Bab 5. Kesan

POV Author

Kesan pertama yang ditimbulkan saat bertemu seseorang apalagi itu seorang yang berpengaruh, menentukan masa depan dari bagaimana penilaian orang lain pada dirinya selanjutnya.

Inilah keberhasilan seorang Rainer Nalendra putra, anak sulung dari Rudi Nalendra CEO sebelumnya dari PT Nalendra konsteuksi, berhasil menciptakan kesan yang begitu sempurna, membuat setiap sorot mata yang ada didalam ruang rapat itu terpukau sejak pertama melihatnya masuk kedalam ruang rapat.

Penampilannya yang sempurna, dengan wajah tampan nya campuran antara Indonesia dan turki, dengan tubuh tinggi menjulang dibalut dengan pakaian mahal yang begitu pas dikenakan tubuhnya yang proporsional, dan jangan lupa wajahnya yang rupawan menampakkan hidungnya yang tegak berdiri dengan belahan halus di tengah hidupnya yang terlihat seksi dan rahang tegasnya yang kokoh dihiasi sedikit jambang, beserta rambutnya yang disisir rapih, menambah kesan menawan yang membuat para karyawati disini menjerit kegirangan melihat kesempurnaan mahluk tampan didepan sana.

Rainer berjalan dengan percaya diri kedepan ruang rapat Bersama dengan sang asisten Arman.

Di hadapan para karyawan di bagian keuangan dan HRD yang telah hadir ini, terdapat pula sosok Damar yang menjabat sebagai kepala HRD yang mendampingi Rainer.

Sosok berkarisma itu sukses membuat kesan yang begitu mengagumkan, kesempurnaan seorang CEO yang kompeten disegani dan dipuja para kaum hawa.

Tetapi, berbeda dengan Anna, karyawan yang bisa dibilang berada di jajaran paling bawah dalam struktur kepegawaian dalam perusahaan ini memiliki kesan yang berbeda pada seorang Rainer yang bahkan setelah beberapa kali bertemu dia tidak ada keinginan untuk mengetahui mungkin bisa jadi melupakan untuk mengingat siapa nama dari sang CEO baru.

Setelah Rapat usai, Rainer beranjak lebih dulu dari ruangan rapat dan segera menuju ruangannya. Saat melewati pintu ruangan rapat, sejenak Rainer teralihkan atensinya pada sosok gadis yang dengan tekun membersihkan setiap sudut ruangan yang ada di lantai 9 tersebut.

Entah kenapa ada yang berbeda dari gadis ini, dia tidak menampakan binar kagum pada dirinya yang biasa diperlihatkan oleh wanita lain kala melihatnya.

Setelah 4 kali bertemu, dia hanya menampakkan ekspresi biasa kala melihatnya. Malah cenderung menghindari dirinya. Apa yang terjadi? apakah daya tariknya berkurang sampai seorang cleaning service seperti dia benar benar tak menghargai kesempurnaan yang dia miliki.

"Aku ingin makan siang di kantor saja, tolong pesankan makan siang untukku, dan biarkan dia yang menyajikannya."

Titah Rainer pada sang asisten sambil menunjukkan jarinya pada Anna yang sedang berkutat dengan pekerjaannya.

"Baik pa," ucap Arman menanggapi kegilaan bosnya ini.

"Apakah anda penasaran dengan gadis itu pak?," ucapnya dengan sopan.

"Kau bercanda, aku seorang Rainer tidak akan tertarik pada gadis dekil seperti dia, jangan banyak tanya kerjakan saja tugasmu," ucapnya begitu sombong.

"Baik pa," jawabnya sambil tersenyum smirk.

"Lihat saja, semakin kau menyulitkannya, semakin kau akan penasaran dengannya Rai," ucap Arman bergumam dalam hati.

Mereka pun berlalu meninggalkan Lantai 9 dan segera menuju lantai 40 tempat mereka berada seharusnya.

Beberapa saat kemudian setelah Anna selesai menyelesaikan pekerjaannya dan menerima pesanan yang dititipkan padanya, kemudian ia dan Ratih bergegas membeli semua pesanan tersebut.

Kini ana sudah kembali dan siap mengantarkannya pada setiap karyawan. Tidak seperti lainnya. Wina ingin makan di pantri bersama Anna dan Ratih, ia ingin bebas bergosip di sana karena jika makan di ruangannya pasti dia tidak bisa bebas bergosip.

Disinilah mereka, mengitari meja pantri dan siap menyantap hidangan yang telah tersaji. Terlihat nikmat dan lebih nikmat lagi bagi Anna karena ini ditraktir hehehehe.

Makanan yang mereka makan sudah tandas tak tersisa. Tiba tiba terdengar telpon di pantri berbunyi, dan semua mata secara serempak melirik pada sumber suara.

"Aku aja yang angkat," ucap Ratih.

"Ok."

"Halo, iya pa... Anna ada pa .... baik ... "

"Siapa?,?" tanya Anna.

"Lantai 40, kamu disuruh kesana sekarang," ucap Ratih menginstruksikan.

"Ada apa ya?,"tanya Anna merasa kebingungan.

"Ke sana aja dulu, siapa tau ada yang penting An," ucap Wina sambil menyuapkan makanan terakhirnya,

"Untung sudah selesai aku makannya mba," ucap Anna.

"Makasih ya traktirannya," lanjutnya pada Winna.

"Iya sama sama, aku balik ruangan ya, Dadah bestie," ucap Winna jenaka sambil pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aku ke atas ya Rat," setelah mencuci tangan Anna bergegas menuju ke lantai 40.

Anna berjalan menyusuri lorong lantai ini, kemudian masuk ke dalam lift dan menekan tombol 40 dan melesat menuju ke tempat tujuan.

Setelah sampai di lantai 40, ia disambut oleh pak Arman sang asisten CEO Rainer Nalendra putra.

"Mba Anna, tolong beliin pesanan pak Rainer ya, ini uangnya. Pak Rainer biasanya makan tepat jam 13.00 ya, jangan telat," ucapnya begitu detail.

"Huh."

Seketika Anna menatap jam dinding yang tepat terpajang di tembok yang dibelakangi oleh Arman sekilas Anna membaca apa yang ada dalam memo tersebut dan semakin tercengang lah dia.

"Sekarang sudah jam 12.30 dan jarak restorannya lumayan jauh lagi," gerutu Anna dalam hati.

Tetapi Anna tak berani membantah. Dia lalu mengambil pesanan dan uang yang akan dia pakai untuk membeli pesanan sang CEO, dan segera beranjak dari hadapan Arman.

"Baik pa, saya pergi sekarang," ucap Anna pada Arman sambil lalu.

Anna berlari terus sambil melirik jam yang ada dipergelangan tangannya, iya cepat cepat masuk ke dalam lift, dan menekan tombol lobi dan langsung menuju parkiran mengambil sepedanya.

Jika dilihat dari jarak antara kantornya dan restoran yang akan di tuju, Anna akan sampai sekitar 10 menit dengan kecepatan biasa saja, tapi jangan remehkan Anna, dia adalah wanita tangguh berotot kawat dan bertulang baja.

"Semangat Anna."

Anna berteriak sambil tubuhnya sudah berada di atas sepeda dan siap mengayuh sepeda kesayangannya dengan sekuat tenaga.

Disisi lain, di ruangan sang CEO nampak sang bos tampan sedang duduk manis sambil menyunggingkan senyum liciknya.

"Kita lihat saja nona Anna, seberapa mampu kamu memenuhi tugas dariku," ucapnya dalam hati sangat yakin.

Arman yang berada di ruangan sang CEO setelah memberikan tugasnya pada Anna merasa keheranan sendiri pada kelakuan bosnya.

Sang Bos menaruh dendam pada gadis tak berdaya berstatus sebagai cleaning service di perusahaannya hanya karena dia tidak menampakkan kekaguman padanya.

"What the hell bos?," gemasnya dalam hati.

Ya ampun, aslinya ini author beneran lagi suka sama yang sadis sadis manis, cuek cuek unyu ....

happy reading 😉😉

Terpopuler

Comments

Zaichik Rania

Zaichik Rania

gadis dekil 🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣

2023-09-16

0

Kardi Kardi

Kardi Kardi

come on miss. never give up

2023-06-02

1

Yati Yati

Yati Yati

bos edan perlu d bogem itu

2023-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anna Azalea Rumi
2 Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3 Bab 3. Pria penyuka chees cake
4 Bab 4. Rainer Nalendra putra
5 Bab 5. Kesan
6 Bab 6. Menjebak diri sendiri
7 Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8 Bab 8. Pak Damar masih aneh
9 Bab 9. Menjaga hati
10 Bab 10. Kejahilan Damar
11 Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12 Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13 Bab 13. Pembalasan dendam
14 Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15 Bab 15. Memulai Permainan
16 Bab 16. Mahluk manis
17 Bab 17. Mulai suka mengerjai
18 Bab 18 Rainer bermain
19 Bab 19. Perjuangan dimulai
20 Bab 20. Makan malam
21 Bab 21. Persekongkolan
22 Bab 22. Rindu Terbayar
23 Bab 23. Kesempatan emas
24 24. Memancing
25 Bab 25. Takut dikerjai
26 Marhaban ya Ramadan
27 Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28 Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29 Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30 Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31 Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32 Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33 Bab 32. Jangan mendekat !
34 Bab 33. Berusaha menghindar
35 Bab 34. Mempertegas niat
36 Bab 35. Rumor
37 Bab 36. Tania
38 Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39 Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40 Bab 39. Cemburu yang manis
41 Bab 40. Kekecewaan
42 Bab 41. Memicu kemarahan
43 Bab 42. Diabetes
44 Bab 43. Tokoh baru
45 Bab 44. Panggilan spesial
46 Bab 45. Sebercanda itu !
47 Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48 Bab 47 Cinta rumit mereka
49 Bab 48. Ujian
50 Bab 49. Rencana tak terkira
51 Bab 50. Bimbang
52 Bab 51. Penolakan Tania
53 Bab 52. Semoga ada pencerahan
54 Bab 53. Berusaha saling mengerti
55 Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56 Bab 55. Menahan rasa
57 Bab 56. Jawaban
58 Bab 57. Sepi
59 Bab 58. Pulang kampung
60 Bab 59. Orang yang tak terduga
61 Bab 60. Mengejar waktu
62 Bab 61. Harapan
63 Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64 Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65 Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66 Bab 65. Enggak nahan, cieee
67 Bab 66. Membiasakan diri
68 Bab 67. Tanda cinta
69 Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70 Bab 69. Pesan Orang tua
71 Bab 70. Panasin ayo panasin
72 Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73 Bab 72. Belajar dari ahlinya
74 Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75 Bab 74. Tempat tinggal baru
76 Bab 75. Posesif
77 Bab 76. Mengeratkan rasa
78 Bab 77. Sensitif
79 Bab 78. Janji
80 Bab 79. Berkompromi
81 Bab 80. Menjadi penggoda
82 Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83 Bab 82. Kehebohan
84 Bab 83. Undangan
85 Bab 84. Peringatan
86 Bab 85. Reuni
87 Bab 86. Tegang
88 Bab 87. Pisah Ranjang
89 Bab 88. Tak tahan
90 Bab 89 Merasa lemah
91 Bab 90. Perlu lebih bersabar
92 Bab 91. Tes Wawancara
93 Bab 92. Perintah mutlak
94 Bab 93. Rayuannya kalah telak
95 Bab 94. Buka puasa
96 Bab 95. Ikhlas melepaskan
97 Bab 96. Perasaan yang berbeda
98 Bab 97. Pasrah
99 Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100 Bab 99. Kekecewaan
101 Bab 100. Pria putus asa
102 Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103 Bab 102. Hari bahagia
104 Bab 103. Perkara makan
105 Bab 104. Rapat
106 Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107 Bab 106. Berita bahagia
108 Bab 107.
109 Bab 108. Keputusan penting
110 Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111 Bab 110. Segera menuju akhir
112 Bab 111. Bukan akhir
113 Terimakasih yang tak terbendung
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Anna Azalea Rumi
2
Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3
Bab 3. Pria penyuka chees cake
4
Bab 4. Rainer Nalendra putra
5
Bab 5. Kesan
6
Bab 6. Menjebak diri sendiri
7
Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8
Bab 8. Pak Damar masih aneh
9
Bab 9. Menjaga hati
10
Bab 10. Kejahilan Damar
11
Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12
Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13
Bab 13. Pembalasan dendam
14
Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15
Bab 15. Memulai Permainan
16
Bab 16. Mahluk manis
17
Bab 17. Mulai suka mengerjai
18
Bab 18 Rainer bermain
19
Bab 19. Perjuangan dimulai
20
Bab 20. Makan malam
21
Bab 21. Persekongkolan
22
Bab 22. Rindu Terbayar
23
Bab 23. Kesempatan emas
24
24. Memancing
25
Bab 25. Takut dikerjai
26
Marhaban ya Ramadan
27
Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28
Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29
Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30
Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31
Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32
Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33
Bab 32. Jangan mendekat !
34
Bab 33. Berusaha menghindar
35
Bab 34. Mempertegas niat
36
Bab 35. Rumor
37
Bab 36. Tania
38
Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39
Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40
Bab 39. Cemburu yang manis
41
Bab 40. Kekecewaan
42
Bab 41. Memicu kemarahan
43
Bab 42. Diabetes
44
Bab 43. Tokoh baru
45
Bab 44. Panggilan spesial
46
Bab 45. Sebercanda itu !
47
Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48
Bab 47 Cinta rumit mereka
49
Bab 48. Ujian
50
Bab 49. Rencana tak terkira
51
Bab 50. Bimbang
52
Bab 51. Penolakan Tania
53
Bab 52. Semoga ada pencerahan
54
Bab 53. Berusaha saling mengerti
55
Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56
Bab 55. Menahan rasa
57
Bab 56. Jawaban
58
Bab 57. Sepi
59
Bab 58. Pulang kampung
60
Bab 59. Orang yang tak terduga
61
Bab 60. Mengejar waktu
62
Bab 61. Harapan
63
Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64
Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65
Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66
Bab 65. Enggak nahan, cieee
67
Bab 66. Membiasakan diri
68
Bab 67. Tanda cinta
69
Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70
Bab 69. Pesan Orang tua
71
Bab 70. Panasin ayo panasin
72
Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73
Bab 72. Belajar dari ahlinya
74
Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75
Bab 74. Tempat tinggal baru
76
Bab 75. Posesif
77
Bab 76. Mengeratkan rasa
78
Bab 77. Sensitif
79
Bab 78. Janji
80
Bab 79. Berkompromi
81
Bab 80. Menjadi penggoda
82
Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83
Bab 82. Kehebohan
84
Bab 83. Undangan
85
Bab 84. Peringatan
86
Bab 85. Reuni
87
Bab 86. Tegang
88
Bab 87. Pisah Ranjang
89
Bab 88. Tak tahan
90
Bab 89 Merasa lemah
91
Bab 90. Perlu lebih bersabar
92
Bab 91. Tes Wawancara
93
Bab 92. Perintah mutlak
94
Bab 93. Rayuannya kalah telak
95
Bab 94. Buka puasa
96
Bab 95. Ikhlas melepaskan
97
Bab 96. Perasaan yang berbeda
98
Bab 97. Pasrah
99
Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100
Bab 99. Kekecewaan
101
Bab 100. Pria putus asa
102
Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103
Bab 102. Hari bahagia
104
Bab 103. Perkara makan
105
Bab 104. Rapat
106
Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107
Bab 106. Berita bahagia
108
Bab 107.
109
Bab 108. Keputusan penting
110
Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111
Bab 110. Segera menuju akhir
112
Bab 111. Bukan akhir
113
Terimakasih yang tak terbendung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!