Episode 2 "Kebahagian Yang Menjadi Neraka"

Chapter 2

Kebahagiaan Yang Menjadi Neraka

"Kalian kan!?" kata Rosche dengan sangat panik saat melihat orang yang datang ke rumahnya.

"Kau tak perlu panik Rosche, dan juga aku di perintahkan nyonya Eden, untuk memberitahumu bahwa misimu telah selesai," ucap salah satu orang yang berpakaian seperti tentara langit itu dengan wajah kosong.

"Apa!?" tanya Rosche dengan wajah yang panik dan kebingungan.

"Yah misimu telah selesai, dan kami akan membunuh bocah itu atas perintah nyonya Eden," jawab tentara itu.

"JANGAN BERCANDA!" teriak Rosche dengan panik.

Rosche dengan kesal sambil memegang kerah tentara langit 1 dengan wajah murka sembari keheranan, karena ia tau seharusnya Eden tidak seperti ini.

"Hoy, apa maksud kalian sialan, dia itu anakku!!?" tanya Rosche dengan kesal.

"Anakmu kan ada di kerajaan langit, dia itu kan hanyalah misimu," jawab tentara langit itu.

"Jangan bercanda! bagiku dia juga an__"

Jleb

Rosche tertusuk tanpa dia sadari dan langsung terjatuh dengan perut yang berdarah.

Rosche memegang perutnya dengan kesakitan.

"Uargh....," ucap Rosche dengan kesakitan.

"Bodoh kenapa kau menusuknya!?" tanya Tentara langit 1 dengan panik sambil melihat tentara langit 2.

"Kau terlalu lama dan juga dia tidak penting hidup, atau tidak hidup," jawab tentara langit 2 sambil menatap tentara langit 1.

"Cih, yah terserahlah ayo pergi," ajak tentara langit 1 kepada tentara langit 2 dengan sedikit jengkel.

Lalu kedua tentara langit itu langsung meninggalkan rumah Rosche dan Yaoma, dan meninggalkan Rosche dalam keadaan sekarat.

"Y...a...o...m...a...," ucap Rosche dengan sangat pelan dan dalam keadaan sekarat dengan pendarahan di perutnya yang tak berhenti.

Rosche melihat mereka berdua pergi, dan menahan rasa sakitnya sambil berusaha ke dalam rumah dengan menyeret tubuhnya dengan tangannya.

"Setidaknya aku..harus..," ucap Rosche dengan kesakitan.

"Lalu, setelah ini pekerjaan kita selesai kan?" tanya tentara langit 2 dengan perasaan santai meski dia baru saja menembak Rosche.

"Yah, setelah ini kita pulang, dan kalo memungkinkan kita bawa mayat bocah itu," jawab tentara langit 1 dengan santai juga.

"Heh... menurutmu apakah bocah itu kuat?" Tanya tentara langit 2 lagi ke tentara langit 1 dengan penasaran.

"Kalo dia kuat, justru bagus kan? dia artinya layak dibunuh," jawab tentara langit 1 sambil melihat ke arah tentara langit 2.

"Ahahah yah benar juga, soalnya aku saja bisa membunuh Rosche," tawa tentara langit dengan sombong.

Tentara langit 2 dengan bangga dan senyuman yang jahat mengingat saat dia menembak Rosche.

"Kau bunuh dia cuman saat lengah, jadi jangan sombong," ucap tentara langit 1 dengan menyangkal ucapan tentara langit 2.

"Cih, berisik," jawab tentara langit 2 dengan jengkel.

Tentara langit 2 dengan jengkel berjalan mencari Yaoma lagi dengan tentara langit 1 di sekitar daerah hutan.

"Tapi kuberitahu kau tentara langit 2, kali ini aku yang akan membunuh bocah itu," kata tentara langit 1 dengan tatapan tajam.

"Baiklah sesukamu, aku juga sudah puas membunuh Rosche, meski aku tak sempat melihat pedangnya," jawab tentara langit 2 dengan puas.

Mereka berdua pun berjalan mencari Yaoma kembali.

Di tengah hutan, di lahan kosong di bukit

"Ahahaha, kau sudah sangat besar dan sangat cepat Rover!!!" tawa Yaoma dengan senang.

Yaoma dengan girang sambil menunggangi Rover dan Rover berlari larian.

Tentara langit 2 dan tentara langit 1 menghampiri Yaoma dan Rover, dan keluar dari balik salah satu pohon yang dekat dengan mereka.

"Hoy bocah," panggil tentara langit 2 ke arah Yaoma.

"Siapa kalian?!" tanya Yaoma dengan waspada.

Yaoma dengan waspada dan langsung melihat mereka berdua dengan berhati-hati, karena ia merasa ada perasaan buruk akan mereka.

"Kau tak perlu tau bocah, lakukan!," jawab tentara langit 2.

"Wind : Kaze suru," tentara langit 1 menyerang Yaoma dengan tebasan angin dari tangannya dan menjatuhkan Yaoma dari atas Rover.

"Argh!" seru Yaoma dalam keadaan terjatuh.

Yaoma terjatuh dari atas Rover dan langsung tubuhnya langsung mencium tanah dan Rover langsung kesal dan mulai menggonggong.

"WOOF WOOF!" seru Rover menggonggong.

Rover menggonggong dengan marah dan langsung berlari menyerang tentara langit 2.

"Mungkin dia bisa kugunakan," ucap tentara langit 2.

Tentara langit 2 tersenyum dan mengarahkan tangannya ke arah Rover sembari bersiap melakukan sesuatu yang entah apa.

"Lightning : Raiton No Yari!" tentara langit 2 mengaktifkan skillnya dan menyerang Rover.

Tombak petir keluar dari tangan kiri tentara langit 2, dan menusuk bagian perut Rover dan membuatnya terjatuh.

"ROVER!!!!! sialan apa mau kalian!???" ucap Yaoma dengan kesal sambil berteriak ke arah kedua tentara langit.

"Membunuhmu," jawab tentara langit 1 dengan santai.

"Apa!?" ucap Yaoma dengan panik.

Yaoma langsung berdiri, dengan panik dan terkejut akan apa yang dikatakan oleh tentara langit itu.

"Hey tentara langit 1, aku akan bawa anjing ini dengan naga terbang, tak apa kan?" tanya tentara langit 2.

"Yah sesukamu, aku akan menyusul setelah ini," jawab tentara langit 1.

"Kalo begitu," ucap tentara langit 2 sambil memegang sesuatu dari tangannya.

Tentara langit 2 mengeluarkan rantai dari tangannya, dan mengikat tubuh Rover ke kaki naganya.

"Oke, kalo begitu aku pergi dulu!" ucap tentara langit 2 ke arah tentara langit 1.

Tentara langit 2 langsung menaiki naganya dan pergi membawa Rover ke langit dan membiarkan Tentara langit 1 itu sendirian.

"ROVER!!!!!" Yaoma berteriak ke arah tentara langit 2 karena panik Rover sudah di tangkap.

"Sekarang aku akan menyelesaikan pekerjaanku dan membunuhmu bocah," ucap tentara langit 1.

"Kenapa kalian mengincarku!!" tanya Yaoma dengan kesal.

Yaoma dengan tatapan yang sangat kesal di campur dengan perasan benci melihat tentara langit 1 melihatnya semakin maju sedangkan ia berusaha untuk melakukan sesuatu.

"Kau tak perlu tahu, dan aku hanya ingin menyampaikan bahwa Rosche sudah mati, kami sudah membunuhnya," kata tentara langit 1 dengan santai.

Tentara langit 1 melihat tajam Yaoma dengan senyuman sedangkan Yaoma hanya menatap kosong perkataan dia dan diam seketika lalu emosi ia kembali terkumpul.

"Kau ... KAU MEMBUNUH AYAH!???????" teriak Yaoma dengan marah.

Tubuh Yaoma secara tiba-tiba diselimuti aura hitam dan wajah berubah menjadi sangat marah dan terlihat seperti iblis.

"Sepertinya dia kuat," gumam tentara langit 1 sambil tersenyum ke arah Yaoma.

"Baiklah aku akan meladenimu, meski sejak awal itu memang pekerjaanku," ucap tentara langit 1.

Tentara langit 1 bersiap dengan kuda-kuda siap bertarung untuk menghadapi Yaoma.

Yaoma tanpa peringatan sedikitpun dengan cepat berlari dan berusaha menyerang dengan pukulannya.

"Light : Light Speed" tentara langit 1 menggunakan skillnya untuk menghindar dari serangan Yaoma dan Yaoma menjadi memukul dan tanah yang dipukul Yaoma hancur.

"JANGAN LARI!!!" teriak Yaoma dengan marah sambil menyerang dengan membabi buta.

Yaoma langsung berbalik dan berusaha menyerang tentara langit 1 kembali dengan melesat ke arahnya dalam keadaan murka.

"Wind : Kaze Kick!" tentara langit 1 menyerang Yaoma dengan tendangan angin dan mengenai mata kiri Yaoma.

"Argh!" seru Yaoma dengan sedikit kesakitan.

Mata Yaoma terkena serangan tentara langit 1 dan berdarah, Yaoma yang kesakitan itupun memegang mata kirinya dengan tangan kanannya.

"Dark : Reveletion!" Yaoma mengarahkan tangan kirinya dan muncul pusaran hitam di tangannya dan menarik tentara langit 1 ke arah Yaoma.

"Tidak! tidak!!!" ucap tentara langit 1 dengan panik sambil tertarik oleh pusaran itu.

Tentara langit 1 menggeliat dari hisapan Yaoma dengan panik dan berusaha kabur tapi tarikan pusaran itu membuatnya semakin mendekat dengan Yaoma.

"MATIIIII!!!!!!!!!" Yaoma memukul dengan super kuat tentara langit 1 dengan tangan kanannya sampai pukulannya menembus perutnya.

"Uargh .... sialan .....," ucap tentara langit 1 sambil memuntahkan darah.

Yaoma menarik kembali tangannya dari perut tentara langit 1 dan tentara langit 1 terjatuh dengan perut yang berlubang dan dalam keadaan sekarat.

Aura hitam Yaoma hilang besertakan dengan wajah dia yang sekilas seperti iblis menghilang dan Yaoma mulai merasakan kelelahan. "Hah ... hah ... ayah ... aku harus ketempat ayah...," ucap Yaoma dengan kelelahan.

Yaoma langsung berlari ke rumahnya dengan cepat dan meninggalkan tentara itu dan tidak memperdulikan lukanya.

"Ahahah ... meski aku mati ..., kau sudah terlambat dasar bocah bodoh ...," ucap tentara langit 1 sambil memegang perutnya yang berlubang dengan pendarahan yang tidak berhenti.

"Hah ... hah ... ayah!" ucap Yaoma dengan nafas tergesa gesa sambil melihat rumahnya.

Yaoma dengan tergesa-gesa, dan melihat rumahnya dan langsung menghampirinya. Yaoma sudah sampai di rumahnya dan ia terdiam dan menjadi bisu kembali.

"Ayah apa .... aku ... terlambat yah?" kata Yaoma sambil melihat keadaan ayahnya Rosche.

Yaoma menghampiri tubuh Rosche yang sudah tak bernyawa dengan keadaan bersandar di tembok ruang tamu rumahnya dengan darah di lantai berceceran dan perutnya yang berlubang, dengan senyuman yang hangat.

"Ahaha ... haha ... ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Pada sore itu Yaoma berteriak dengan sangat keras sampai seluruh burung di hutan, terbang.

"Hidupku memang sangat bahagia, tapi hari ini semuanya telah berubah jadi neraka"

Episode berikutnya "Sebelum Balas Dendam"

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Sad dong

2021-05-17

0

Blacktedy

Blacktedy

perhatikan ketikanmu!

kau ini mau pakai kalimat apa?! jangan dicampur seperti itu coba pelajari lagi tentang tata letak kalimat langsung tidak langsung. ada beberapa hal yg butuh penjelasan latar tapi sudah dilanjut ke adegan berikutnya.

mohon perhatikan lagi.

2021-03-17

0

CREES.ID

CREES.ID

semangat kakakk lanjutkann.....

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!