ingin melepaskan

Shanum menghampiri adel setelah selesai dengan ritualnya.

ia duduk disamping adel, dengan posisi kaki disilangkan siap mendengarkan.

"adel ingin mengembalikan apa yang memang sudah jadi hak kaka" adel berkata setelah dipikir matang-matang, ia memang harus mengatakan yang sebenarnya.

"mengembalikan apa sih de"

"semua yang sudah adel minta, tapi hanya sebagian, sebagian lagi sudah tidak ada" Adel memantapkan hatinya ketika mengatakan kata demi kata.

"termasuk masa depan kaka" kali ini Adel sedikit ragu mengatakannya.

"de, kaka ga tau apa maksud kata-katamu, satu hal yang harus kamu tau, bahagiamu prioritas kaka" Shanum menjeda ucapannya sejenak.

"apapun yang sudah kaka kasih, kaka tidak akan menerimanya lagi, meskipun adel memaksa" Shanum melanjutkan kata-katanya.

"termasuk mas Dev?" Ragu adel bertanya sambil menundukan kepala, bahkan suaranya hampir tak terdengar.

degggg

'ternyata adel memang sudah tau' batin Shanum.

ia tak menyangka jika adel akan tau secepat ini rahasia yang ia simpan rapat-rapat.

"maksud Adel apa?" tanya Shanum pura-pura tidak tau

"maafin Adel ka, Adel selalu saja menginginkan milik kaka, Adel selalu merebut apapun kepunyaan kaka, termasuk masa depan kaka" Adel berkata sambil menangis menyesali sikapnya.

selalu dimanja dari kecil membuatnya selalu ingin mendapatkan apa yang diinginkan.

"tak selamanya apa yang kita inginkan akan kita dapatkan, semua yang kita miliki hanyalah titipan, kaka sempat memiliki, namun pada akhirnya sesuatu itu memang ditakdirkan untuk orang lain" Shanum berkata sambil memeluk adel.

"ingat satu hal de, yang ditadkirkan untuk kita akan tetap menjadi milik kita meski sempat terlepas untuk sementara waktu, karena yang menjadi takdir kita tak akan melewatkan kita, dan yang melewatkan kita memang ditadkirkan bukan untuk kita"

"termasuk Dev, kaka memang sempat memilikinya, kaka menjalani hubungan dengan ikatan yang tidak diridhoi Allah, maafkan kaka karena menyembunyikan ini darimu, kaka pikir setelah kalian menikah, hidup Adel akan bahagia, dan tidak akan mengungkit masa lalu Dev"

Shanum berbicara panjang lebar namun dengan nada yang lembut, berharap Adel akan mengerti dengan kata-katanya.

"seberapa lama kalian pacaran?" tanya adel

sebenarnya Shamum tak ingin menceritakan masa lalunya pada Adel,

bukan karena Shanum akan merasa sakit karena masa lalu yang tidak bisa dimiliki.

namun shanum menjaga perasaan Adel,

tapi Adel terus mendesak ingi tau cerita yang sebenarnya.

akhirnya Shanum menceritakan semuanya, bahwa antara Shanum dan Dev bertemu saat masa orientasi siswa di sekolah lanjutan tingkat atas.

Shanum yang waktu itu belum memiliki rasa percaya diri karena baru sekitar 1 tahun diangkat anak, tumbuh menjadi anak pendiam

hanya menjawab jika ditanya, akan melakukan apapun yang disuruh oleh kaka pembinanya.

Dev yang tertarik dengan kepribadian Shanum akhirnya mendekati Shanum mengajak berkenalan, dan akhirnya menjadi dekat karena saat pembagian kelas ternyata mereka satu kelas..

mereka menjalin hubungan saat kenaikan kelas 2, sempat terpisah karena dev bekerja dikantor cabang sekalian kuliah dan dipertemukan lagi saat dikantor pusat.

"kaka tidak menyesal melepas dev untukmu de, kaka sangat bahagia melihatmu tertawa setiap hari" Shanum berkata setelah menyelesaikan ceritanya.

"tapi Adel yang menyesal sudah merebut mas dev dari kaka"

"adel tidak merebut, dev yang memilihmu" Shanum terus berusaha meyakinkan Adel, Shanum tidak mau Adel selalu merasa bersalah.

"Adel ingin melepaskan mas dev" lirih Adel bahkan hampir tak terdengar.

Shanum terperanjat kaget tak percaya dengan ucapan adiknya yang memang terlihat serius.

"setahun kami hidup bersama, bahkan aku sudah berusaha menjadi yang mas dev inginkan, bangun pagi-pagi, membuat sarapan untuk mas dev sebelum berangkat kekantor, ya adel tau masakan adel belum sesuai dengan lidah mas dev, makanya mas dev makan masakan adel juga karena terpaksa, adel yang selalu mengomel panjang lebar jika mas dev ga mau makan masakan adel"

adel kembali berbicara sepanjang kereta api sebelum shanum sempat menanggapi keinginan adel.

Shanum tak jadi memberi komentar, ia dengan setia menunggu Adel melanjutkan ceritanya.

"mas dev selalu memberikan apa yang adel minta, memanjakan adel, menuruti keinginan adel, namun semua itu dilakukan tanpa cinta" adel kembali terisak mengingat kisah rumah tangganya yang hanya berat sebelah.

"ka adel harus gimana?" pada akhirnya Adel meminta pendapat kakanya.

"kaka tau, Adel selalu membanggakan mas dev didepan teman-teman Adel, bahkan mereka sangat iri dengan Adel" adel kembali melanjutkan ceritanya bahkan seebelum Shanum menjawab pertanyaannya.

"ternyata semuanya semu" lirih adel mengatakan sambil menunduk

"de" Shanum memanggil adel sambil mengelus rambutnya.

adel mendongakan kepala, bersiap mendengarkan kata selanjutnya.

"boleh kaka kasih saran?" tanya Shanum, sedangkan adel hanya menganggukan kepala.

kemudian Shanum meminta adel untuk tetap tenang, shanun mengatakan semua pasti ada jalan keluarnya.

"tetap tenang de, semua akan baik-baik saja" kata shanum, adel masih diam.

"adel hanya perlu semangat melanjutkan hidup, buat dev menyesal karena telah menolak mencintai gadis secantik adiknya kaka" Shanum mengatakan sambil tersenyum berharap adel juga ikut tersenyum.

"besok adel kekantor, belajar mengurus perusahaan, jadilah wanita mandiri, tunjukan pada dunia bahwa seorang keturunan Agasta bukan gadis manja, bisa berdiri dikakinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain"

"kaka akan membantumu, pelan-pelan saja, fokus pada perusahaan, jangan pedulikan dev, biarkan dia merasa kehilangan sosok seperti adel"

mengingat bagaimana sakitnya perasaan adik kesayangannya mebuat Shanum ingin segera bertemu dev.

ia merasa gagal menjadi seorang kaka, gagal membuat adiknya bahagia dalam membina rumah tangga, dan semua karena mantan kekasihnya.

namun shanum juga sadar perasaan memang tidak bisa dipaksa.

ia juga tak bisa menyalahkan dev sepenuhnya, bahkan dev hanya terpaksa menikahi adel karena permintaannya.

demi membuktikan cintanya pada Shanum dev rela menikahi gadis yang sama sekali tidak dev cinta,

"lupakan dev untuk sementara waktu, tapi jangan membuat keputusan yang terlalu terburu-buru" kata Shanum lagi,

"ka, adel rela jika harus melepas mas dev, adel ingin mas dev merasakan bahagia juga bersama orang yang dia cinta, bukan hanya sekedar pura-pura bahagia"

"de, lakukan apa yang kaka katakan, jangan membuat keputusan sekarang, jika dalam waktu 3 bulan dev tidak merasa kehilanganmu, maka saat itu kamu boleh mengambil keputusan yang menurutmu terbaik"

adel masih mempertimbangkan kata-kata kakanya, 'mungkin tidak ada salahnya untuk dicoba' batin adel.

"namun sekalipun kamu melepas dev, kaka tidak akan menerimanya kembali" Shanum membuat keputusan, sekaligus mengingatkan adel bahwa hubungan mereka memang sudah berakhir.

adel tak lagi mengatakan apa-apa, ia kemudian meletakan kepalanya dipangkuan Shanum, sedangkan shanum mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang.

"ka terimakasih, karena sudah menjadi sosok ibu ayah juga kaka buat adel" akhirnya hanya kalimat itu yang terucap.

Terpopuler

Comments

Anasetiawan Olbag's

Anasetiawan Olbag's

sanum nya baik bangt walau pun bukan saudara kandung

2022-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!