Jodoh Kedua

Jodoh Kedua

Bab 1

Jika air mata adalah bahasa hati seorang perempuan ketika kata-kata sudah tidak lagi bisa mewakili perasaan nya, maka itu satu-satu cara yang saat ini sedang Laras lakukan. Menangis dalam diam, mana kala cinta telah berganti luka.

 Nama nya Larasati, Orang biasa memanggil nya Laras, Ibu Muda berusia 27 tahun yang memiliki Seorang Anak bernama Rama. Kini usia Rama sudah menginjak 4 tahun kurang 2 bulan. Awal nya Rumah tangga Laras dengan Seorang Pria bernama Aqmar Nadif Ramdan baik-baik saja dan penuh kebahagian. Namun itu sebelum datang nya seseorang dari masalalu Aqmar yang kembali dengan alasan Cinta Lama Belum Kelar.

Ya, Wanita itu bernama Nadia, seorang dokter muda spesialis kulit dan kelamin. Tubuh nya tinggi, kulit nya putih mulus, penampilan nya modis serta memiliki pekerjaan yang dapat dibanggakan. Nyaris sempurna.

Berbeda denga Laras, dulu mungkin Ia cantik. Namun setelah menikah Ia terlalu fokus mengurus rumah, Anak hingga Suami nya, sampai-sampai Ia lupa untuk mengurus diri nya sendiri. Kulit nya kusam, rambut nya kusut,bahkan pakaian nya tidak lagi mengikuti tren mode terbaru. Sering kali Ia hanya mengenakan Daster kebanggaan emak-emak saat di rumah.

Lambat laun Aqmar mulai bosan dan muak dengan Laras yang Ia anggap tidak bisa mengurus diri bahkan menyenangkan hati Suami nya. Disaat yang bersamaan Nadia datang menawarkan cinta serta kehangatan yang Aqmar rindukan.

“Kanalin, ini Nadia. Dalam waktu dekat ini Kita akan menikah.” Begitulah kata-kata yang di ucapkan Aqmar siang itu. Bagai disambar petir di siang bolong, hati Wanita mana yang tidak terluka di saat Suami nya datang dan memperkenalkan Wanita lain sebagai calon Istri nya.

Namun Laras masih berusaha untuk tetap tenang meski di dalam hati nya seakan Ia ingin meraung saat itu juga. “Sebentar, duduk lah dulu! Aku akan menidurkan Rama di kamar nya.” Laras bangkit dari sofa kemudian menggendong Rama yang sebelum nya sudah tertidur di pangkuan nya menuju kamar.

Laras meletakkan pelan tubuh anak laki-laki berusia 4 tahun itu di atas kasur. Ia menatap nanar putra semata wayang nya, perlahan Laras mengusap kepala Rama, air mata mulai mengalir deras membasahi wajah nya. Laras hanya bisa menangis dalam diam, Ia tidak mau jika Aqmar ataupun Nadia sampai mendengar tangisan nya. Ia tidak ingin terlihat lemah di saat seperti ini.

Setelah merasa cukup, Laras menghapus air mata nya kemudian menuju toilet untuk mencuci wajah nya agar terlihat lebih segar. Laras menarik nafas dalam kemudian menghembuskan nya sebelum Ia benar-benar melangkah keluar dari kamar Rama.

Laras menuju dapur untuk membuatkan teh Suami serta tamu nya. “Di minum teh nya..” ucap Laras ketika meletakkan dua cangkir teh hangat di atas meja.

Nadia hanya melirik sekilas tanpa berniat untuk menyentuh cangkir itu. “Di minum saja, Aku tidak ada niatan sedikit pun untuk meracunimu.” Ucap Laras seolah tau apa yang di pikirkan Nadia.

“Terimakasih” Nadia mengangguk dan tersenyum kecil, Laras tersenyum balik.

Laras meletakkan nampan di atas meja kemudian duduk berhadapan dengan Suami nya. “Jadi apa rencana kalian?” ucap Laras santai seakan tidak terjadi apa-apa.

“Aku akan menikahi Nadia dalam waktu dekat ini.” Aqmar yang berbicara sedangkan Laras hanya manggut-manggut.

“Kamu tenang saja. Meskipun Aku menikah dengan Nadia, Kamu akan tetap tinggal di sini dan akan tetap menjadi Istriku. Aku tidak akan menceraikanmu. Kamu  bisa menikmati fasilitas di rumah ini seperti biasa nya.”

“Apa alasan yang membuat Mas ingin menikahi Nadia?”

“Aku mencintai nya.” satu kata yang mampu membuat pertahanan Laras seakan runtuh, namun Ia tetap berusaha terlihat tenang.

“Apa Mas sudah tidak mencintaiku lagi?” meskipun tau jawaban nya, namun Laras tetap ingin mendengar langsung dari mulut Suami nya.

Belum sempat Aqmar menjawab pertanyaan Laras, Seseorang datang dan ikut duduk di sana.

“Tentu saja Aqmar sudah tidak mencintaimu lagi. Apa Kamu gak pernah ngaca? Atau memang tidak punya kaca? Seharus nya Kamu itu sadar diri. Lihat lah dirimu jika dibandingkan dengan Nadia. Jauh! Kaya Langit dan Bumi. Nadia itu cantik, Dia wanita karir, Dia Dokter. Kurang apa lagi? Dia itu Wanita sempurna untuk dijadikan Istri dan juga Menantu. Aqmar sangat beruntung jika bisa menikah dengan Nadia. Tidak seperti Kamu, Pengangguran. Bisa nya ngabisin uang suami tapi gak bisa merawat diri, lihat lah dirimu itu! Dekil, kumel, bau. Gak ada enak-enak nya untuk di lihat. Jangankan Aqmar Ibu aja enek liat Kamu.”

Panjang lebar Ibu Aqmar menghina Laras, namun Laras tetap diam. Ini bukan kali pertama nya Laras di hina, Bahkan sudah dari lima tahun lalu saat Laras mulai menjadi Istri Aqmar. Laras sudah kebal, Ia tidak lagi menangis saat mendengar cacian dari Ibu Mertua nya itu.

“Ibu, sudah! Tolong diam lah.” Kini giliran Aqmar yang berbicara.

“Laras, apa yang dikatakan Ibuku itu memang benar semua. Aku yakin Kamu juga tau itu. Jadi mau atau tidak mau, suka atau tidak suka Aku akan tetap menikah dengan Nadia.”

“Baiklah jika seperti itu, maka ceraikan Aku.”

“Hahahahahahaha.. sok-sokan minta cerai, mau jadi gembel Kamu? Kamu itu harus nya bersyukur karena Aqmar tidak menceraikanmu. Kamu tetap bisa tinggal di rumah ini. Tapi ya gak papa juga sih ya, Lebih baik cerai saja dari pada Kamu mengotori rumah ini ya kan?.. Sudah Aqmar, turuti saja apa kemauan Perempuan ini. Lebih baik Kamu ceraikan saja Dia,tapi inget ya! Tidak ada harta gono-gini. Kamu itu pengangguran, Yang kerja itu Anakku. Selama ini Kamu itu Cuma numpang hidup sama Aqmar. Jadi gak usah sok-sokan minta harta gono-gini.”

“Baik, Aku tidak akan meminta sepeser pun harta gono-gini jika Mas Aqmar menceraikan ku.”

Aqmar menghela nafas dalam, “Apa saat ini Kamu sedang haid?” Aqmar bertanya kepada Laras.

“Tidak”

“Baiklah, karena haram hukum nya bagi Suami menjatuhkan talak kepada Istri yang sedang haid. Dan setelah haid pun Aku tidak menyetubuhimu, maka mulai detik ini Aku menjatuhkan talak satu kepadamu. Dan sekarang Kamu bukan Istriku lagi.”

Setetes bulir bening ahir nya jatuh juga, Laras tidak bisa lagi membendung Air mata itu untuk tidak jatuh. Laras mendongak ke atas agar air mata nya tidak semakin deras mengalir. Ia menghapus Air mata itu, menarik nafas dalam, membuang nya kemudian tersenyum.

“Kamu tau hukum menjatuhkan talak kepada Istri yang sedang haid itu haram, Kamu juga tau hukum menjatuhkan talak kepada Istri yang telah di setubuhi setelah haid itu juga haram, tapi kenapa Kamu tidak tau jika berselingkuh itu juga haram? Lucu” Laras tersenyum kemudian bangkit dari duduk nya.

“Heh perempuan kampung! Berani-berani nya kamu berkata seperti itu kepada Suami mu?” Ibu Aqmar merasa tidak terima dengan ucapan Laras.

“Apa Ibu lupa? Satu menit yang lalu, Mas Aqmar sudah menjatuhkan talak kepadaku. Jadi Aku sudah bukan Istri nya lagi.”

“Dan ingat satu hal lagi, selama menunggu masa Idah ku selesai, maka Aku akan tetap tinggal di rumah ini. Karena selama itu Mas Aqmar masih punya tanggung jawab untuk menafkahi serta memberikan tempat tinggal untukku. Mulai malam ini Aku akan pindah ke kamar Rama.” Setelah mengucapkan itu Laras kemudian pergi meninggalkan 3 orang yang masih duduk di Sofa itu.

Terpopuler

Comments

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

sad😭😭😭
sabar laras🥰💕

2022-11-28

0

Intan

Intan

Ga ada maaf buat perselingkuhan, suka sm perempuan tangguh , punya prinsip😘

2022-11-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!