Bab 5.

Laras mendekat dan mengambil Dasi yang tergeletak di atas meja. “Maaf Pak, permisi” ucap Laras ketika mulai memasang dasi di leher Nakula.

Nakula memeriksa dasi nya, ukuran nya pas, tidak kekencangan dan juga tidak terlalu longgar.

Oke, seperti nya Dia cukup bisa di andalkan.

Laras mundur kembali ke posisi nya.

“Hari ini jadwal anda kosong sampai dengan jam makan siang, kemudian jam 2 akan ada meeting dengan pemegang saham.”

“Oke.” Nakula hanya menjawab singkat.

Bagus juga kerja nya, Aku belum nanya, Dia sudah menjelaskan lebih dulu.

“Tolong Kamu siapkan materi untuk meeting nanti siang. Saya tunggu sampai jam 11. Materi itu sudah harus ada di hadapan Saya. Dan satu lagi, tolong pesankan sarapan untuk Saya.”

“Baik Pak, apa ada lagi?” Laras kembali bertanya.

“Apa Kamu sudah tau saya ingin sarapan apa.”

“Nasi pecel dengan lauk ayam goreng, Ayam nya harus paha, tempe nya 2 tidak pakai

Sarapan Direktur harus di beli sendiri oleh Sekretaris, bukan melalui OB. Beli nya di warung depan kantor. Harus cepat karena Pak Nakula tidak suka menunggu lama, Telat satu menit maka sarapan itu tidak akan dimakan oleh nya.

Laras membaca kembali catatan itu, sedetik kemudian Ia langsung berlari menuju warung nasi pecel yang di maksut.

Tepat 10 menit, Laras sudah sampai di depan ruang kerja Nakula. Laras berhenti sejenak untuk mengatur nafas nya. Setelah di rasa cukup, Laras pun mengetuk pintu ruang direktur itu.

“Masuk!” Laras masuk setelah mendengar perintah dari Bos nya.

“Ini Pak sarapan nya.”

“Kamu terlambat 41 detik” ucap Nakula setelah melihat arloji nya.

“Maaf Pak.” Laras menunduk meminta maaf.

“Oke, kali ini Aku maafkan. Tapi Kamu harus menunggu di sini sampai Saya selesai makan.”

“Maaf Pak, tapi Saya harus segera menyelesaikan tugas dari Bapak.” Laras mulai sedikit kesal dengan Bos nya.

“Bawa pekerjaanmu kesini dan temani Saya makan. Kalau tidak, maka Saya tidak akan makan sarapan ini.”

Kalo gak makan yang rugi ya Kamu juga kali Pak. Mau makan aja kenapa harus nyusahin Orang sih.

“Lancang sekali Kamu bisa punya pikiran  kalo Aku nyusahin Kamu.”

"Hah! Apa Pak, kapan Saya bilang gitu Pak, gak ada. Lagian Saya mana berani punya pikiran kalao Bapak nyusahin Saya, kan Bapak Bos saya hehe..”

“Ya sudah tunggu apa lagi, cepat bawa kerjaanmu kesini. Aku sudah lapar ini.” Naku kembali menaikkan intonasi suara nya.

“Baik Pak.” Tanpa menunggu lama lagi, Laras langsung berlari keluar dan mengambil leptop serta berkas yang Ia butuhkan.

Laras yang merasa bingung harus duduk dimana pun ahir nya memilih untuk duduk di Sova.

“Siap yang suruh Kamu duduk di situ?”

“Emm I-itu.. terus Saya harus duduk dimana Pak?”

“Duduk di depan saya!” ucap Naku sambil menunjuk kursi yang ada di depan meja nya.

Laras menghela nafas.

"Kamu kesel sama Saya?” melihat expresi Laras, membuat Naku sedikit jengkel.

“Tidak Pak.. Saya mana berani, jengkel sama Bapak.”

Yang ada Saya pingin nabok Bapak.

“Bapak silahkan makan,Saya akan menunggu di sini sambil mengerjakan tugas yang Bapak berikan.”

Laras baru saja membuka leptop nya, namun lagi-lagi Bos nya tampak sedang menguji kesabaran nya.

“Tadi Kamu kan bilang kalau ayam nya harus paha dan tempe nya harus 2, Lah ini kenapa tempe nya bisa ada 3?”

Laras hanya melirik malas, menurut nya itu bukan hal yang penting. Tapi kenapa juga harus di permasalahkan.

“Mungkin Orang nya lagi pingin beramal kali Pak, jadi tempe nya di lebihin.”

“Apa Kamu pikir Aku ini gak bisa beli pabrik tempe, sampe harus di kasih amal satu potong tempe gitu?”

Bener-bener ya ini Orang..di tabok halal gak sih?

“Ya sudah Pak, dari pada Bapak ribet, mending Saya aja Pak yang  makan. Saya jadi laper gara-gara nahan emosi Pak.” Entah mendapat keberanian dari mana, Laras merebut piring berisi nasi pecel dari hadapan Bos nya. Laras pun menyuapkan nasi itu ke dalam mulut nya, masih dengan perasaan dongkol setengah mati.

“Siapa yang suruh Kamu makan makanan Saya, sini kembalikan.” Naku kembali merebut piring dari hadapan Laras kemudian memasukkan satu sendok penuh nasi pecel ke dalam mulut nya.

“Tapi Pak, itu kan sendok bekas Saya.” Laras mulai menciut, takut jika Bos nya akan marah.

“Sudah terlanjur, seperti nya Kamu juga sangat menginginkan makanan ini. Jadi Aku akan berbaik hati untuk membagi nya denganmu. Ayo buka mulutmu.” Kini Nakula mengarah kan sendok ke mulut Laras.

“Ayo makan.”

Laras pun ahir nya membuka mulut nya dan menerima suapan dari Naku.

“Bilang saja kalau Kamu juga ingin makan nasi pecel ini, tidak perlu marah-marah kaya tadi.” Naku berbicara masih dengan mengunyah makanan nya.

Saya gak akan marah kalau Bapak gak mulai duluan. Perkara tempe di kasih lebih aja, bukan nya bersyukur malah marah-marah. Dasar Orang aneh.

“Tidak usah cemberut begitu, bilang saja kalau mau Aku suapi lagi.”

“Iya Pak, tolong suapi Saya lagi ya, Saya sangat LAPAR.”

“Ya.. Aku sudah tau dari raut wajahmu, seperti nya Kamu memang sudah dua hari tidak makan.”

Terpopuler

Comments

Prasetyani

Prasetyani

Baru baca.....TPI syukaaa...lucuu

2023-08-23

0

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

ngakak..wkwkckk🤣🤣🤣🤣

2022-11-28

0

Yanti Yantie

Yanti Yantie

lanjut kak

2022-03-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!