakso Narimo.
Dan tak berapa lama, bis mini jurusan Solo itu berhenti di depan warung bakso Narimo itu.
Sri bergegas naik dan duduk di samping jendela yang menghadap bakso Narimo tempat Sri menunggu bis tadi.
"Alhamdulillah, sudah naik bis!" ucap Sri dalam hati.
Lima belas menit kemudian, bis mini itu melaju menyusuri jalan raya menuju ke arah kota Surakarta.
"Mbak, turun dimana?" tanya seorang ibu-ibu yang duduk di samping Sri.
"Oh, terminal Tirtonadi Bu." jawab Sri.
"Ibu turun di mana?" lanjut tanya Sri.
"Oh, turun di pasar Telukan" jawab Si ibu tadi.
"Oh, dekat ya Bu" balas Sri.
"Iya, kios ibu ada di pasar Telukan , jadi ya turun di pasar Telukan. Masak turun di terminal Tirtonadi! he...he..!" canda Si ibu dan hal itu membuat keduanya pun tertawa.
Tak berapa lama Kernet bis menarik ongkos penumpangnya.
"Turun dimana Bu?" tanya si kernet bis.
"Pasar Telukan ya mas!" jawab si ibu seraya memberikan uang lima ribuan.
"Siap Bu!." jawab si kernet. Kemudian giliran Sri yang ditarik ongkos tarif bisnya.
"Mbak kecil mau kemana?" tanya si kernet itu.
"Terminal Tirtonadi ya mas!" jawab Sri seraya memberikan uang satu lembar dua puluh ribuan.
"Baik!" jawab si kernet, yang kemudian si kernet menarik ongos tarif bis pada penumpang lainnya.
"Pasar Telukan...pasar Telukan..!!" seru kernet bis yang memberitahukan kalau sudah sampai di pasar Telukan.
"Ibu turun dulu ya nak! hati-hati di jalan. Jangan percaya pada orang yang baru di kenal ya!" pesan si ibu.
"Iya Bu, terima kasih." ucap Sri.
Dan tak lama kemudian si ibu telah turun dari bis mini itu. Dan dia melambaikan tangannya pada Sri, gadis itu juga melambaikan tangannya pada si ibu yang ada di luar bis mini.
Bis mini yang di tumpangi Sri itu melaju dengan kecepatan sedang menuju kota Solo.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel MBAK JAMU NAIK LEVEL ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ssbar
2023-03-03
0
auliasiamatir
hati hati di jln ya sri
2022-09-12
1
anna
next,,🤓🤓
2022-09-06
1