NovelToon NovelToon

Jodoh Kedua

Bab 1

Jika air mata adalah bahasa hati seorang perempuan ketika kata-kata sudah tidak lagi bisa mewakili perasaan nya, maka itu satu-satu cara yang saat ini sedang Laras lakukan. Menangis dalam diam, mana kala cinta telah berganti luka.

 Nama nya Larasati, Orang biasa memanggil nya Laras, Ibu Muda berusia 27 tahun yang memiliki Seorang Anak bernama Rama. Kini usia Rama sudah menginjak 4 tahun kurang 2 bulan. Awal nya Rumah tangga Laras dengan Seorang Pria bernama Aqmar Nadif Ramdan baik-baik saja dan penuh kebahagian. Namun itu sebelum datang nya seseorang dari masalalu Aqmar yang kembali dengan alasan Cinta Lama Belum Kelar.

Ya, Wanita itu bernama Nadia, seorang dokter muda spesialis kulit dan kelamin. Tubuh nya tinggi, kulit nya putih mulus, penampilan nya modis serta memiliki pekerjaan yang dapat dibanggakan. Nyaris sempurna.

Berbeda denga Laras, dulu mungkin Ia cantik. Namun setelah menikah Ia terlalu fokus mengurus rumah, Anak hingga Suami nya, sampai-sampai Ia lupa untuk mengurus diri nya sendiri. Kulit nya kusam, rambut nya kusut,bahkan pakaian nya tidak lagi mengikuti tren mode terbaru. Sering kali Ia hanya mengenakan Daster kebanggaan emak-emak saat di rumah.

Lambat laun Aqmar mulai bosan dan muak dengan Laras yang Ia anggap tidak bisa mengurus diri bahkan menyenangkan hati Suami nya. Disaat yang bersamaan Nadia datang menawarkan cinta serta kehangatan yang Aqmar rindukan.

“Kanalin, ini Nadia. Dalam waktu dekat ini Kita akan menikah.” Begitulah kata-kata yang di ucapkan Aqmar siang itu. Bagai disambar petir di siang bolong, hati Wanita mana yang tidak terluka di saat Suami nya datang dan memperkenalkan Wanita lain sebagai calon Istri nya.

Namun Laras masih berusaha untuk tetap tenang meski di dalam hati nya seakan Ia ingin meraung saat itu juga. “Sebentar, duduk lah dulu! Aku akan menidurkan Rama di kamar nya.” Laras bangkit dari sofa kemudian menggendong Rama yang sebelum nya sudah tertidur di pangkuan nya menuju kamar.

Laras meletakkan pelan tubuh anak laki-laki berusia 4 tahun itu di atas kasur. Ia menatap nanar putra semata wayang nya, perlahan Laras mengusap kepala Rama, air mata mulai mengalir deras membasahi wajah nya. Laras hanya bisa menangis dalam diam, Ia tidak mau jika Aqmar ataupun Nadia sampai mendengar tangisan nya. Ia tidak ingin terlihat lemah di saat seperti ini.

Setelah merasa cukup, Laras menghapus air mata nya kemudian menuju toilet untuk mencuci wajah nya agar terlihat lebih segar. Laras menarik nafas dalam kemudian menghembuskan nya sebelum Ia benar-benar melangkah keluar dari kamar Rama.

Laras menuju dapur untuk membuatkan teh Suami serta tamu nya. “Di minum teh nya..” ucap Laras ketika meletakkan dua cangkir teh hangat di atas meja.

Nadia hanya melirik sekilas tanpa berniat untuk menyentuh cangkir itu. “Di minum saja, Aku tidak ada niatan sedikit pun untuk meracunimu.” Ucap Laras seolah tau apa yang di pikirkan Nadia.

“Terimakasih” Nadia mengangguk dan tersenyum kecil, Laras tersenyum balik.

Laras meletakkan nampan di atas meja kemudian duduk berhadapan dengan Suami nya. “Jadi apa rencana kalian?” ucap Laras santai seakan tidak terjadi apa-apa.

“Aku akan menikahi Nadia dalam waktu dekat ini.” Aqmar yang berbicara sedangkan Laras hanya manggut-manggut.

“Kamu tenang saja. Meskipun Aku menikah dengan Nadia, Kamu akan tetap tinggal di sini dan akan tetap menjadi Istriku. Aku tidak akan menceraikanmu. Kamu  bisa menikmati fasilitas di rumah ini seperti biasa nya.”

“Apa alasan yang membuat Mas ingin menikahi Nadia?”

“Aku mencintai nya.” satu kata yang mampu membuat pertahanan Laras seakan runtuh, namun Ia tetap berusaha terlihat tenang.

“Apa Mas sudah tidak mencintaiku lagi?” meskipun tau jawaban nya, namun Laras tetap ingin mendengar langsung dari mulut Suami nya.

Belum sempat Aqmar menjawab pertanyaan Laras, Seseorang datang dan ikut duduk di sana.

“Tentu saja Aqmar sudah tidak mencintaimu lagi. Apa Kamu gak pernah ngaca? Atau memang tidak punya kaca? Seharus nya Kamu itu sadar diri. Lihat lah dirimu jika dibandingkan dengan Nadia. Jauh! Kaya Langit dan Bumi. Nadia itu cantik, Dia wanita karir, Dia Dokter. Kurang apa lagi? Dia itu Wanita sempurna untuk dijadikan Istri dan juga Menantu. Aqmar sangat beruntung jika bisa menikah dengan Nadia. Tidak seperti Kamu, Pengangguran. Bisa nya ngabisin uang suami tapi gak bisa merawat diri, lihat lah dirimu itu! Dekil, kumel, bau. Gak ada enak-enak nya untuk di lihat. Jangankan Aqmar Ibu aja enek liat Kamu.”

Panjang lebar Ibu Aqmar menghina Laras, namun Laras tetap diam. Ini bukan kali pertama nya Laras di hina, Bahkan sudah dari lima tahun lalu saat Laras mulai menjadi Istri Aqmar. Laras sudah kebal, Ia tidak lagi menangis saat mendengar cacian dari Ibu Mertua nya itu.

“Ibu, sudah! Tolong diam lah.” Kini giliran Aqmar yang berbicara.

“Laras, apa yang dikatakan Ibuku itu memang benar semua. Aku yakin Kamu juga tau itu. Jadi mau atau tidak mau, suka atau tidak suka Aku akan tetap menikah dengan Nadia.”

“Baiklah jika seperti itu, maka ceraikan Aku.”

“Hahahahahahaha.. sok-sokan minta cerai, mau jadi gembel Kamu? Kamu itu harus nya bersyukur karena Aqmar tidak menceraikanmu. Kamu tetap bisa tinggal di rumah ini. Tapi ya gak papa juga sih ya, Lebih baik cerai saja dari pada Kamu mengotori rumah ini ya kan?.. Sudah Aqmar, turuti saja apa kemauan Perempuan ini. Lebih baik Kamu ceraikan saja Dia,tapi inget ya! Tidak ada harta gono-gini. Kamu itu pengangguran, Yang kerja itu Anakku. Selama ini Kamu itu Cuma numpang hidup sama Aqmar. Jadi gak usah sok-sokan minta harta gono-gini.”

“Baik, Aku tidak akan meminta sepeser pun harta gono-gini jika Mas Aqmar menceraikan ku.”

Aqmar menghela nafas dalam, “Apa saat ini Kamu sedang haid?” Aqmar bertanya kepada Laras.

“Tidak”

“Baiklah, karena haram hukum nya bagi Suami menjatuhkan talak kepada Istri yang sedang haid. Dan setelah haid pun Aku tidak menyetubuhimu, maka mulai detik ini Aku menjatuhkan talak satu kepadamu. Dan sekarang Kamu bukan Istriku lagi.”

Setetes bulir bening ahir nya jatuh juga, Laras tidak bisa lagi membendung Air mata itu untuk tidak jatuh. Laras mendongak ke atas agar air mata nya tidak semakin deras mengalir. Ia menghapus Air mata itu, menarik nafas dalam, membuang nya kemudian tersenyum.

“Kamu tau hukum menjatuhkan talak kepada Istri yang sedang haid itu haram, Kamu juga tau hukum menjatuhkan talak kepada Istri yang telah di setubuhi setelah haid itu juga haram, tapi kenapa Kamu tidak tau jika berselingkuh itu juga haram? Lucu” Laras tersenyum kemudian bangkit dari duduk nya.

“Heh perempuan kampung! Berani-berani nya kamu berkata seperti itu kepada Suami mu?” Ibu Aqmar merasa tidak terima dengan ucapan Laras.

“Apa Ibu lupa? Satu menit yang lalu, Mas Aqmar sudah menjatuhkan talak kepadaku. Jadi Aku sudah bukan Istri nya lagi.”

“Dan ingat satu hal lagi, selama menunggu masa Idah ku selesai, maka Aku akan tetap tinggal di rumah ini. Karena selama itu Mas Aqmar masih punya tanggung jawab untuk menafkahi serta memberikan tempat tinggal untukku. Mulai malam ini Aku akan pindah ke kamar Rama.” Setelah mengucapkan itu Laras kemudian pergi meninggalkan 3 orang yang masih duduk di Sofa itu.

Bab 2

Hari ini adalah hari pertama Laras menjalani masa Iddah nya. Ukul 06 : 00 sejak subuh Laras sudah terbangun, namun Ia enggan untuk beranjak dari tempat tidur nya, Ia pandangi wajah polos putra nya yang masih tertidur pulas, lagi-lagi bulir bening menetes dan jatuh tepat di pipi Rama. Anak kecil berusia 4 tahun itu mulai menggeliat. “Mama Nangis?” ucap Rama penuh hawatir.

Buru-buru Laras menghapus sisa air mata nya, “Tidak Sayang, Mama gak nangis kok. Mama Cuma kelilipen aja, seperti nya ada debu yang masuk ke mata Mama.”

“Mama gak lagi bohongi Rama kan?” Anak itu kembali bertanya kepada Laras.

“Tidak Sayang, Mama gak bohong kok. Mama memang klilipan tadi.”

“Apa semalam Mama tidur di kamar Rama?”

“Iya Sayang, seterus nya Mama akan tidur sama Rama.”

“Terus Papa gimana Ma? Kalau Mama tidur sama Rama, apa Papa tidak akan marah nanti?”

“Tidak Sayang, Papa tidak akan marah.” Laras mengelus rambut Rama kemudian mencium kedua pipi nya secara bergantian.

“Mama tidak lagi berantem sama Papa kan?” Rama kembali bertanya karena Anak itu masih merasa belum yakin dengan apa yang dikatakan Ibu nya.

Laras tersenyum “Tidak Sayang.. sudah ayo, Mama akan memandikanmu. Kamu bau acem.”Laras menggelitik perut Rama hingga bocah itu tertawa cekikikan merasa geli.

 

 

***********

Tok Tok Tok.

Pintu kamar Rama di ketuk dari luar, Laras berjalan membuka pintu. Ternyata Aqmar yang berdiri di sana.

“Kamu hari ini gak masak?” Jam menunjukkan pukul 7 malam, biasa nya Aqmar akan makan malam di jam ini.

“Tidak Mas, Aku gak masak.”

“Kenapa Kamu gak masak? Terus Aku sama Ibu mau makan apa?” Aqmar mulai menaikkan suara nya.

“Aku kan sudah tidak ada kewajiban untuk melayanimu lagi Mas, Kamu lupa?”

Aqmar terdiam, “Hemm.. Oh ya, Aku juga mau kasih tau ke Kamu. Mulai besok Nadia akan tinggal di rumah ini. Aku harap Kamu mau bersikap baik pada nya.”

Laras mengangguk, “Apa Aku pernah bersikap tidak baik kepada nya? Bahkan Aku tetap menyambut nya dengan baik saat Kamu memperkenalkan nya sebagai calon Istrimu padaku.”

Aqmar menghela nafas berat, Ia memandangi wajah Laras yang semakin kusam. “Apa uang pemberian ku tidak cukup untuk mu membeli scincare atau baju yang bagus selain daster? Semakin hari kulitmu semakin hitam saja, dan lihat lah, entah sudah berapa puluh Kg berat badanmu naik sejak awal pernikahan kita. Aku kasihan kepadamu, setelah resmi bercerai denganku nanti, siapa Laki-laki yang akan mau menikah denganmu. Lebih baik setelah kita bercerai nanti, Rama biar tetap tinggal di sini. Aku akan menyewa Baby sister untuk mengurus nya.”

“Tidak perlu repot-repot menyewa Baby sister untuk Rama, karena Rama akan ikut denganku”

“Hahahahaha Rama mau ikut denganmu? Mau Kamu kasih makan apa Dia? Kamu mau ngajak Rama jadi gembel bareng Kamu?”

“Itu sama sekali bukan urusanmu.”

“Jelas itu urusanku, Rama itu Anakku.”

“Aku juga tau kalau Rama itu Anakmu, tapi Aku tidak akan membiarkan Rama tetap tinggal di sini. Lebih baik Kita hidup susah asal selalu bersama, daripada Ia tetap tinggal di sini tapi tidak ada yang menyayangi nya.”

“Terserah Kamu aja lah, capek ngomong sama Kamu.” Aqmar pergi meninggalkan kamar Rama.

Laras menoleh ke arah Rama yang sudah tertidur pulas, mnalam ini Rama memang tidur lebih awal, biasa nya Ia baru tertidur setelah pukul 9 malam.”

Laras kembali menangis dalam diam, Ia menutup mulut nya dengan tangan nya rapat-rapat. Laras tidak mau Rama sampai terbangun dan melihat nya menangis. Ia bisa tegar dan terlihat baik-baik saja di hadapan semua Orang, Namun tidak saat Ia sedang sendiri, Ia tetap seorang Wanita yang rapuh.

Hidup berumah tangga dengan Aqmar banyak merubah hidup nya. 5 tahun yang lalu, Laras  awal nya merupakan Gadis yang cantik dan cerdas Ia dan Aqmar bekerja di perusahaan yang sama, kedua nya saling terlibat cinta lokasi. Tiga bulan setelah saling mengenal dan cukup dekat, Aqmar memutuskan untuk melamar Laras pada kedua Orang Tua nya. Namun Orang Tua Laras tidak setuju dan menolak lamaran Aqmar. Entah apa alasan nya, namun perasaan Orang Tua terkadang jauh lebih peka.

Hal yang sama pun dilakukan oleh Ibu nya Aqmar, Ibu Aqmar menentang pernikahan Aqmar dengan Laras, alasan nya karena Laras bukanlah menantu yang Ia idam-idam kan selama ini. Berbeda dengan mantan kekasih Aqmar yang berprofesi sebagai Dokter, Laras justru hanya berprofesi sebagai karyawan biasa. Menurut nya profesi Seorang Karyawan tidak bisa dibanggakan pada teman Ibu-Ibu Arisan di wilayah nya.

Seiring berjalan nya waktu, Aqmar terus mencoba meminta restu kepada Ibu nya untuk tetap menikah dengan Laras, Ia menunjukkan bahwa Laras lah satu-satu nya Gadis yang ingin Ia nikahi. Begitupun dengan Laras, demi mendapat restu dari kedua Orang Tua nya Ia rela kabur meninggalkan rumah nya selama seinggu, Ahir nya para Orang Tua pun menyerah dan terpaksa memberikan restu nya untuk Aqmar menikah dengan Laras.

Lika-Liku kehidupan rumah Tangga telah Ia lalui bersama, bahkan saat kedua nya belum memiliki apa-apa. Setelah menikah, Aqmar meminta Laras untuk tidak lagi bekerja, bagi nya Haram Ia makan dari uang hasil kerja Istri nya. Laras mengalah dan mengikuti perintah Aqmar untuk tidak lagi bekerja, Kedua nya mulai mengambil KPR rumah, memulai hidup benar-benar dari titik NOL.

Di tahun pertama pernikahan nya, Laras dan Aqmar memutuskan untuk membeli rumah secara KPR, bukan rumah yang besar namun hanya rumah kecil tipe 36 yang memiliki 2 kamar serta satu kamar mandi dan dapur berukuran kecil. Laras mati-matian menghemat Uang pemberian Aqmar. Sebagai seorang Istri Ia harus pandai mengelola keuangan. Dengan gaji Aqmar yang sebesar 3 juta per bulan saat itu, Laras harus membayarkan Angsuran rumah sebesar 1.200 rb per bulan, membayar cicilan motor sebesar 800 rb per bulan, membayar tagihan listrik 150 rb, dan Uang pegangan untuk Aqmar satu bulan nya 540 rb. Hanya tersisa 340 rb untuk keperluan makan selama satu bulan. Laras harus pandai mengelola keuangan nya.

Dua tahun kemudian, berkat dari kegigihan Laras dam menyimpan Uang. Ia bisa melunasi Rumah nya hanya dalam jangka waktu Dua tahun, yang seharus nya rumah itu baru akan lunas setelah 5 tahun. Keuangan mulai membaik setelah rumah itu lunas, bahkan Jabatan Aqmar pun naik menjadi Manager di kantor cabang. Kini gaji Aqmar bukan 3 juta lagi, melainkan 17 juta perbulan nya. Nilai yang cukup besar untuk Laras, meskipun Gaji Suami nya sudah naik berkali-kali lipat namun Ia tetap tidak merubah Gaya hidup nya.

Laras tetap berhemat seperti sebelum nya, bahkan saat itu Ia telah memiliki Rama yang berusia 1 tahun. Lambat laun Aqmar mulai merasa bosan dengan Laras, Laras semakin tidak bisa merawat diri nya, Tubuh nya semakin melebar bahkan jerawat banyak tumbuh di pipi nya. Makan pun selalu sederhana.

Di tahun ke 3, Laras dan Aqmar sudah bisa pindah ke rumah baru yang ukuran nya cukup besar, mereka membeli rumah itu secara Cash seharga 2,5 M. Aqmar juga sudah tidak lagi menggunakan motor nya, Ia juga telah membeli mobil baru, Ya, dan hari itu pula menjadi mimpi buruk bagi Laras.

Ibu mertua nya datang dan mengatakan akan ikut tinggal di sana, Ibu mertua yang tidak pernah menyukai Laras, selalu menghina dan memperlakukan Laras seperti pembantu nya. Bahkan Ibu Aqmar tidak pernah mau menyentuh cucu nya sendiri.

Bab 3

Pukul 06:30 pagi Laras, Rama serta Ibu Aqmar sudah duduk manis di meja makan. Mereka terbiasa untuk sarapan bersama, sebenar nya Laras enggan untuk duduk disana, namun Rama mengatakan jika ingin Sarapan dengan di suapi Papa nya. Namun sudah lebih dari 10 menit menunggu, Aqmar belum juga datang, hingga beberapa saat kemudian Aqmar baru saja keluar dari kamar setelah seorang Asisten rumah tangga memanggil nya.

Namun lagi-lagi Laras di kejutkan dengan seseorang yang berjalan di belakang Aqmar. Ya, Nadia Orang nya.

Aqmar sudah mengambil posisi untuk duduk dan menikmati sarapan nya, namun Nadia masih saja berdiri dan enggan untuk duduk. Laras yang menyadari jika Nadia ingin duduk di samping Aqmar pun ahir nya mengalah dan berdiri untuk pindah ke kursi lain.

Laras melirik Aqmar yang seakan tidak peduli dengan kehadiran nya di sana. “Kamu semalem tidur sama Dia Mas?” Laras masih belum berniat untuk memulai sarapan nya.

“Iya, memang nya kenapa?” Aqmar berbicara santai seakan tidak ada masalah.

“Kalau gitu lebih baik kalian segera menikah saja Mas, daripada dosa. Belum resmi jadi Suami Istri tapi uda tidur bareng.”

Mendengar ucapan Laras, Ibu Siti tampak sangat emosi. “Sudah pasti mereka akan segera menikah, Aqmar sama Nadi ini pasangan yang sangat serasi, Aku yakin Anak-Anak mereka nanti nya pasti sangat pintar dan lucu-lucu”

Laras hanya tersenyum mendengar ucapan Mantan Ibu mertua nya yang secara tidak langsung sedang membandingkan diri nya dengan Nadia.

Sedangkan Rama tampak bingung dengan kehadiran Nadia di tengah-tengah keluarga nya. “Pa, Tante ini siapa?” Rama bertanya kepada Aqmar.

“Nama nya Tante Nadia, Dia calon Istri Papa, Calon Mama baru juga buat Kamu.”

Mendengar jawaban dari Papa nya, Mata Rama mulai berkaca-kaca. “Rama tidak mau punya Mama baru, Rama sudah punya Mama Laras. Gak mau Mama baru lagi.” Rama yang marah pun melempar makanan nya hingga mengenai pakaian Nadia.

“Heh Anak S***n berani-berani nya Kamu mengotori Pakaian ku! Kamu gak pernah di ajarin sopan santun ya sama Ibu mu.” Nadia berdiri dan langsung membentak Rama.

Sedangkan Aqmar dan Laras pun ikut berdiri, Laras segera mendekap Putra nya dan melindungi nya. “Jaga ya mulut Kamu kalo ngomong. Dia Anak Aku dan Mas Aqmar, bukan Anak Se**n.” Laras tersenyum miring sekaligus tidak terima mendengar Anak nya di hina. “Jadi seperti ini Wanita yang Kamu pilih untuk menggantikan Aku Mas, Wanita ini juga yang kamu pilih untuk Jadi Ibu dari Anak-Anak Kamu kelak? Heh, Semoga Allah melindungi rumah tangga kalian kelak. Tapi maaf, seperti nya Aku tidak bisa menunggu masa Idah ku selesai di sini. Aku akan menunggu Masa Idah ku di rumah Orang Tuaku saja. Mungkin itu akan lebih baik. Assalamualaikum.” Laras menggendong Rama kemudian pergi menuju kamar untuk mengemasi barang-barang nya.

Sedangkan Aqmar dan Ibu nya hanya bisa bungkam melihat kepergian Laras. “Mas maafin Aku, Aku tadi terlalu emosi, Aku tidak bermaksut mengatai Anakmu.” Nadia memegang tangan Aqmar dan mengaku menyesal.

“Sudah lah, jangan terlalu di pikirkan. Kamu tidak salah kok. Rama yang salah. Dia tidak pernah di didik sopan-santun sama Ibu nya.” Aqmar mengelus rambut Nadia. “Aku berangkat kerja dulu ya.” Aqmar pergi setelah berpamitan kepada Nadia dan juga Ibu nya.

 

 

-******

 

Laras menggandeng Rama menggunakan satu tangan nya, sedang kan tangan yang lain Ia gunakan untuk menggeret koper yang berisi barang-barang nya dan juga Rama.

Sebelum benar-benar pergi, sekali lagi Laras menoleh ke rumah nya. Rumah yang dulu Ia beli dengan perjuangan dan cinta. Kini Ia juga harus pergi untuk melanjutkan perjuangan namun harus meninggalkan cinta nya di sana.

Air mata Laras menetes meratapi nasip nya yang kini di campakkan begitu saja. Dulu Ia merasa menjadi seorang Wanita yang paling beruntung di Dunia karena Di cintai oleh Aqmar. Namun sekarang Ia akan memulai lembaran baru kehidupan nya bersama Rama. Ia akan memulai kembali semua nya dari titik 0 hanya bersama Rama.

“Mama jangan sedih lagi ya, Rama janji. Nanti kalau Rama sudah Gede, Rama akan belikan Mama rumah yang lebih besar dari rumah Papa.” Mendengar perkataan Rama justru membuat Laras semakin menangis.

Laras berjongkok dan memeluk Anak nya. “Iya Sayang. Rama janji ya sama Mama, Rama akan jadi Anak yang baik ya. Jadi Anak Sholeh kebanggaan Mama.”

“Iya Ma, Rama janji. Tapi Mama juga janji ya sama Rama, Mama gak boleh sedih lagi. Rama gak suka lihat Mama sedih. Rama jadi ikutan sedih Ma.”

“Iya Sayang, Mama tidak akan sedih lagi. Kita tinggalkan semua kesedihan kita di rumah ini ya Nak, sekarang Kita mulai kehidupan baru yang penuh kebahagiaan. Oke.” Laras tersenyum dan mencium kening Rama.

 

-****

 

“Assalamualaikum Buk..”ucap Laras ketika mengetuk pintu rumah Orang Tua nya.

“Waalaikumsalam..” mendengar suara Anak nya, Ibu Laras berlari ke arah pintu untuk menyambut nya. Namun sedetik kemudian Ia bingung ketika mendapati Anak perempuan nya berdiri di sana bersama dengan Rama dan juga membawa koper berukuran besar.

“Nenekk..!” Rama menghambur ke pelukan Nenek nya.

“Halo Cucu nya Nenek yang ganteng.. apa kabar Sayang..?”

“Rama sehat Nek, bagaimana kabar Nenek.? Oh ya Nek, mulai sekarang, Rama sama Mama akan tinggal di rumah Nenek. Apa boleh Nek? Rama janji. Gak akan lama kok, nanti Kalo Rama sudah Gede, Rama akan belikan rumah buesarr sekali untuk Mama.” Ibu Ana pun melihat ke arah Laras, sorot mata nya seakan bertanya apa yang terjadi. Namun Laras hanya tersenyum.

“Sayang.. kenapa bicara seperti itu..? Nenek seneng kok kalau Mama sama Rama mau tinggal di sini. Nenek bersyukur banget malah, rumah jadi gak sepi lagi deh, kalau ada Rama sama Mama yang tinggal di sini. Ya sudah, Ayo Kita masuk dulu yuk.”

Bu Ana pun menggendong Rama..”Wah cucu Nenek sudah besar ya sekarang, Nenek sudah hampir tidak kuat menggendong Rama lagi.” Bu Ana tersenyum dan mencium kedua pipi Rama.

“Iya dong Nek.. Rama kan pingin cepet besar, biar bisa jagain Mama.”

“Cucu Nenek memang pintar.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!