Bab 3. Pria penyuka chees cake

Indahnya hari ini, cuaca cerah, anginnya sejuk banget, jangan lupa hari ini aku bersemangat.

Pukul 07.00 aku sudah stand by di depan kantor yang ku cintai. Kenapa bisa?, karena disini aku dapet gajih yang lumayan hehehe. Aku memang penyuka uang. Kulakukan semua untuknya asal halal ngga mau aku kalo yang aneh aneh.

Gaji besar punya tanggung jawab besar juga, sesuai dengan tuntutan kerjaku, harus rajin dan gesit.

Hari ini ada pekerjaan khusus yang diberikan oleh sang CEO terhormat yang luar biasa iew yaitu membeli chees cake. Ya ampun imut banget ya suka chees cake.

Toko bakery di depan kantorku memang bukanya sangat pagi, dan antriannya lumayan mengular juga.

Aku sudah antri sekitar 10 menit.

"Mba ... chees cake nya ya 1 aja," pesan ku pada mbanya.

"Berapa mba?," tanyaku

"250 ribu rupiah mba," jawab mba kasirnya.

"Eh, ko mahal banget mba, biasanya 100 ah," protesku pada mba kasirnya.

"Yang kecil lagi kosong mba," jawabnya lagi mbanya menyebalkan sekali.

Sebenernya mbanya ramah sih, tapi aku kesel, ngga jadi dapet cuan kan.

"Oh ya udah gak apa apa deh mba,"

Aku berikan uangnya, dan menerima kembaliannya sebesar 50 ribu rupiah.

Dengan gontai aku berjalan menuju pantri dan bersiap siap akan menyiapkan pesanan bos ieeeew itu, harus tepat jam 08.00.

Tadi saat pergi aku begitu bersemangat, malah bukan semangat 45 saja, ini versi lengkap semangat 17 Agustus 1945 sangat lengkap.

Tapi sekarang hanya semangat 45 aja ngga lengkap, seperti ada yang hilang dari semangatku yaitu cuan. Tapi lumayan sih ada kembalian 50 ribu.

Eh tunggu dulu, jangan jangan ini kembaliannya diminta juga? oh ya ampun ya ampun ya ampun, lupa aku kalo kemungkinan ini kembalian bakalan diminta. Terlalu bahagia.

"Oke Anna, tarik nafas hembuskan, tarik nafas hembuskan, sabar rejeki ngga akan kemana," ucapku menyemangati diri sendiri.

"Aamiin," ucap Ratih sambil cekikikan.

"Dasar ya, semangatnya over limit, sampe nyemangatin diri sendiri seruangan ini denger semua," ejek Ratna sahabat laknat.

Terdengar karyawan lain terbahak bahak menertawakan aku.

"Ish nyebelin," sambil menghentakkan kaki. Makin terbahak saja semua orang.

Di pantri saat ini terisi oleh 5 staff yang sedang membuat teh dan kopi yang akan di bawa ke kubikelnya masing masing dan 3 orang yang seprofesi denganku yang sedang bersiap siap akan melakukan tugasnya.

"Wah wah, pagi pagi udah beli cheese cake, punya siapa An?," ucap mas Ardi staff di bagian keuangan.

"Punya pak bos di lantai 40," jawabku sambil membuat kopi pesanan sang bos.

"Oh yang CEO baru ya? siapa sih namanya lupa aku," kata bang Ardi.

"Ngga tau aku mas, ngga nanya juga aku," jawabku.

CEO yang baru ini memang belum sempat diperkenalkan pada staff yang lainnya dikarenakan dia baru masuk kemarin, itupun kemarin katanya hanya kunjungan.

"Ya ampun, baru kunjungan doank udah berbuat ieeew di kantor ini," aku merasa kesal sekali mengingat kejadian kemarin.

"Ieh manis banget sih An dia suka sama chees cake," ucap mba Wina teman seruangan mas Ardi.

"Iya manis banget," jawabku mencibir.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30, terdengar suara telpon berdering.

"Halo," sapaku pada sang penelpon.

"Anna, tolong bikinkan saya kopi ya," ternyata itu Pak Damar.

"Baik pa segera saya antarkan pesanan bapa," lalu sambungan telpon terputus.

"Harusnya kamu jadi Barista An, bukan jadi OB disini," ucap mas Wisnu. Dia bagian marketing di perusahaan ini satu geng dengan mas Ardi dan mba Wina seperti Teletubbies saling berpelukan.

"Sekalian ya," melanjutkan permintaannya.

Aku hanya menunjukan tanganku yang membentuk huruf O padanya.

"Kalo ada yang butuh saya pindah deh jadi Barista," candaku sambil membuatkan kopi untuk Pak Damar dan mas Wisnu.

"Jangan deh kalo kamu jadi Barista, nanti yang bikinin kopi pak Damar siapa,"ucap mas Adam nimbrung satu lagi personil Teletubbies.

"Ya istrinya lah," aku jawab dengan asal.

"Ieh dasar bocah," ucap mba Wina sambil cekikikan, apa maksudnya itu.

Tak lama 2 cangkir kopi buatan ku pun tersaji dengan menampakkan kepulan asap kenikmatan yang menguarkan aroma kopi khas.

"Ieh bener wangi banget, aku blm pernah lho dibikinin An, nanti siang bikinin ya," ucap mas Ardi.

"Ya ampun aku dianggap barista, makasih lho ya, silahkan dinikmati kopinya masnya," candaku.Seketika semua terbahak.

"Saya Anter kopi dulu ya ke pelanggan, mari semua," ucapku berpamitan lebay.

"Dasar bocah," ucap mereka serempak.

Ruang pak Damar tidak terlalu jauh dari pantri, hanya beda 3 lantai, ruang pak Damar ada di lantai 5 jadi tidak akan memakan waktu banyak untuk menuju ruangannya.

"Tok tok tok."

"Masuk," terdengar jawaban dari balik pintu.

"Permisi pa, ini pesanan kopinya," ucapku.

"Oh, oke makasih ya An," kata Pak Damar sambil menampakan senyum manisnya, ganteng banget sih pa.Saat akan pamit, Pak Damar tiba tiba berucap.

"Anna, nanti malam kamu ada kuliah?," tanya pak Damar tiba tiba.

"Hari Kamis ada pak, satu mata kuliah," ucapku pada pak Damar.

"Sampe jam berapa?," lanjutnya bertanya.

"Sampe jam 8.30 Pak," jawab ku.

"Ok, kamu boleh kembali, makasih Ya," lanjutnya.

"Sama sama pa, mari," pamitku sesopan mungkin, kalo ngga sopan takut dipecat.

Kemudian aku bergegas kembali ke pantri untuk menyiapkan pesanan bos luar biasa ku yaitu chees cake satu porsi disajikan diatas piring kecil imut berwarna putih tulang bermotif bunga kecil dipinggirnya biar lebih manis kan, terdapat garpu kecil untuk alat makan si bos ieeeeew dan didampingi kopi buatan sang barista PT Nalendra Konstruksi ini, kemudian sisa dari chees cake itu aku bawa saja, biar nanti diletakan di kulkas kecil yang ada di ruangan CEO.

"Bahagianya jadi bos, dilayani apapun yang dia butuhkan," mulai iri lagi aku, padahal tugas atasan lebih berat daripada bawahannya, tanggung jawabnya begitu besar untuk memajukan dan mensejahterakan karyawannya kan.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.50 aku bergegas menyelesaikan pekerjaanku dan segera menuju ruangan yang mulia pak bos yang aku tak tau namanya.

Aku berjalan pelan pelan menuju lift lalu aku tekan angka 40 dan kurang dari 5 menit aku sudah sampai didepan ruangan pa bos CEO.

Terlihat di meja sekertaris ada pria yang kemarin di ruangan pak Damar bersama Dengan CEO, terrnyata dia adalah sekertaris CEO baru ini, dilihat dari papan namanya adalah, Arman Pramono .

"Pak maaf, saya mau mengantarkan pesanan pak CEO," ucapku pada pak Arman, lalu ia menampakkan senyum ramahnya dan berkata.

"Masuk aja mba, pak CEO sudah ada di dalam," ucapnya ramah sekali.

Tak menunggu lama kemudian aku ketuk pintu itu.

"Tok tok tok."

"Masuk," terdengar jawaban dari balik pintu.

"Maaf pa, saya mengantarkan pesanan bapa kemarin," pertegasku pada sang CEO.

"Oke silahkan masuk," sejenak Bos itu menatapku.

"Siapa nama kamu," tanyanya Tiba tiba.

"Nama saya Anna pa," jawabku.

"Oke Anna, tiap pagi tolong kamu siapkan pesanan saya seperti ini ya," ucapnya tiba tiba.

"Hah? iya pa," kaget aku. Ya Tuhanku tiap pagi aku harus melihatnya?

"Maaf pa saya letakkan cheese cake yang ini di kulkas ya pa."

"Iya," ucapnya tanpa mengalihkan atensinya dari laptop.

"Ini untuk membeli chees cake selama 3 hari," sambil melirikku dan menyodorkan beberapa uang berwarna merah padaku.

"Baik pa, saya undur diri pa, permisi," ucapku sambil lalu keluar dari ruangan itu.

Saat sampai di pantri aku menghitung uang yang diberikan oleh sang CEO. Aku tercengang melihat uang yang ku hitung. 900 ribu dan memang tidak salah dia ingin yang ukurannya besar.

Sekarang aku punya julukan untuk sang CEO baru, Bos ieeeew pecinta cheese cake

ya ampun manisnya.

Selamat datang di zona belajar somplak bersama author,

semoga ngga ngebosenin ya, autor bikin cerita ini

Ditunggu jejaknya terutama saran dan kritiknya, biar ceritanya nanti ngga monoton ya ...

Peluk hangat ku untuk readers yang Sudi mampir ke sini 🤗🤗

Happy reading😉😉

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

iwww. manisnya kuenyaaa

2023-06-01

1

Ruthberliana

Ruthberliana

ada ya ceo yg doyan cheese cake lucu juga

2022-04-23

1

Ruthberliana

Ruthberliana

kaya gua ja 🤣

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anna Azalea Rumi
2 Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3 Bab 3. Pria penyuka chees cake
4 Bab 4. Rainer Nalendra putra
5 Bab 5. Kesan
6 Bab 6. Menjebak diri sendiri
7 Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8 Bab 8. Pak Damar masih aneh
9 Bab 9. Menjaga hati
10 Bab 10. Kejahilan Damar
11 Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12 Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13 Bab 13. Pembalasan dendam
14 Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15 Bab 15. Memulai Permainan
16 Bab 16. Mahluk manis
17 Bab 17. Mulai suka mengerjai
18 Bab 18 Rainer bermain
19 Bab 19. Perjuangan dimulai
20 Bab 20. Makan malam
21 Bab 21. Persekongkolan
22 Bab 22. Rindu Terbayar
23 Bab 23. Kesempatan emas
24 24. Memancing
25 Bab 25. Takut dikerjai
26 Marhaban ya Ramadan
27 Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28 Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29 Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30 Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31 Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32 Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33 Bab 32. Jangan mendekat !
34 Bab 33. Berusaha menghindar
35 Bab 34. Mempertegas niat
36 Bab 35. Rumor
37 Bab 36. Tania
38 Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39 Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40 Bab 39. Cemburu yang manis
41 Bab 40. Kekecewaan
42 Bab 41. Memicu kemarahan
43 Bab 42. Diabetes
44 Bab 43. Tokoh baru
45 Bab 44. Panggilan spesial
46 Bab 45. Sebercanda itu !
47 Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48 Bab 47 Cinta rumit mereka
49 Bab 48. Ujian
50 Bab 49. Rencana tak terkira
51 Bab 50. Bimbang
52 Bab 51. Penolakan Tania
53 Bab 52. Semoga ada pencerahan
54 Bab 53. Berusaha saling mengerti
55 Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56 Bab 55. Menahan rasa
57 Bab 56. Jawaban
58 Bab 57. Sepi
59 Bab 58. Pulang kampung
60 Bab 59. Orang yang tak terduga
61 Bab 60. Mengejar waktu
62 Bab 61. Harapan
63 Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64 Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65 Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66 Bab 65. Enggak nahan, cieee
67 Bab 66. Membiasakan diri
68 Bab 67. Tanda cinta
69 Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70 Bab 69. Pesan Orang tua
71 Bab 70. Panasin ayo panasin
72 Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73 Bab 72. Belajar dari ahlinya
74 Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75 Bab 74. Tempat tinggal baru
76 Bab 75. Posesif
77 Bab 76. Mengeratkan rasa
78 Bab 77. Sensitif
79 Bab 78. Janji
80 Bab 79. Berkompromi
81 Bab 80. Menjadi penggoda
82 Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83 Bab 82. Kehebohan
84 Bab 83. Undangan
85 Bab 84. Peringatan
86 Bab 85. Reuni
87 Bab 86. Tegang
88 Bab 87. Pisah Ranjang
89 Bab 88. Tak tahan
90 Bab 89 Merasa lemah
91 Bab 90. Perlu lebih bersabar
92 Bab 91. Tes Wawancara
93 Bab 92. Perintah mutlak
94 Bab 93. Rayuannya kalah telak
95 Bab 94. Buka puasa
96 Bab 95. Ikhlas melepaskan
97 Bab 96. Perasaan yang berbeda
98 Bab 97. Pasrah
99 Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100 Bab 99. Kekecewaan
101 Bab 100. Pria putus asa
102 Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103 Bab 102. Hari bahagia
104 Bab 103. Perkara makan
105 Bab 104. Rapat
106 Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107 Bab 106. Berita bahagia
108 Bab 107.
109 Bab 108. Keputusan penting
110 Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111 Bab 110. Segera menuju akhir
112 Bab 111. Bukan akhir
113 Terimakasih yang tak terbendung
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1. Anna Azalea Rumi
2
Bab 2. Kesialan atau keberuntungan
3
Bab 3. Pria penyuka chees cake
4
Bab 4. Rainer Nalendra putra
5
Bab 5. Kesan
6
Bab 6. Menjebak diri sendiri
7
Bab 7. Ada apa dengan pak Damar
8
Bab 8. Pak Damar masih aneh
9
Bab 9. Menjaga hati
10
Bab 10. Kejahilan Damar
11
Bab 11. Benar benar tugas yang membahayakan
12
Bab 12. Tatapannya bikin panas dingin
13
Bab 13. Pembalasan dendam
14
Bab 14. Pak Rainer Menakutkan
15
Bab 15. Memulai Permainan
16
Bab 16. Mahluk manis
17
Bab 17. Mulai suka mengerjai
18
Bab 18 Rainer bermain
19
Bab 19. Perjuangan dimulai
20
Bab 20. Makan malam
21
Bab 21. Persekongkolan
22
Bab 22. Rindu Terbayar
23
Bab 23. Kesempatan emas
24
24. Memancing
25
Bab 25. Takut dikerjai
26
Marhaban ya Ramadan
27
Bab 26. Sulit diartikan apa maunya
28
Bab 27. Berjuang dengan tak biasa
29
Bab 28. Menunjukan kepemilikan
30
Bab 29. Bisik bisik bikin ngeri
31
Bab 30. Kau tak mengerti rasaku
32
Bab 31. Berani menjauh, kamu habis
33
Bab 32. Jangan mendekat !
34
Bab 33. Berusaha menghindar
35
Bab 34. Mempertegas niat
36
Bab 35. Rumor
37
Bab 36. Tania
38
Bab 37. Perdebatan sebelum makan siang
39
Bab 38. Ternyata saling merindukan.
40
Bab 39. Cemburu yang manis
41
Bab 40. Kekecewaan
42
Bab 41. Memicu kemarahan
43
Bab 42. Diabetes
44
Bab 43. Tokoh baru
45
Bab 44. Panggilan spesial
46
Bab 45. Sebercanda itu !
47
Bab 46. Cinta gila seorang Raka
48
Bab 47 Cinta rumit mereka
49
Bab 48. Ujian
50
Bab 49. Rencana tak terkira
51
Bab 50. Bimbang
52
Bab 51. Penolakan Tania
53
Bab 52. Semoga ada pencerahan
54
Bab 53. Berusaha saling mengerti
55
Bab 54. Kamu juga harus merasakannya
56
Bab 55. Menahan rasa
57
Bab 56. Jawaban
58
Bab 57. Sepi
59
Bab 58. Pulang kampung
60
Bab 59. Orang yang tak terduga
61
Bab 60. Mengejar waktu
62
Bab 61. Harapan
63
Bab 62. Apakah ini akhirnya?
64
Bab 63. Pernyataan tanpa suara
65
Bab 64. Ternyata bukan mimpi
66
Bab 65. Enggak nahan, cieee
67
Bab 66. Membiasakan diri
68
Bab 67. Tanda cinta
69
Bab 68. Tipu muslihat Rainer
70
Bab 69. Pesan Orang tua
71
Bab 70. Panasin ayo panasin
72
Bab 71. Kemarahan berujung romantis
73
Bab 72. Belajar dari ahlinya
74
Bab 73. Saling memiliki (zona merah)
75
Bab 74. Tempat tinggal baru
76
Bab 75. Posesif
77
Bab 76. Mengeratkan rasa
78
Bab 77. Sensitif
79
Bab 78. Janji
80
Bab 79. Berkompromi
81
Bab 80. Menjadi penggoda
82
Bab 81. Pekerjaan idaman Anna
83
Bab 82. Kehebohan
84
Bab 83. Undangan
85
Bab 84. Peringatan
86
Bab 85. Reuni
87
Bab 86. Tegang
88
Bab 87. Pisah Ranjang
89
Bab 88. Tak tahan
90
Bab 89 Merasa lemah
91
Bab 90. Perlu lebih bersabar
92
Bab 91. Tes Wawancara
93
Bab 92. Perintah mutlak
94
Bab 93. Rayuannya kalah telak
95
Bab 94. Buka puasa
96
Bab 95. Ikhlas melepaskan
97
Bab 96. Perasaan yang berbeda
98
Bab 97. Pasrah
99
Bab 98. Hanya ingin menjaganya
100
Bab 99. Kekecewaan
101
Bab 100. Pria putus asa
102
Bab 101. Pagi buta dirumah calon manten
103
Bab 102. Hari bahagia
104
Bab 103. Perkara makan
105
Bab 104. Rapat
106
Bab 105. Negosiasi tanpa jarak
107
Bab 106. Berita bahagia
108
Bab 107.
109
Bab 108. Keputusan penting
110
Bab 109. Hari terakhir Bekerja
111
Bab 110. Segera menuju akhir
112
Bab 111. Bukan akhir
113
Terimakasih yang tak terbendung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!