BAB 5

Sore ini Febri dan mamanya memasak makanan kesukaan Rio, Febri menyapu dan mengepel rumah. ia sangat mempersiapkan kedatangan Rio kerumahnya. Kedua orang tua Febri ikut serta membantunya. Dikarenakan kedua orang tua Febri senang dengan kabar kedatangan calon menantunya. Siapa sih yang nggak senang lihat calon menantu pertamanya nya datang ? serasa yang mau datang bapak presiden aja sampai di sambut-sambut gitu, hahaha

Febri merupakan anak pertama dari dua bersaudara diantara hubungan salmy dan suaminya. Ya begitu lah kira-kira, ayahnya Febri merupakan pengusaha batu bara terbesar di Kalimantan sedangkan ibu nya seorang manager di salah satu perusahaan kelapa sawit yang ada di Riau. Ya wajar lah sama sama berkarir menerapkan program pemerintah , 2 anak lebih baik. Pesan ini disampaiakn oleh layanan masyarakat, hahaha jadi endors cieeee.

“Febb, coba kamu beli dulu buah-buahan kayak semangka , jeruk atau salak di supermarket.” ucap mama Febri sambil menyiapkan makanan diatas meja

“ok maa.” jawab Febri yang langsung bergegas pergi menuju ke supermarket. Ketika sampai, Febri pun sibuk memilih-milih buah yang permukaannya masih bagus. Selain ia membeli buah, ia juga membeli roti-roti wafer untuk cemilan ketika nanti sudah selesai makan. Ketika ia berputar satu ronde lagi, ia menemukan wafer coklat kesukaan mamanya yang sisa satu di rak makanan supermarket. ia langsung mengambil wafer tersebut, Sebelum tangannya menyentuh wafer tersebut, dari sebelah Febri ada juga orang yang mengambil wafer tersebut. Tangan mereka berdua sama-sama di wafer tersebut. Mereka hanya memandang tangan mereka selama 10 detik, kemudian mereka berdua saling pandang-memandang.

“haa, kamu ternyata mas judes.” ucap Febri kaget

“alahhhh lo lagi lo lagi mbak kepala batu.” jawab Fadly. Ternyata Fadly dan Febri berada disatu supermarket yang sama dan sama sama mengambil wafeer Coklat tersebut. Tangan mereka berdua kembali dengan cepat mengambil wafer tersebut.

“ini punya ku mas bro judes”

“lo diam, kalau orang lain yang mengambil ini mungkin gue bisa ngalah. La ya ini lo, gue tak akan ngalah!”

“mas bro judes, lepaskan wafer ini.”

“heyyyy.....” tiba tiba suara yang melengking terdengar. “bisa nggak jangan kaya anak-anak? Muka sudah pada tua, tapi tingkah lau seperti anak-anak. Kemarikan ini!” ucap salah satu petugas supermarket sambil mengambil wafer tersebut dari tangan mereka berdua.

“tu kannn, di ambil, ih kau ya mas bro judes!” ucap febri sambil geram memukuli Fadly

“stop stoppp!!!” balas Fadly sambil menangkap tangan Febri lalu melepaskannya. “gue mau pergi dari sini, karena gue nggak mau kena kesialan lagi gara-gara didekat mu, gue yakin bakal ada kesialan yang lain jika gue tetap disini ! ” Fadly langsung pergi meniggalkan Febri.

“ya sudah pergi sana kooo.” Febri langsung berbalik arah dan berjalan menuju ke kasir.

Tak lama kemudian Febri sampai ke rumah dan langsung bergegas ke dapur

“maa, aku kesal kali hari ini, aku ketemu sama cowok yang paling aku kesali di dunia ini.” ucap Febri sambil mengelap buah yang telah ia beli dari supermarket.

“awas loooo, ntar kamu bisa suka sama diaaa.” jawab mamanya.

“ih enggak la maaa, nggak sudi aku menyukai laki-laki seperti diaaa, aku kan sudah punya Rio!” jelas Febri

“ya sudah sana kamu mandi dulu gih, uda mau magrib. Ntar Rio keburu datang tetapi kamunya belum mandi!” kata mamanya Febri

“asalammualaikum.”ucap papa nya Febri yang baru saja masuk kerumah dan membawa kantong plastik.

“walaikumsallam.” ucap mamanya

“walaikumsallam.” ucap Febri. “papa bawa apa itu??” Tanya Febri kepo sambil memperhatikan kantong plastik yang dibawa papanya.

“ini, papa baru saja beli catur baruu, papa nanti mau main catur bareng sama Rio sebelum papa pergi kekalimantan.” jawab papanya

“iiii,,, papa, segitunya juga menyambut kedatang Rio.” jawab Febri. Mamanya Febri beserta pembantu sibuk membersihkan rumah dan menghidangkan makanan. Sedangkan papanya asik sibuk dengan catur barunya, dan Febri sibuk mempercantik diri.

Adzan magrib pun sudah berkumandang dengan indah di mesjid. Keluarga Febri menjalankan kewajibannya berjama’ah dengan kata lain sholat magrib berjama’ah. Febri pun jadi imam sholatnya, e..ee..eh kok imam, maksud nya febri jadi makmum. imamnya ya papanya lahhh ada ada sajaaa.

Ketika mereka sudah siap solat jama’ah , mereka semua kembali ke ruang tengah menunggu kedatangan Rio, jarum jam terus berputar tanpa berhenti, dan jam sudah menunjukan pukul 20.00 WIB, namun Rio tak kunjung tiba. Febri bolak-balik menghubungi nomor Rio tapi tidak aktif.

“Febriii,,, Rio jadi datang tidak ??” Tanya mamanya

Febri hanya merespon dengan memandanginya saja dengan mata yang berkaca-kaca.

“kak, bg Rio jadi datang enggak sih, aku sudah lapar ni, mau makan lagii!” ucap adiknya Febri

“ko tuh, sabar dikit kenapa. Paling bentar lagi dia datang!” jawab Febri. Febri pun langsung mengotak ngatik ponsel miliknya lalu ia menghubungi Reiza.

“hallo , ada apa Feb ?” Jawab Reiza dari sebrang ponsel sana

“halo Rei, kamu tau nggak dimana sekarang posisi Rio, kan kemarin dia pulang sama kau. Siapa tau kau tau!”

“ini dia lagi sama kuuu!” jawab Reiza “upssss… aduhh kok bisa keceplosan gini aku” ucap Reiza dalam hati

“apa rei, putus putus nih”

“eh..ehh.. untung febri nggak dengar.” kata reiza dalam hati “kenapa emangnya feb, aku kurang tau juga, soalnya semalam ia hanya mengantarkan aku pulang saja. Nggak banyak omong dia.”

“gini rei, semalam ia janji mau datang kerumah ku selesai magrib. Tapi sampai sekarang dia nggak datang juga, mama aku sudah masak untuk dia, papa aku sudah beli catur baru agar dia bisa main bareng dengan rio, adik aku sampai kelaparan nunggu rio.” jelas febri

“aduhh feb, rasa aku ia tak kan datang, soalnya semalam ia bilang ke aku kalau malam ini rio bakal kembali ke luar kota karena ada urusan kerja mendadak."

“apaa ?? rei ? dia itu semlam sudah janji mau datang lo!”

“ya kau nya aja yang terlalu baper feb, dia ngomong kan nggak serius-serius amat.udah dulu ya aku lagi nyetir. Byee.” jawab reiza sambil mematikan ponselnya

Tuut…tut..tutt…

“ada apa sayang, kok marah-marah gitu ?” Tanya Rio kepada Reiza.

“ini yang, cewek kamu ini nunggui kamu datang kerumanya gara-gara kamu janji semalam mau datang. Katanya mamanya sudah masak dan papanya sudah beli catur baru untuk main bareng sama kamu”

“hahaha Febri ni bodoh amat yaaaa, uda lah yang nggak usah kita perdulikan dia.” jawab Rio.

"Ya aku jadi nya Badmood karena dia masih berharap sama kamu"

Sebenarnya Reiza berbohong kepada Febri. Sebenernya ia sedang jalan sama Rio dan ia mempunyai hubungan special dibelakang Febri. Namanya juga teman, ada aja yang ingin ia miliki di diri kitaaa. Tuhh hati-hati yang punya teman, jangan percaya 100 persen ya gays sama temannya , hahahahahahahaha

Setelah mendengar kabar itu Febri langsung menjatuhkan ponsel miliknya lalu ia langsung berlari menuju kekamar sambil tertawa terbahak-bahak, bahhh tertawa terbahak bahak pulak, maksudnya sambil menangis terseduh seduh. ketika sampai dikamar ia langsung membanting pintu kemudian langsung lompat ketempat tidur dan menutup kepala nya dengan bantal.

“Febriii, Febri kenapa menangis ?? Rio nggak jadi datang ?” tanya mamanya yang mengikutinya menuju kekamar. “sudah lah nak, tidak apa-apa kalau Rio tidak jadi datang”

Febri langsung bangkit dari tidurnya dan langsung memeluk mamanya “maafkan Febri ya maaa, Febri sudah mengecewakan mama”

“ya sudah, kita kan masak enak gini untuk kita juga, kita bersihkan rumah kan memang karena beberapa hari ini rumah kita jarang kita bersih kan segininya, ini bukan untuk Rio banget kok, jadi kamu jangan menangis yaaa” jawab mamanya yang menenangkan Febri

“tapi papa maaa, pasti papa kecewa sekali”

“tidak kok sayang, kan papa beli catur emang hobi papa” jawab papa nya yang tiba-tiba datang kekamar Febri

“ia nak,sana bedakan lagi, tu dah hilang bedaknya karena air mata” kata mamanya

“enggak lah ma, untuk apa bedakan lagi. Orang nggak mau ngapa-ngapain kok”

“eh kata siapa nggak mau ngapa-ngapain ? Pak Windra ingat kamu ? teman papa yang pernah bangkrut lalu papa bantu modali mereka untuk membuka usaha lagi, jadi anak laki-laki nya mau datang kemari, gih sana siap siap” jelas mamanya

“anaknya maaa? Cowok ma ?”

“ia Feb”

“ok deh”

Mama papanya Febri langsung meningglkan Febri dan menunggu di ruang tengah. Febri langsung bersiap-siap dan langsung keruang tengah untuk menunggu anak dari teman papanya. Ya nggak ada rotan bambu pun jadiii,,, eh betol nggak itu pribahasanya ? apa nggak kebalik ??? hehehe

Ting,,,,nung suara bel pintu rumah Febri berbunyi, tamu yang sudah di tunggu kini sudah tiba, mama dan papanya Febri membukkan pintu rumah dan mempersilahkan masuk. Sedangkan Febri dan adiknya ya sudah menunggu di meja makan. Tanpa bercerita panjang papanya Febri langsung membawa tamu tersebut ke meja makan untuk menyantap habis makanan yang sudah dihidangin. Febri duduk mengarah membelakangi pintu masuk ke ruang makan sehingga Febri tidak melihatnya , kecuali Febri memutar kepalanya kebelakang baru ia bisa melihatnya. Ya namanya cewek, kalau seorang cowok yang datang ya malu-malu melihatnya malah febri menundukan kepalanya.

acuihhh sok jaim hehehe

“duduk nak!” ucap Papnya Febri mempersilahkan tamu tersebut duduk disamping putrinya. Sedangkan mereka berdua (orang tua Febri) duduk didepan Febri.

“Febri, kenalkan dia, fadly ini anak oom!” ucap papanya. Ternyata yang datang tersebut adalah Fadly.

“ia om.” jawab Fadly. Fadly dan Febri pun langsung saling memandang

“haaa looo ?” ucap Febriii

“ haaa kau ?” ucap fadly. Eeh salah , ketukar gaya bicara mereka. Perbaiki, hehehe

“ haaa kau ??”ucap Febri

“jadi looo?” ucap Fadly spontan kaget.

“jadi kalian sudah saling kenal ???” Tanya papanya

“ini paa, orang yang paling nyebelin sedunia !” jelas Febri

“ha enggak-enggak om, Febri nih yang super nyebelin!”

“lo kok akuu ?”

“la jadi, kok gue?”

Mereka berdua saling serang pakai sendok kayak film film yang saling serang pakai pedang itu looo kayak film mahabrata ketika perang hhhihihihihihihi

“udah udahhh, ayok kita makan.” ucap mamanya

“ia tante.” jawab fadly. Mereka berdua pun memberhentikan perangnya dan melanjutkan makan.

“jadi gini Fadly, oom kan mau kembali ke Kalimantan, jadi oom membawa mobil dari sini karena mobil om yang disana sedang dibengkel. Jadi mobil satu lagi kan dibawa oleh mamanya dan kendaraan sepeda motor dibawa oleh adiknya ke sekolah. Bisa tidak oom minta tolong sama kamu selama oom membawa mobil ke Kalimantan kamu menjemput Febri dan mengantarkannya pulang lagi ? karena om kasihan juga liat Febri setiap harinya naik busway. Lagian om pikir-pikir kan kalian tempat kerjanya sama, dan Fadly kalau mau ke tempat kerja melewati rumah oom terlebih dahulu ya walaupun belok masuk dalam lagi. Bisa tidak Fadly ?” tanya papanya

“apa paa ? sebaikanya Febri naik busway ajalah paaa!” jawab Febri

“bisa kok om. Lagian kan oom sudah banyak membantu keluarga kami. Jadi untuk membalas budi kebaikan oom saya bisa kok bantu keluarga oom.” jawab Fadly "sebenernya gue nggak bisa om, malas kali bawak anak oom yang keras kepala ini." Ucap Fadly dalam hati

“makasih ya nak!”

Mereka kembali melahap makannya dan saling tukar pikiran , bebeda dengan Febri yang diam saja karena masih jengkel dengan keputusan papanya.

Terpopuler

Comments

Aryan Lee

Aryan Lee

Aku mmpir lgi. semngat!

2020-06-01

0

Henny Gemini

Henny Gemini

semangat thor

2020-05-28

0

Just_X

Just_X

hadir kk..aku udah like sampe sini ya ..di tunggu feedback nya 🤗🤗

2020-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!