The Rebirth Of Ice Emperor
NOTE : (PENTING)
Halo semua, selamat datang di cerita baru saya. Ini pertama kalinya gw menulis cerita bergenre Xianxia jadi mohon dimaklumi jika banyak nama tokoh yang terdengar aneh. Disarankan untuk membaca Journey to Immortality karya Shujinkouron terlebih dahulu karena akan banyak istilah dari sana digunakan, oh iya sekedar info saya sudah meminta izin kepada Kak Ron untuk membuat cerita ini sekitar satu tahun lalu. Terima kasih Senpai! Please Enjoy!
Huawai adalah sebuah benua besar, daratannya begitu luas yang diatasnya berdiri berbagai Kerajaan dan Negara. Sedang terjadi krisis besar mengerikan melanda seluruh wilayah, hingga manusia mulai berkumpul mencari tempat berlindung.
Ada salah satu Kerajaan besar sudah berdiri selama lebih dari seribu tahun, mereka bisa dibilang merupakan kekuatan terbesar di seluruh Huawai. Suatu ketika, muncul kabar gembira kalau Sang Raja akan memiliki penerus.
Ia dikenal sebagai seorang pemimpin hebat, muda namun bijaksana. Dan tentu sangat dicintai oleh rakyatnya. Menjelang hari kelahiran, nenek peramal tua Kerajaan yang telah bekerja sejak tiga Raja terdahulu datang memberi kabar.
Wanita sepuh tersebut berkata kalau Permaisuri akan melahirkan bayi kembar, hal ini menjadi informasi paling menggembirakan kala itu. Namun euforia langsung menghilang seketika akibat ekspresi muram si peramal.
Raja pun bertanya alasan dia begitu, dengan berat hati nenek tadi bercerita jika dalam mimpinya Permaisuri menggendong matahari hitam dan bulan putih di masing – masing tangannya. Semua langsung tau kalau ini bukanlah pertanda baik.
Anak yang melambangkan matahari hitam bisa membawa bencana pada seluruh Kerajaan, sebelum pamit. Peramal tua itu berpesan, keturunan kerajaan tersebut memiliki perangai berbeda dari bayi biasa.
Semakin cemaslah Raja mendengarnya, saat hari penentuan tiba. Benarlah perkataan si peramal tua, Permaisuri melahirkan sepasang anak kembar laki – laki dan perempuan. Masing – masing memiliki warna rambut putih indah bak salju serta mata sebiru langit.
Air mata gembira Raja berubah menjadi haru waktu menyadari suatu hal, putranya tidak menangis. Ia menatap Sang Ayah penuh perhatian. Sangat berbanding terbalik dengan adik perempuannya yang terus menerus menjerit meminta susu.
Kecewa karena pada akhirnya mempunyai seorang pangeran dalam keluarga namun bersikap janggal, Raja menemui peramal itu lagi. Bertanya harus melakukan apa kepada anak laki – lakinya. Tanpa belas kasihan, si wanita tua berkata jika tak ingin Kerajaan hancur. Maka dia harus mati.
Menangislah Raja sejadi – jadinya, tidak sampai hati membunuh darah dagingnya sendiri. Permaisuri pun demikian, tetapi ia juga memikirkan kepentingan banyak orang dipundak suaminya. Sehari kemudian, pasangan orang tua ini mengucapkan selamat tinggal kepada putra pertama mereka.
Raja meminta sosok kepercayaannya untuk melakukan eksekusi, hari itu anak perempuan yang juga adalah putri kerajaan kelak terus mengeluarkan air mata sejak dipisah dari sang kakak. Ibunya memeluk erat si bayi mungil, mengerti seluruh kesedihannya. Raja lalu memeluk mereka, berjanji akan selalu melindungi kedua wanita paling berharga dalam hidupnya tersebut.
------><------
Seseorang beraura kuat bergerak begitu cepat melewati hutan gelap, melompati pepohonan seakan melawan hukum gravitasi. Sebuah buntalan cokelat kumal dipengganginya erat – erat, seperti tak ingin apapun yang terbungkus disana terkena hembusan angin.
Pria barusan berhenti ketika melihat sekilas kumpulan bunga putih indah, perlahan tapi pasti dia mendekat ke sana. Lalu sangat hati – hati membuka kain bawaanya, terlihatlah anak bayi tampan menatapnya balik penuh tanda tanya.
“Anda baik – baik saja Tuan Muda?” sapanya lembut sembari mengelus pipi anak itu.
“Gwa...haha...gwa” si bayi tertawa dan menggenggam jarinya.
Sosok tersebut menarik napas dalam – dalam, tidak tau harus berbuat apa. Ini merupakan kali pertama dirinya tak mampu menjalankan perintah Raja. Bayi laki – laki dipelukannya masih bersih tanpa dosa, bagaimana mungkin ia dapat mengambil nyawanya?.
Akhirnya karena sekujur tubuh ikut menolak, dia meletakan si bayi di antara bunga – bunga. Bukannya menangis, anak itu tersenyum tulus seolah mengerti atas tindakan yang dilakukan oleh sosok yang menggendongnya barusan.
“Yang Mulia, ampuni saya sebab gagal menjalankan tugas, Tuan Muda....beristirahatlah dengan tenang. Jika takdir berkata lain, kuharap bisa melihatmu tumbuh besar” ujarnya ketir sebelum menghilang layaknya asap.
------><------
“Hmm....pertumbuhan tanaman – tanaman di hutan kian hari makin luar biasa saja”
Laki – laki muda berambut hitam panjang tengah berjongkok di tanah hutan mencabut beberapa tanaman yang mengeluarkan aroma pekat, ketika masih berisul santai. Suara gemersik dedaunan membuatnya menolah sambil mengangkat sebelah alis.
“Kawanan Serigala? Mohon maaf kawan – kawan tapi aku tidak memiliki makan untuk dibagi dengan kalian” katanya lembut memperlihatkan keranjang berisi tanaman.
Kelompok hewan buas itu cuma menatapnya dalam diam, tidak menggeram seperti predator berusaha menyerang mangsa. Sang pria cukup terkejut, karena biasanya binatang – binatang jarang mendekatinya.
Tiba – tiba mereka berbalik dan bergerak gesit menuju kedalaman hutan, munculah kesimpulan sepertinya serigala – serigala tadi berusaha menyampaikan sesuatu. Ketika melakukan langkah pertama, ekspresi si pemuda berubah kaku.
Berbekal satu kali pijakan, dia tiba di sebuah hamparan bunga berwarna putih indah. Ada sekitar dua puluh ekor serigala berdiri di sana seolah menunggu kedatangannya, namun bukan itu yang mencuri perhatian. Melainkan sebuah buntalan kecil kumal di tengah kerumunan hewan – hewan buas ini.
Waktu dirinya berusaha mendekat, para serigala segera menyingkir memberi jalan. Buru – buru dia memungut bungkusan tadi, memeriksa apakah jantungnya masih berdetak. Matanya melebar karena merasakan tekad hidup yang begitu kuat dari anak itu.
Setelah memperbaiki posisi kain kumal, sekarang barulah dia bisa melihat wajah sang bayi. Mata biru indah balik menatapnya, sebab gemas si pemuda mulai bermain – main dengan makhluk mungil dipelukannya.
“Menagapa kau bisa berada di sini. Wahhh.....kau cantik sekali....ups!? Maaf ternyata kau seorang laki – laki rupanya hehehe” gumamnya sembari terkekeh.
Kawanan serigala tadi masih diam menatap mereka berdua, satu hal mengejutkan lainnya yang pria berambut hitam tersebut sadari adalah kalau anak dipelukannya telah berada di tempat ini sekitar satu minggu.
Tanpa ada orang lain di sekitar sana mengurusnya, tentu terdengar janggal. Tetapi ia cukup percaya diri atas penilainnya, saat sedang asyik berpikir. Suara perut keroncongan membuatnya tersadar, si anak memandangnya malu seolah merasa bersalah.
“Ohh!? Maafkan aku. Kau pasti kelaparan, aduh bagaimana ini!? Aku memberinya makan ap—”
AUUU!!!
MOOO!!!
Dari sisi lain pepohonan, keluar seekor lembu betina gemuk disusul oleh sepuluh serigala bergigi tajam. Mereka seakan sengaja menggiring hewan ternak tersebut ke sana, melihat kesempatan emas. Pria tadi cepat – cepat memerah beberapa liter cairan putih sebelum meminumkannya pada si bayi.
Begitu tugasnya selesai, entah mengapa para predator tadi membiarkan sang lembu yang ketakutan meninggalkan lokasi. Seakan memang cuma ingin membiarkan anak laki – laki berambut putih itu merasa kenyang.
“Tidak mungkin....anak ini terlahir dengan tubuh khusus dan....Spirit Root satu elemen?! Bakat praktikmu sangat mengerikan. Kau benar – benar dicintai oleh langit, apa mereka memang sengaja mengirimu untukku ya? Tetapi siapa yang tega membuangmu di sini kawan kecil?”
“Gwaa....gu...hyahaha.....”
“Ah....aku berharap apa kau bisa menjawabnya”
Disanalah baru pemuda tersebut menyadari alasan mengapa bayi itu mampu bertahan selama satu minggu tanpa bantuan siapapun, Dantiannya menyerap Qi. Hutan tempat mereka sekarang memang terkenal memiliki kandungan Qi cukup padat.
Dengan kata lain si anak berambut putih ditangannya telah menjadi Cultivator Forging Qi tingkat 1 bahkan sebelum bisa bicara dan memakai manual praktik secara tak langsung, setelah melakukan pemeriksaan sekali lagi. Ternyata seluruh titik meridian pada tubuhnya terbuka.
“Pantas saja kau mampu menyerap Qi begitu baik bahkan tanpa sadar, aduh jika begini aku semakin yakin harus membawamu. Kau tidak boleh mati di sini”
Sang pria kemudian bangkit, memberikan anggukan kecil kepada serigala – serigala tadi. Si bocah laki – laki menggeliat dalam selimutnya berusaha melihat binatang – binatang barusan, tangan mungilnya mengelus kepala mereka dan dibalas dengan jilatan lembut.
Kawanan binatang itu lalu segera pergi meninggalkan kedua pasangan manusia aneh tersebut di sana, pemuda berambut hitam menatap dalam - dalam wajah sang bayi sekali lagi. “Kau harus memiliki sebuah nama, umm....apa ya—Ah!? Aku tau! Bing Lian, sama seperti bunga – bunga ini. Yahh....walau terdengar agak feminim sih tapi tidak apa bukan?”.
“Gagagaga”
“Hehehe senang kau menyukainya, ayo kita pulang. Lian’er”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
"Sang Petapa"
Mulai
2024-06-13
1
Rin Akarui
smangats
2023-08-14
0
Anonymous
🎟🎫⚾️⚾️🎫
2023-07-17
0