Chapter 3 : Mengisi Perut Dulu

Hari libur yang telah kutunggu-tunggu akhirnya tiba. Pagi itu segala sesuatunya telah kupersiapkan, mulai dari jeruk yang sudah aku bersihkan dan kukemas dengan plastik, juga aku mempunyai hadiah lain yang ingin aku berikan padanya. Itu baju berwarna pink yang aku pilihkan sendiri, sengaja sehari sebelumnya aku pergi ke mall terdekat untuk mencari hadiah dan mendapati pakaian bagus itu. Lagipula, meski diskon lima puluh persen baju itu terlihat akan sangat bagus jika dikenakan Karen. Dan kebetulan uang yang aku bawakan masihlah cukup untuk membelinya.

"Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya berteriak kegirangan dan datang memelukku."

Sungguh, dengan hati bersemangat aku menutup pintu apartemenku dan beranjak pergi meninggalkan bangunan tua itu. Sinar matahari masih terasa belum begitu terik, setidaknya itu masih menyehatkan mengingat waktu sekarang masih menunjukan pukul sembilan lebih lima belas menit. Udara pagi ini pun masih terbilang cukup sejuk, pas sekali untuk mengawali sesuatu yang baik.

Seperti yang sudah direncanakan, aku pergi menaiki bus antar kota dengan biaya tiket yang terbilang murah. Memang, berpergian menggunakan bus panas dan penuh sesak seperti ini tidaklah nyaman, belum ketika ada pendatang baru yang memaksa masuk dan harus berdiri di dalam bus. Yah, demi menghemat uang pengeluaran aku tidak punya pilihan lain. Lebih baik uang yang masih tersisa untuk mentraktir makan Karen, atau untuk mengajaknya ke tempat hiburan.

Butuh sekitar tiga jam perjalanan, aku tiba di pemberhentian sementara di kota itu. Bersama dengan penumpang lainnya yang bertujuan sama, kami turun dari bus bobrok itu. Sejenak aku menghela napas lega dan mengepakkan kaosku yang basah karena keringat. Kemudian aku beranjak mencari tempat duduk untuk meneduh, sembari bertanya-tanya tentang arah alamat tempat tinggal Karen ini.

Akhirnya, setelah beberapa kali bertanya sana sini kepada orang-orang yang berada di sekitar tempat itu, aku mendapatkan saran untuk mengunakan angkutan umum di kota itu. Selain bisa melewati jalan di dekat apartemen Karen, itu juga sangat terjangkau bagi keuanganku.

Singkat waktu aku tiba di persimpangan jalan dekat apartemen Karen. Siang itu aku merasa perutku begitu perih karena memang pagi tadi aku hanya sarapan roti sobek saja, sungguh aku merasakan lapar dan sedikit pusing. Kebetulan di dekat posisiku sekarang ada warung yang berjualan soto segar. Setelah aku mendatangi sang ibu penjual, aku bertanya berapa untuk satu porsinya? Sang ibu pun menjawab dengan ramah bahwa untuk satu porsi cukup membayar delapan ribuan saja dan sudah sama nasinya.

Yah, mungkin bagi sebagian orang bertanya tentang harga sebelum makan terasa sedikit memalukan, akan tetapi bagi orang sepertiku yang memiliki uang pas-pasan itu merupakan suatu kewajiban. Tidak ada yang tau, tempat yang aku datangi akan menjadi seperti apa. Bagaimana jika harga mereka sangatlah tinggi dan pada akhirnya aku tidak sanggup membayar?

"Terimakasih, Bu."

"Ya, sama-sama Mas, silahkan. Minumnya mau apa, Mas?" kata sang ibu penjual sembari menaruh satu mangkuk soto dan piring berisikan nasi.

"Apa boleh saya minta air putihnya saja, Bu?" Aku dengan ragu bertanya, soalnya di kotaku bekerja biasnya warung yang berada di pinggir jalan seperti ini menggratiskan segelas air bagi para pembelinya. Memang, aku tidak melihat pengunjung lain yang sedang meminum air putih, kebanyakan mereka minumnya es teh atau es jeruk. Tapi, ga ada salahnya kan aku bertanya? Untung-untung kalau si ibu penjual mau memberiku minuman air putih gratis.

"Oh, boleh Mas. Tunggu sebentar ya saya ambilkan."

Tuh kan, memang warung pinggir jalan adalah jalan ninjaku. Eh, maksudku tempat yang paling nyaman bagiku untuk makan, selain murah meriah, si ibu atau bapak penjualnya pun ramah-ramah. Terbukti, meski di kota yang berbeda, mereka sangat menyambut pembeli dengan baik. Berbeda dengan pengalaman pahitku saat mencoba makan di salah satu mall besar. Pernah aku bertanya karena memang tidak tau, tentang apa isi dari makan yang mereka jual sampai harganya bisa sebegitu mahalnya, tapi jawaban yang kudapat dari sang kasir malah sangat kasar dan tidak sopan.

"Bu, terimakasih. Ini bayarannya, semoga sotonya laris ya."

"Wah, makasih banyak doanya, Mas. Hati-hati juga ya di jalan." Sang ibu pun tersenyum merekah ketika mengembalikan uang sisa dari membeli soto yang rasanya nikmat itu.

Terpopuler

Comments

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Lanjut Thor 😄💪👍👍🙏

2023-05-26

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

betul itu...kalo duitnya pad²an mending nanya duluuu harganya, daripada ntar kalo kurang ninggalin KTP... hadeeehh malunya...suseh yee jadi rang missqueen...🤔🙄😫😢😭😭

2023-05-26

0

Team Hore (≧∇≦)/

Team Hore (≧∇≦)/

😁❤👍

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Karyawan Pembersih Terbaik Perusahaan
2 Chapter 2 : Ingatlah Baik-Baik Perkataanku
3 Chapter 3 : Mengisi Perut Dulu
4 Chapter 4 : Pengkhianatan Karen
5 Chapter 5 : Pemberitahuan Sistem
6 Chapter 6 : Layanan Kartu Premium
7 Chapter 7 : Gelar Si Pecundang
8 Chapter 8 : Pembelian Toko Sistem
9 Chapter 9 : Bibit Emas
10 Chapter 10 : Penghinaan Dari Anak Pemilik Perusahaan
11 Chapter 11 : Dasar Anak Mami
12 Chapter 12 : Dia Berpikir Aku Ini Pengemis?
13 Chapter 13 : Mencoba Menggertakku?
14 Chapter 14 : Barang Premium
15 Chapter 15 : Pengunduran Diri Masal
16 Chapter 16 : Demi Mendapatkan Poin
17 Chapter 17 : Karyawan Dan Atasan Sama Saja
18 Chapter 18 : Rencana Bisnis
19 Chapter 19 : Hadiah Dan Bencana
20 Chapter 20 : Tolong Bungkuskan Dua Pakaian ini
21 Chapter 21 : Tumpukan Emas Kecil
22 Chapter 22 : Dasar Wanita Gila
23 Chapter 23 : Pak Gunawan Pasti Bercanda
24 Chapter 24 : Melihat Sebelum Memutuskan
25 Chapter 25 : Mengambil Seorang Murid
26 Chapter 26 : Kesepakatan Yang Saling Menguntungkan
27 Chapter 27 : Latihan Memasak
28 Chapter 28 : Berniat Menyelamatkan Seorang Wanita
29 Chapter 29 : Nona Muda Dari Yoshan Group
30 Chapter 30 : Berharap Waktu Cepat Berlalu
31 Chapter 31 : Di Masa Depan, Anggap Kita Tidak Saling Mengenal
32 Chapter 32 : Teman Masa Kecil
33 Chapter 33 : Bimbingan Terakhir
34 Chapter 34 : Perubahan Gelar
35 Chapter 35 : Paket Yang Mengejutkan
36 Chapter 36 : Menjadi Lebih Kuat
37 Chapter 37 : Kemunculan Si Gendut Teman Baikku
38 Chapter 38 : Menikmati Acara Reuni
39 Chapter 39 : Jangan Harap Bisa Menjadi Temanku
40 Chapter 40 : Kesaktian Tongkat Penghukuman
41 Chapter 41 : Kompensasi Dari Paman Owen
42 Chapter 42 : Sebuah Kebetulan
43 Chapter 43 : Pemikiran Yang Tak Berdasar
44 Chapter 44 : Pertama Kalinya Meminum Segelas Anggur
45 Chapter 45 : Tuan Muda Dari Keluarga Oley
46 Chapter 46 : Ucapan Selamat Hari Ulang Tahun
47 Chapter 47 : Seorang Murid Jenius Dari Master Bela Diri
48 Chapter 48 : Pertunangan Yang Dibatalkan
49 Chapter 49 : Lingkar Relasi Dan Pertemanan Di Antara Kepala Keluarga
50 Chapter 50 : Sekumpulan Anak Panti Asuhan Yang Terlantar
51 Chapter 51 : Menjadi Seorang Idola Anak-Anak
52 Chapter 52 : Kunjungan Dari Para Tamu Terhormat
53 Chapter 53 : Dua Hati Untuk Satu Rasa
54 Chapter 54 : Awal Perjalanan Baru
55 Chapter 55 : Kembali Ke Kampung Halaman
56 Chapter 56 : Membatalkan Perjodohan
57 Chapter 57 : Merestui Hubungan
58 Chapter 58 : Mengurus Perpindahan Naomi
59 Chapter 59 : Permintaan Kecil
60 Chapter 60 : Pertaruhan Batu Giok
61 Chapter 61 : Kemunculan Pertama Kali Misi Lanjutan Tersembunyi
62 Chapter 62 : Batu Giok Berkualitas
63 Chapter 63 : Pembuktian Diri
64 Chapter 64 : Jadwal Pelelangan Terbuka
65 Chapter 65 : Berita Besar Yang Tidak Disangka-sangka
66 Chapter 66 : Kedatangan Seorang Ahli Pencicip Makanan
67 Chapter 67 : Aku Kembali
68 Chapter 68 : Klarifikasi
69 Chapter 69 : Sesuatu Terjadi Pada Ayah
70 Chapter 70 : Kata Naomi Cocok
71 Chapter 71 : Melihat Sekolah Baru
72 Chapter 72 : Janganlah Menilai Orang Dari Luarnya
73 Chapter 73 : Mengutuk Diri Sendiri
74 Chapter 74 : Membeli Mobil Baru
75 Chapter 75 : Keputusan Final
76 Chapter 76 : Mengapa Hanya Aku Yang Tidak Mengerti?
77 Chapter 77 : Rencana Perayaan Hari Ulang Tahun
78 Chapter 78 : Hari Pelelangan Terbuka
79 Chapter 79 : Kebodohan Yang Sudah Mendarah Daging
80 Chapter 80 : Mendadak Menjadi Milyader
81 Chapter 81 : Rencana Mengakuisisi Perusahaan
82 Chapter 82 : Datangnya Hari Perayaan
83 Chapter 83 : Jangan Bercanda
84 Chapter 84 : Karma
85 Chapter 85 : Mendaftarkan Emma Sekolah
86 Chapter 86 : Permainan Takdir
87 Chapter 87 : Skandal Yang Memalukan
88 Chapter 88 : Saatnya Memutuskan
89 Chapter 89 : Arogansi Yang Tidak Layak
90 Chapter 90 : Rapat Dewan Direksi
91 Chapter 91 : Keponakan Paman Owen
92 Chapter 92 : Sebelum Kejadian
93 Chapter 93 : Jihan Dan Rencananya
94 Chapter 94 : Berbagi Selimut
95 Selesai : SISTEM KEHENDAK LANGIT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Karyawan Pembersih Terbaik Perusahaan
2
Chapter 2 : Ingatlah Baik-Baik Perkataanku
3
Chapter 3 : Mengisi Perut Dulu
4
Chapter 4 : Pengkhianatan Karen
5
Chapter 5 : Pemberitahuan Sistem
6
Chapter 6 : Layanan Kartu Premium
7
Chapter 7 : Gelar Si Pecundang
8
Chapter 8 : Pembelian Toko Sistem
9
Chapter 9 : Bibit Emas
10
Chapter 10 : Penghinaan Dari Anak Pemilik Perusahaan
11
Chapter 11 : Dasar Anak Mami
12
Chapter 12 : Dia Berpikir Aku Ini Pengemis?
13
Chapter 13 : Mencoba Menggertakku?
14
Chapter 14 : Barang Premium
15
Chapter 15 : Pengunduran Diri Masal
16
Chapter 16 : Demi Mendapatkan Poin
17
Chapter 17 : Karyawan Dan Atasan Sama Saja
18
Chapter 18 : Rencana Bisnis
19
Chapter 19 : Hadiah Dan Bencana
20
Chapter 20 : Tolong Bungkuskan Dua Pakaian ini
21
Chapter 21 : Tumpukan Emas Kecil
22
Chapter 22 : Dasar Wanita Gila
23
Chapter 23 : Pak Gunawan Pasti Bercanda
24
Chapter 24 : Melihat Sebelum Memutuskan
25
Chapter 25 : Mengambil Seorang Murid
26
Chapter 26 : Kesepakatan Yang Saling Menguntungkan
27
Chapter 27 : Latihan Memasak
28
Chapter 28 : Berniat Menyelamatkan Seorang Wanita
29
Chapter 29 : Nona Muda Dari Yoshan Group
30
Chapter 30 : Berharap Waktu Cepat Berlalu
31
Chapter 31 : Di Masa Depan, Anggap Kita Tidak Saling Mengenal
32
Chapter 32 : Teman Masa Kecil
33
Chapter 33 : Bimbingan Terakhir
34
Chapter 34 : Perubahan Gelar
35
Chapter 35 : Paket Yang Mengejutkan
36
Chapter 36 : Menjadi Lebih Kuat
37
Chapter 37 : Kemunculan Si Gendut Teman Baikku
38
Chapter 38 : Menikmati Acara Reuni
39
Chapter 39 : Jangan Harap Bisa Menjadi Temanku
40
Chapter 40 : Kesaktian Tongkat Penghukuman
41
Chapter 41 : Kompensasi Dari Paman Owen
42
Chapter 42 : Sebuah Kebetulan
43
Chapter 43 : Pemikiran Yang Tak Berdasar
44
Chapter 44 : Pertama Kalinya Meminum Segelas Anggur
45
Chapter 45 : Tuan Muda Dari Keluarga Oley
46
Chapter 46 : Ucapan Selamat Hari Ulang Tahun
47
Chapter 47 : Seorang Murid Jenius Dari Master Bela Diri
48
Chapter 48 : Pertunangan Yang Dibatalkan
49
Chapter 49 : Lingkar Relasi Dan Pertemanan Di Antara Kepala Keluarga
50
Chapter 50 : Sekumpulan Anak Panti Asuhan Yang Terlantar
51
Chapter 51 : Menjadi Seorang Idola Anak-Anak
52
Chapter 52 : Kunjungan Dari Para Tamu Terhormat
53
Chapter 53 : Dua Hati Untuk Satu Rasa
54
Chapter 54 : Awal Perjalanan Baru
55
Chapter 55 : Kembali Ke Kampung Halaman
56
Chapter 56 : Membatalkan Perjodohan
57
Chapter 57 : Merestui Hubungan
58
Chapter 58 : Mengurus Perpindahan Naomi
59
Chapter 59 : Permintaan Kecil
60
Chapter 60 : Pertaruhan Batu Giok
61
Chapter 61 : Kemunculan Pertama Kali Misi Lanjutan Tersembunyi
62
Chapter 62 : Batu Giok Berkualitas
63
Chapter 63 : Pembuktian Diri
64
Chapter 64 : Jadwal Pelelangan Terbuka
65
Chapter 65 : Berita Besar Yang Tidak Disangka-sangka
66
Chapter 66 : Kedatangan Seorang Ahli Pencicip Makanan
67
Chapter 67 : Aku Kembali
68
Chapter 68 : Klarifikasi
69
Chapter 69 : Sesuatu Terjadi Pada Ayah
70
Chapter 70 : Kata Naomi Cocok
71
Chapter 71 : Melihat Sekolah Baru
72
Chapter 72 : Janganlah Menilai Orang Dari Luarnya
73
Chapter 73 : Mengutuk Diri Sendiri
74
Chapter 74 : Membeli Mobil Baru
75
Chapter 75 : Keputusan Final
76
Chapter 76 : Mengapa Hanya Aku Yang Tidak Mengerti?
77
Chapter 77 : Rencana Perayaan Hari Ulang Tahun
78
Chapter 78 : Hari Pelelangan Terbuka
79
Chapter 79 : Kebodohan Yang Sudah Mendarah Daging
80
Chapter 80 : Mendadak Menjadi Milyader
81
Chapter 81 : Rencana Mengakuisisi Perusahaan
82
Chapter 82 : Datangnya Hari Perayaan
83
Chapter 83 : Jangan Bercanda
84
Chapter 84 : Karma
85
Chapter 85 : Mendaftarkan Emma Sekolah
86
Chapter 86 : Permainan Takdir
87
Chapter 87 : Skandal Yang Memalukan
88
Chapter 88 : Saatnya Memutuskan
89
Chapter 89 : Arogansi Yang Tidak Layak
90
Chapter 90 : Rapat Dewan Direksi
91
Chapter 91 : Keponakan Paman Owen
92
Chapter 92 : Sebelum Kejadian
93
Chapter 93 : Jihan Dan Rencananya
94
Chapter 94 : Berbagi Selimut
95
Selesai : SISTEM KEHENDAK LANGIT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!