Yaoma : Sang Iblis Terkuat
Chapter 1
Hidupku Yang Bahagia
Di sebuah rumah kecil, di daerah hutan yang tidak diketahui, ada sebuah keluarga kecil yang berbahagia yang terdiri dari seorang anak kecil dengan ayah dan ibunya....
"Ayah! ayah! coba lihat gambarku!!!" ucap anak kecil yang bernama Yaoma dengan girang.
Yaoma dengan girang, berlari ke ruang tamu sambil membawa gambarnya ke ayahnya.
"Wah bagus sekali Yaoma, kau menggambar ayah, ibu dan kau yah!" puji ayahnya kepada Yaoma.
"Iya ayah!!!" jawab Yaoma kepada ayah dengan nada anak kecil polos yang gembira.
Ibu datang dari dapur dan menghampiri Yaoma dan ayah dengan tersenyum ke arah kami.
"Ibu juga ingin lihat dong~," ucap ibu Yaoma sambil berjalan ke arah Yaoma dan ayah.
"Ah iya!" ucap Yaoma dengan senyuman lebar.
Yaoma langsung berlari ke arah ibunya dan membawa gambarnya lagi, dan memberikannya kepada ibunya untuk dilihat dengan perasaan yang sangat senang.
"Ini ibu!!" ucap Yaoma sambil tangannya memberi gambarnya.
Yaoma memberikan gambar yang dia pegang kepada ibu, dan ibu mengambilnya dan melihatnya.
"Bagaimana ibu???" tanya Yaoma dengan penasaran.
"Wah bagus sekali Yaoma! kau memang anak pintar!!!" puji ibu dengan senyuman hangat.
Ibu sambil mengelus kepalaku dengan sangat lembut dan dengan senyuman yang hangat.
"Ehehe terima kasih ibu!!!" jawab Yaoma dengan senang.
Waktu itu semua terasa sangat bahagia dan hampir serasa sempurna, tapi itu semua tidak bertahan lama saat secara tiba tiba ada sebuah kabar yang datang tentang peperangan para dewa dan dewi.
Ayah dengan panik sambil memegang pundak ibu dengan tujuan menghentikan ibu yang bersiap pergi. "Hey Eden! kau yakin pergi untuk menghentikan perang para dewa yang gila itu!?" peringatan ayah dengan sangat panik.
"Tentu saja Rosche, meski begini, aku juga seorang dewi!" jawab Eden dengan yakin sambil menoleh ke arah Rosche.
"Ba..baiklah...maaf aku tak bisa membantu pastinya..," jawab Rosche dengan sedih sambil melepas genggamannya.
"Ibu....," ucap Yaoma dengan sedih.
Yaoma dengan sedih memegang baju Eden, dengan sedikit air mata dimatanya.
"Tenanglah dan tetap bersama ayah, jaga dirimu oke?" bujuk Eden dengan tersenyum ke arah Yaoma.
Eden membungkuk dan memeluk Yaoma dengan lembut, di depan pintu rumahnya sebelum dia pergi.
Yaoma membalas peluk Eden, dengan sangat erat sambil mengatakan "Baik....," jawab Yaoma pada Eden dengan nada yang sangat sedih.
Eden melepaskan pelukannya dari Yaoma dan segera bersiap berangkat ke sana.
"Rosche jaga Yaoma dengan baik paham?" perintah Eden dengan tegas sambil melihat ke arah Rosche.
"Baik nyonya Eden....," jawab Rosche dengan pasrah.
"Kenapa ayah memanggil ibu, nyonya?" gumamku di dalam hati dengan kebingungan.
Rosche membungkuk kepada Eden dan menaruh 1 tangannya di dada kirinya sambil memberi hormat layaknya seorang kesatria dan bersumpah pada Eden.
"Saya Rosche Alestaria, akan menjaga Yaoma sebaik mungkin!" ucap sumpah Rosche kepada Eden layaknya kesatria.
"Baiklah terimakasih Rosche, kupercayakan semua padamu, sampai jumpa," ucap Eden dengan yakin akan jawaban Rosche.
Eden pergi dengan perasaan yakin bisa menyelesaikan masalah ini, dan meninggalkan Yaoma dan Rosche.
Saat itu aku tak sedikitpun tau tentang apa yang terjadi, dan setelahnya aku dan ayahpun pergi dari rumah kami saat itu dengan maksud supaya tak terkena dampak dari peperangan para dewa, dan dewi yang aku sendiri juga tidak tau, apa itu.
Ayahpun bersiap siap ambil persediaan yang mungkin bisa dibawa dan sebuah pedangnya yang aku melihatnya sendiri rasanya itu sangat indah, pedangnya putih dan terlihat sangat cantik, lalu setelah ayah membawa apa yang mungkin dibawa aku dan ayah pergi kehutan yang lebih dalam.
Di tengah Hutan.
Saat kami didalam hutan, ada sesuatu bergerak dari arah semak-semak secara tiba-tiba.
Srrrk srrk srrk
Bunyi suara dari semak-semak yang semakin jelas dan serasa ada yang mendekat.
"Siapa itu!?" ucap Rosche sambil melihat semak-semak dengan waspada.
Rosche dengan waspada mengeluarkan pedangnya dan sambil memegang pedangnya dia mengarahkannya ke arah semak-semak.
Yaoma dengan ketakutan langsung bersembunyi dibelakang Rosche, sambil memegang baju ayahnya.
Anjing hitam bermata 6 keluar dari semak semak, sambil menjulurkan lidahnya layaknya anjing pada umumnya.
"Anjing iblis? yang satu saudara dengan Cerberus yah?" ucap Rosche dengan tenang.
Rosche kembali tenang dan menurunkan pedangnya.
"Wah, anjing!!!" ucap Yaoma dengan girang melihat anak anjing.
Yaoma dengan gembira langsung keluar dari belakang Rosche yang tadinya dia ketakutan dan berjalan ke arah anjing itu.
Anjing itu layaknya seperti pada anak anjing pada umumnya, langsung menghampiri Yaoma dan menjilat tangannya.
“Wah, aku suka anjing ini!! aku ingin memelihanya, bagaimana jika aku namai kau Rover??" kata Yaoma dengan gembira sekaligus yakin bahwa anjing itu baik.
Yaoma dengan gembira sambil mengelus kepala anjing itu, dengan tangannya.
"Ahahah..., yah karena dia masihlah anak anjing dan terlihat tidak berbahaya, baiklah boleh kau pelihara kok Yaoma," balas Rosche dengan santai dan senyuman.
Rosche kembali memasukan pedangnya ke sarung pedangnya karena sudah merasa aman.
Setelahnya, malam pun tiba dan kami berkemah dulu sementara karena kami masih belum melakukan apapun, untuk bertahan hidup, dan kamipun berkemah dengan di temani api unggun, dan Rover juga tertidur dengan pulas di samping Yaoma, layanyknya se ekor anak anjing.
Dan keesokan paginya, ayah mulai bekerja mulai dari mengumpulkan kayu, mencari bahan makanan, informasi dll, sedangkan aku hanya bermain dengan Rover dan terkadang belajar dari ayah cara bertahan hidup, namun entah kenapa aku sedikit penasaran tentang ibu seorang dewi, karena saat itu aku hanya anak berusia 7 tahun dan pastinya suka penasaran akan apa pun dan akhirnya aku bertanya langsung pada ayah pada malam hari berikutnya, saat ayah selesai membuat api unggun.
"Ayah kapan ibu akan kembali?" tanya Yaoma pada ayahnya Rosche.
"Entah, tapi ibumu pasti akan kembali setelah masalah ini selesai kan?" jawab Rosche.
"Kalo begitu ayah, ibu itu dewi apa?" tanya Yaoma lagi pada Rosche.
"Ah dia itu Dewi Langit, dari kerajaan langit," jawab Rosche lagi.
"Wah hebat!!! kalo ibu sehebat itu pas dia sangat kuat!!! aku akan bersabar dan menunggu ibu, ehehehe...," ucap Yaoma dengan gembira dan yakin.
Namun bahkan setelah 4 tahun, tidak ada tanda ibu akan kembali, dan juga tidak ada informasi tentang perang itu, tapi aku percaya ibu pasti akan kembali, lalu setelah setahun berikutnya di saat usiaku 13 tahun pada tanggal 13 Agustus mereka datang.....
Di depan rumah Yaoma dan Rosche.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu rumah Rosche dan Yaoma lalu Rosche segera datang dan membukakan pintu untuk melihat yang datang.
"Ah ada a____," ucap Rosche dengan kaget.
Rosche membuka pintu dan terkejut akan kedatangan kedua orang yang datang kerumahnya.
"Halo prajurit langit, pengawal pribadi nyonya Eden
Rosche"
Episode berikutnya "Kebahagiaan Yang Menjadi Neraka"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Li Permana
Semangat terus kak author!
2021-10-24
0
Dhina ♑
Semangat up, ga boleh mager
2021-05-17
0
Blacktedy
terlalu banyak pengulangan kata!
kata yaoma dengan sedih.
yaoma dengan sedih ....bla bla..
tadi sempat kulihat sudut pandang tokoh aku di tengah sudut pandang penulis.
tolong kurang pengulangan kata. selain boros juga bisa membuat bosan! perhatikan juga latar waktu tempat dan keadaan! bukan hanya suasana.
selain itu. bagus.
2021-03-17
0