Bab 2. Kesialan atau keberuntungan

"Ya Tuhanku yang maha pemurah, selamatkan aku dari keadaan ini"

Aku benar benar terlambat. Waktu sudah menunjukan pukul 18.45 tapi aku masih ada di parkiran Perusahaan tempatku bekerja. Padahal aku sudah mengatur waktuku sebaik mungkin agar tepat waktu.

Gara gara CEO baru yang mesum itu aku jadi terlambat begini, sialaaaaaaaaan ...

"Ya Allah, maafin Anna ya Allah. Anna cuman kesel aja ngga maksud buat ngatain orang," gumamku.

Tak menunggu lama aku langsung berlari ke tempat dimana aku memarkirkan sepeda kesayanganku. Yah setiap hari aku mengayuh sepedaku untuk bekerja dan kekampus.

Bukan apa apa, selain memang agar menekan biaya transportasi tiap harinya, aku juga bisa berolah raga bukan dan lagi aku sangat senang melakukannya.

Kecuali untuk hari ini. Aku merasa ingin punya motor agar bisa mengebut untuk pergi ke kampus. Jarak tempuh dari tempat aku bekerja ke kampusku biasanya memakan waktu sekitar 20 menit dan sekitar 15 menit lagi Perkuliahanku akan segera dimulai.

Dan yang lebih sial lagi hari ini adalah kelasnya Pak Bambang dosen killer yang tidak mentolelir keterlambatan dan kealfaan.

Aku bergegas mengayuh sepedaku sekuat tenaga dan mulutku terus komat kamit.

"Ayo Anna yang cantik jelita kamu pasti bisa. Kamu punya otot kawat tulang besi pasti bisa semangat," aku mengucapkannya sambil berteriak diparkiran yang sepi.

Belum 1 menit aku mengayuh sepeda kesayanganku yang ku beli dari hasil ngirit ku selama 5 bulan ini.Tiba tiba tampak pria yang baru saja membuatku ieeeew....

"Hey, tadi kan dia di ruangannya, bersama pacarnya sedang indehoy, kenapa ada disini? cepat sekali dia," ucapku dalam hati.

Tiba tiba dia mencekalku dan berkata.

"Hei nona OG (Office girl), tolong jangan beri tau kepada siapapun apa yang kamu lihat tadi, mengerti," ucapnya dengan nada ancaman.

"Hah? iiiiya pa," aku hanya melongo mendengarkan ucapannya.

Apa maksudnya? Dia takut di cap brengsek begitu. Tak Kusadari aku tiba tiba menampakan sedikit senyum mengejekku, tapi beneran itu refleks benar benar tak ku sengaja.Alis sang bos naik sebelah dan berkata.

"Apa maksud dari senyummu itu?," ternyata dia menyadarinya.

"Tidak pa, saya tidak melihat apa apa tadi", ucapku berdusta.

"Good .. pertahankan itu."

"Ya sudah, Besok pagi tolong belikan saya cheese cake di toko kue di sebrang jalan dan antarkan ke ruangan saya tepat jam 8 jangan lupa dengan kopi buatan mu ok," ucap sang bos sambil memberikan Uang pecahan berwarna merah sebanyak 3 lembar padaku.

Dalam hati aku sangat kesal sekali.

"Apa dia menyogok ku? beli cheese cake tidak"tapi akan sampai semahal ini bukan," kekesalanku hanya berakhir di tenggorokan saja. Aku takut dipecat jika aku membantah, aku suka kerja di perusahaan ini terutama karena gajinya lumayan.

"Baik pa."

"Ya sudah, silahkan lanjutkan perjalanan anda," lalu ia pergi meninggalkanku masuk kembali menuju ruangannya mungkin. Aku tak tau, Terserahlah dia mau kemana.

Ya Tuhanku. Terpotong sudah waktuku untuk mengejar keterlambatan, dasar bos sialan.

Segera aku memacu sepedaku seperti kesetanan.

Hanya 10 menit aku sudah sampai di kampus. Entah bagaimana caranya tapi aku sekarang benar benar percaya dengan keyakinanku bahwa aku punya otot kawat dan tulang baja seperti Gatot kaca.

Waktu sudah menunjukan pukul 18.57 tinggal 3 menit lagi. Aku harus cepat cepat karena ruang Perkuliahanku berada di lantai 3 dan disini tidak ada lift.

Aku lari sekencang-kencangnya dan beruntung aku melihat pak Bambang sedang berjalan hampir mencapai kelasku.dm Dengan terengah-engah aku berhasil menyamai kecepatan pak Bambang untuk sampai dikelas.

"Huh hah huh hah, Malam pa, hehehe saya ngga telat kan ya?," kutampakan cengiranku pada pak Bambang.

"Nafas dulu yang bener, baru nyapa saya," ucap pak Bambang sambil tersenyum mengejek.

Pak Bambang sebenarnya asik kalo lagi diluar kelas, Dia dosen yang terbuka, dan bisa juga diajak bercanda, tetapi jika menyangkut kedisiplinan, sudahlah jangan ditanya, dia ngga akan pandang bulu.

Kemudian pak Bambang masuk ke kelas diikuti oleh aku dibelakangnya. Kulihat Irma temanku melambaikan tangannya menyiapkan tempat duduk disebelahnya untukku.

"Silahkan yang baru datang, saya beri waktu 5 menit untuk tarik nafas," benar benar kedengaran sedang bercanda, tapi dengan mukanya yang datar tanpa senyuman.

Semua mahluk di kelas sontak menahan tawa sambil melirik padaku, sebal sekali rasanya aku.

"Kamu udah maraton An, biasanya kamu pake sepeda kenapa sekarang jalan kaki."

Ieh sumpah ya ga temen ga dosen bisa aja ngeledeknya.

"Lumayan dapet hadiah 200 rebu," kesalku sambil bercanda.

Irma mengernyitkan alisnya sampai nyaris menyatu tanda dia merasa kebingungan.

"Asli ngga ngerti."

"Anak kecil ngga usah ngerti wkwkwkwkkw."

" Nanti aku ceritain," lanjutku.

"Sudah Istirahatnya?, kita mulai perkuliahan malam ini, mohon fokus, jika kalian belum fokus silahkan cuci muka dulu,"sumpah yah ni Dosen bisa banget bikin syok nya.

2 jam kemudian

" Fiiiiiuh ... Akhirnya bisa ngelemesin pundak juga aku."

Sambil meregangkan otot ototku yang terasa kaku, aku sandarkan tubuhku pada sandaran kursi, sambil meluruskan kakiku.

"Cerita deh An, kenapa ngga biasanya kamu sampe telat gitu?," Irma tak banyak menunggu langsung memburu jawaban dariku.

"Jangan disini deh, sambil makan yu, laper," ucapku sambil merangkul pundaknya. Ku seret tubuh Irma menuju tukang bakso yang sering mangkal di Parkiran kampus, menunggu para mahasiswa yang merasa kelaparan.

"Masnyah .... bikinin dua ya, baksonya aja," pesanku.

"Siap neng," jawab si mas baso dengan penuh semangat.

Selera aku dan Irma memang sama jika membeli bakso, hanya baksonya aja di bening pake sambel dan sedikit cuka, perpaduan rasa gurih dari kuah, asam dan pedas yang memanjakan indra perasa ku.

Setelah meracik bakso yang kami pesan, Irma langsung memburu jawaban dariku.

"Kayanya nih bakal seru Cerita kamu, sampe lari lari gitu masuk kelas," ucap Irma.

"Ayo cerita sekarang," lanjutnya.

"Kalo aku cerita aman ngga ya? tapi kamu kan bukan karyawan sana ya," ucapku bertele tele.

"Ish, lama banget mau cerita juga, ya iyalah aku emang mau cerita sama siapa? kenal sama temen kerja kamu aja engga," ucap Irma gemas sekali dia padaku.

"Tadi tuh aku telat gara gara bos baru aku."

Sambil menyuap bakso panas yang dia miliki Irma semakin penasaran.

"Kok bisa?"

"Ya bisalah, dia kan bos," ucapku gemas sekali.

"Ya maksudnya caranya gimana bisa bikin kamu telat kuliah gitu, kamu kan harusnya pulang jam 17.00."

Kemudian terjadilah curhatan lebay ku padanya, begitu panjang, dramatis dan mengharu biru.

"Oh... Si bos baru itu namanya siapa? ganteng ngga?."

Ya ampun pertanyaan seorang jomblo sejati.

"Sumpah, lupa aku liat papan namanya, aku terlalu syok ngeliat kondisi mereka berdua," ucapku baru menyadari.

"Tapi tidak masalah, yang penting aku ngga telat deh masuk kelas, perjuanganku menguras tenaga abis abisan kan ngga terbuang sia sia."

Semoga kalian terhibur ya dengan karyaku, jangan lupa tinggalin jejak dan di share juga sama yang lain siapa tau cocok dengan selera para readers semua ...

happy reading 😉😉

Terpopuler

Comments

Bintang Yafi

Bintang Yafi

aku mampir cerotanya menarik

2023-06-09

0

Kardi Kardi

Kardi Kardi

come on, never give upppp misss

2023-06-01

1

Endang Endang permata sari

Endang Endang permata sari

:

2022-04-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anna Azalea Rumi
2 Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3 Bab 3. Pria penyuka chees cake
4 Bab 4. Rainer Nalendra putra
5 Bab 5. Kesan
6 Bab 6. Menjebak diri sendiri
7 Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8 Bab 8. Pak Damar masih aneh
9 Bab 9. Menjaga hati
10 Bab 10. Kejahilan Damar
11 Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12 Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13 Bab 13. Pembalasan dendam
14 Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15 Bab 15. Memulai Permainan
16 Bab 16. Mahluk manis
17 Bab 17. Mulai suka mengerjai
18 Bab 18 Rainer bermain
19 Bab 19. Perjuangan dimulai
20 Bab 20. Makan malam
21 Bab 21. Persekongkolan
22 Bab 22. Rindu Terbayar
23 Bab 23. Kesempatan emas
24 24. Memancing
25 Bab 25. Takut dikerjai
26 Marhaban ya Ramadan
27 Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28 Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29 Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30 Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31 Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32 Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33 Bab 32. Jangan mendekat !
34 Bab 33. Berusaha menghindar
35 Bab 34. Mempertegas niat
36 Bab 35. Rumor
37 Bab 36. Tania
38 Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39 Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40 Bab 39. Cemburu yang manis
41 Bab 40. Kekecewaan
42 Bab 41. Memicu kemarahan
43 Bab 42. Diabetes
44 Bab 43. Tokoh baru
45 Bab 44. Panggilan spesial
46 Bab 45. Sebercanda itu !
47 Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48 Bab 47 Cinta rumit mereka
49 Bab 48. Ujian
50 Bab 49. Rencana tak terkira
51 Bab 50. Bimbang
52 Bab 51. Penolakan Tania
53 Bab 52. Semoga ada pencerahan
54 Bab 53. Berusaha saling mengerti
55 Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56 Bab 55. Menahan rasa
57 Bab 56. Jawaban
58 Bab 57. Sepi
59 Bab 58. Pulang kampung
60 Bab 59. Orang yang tak terduga
61 Bab 60. Mengejar waktu
62 Bab 61. Harapan
63 Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64 Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65 Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66 Bab 65. Enggak nahan, cieee
67 Bab 66. Membiasakan diri
68 Bab 67. Tanda cinta
69 Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70 Bab 69. Pesan Orang tua
71 Bab 70. Panasin ayo panasin
72 Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73 Bab 72. Belajar dari ahlinya
74 Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75 Bab 74. Tempat tinggal baru
76 Bab 75. Posesif
77 Bab 76. Mengeratkan rasa
78 Bab 77. Sensitif
79 Bab 78. Janji
80 Bab 79. Berkompromi
81 Bab 80. Menjadi penggoda
82 Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83 Bab 82. Kehebohan
84 Bab 83. Undangan
85 Bab 84. Peringatan
86 Bab 85. Reuni
87 Bab 86. Tegang
88 Bab 87. Pisah Ranjang
89 Bab 88. Tak tahan
90 Bab 89 Merasa lemah
91 Bab 90. Perlu lebih bersabar
92 Bab 91. Tes Wawancara
93 Bab 92. Perintah mutlak
94 Bab 93. Rayuannya kalah telak
95 Bab 94. Buka puasa
96 Bab 95. Ikhlas melepaskan
97 Bab 96. Perasaan yang berbeda
98 Bab 97. Pasrah
99 Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100 Bab 99. Kekecewaan
101 Bab 100. Pria putus asa
102 Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103 Bab 102. Hari bahagia
104 Bab 103. Perkara makan
105 Bab 104. Rapat
106 Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107 Bab 106. Berita bahagia
108 Bab 107.
109 Bab 108. Keputusan penting
110 Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111 Bab 110. Segera menuju akhir
112 Bab 111. Bukan akhir
113 Terimakasih yang tak terbendung
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Anna Azalea Rumi
2
Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3
Bab 3. Pria penyuka chees cake
4
Bab 4. Rainer Nalendra putra
5
Bab 5. Kesan
6
Bab 6. Menjebak diri sendiri
7
Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8
Bab 8. Pak Damar masih aneh
9
Bab 9. Menjaga hati
10
Bab 10. Kejahilan Damar
11
Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12
Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13
Bab 13. Pembalasan dendam
14
Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15
Bab 15. Memulai Permainan
16
Bab 16. Mahluk manis
17
Bab 17. Mulai suka mengerjai
18
Bab 18 Rainer bermain
19
Bab 19. Perjuangan dimulai
20
Bab 20. Makan malam
21
Bab 21. Persekongkolan
22
Bab 22. Rindu Terbayar
23
Bab 23. Kesempatan emas
24
24. Memancing
25
Bab 25. Takut dikerjai
26
Marhaban ya Ramadan
27
Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28
Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29
Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30
Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31
Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32
Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33
Bab 32. Jangan mendekat !
34
Bab 33. Berusaha menghindar
35
Bab 34. Mempertegas niat
36
Bab 35. Rumor
37
Bab 36. Tania
38
Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39
Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40
Bab 39. Cemburu yang manis
41
Bab 40. Kekecewaan
42
Bab 41. Memicu kemarahan
43
Bab 42. Diabetes
44
Bab 43. Tokoh baru
45
Bab 44. Panggilan spesial
46
Bab 45. Sebercanda itu !
47
Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48
Bab 47 Cinta rumit mereka
49
Bab 48. Ujian
50
Bab 49. Rencana tak terkira
51
Bab 50. Bimbang
52
Bab 51. Penolakan Tania
53
Bab 52. Semoga ada pencerahan
54
Bab 53. Berusaha saling mengerti
55
Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56
Bab 55. Menahan rasa
57
Bab 56. Jawaban
58
Bab 57. Sepi
59
Bab 58. Pulang kampung
60
Bab 59. Orang yang tak terduga
61
Bab 60. Mengejar waktu
62
Bab 61. Harapan
63
Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64
Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65
Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66
Bab 65. Enggak nahan, cieee
67
Bab 66. Membiasakan diri
68
Bab 67. Tanda cinta
69
Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70
Bab 69. Pesan Orang tua
71
Bab 70. Panasin ayo panasin
72
Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73
Bab 72. Belajar dari ahlinya
74
Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75
Bab 74. Tempat tinggal baru
76
Bab 75. Posesif
77
Bab 76. Mengeratkan rasa
78
Bab 77. Sensitif
79
Bab 78. Janji
80
Bab 79. Berkompromi
81
Bab 80. Menjadi penggoda
82
Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83
Bab 82. Kehebohan
84
Bab 83. Undangan
85
Bab 84. Peringatan
86
Bab 85. Reuni
87
Bab 86. Tegang
88
Bab 87. Pisah Ranjang
89
Bab 88. Tak tahan
90
Bab 89 Merasa lemah
91
Bab 90. Perlu lebih bersabar
92
Bab 91. Tes Wawancara
93
Bab 92. Perintah mutlak
94
Bab 93. Rayuannya kalah telak
95
Bab 94. Buka puasa
96
Bab 95. Ikhlas melepaskan
97
Bab 96. Perasaan yang berbeda
98
Bab 97. Pasrah
99
Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100
Bab 99. Kekecewaan
101
Bab 100. Pria putus asa
102
Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103
Bab 102. Hari bahagia
104
Bab 103. Perkara makan
105
Bab 104. Rapat
106
Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107
Bab 106. Berita bahagia
108
Bab 107.
109
Bab 108. Keputusan penting
110
Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111
Bab 110. Segera menuju akhir
112
Bab 111. Bukan akhir
113
Terimakasih yang tak terbendung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!