Hari ini adalah hari pertama Laras menjalani masa Iddah nya. Ukul 06 : 00 sejak subuh Laras sudah terbangun, namun Ia enggan untuk beranjak dari tempat tidur nya, Ia pandangi wajah polos putra nya yang masih tertidur pulas, lagi-lagi bulir bening menetes dan jatuh tepat di pipi Rama. Anak kecil berusia 4 tahun itu mulai menggeliat. “Mama Nangis?” ucap Rama penuh hawatir.
Buru-buru Laras menghapus sisa air mata nya, “Tidak Sayang, Mama gak nangis kok. Mama Cuma kelilipen aja, seperti nya ada debu yang masuk ke mata Mama.”
“Mama gak lagi bohongi Rama kan?” Anak itu kembali bertanya kepada Laras.
“Tidak Sayang, Mama gak bohong kok. Mama memang klilipan tadi.”
“Apa semalam Mama tidur di kamar Rama?”
“Iya Sayang, seterus nya Mama akan tidur sama Rama.”
“Terus Papa gimana Ma? Kalau Mama tidur sama Rama, apa Papa tidak akan marah nanti?”
“Tidak Sayang, Papa tidak akan marah.” Laras mengelus rambut Rama kemudian mencium kedua pipi nya secara bergantian.
“Mama tidak lagi berantem sama Papa kan?” Rama kembali bertanya karena Anak itu masih merasa belum yakin dengan apa yang dikatakan Ibu nya.
Laras tersenyum “Tidak Sayang.. sudah ayo, Mama akan memandikanmu. Kamu bau acem.”Laras menggelitik perut Rama hingga bocah itu tertawa cekikikan merasa geli.
***********
Tok Tok Tok.
Pintu kamar Rama di ketuk dari luar, Laras berjalan membuka pintu. Ternyata Aqmar yang berdiri di sana.
“Kamu hari ini gak masak?” Jam menunjukkan pukul 7 malam, biasa nya Aqmar akan makan malam di jam ini.
“Tidak Mas, Aku gak masak.”
“Kenapa Kamu gak masak? Terus Aku sama Ibu mau makan apa?” Aqmar mulai menaikkan suara nya.
“Aku kan sudah tidak ada kewajiban untuk melayanimu lagi Mas, Kamu lupa?”
Aqmar terdiam, “Hemm.. Oh ya, Aku juga mau kasih tau ke Kamu. Mulai besok Nadia akan tinggal di rumah ini. Aku harap Kamu mau bersikap baik pada nya.”
Laras mengangguk, “Apa Aku pernah bersikap tidak baik kepada nya? Bahkan Aku tetap menyambut nya dengan baik saat Kamu memperkenalkan nya sebagai calon Istrimu padaku.”
Aqmar menghela nafas berat, Ia memandangi wajah Laras yang semakin kusam. “Apa uang pemberian ku tidak cukup untuk mu membeli scincare atau baju yang bagus selain daster? Semakin hari kulitmu semakin hitam saja, dan lihat lah, entah sudah berapa puluh Kg berat badanmu naik sejak awal pernikahan kita. Aku kasihan kepadamu, setelah resmi bercerai denganku nanti, siapa Laki-laki yang akan mau menikah denganmu. Lebih baik setelah kita bercerai nanti, Rama biar tetap tinggal di sini. Aku akan menyewa Baby sister untuk mengurus nya.”
“Tidak perlu repot-repot menyewa Baby sister untuk Rama, karena Rama akan ikut denganku”
“Hahahahaha Rama mau ikut denganmu? Mau Kamu kasih makan apa Dia? Kamu mau ngajak Rama jadi gembel bareng Kamu?”
“Itu sama sekali bukan urusanmu.”
“Jelas itu urusanku, Rama itu Anakku.”
“Aku juga tau kalau Rama itu Anakmu, tapi Aku tidak akan membiarkan Rama tetap tinggal di sini. Lebih baik Kita hidup susah asal selalu bersama, daripada Ia tetap tinggal di sini tapi tidak ada yang menyayangi nya.”
“Terserah Kamu aja lah, capek ngomong sama Kamu.” Aqmar pergi meninggalkan kamar Rama.
Laras menoleh ke arah Rama yang sudah tertidur pulas, mnalam ini Rama memang tidur lebih awal, biasa nya Ia baru tertidur setelah pukul 9 malam.”
Laras kembali menangis dalam diam, Ia menutup mulut nya dengan tangan nya rapat-rapat. Laras tidak mau Rama sampai terbangun dan melihat nya menangis. Ia bisa tegar dan terlihat baik-baik saja di hadapan semua Orang, Namun tidak saat Ia sedang sendiri, Ia tetap seorang Wanita yang rapuh.
Hidup berumah tangga dengan Aqmar banyak merubah hidup nya. 5 tahun yang lalu, Laras awal nya merupakan Gadis yang cantik dan cerdas Ia dan Aqmar bekerja di perusahaan yang sama, kedua nya saling terlibat cinta lokasi. Tiga bulan setelah saling mengenal dan cukup dekat, Aqmar memutuskan untuk melamar Laras pada kedua Orang Tua nya. Namun Orang Tua Laras tidak setuju dan menolak lamaran Aqmar. Entah apa alasan nya, namun perasaan Orang Tua terkadang jauh lebih peka.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Ibu nya Aqmar, Ibu Aqmar menentang pernikahan Aqmar dengan Laras, alasan nya karena Laras bukanlah menantu yang Ia idam-idam kan selama ini. Berbeda dengan mantan kekasih Aqmar yang berprofesi sebagai Dokter, Laras justru hanya berprofesi sebagai karyawan biasa. Menurut nya profesi Seorang Karyawan tidak bisa dibanggakan pada teman Ibu-Ibu Arisan di wilayah nya.
Seiring berjalan nya waktu, Aqmar terus mencoba meminta restu kepada Ibu nya untuk tetap menikah dengan Laras, Ia menunjukkan bahwa Laras lah satu-satu nya Gadis yang ingin Ia nikahi. Begitupun dengan Laras, demi mendapat restu dari kedua Orang Tua nya Ia rela kabur meninggalkan rumah nya selama seinggu, Ahir nya para Orang Tua pun menyerah dan terpaksa memberikan restu nya untuk Aqmar menikah dengan Laras.
Lika-Liku kehidupan rumah Tangga telah Ia lalui bersama, bahkan saat kedua nya belum memiliki apa-apa. Setelah menikah, Aqmar meminta Laras untuk tidak lagi bekerja, bagi nya Haram Ia makan dari uang hasil kerja Istri nya. Laras mengalah dan mengikuti perintah Aqmar untuk tidak lagi bekerja, Kedua nya mulai mengambil KPR rumah, memulai hidup benar-benar dari titik NOL.
Di tahun pertama pernikahan nya, Laras dan Aqmar memutuskan untuk membeli rumah secara KPR, bukan rumah yang besar namun hanya rumah kecil tipe 36 yang memiliki 2 kamar serta satu kamar mandi dan dapur berukuran kecil. Laras mati-matian menghemat Uang pemberian Aqmar. Sebagai seorang Istri Ia harus pandai mengelola keuangan. Dengan gaji Aqmar yang sebesar 3 juta per bulan saat itu, Laras harus membayarkan Angsuran rumah sebesar 1.200 rb per bulan, membayar cicilan motor sebesar 800 rb per bulan, membayar tagihan listrik 150 rb, dan Uang pegangan untuk Aqmar satu bulan nya 540 rb. Hanya tersisa 340 rb untuk keperluan makan selama satu bulan. Laras harus pandai mengelola keuangan nya.
Dua tahun kemudian, berkat dari kegigihan Laras dam menyimpan Uang. Ia bisa melunasi Rumah nya hanya dalam jangka waktu Dua tahun, yang seharus nya rumah itu baru akan lunas setelah 5 tahun. Keuangan mulai membaik setelah rumah itu lunas, bahkan Jabatan Aqmar pun naik menjadi Manager di kantor cabang. Kini gaji Aqmar bukan 3 juta lagi, melainkan 17 juta perbulan nya. Nilai yang cukup besar untuk Laras, meskipun Gaji Suami nya sudah naik berkali-kali lipat namun Ia tetap tidak merubah Gaya hidup nya.
Laras tetap berhemat seperti sebelum nya, bahkan saat itu Ia telah memiliki Rama yang berusia 1 tahun. Lambat laun Aqmar mulai merasa bosan dengan Laras, Laras semakin tidak bisa merawat diri nya, Tubuh nya semakin melebar bahkan jerawat banyak tumbuh di pipi nya. Makan pun selalu sederhana.
Di tahun ke 3, Laras dan Aqmar sudah bisa pindah ke rumah baru yang ukuran nya cukup besar, mereka membeli rumah itu secara Cash seharga 2,5 M. Aqmar juga sudah tidak lagi menggunakan motor nya, Ia juga telah membeli mobil baru, Ya, dan hari itu pula menjadi mimpi buruk bagi Laras.
Ibu mertua nya datang dan mengatakan akan ikut tinggal di sana, Ibu mertua yang tidak pernah menyukai Laras, selalu menghina dan memperlakukan Laras seperti pembantu nya. Bahkan Ibu Aqmar tidak pernah mau menyentuh cucu nya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments