Kamu Jodohku, Om Duda!

Kamu Jodohku, Om Duda!

Awal.

"sayang, bangun sudah pagi bukannya kau kuliah pagi? cepat kau nanti akan terlambat." teriak seorang ibu yang tengah berusaha membangunkan putrinya yang masih bergelung dengan selimut tebal.

Tangan wanita paruh baya tersebut masih terus menggedor pintu kamar, hingga pemilik kamar tersebut terusik.

"ya ma, Nay sudah bangun." teriak gadis tersebut membuat sang ibu pergi setelah mendengar teriakan sang putri.

Naya Sekar Pradipta, umur 22 tahun. Dia sedang berkuliah. Naya gadis cantik yang di kagumi oleh banyak pria. Namun Naya sulit di taklukan. Membuat para pria di kampusnya semakin gencar mengambil hatinya.

"masih jam 6 tapi suaranya sudah mengglegar." gerutu Naya sambil berdiri dengan menggaruk kepalanya.

Ia dengan gontai melangkah menuju kamar mandi, 30 menit ia sudah siap menenteng tas dan maraih kunci mobil miliknya. Naya berjalan keluar kamar menuruni anak tangga.

"morning kedua orang tua kesayangan Naya." ucap Naya sambil mengecup pipi kedua orang tuanya.

Naya duduk di kursi samping papa nya berhadapan dengan mama nya.

"papa, sepertinya papa membuat mood mama berantakan?" tanya Naya sambil mengoles roti dengan selai kacang kesuakannya.

"papa tidak berbuat apa apa? sekembali dari kamar mu mama menjadi murung." jelas Pak Gugus Pradipta dengan manahan tawanya.

"mama? katakan pada Naya siapa yang membuat mood mama hancur pagi pagi ini." ucapnya tanpa dosa membuat mama nya hanya mendengur.

"ayolah maa, jangan seperti anak kecil. Mama sudah punya putri cantik seperti ini tapi masih saja merajuk." ucap Naya sambil mengunyah rotinya. Sementara Pak Gugus hanya tersenyum menggeleng.

"drama apalagi Tuhan." gerutu Pak Gugus.

"sayang, mama kesal karena kamu susah di bangunkan sampai tangan mama memerah akibat menggedor pintu kamarmu terlalu keras sayang." bisik Pak Gugus pada putrinya sambil melirik istrinya.

Naya menutup mulutnya terkejut.

"apa itu benar ma? ouhh maafkan pintu kamar Naya ya ma. Oke mulai besok papa harus mengganti pintu kamar Naya yang mahal agar tangan mama tidak sakit saat menggedor pintu kamar Naya dengan keras." ucap Naya sambil meraih tas dan berlari tanpa berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Nayaaaaaaa!" teriak Bu Ria saat mendengar ucapan putri semata wayangnya.

"lihat tuh pa anakmu, dia selalu menggodaku. Membuat kesal saja sama seperti papa." omel bu Ria dengan gelengan kepala.

"lo kenapa papa yang salah? sudah lah ma dia putri kiat buah cinta kita." ucap Pak Gugus sambil mengusap punggung tangan istrinya. Bu Ria hanya menghela nafas.

Dering ponsel Pak Gugus terdengar nyaring membuat si empunya segera melihat gawai miliknya.

"pasti anakmu." ucap Bu Ria.

"siapa lagi, dia lupa berpamitan." ucap lelaki paruh baya dengan tawanya dan langsung menggeser tanda hijau.

"assallamualaikum sayang." ucap salam Pak Gugus pada putrinya. Gawai tersebut menampilkan wajah cantik putrinya yang tengah tertawa.

"jangan ketawa ya kamu Nay." omel bu Ria.

"pa? apa jurus mu meluluhkan mama sudah tidak ampuh lagi?" goda putrinya.

"sayang." ucap Pak Gugus.

"oke oke pa, papa mama ku sayang aku lupa berpamitan tadi, sekarang aku akan pergi kuliah restui putri cantikmu ini yang akan menimba ilmu."

"ya sayang hati hati di jalan dan belajar yang baik." ucap Pak Gugus .

"ya pa, mama i love you." ucap Naya agar mama nya tidak marah lagi.

"i love you more,sayang." ucap Bu Ria sambil berkaca kaca.

"bye, assallamualaikum."

"waalikumsallam."

Setelah menutup sambungan video, Pak Gugus berpamitan kepada istrinya untuk ke kantor.

"baiklah papa juga berangkat dulu, mama hati hati di rumah."

"papa juga hati hati di jalan."

"pasti." Pak Gugus mengecup kening istrinya dengan sayang.

"assallamualaikum."

"waalaikumsallam."

...----------------...

Sampai di gerbang kampus Naya menuju parkiran untuk memarkir mobil miliknya. Ia keluar dari mobil seketika para laki laki di kampus menatap Naya tanpa berkedip.

"Nay." panggil Inggit teman sekaligus sahabat Naya.

"baru nyampek?" tanya Naya saat melihat temannya mengahmpirinya.

"iya, lo juga?" Naya mengangguk.

"masuk kelas yuk." Naya mengangguk.

Inggit dan Naya masuk kelas , saat berjalan tak henti hentinya para laki laki memanggil nama Naya dan Inggit.

Sampai di kelas, Naya melihat salah satu temannya lagi sedang bermain ponsel.

"chel." panggil Naya.

"Naya, Inggit."

"tugas lo udah?" tanya Inggit pada Naya dan Michel.

"sudah, lo pasti belum?" tanya Michel menebak.

"songong lu, gue juga udah."

"nanti pulang ngampus ke mall yuk?" ajak Michel.

"oke." ucap Naya dan Inggit serempak.

Tak berapa lama dosen masuk kelas, kelas mereka pun di mulai.

Seperti yang di ucapakan tadi, Naya,Inggit,dan Michel keluar kelas menuju ke area parkiran semua mata tertuju pada tiga sekawan yang terkenal cantik. Namun tak ada seorang pun dari para lelaki yang mampu memikat tiga sekawan tersebut.

"Nay." panggil seorang laki laki . Tiga sekawan oun menoleh kebelakang.

"ya." ucap Naya terlihat jengah.

"gue mau ngomong sama lo." ucap laki laki tersebut. Ketiga gadis tersebut hanya memandang.

"apa yang mau lo omongin Ka? lo udah tau kan kalau gue gak suka sama lo?"

"tapi Nay."

"ka, please gue disini mau fokus belajar bukan fokus cari gandengan." jelas Naya membuat Aska memelemah.

Aska pria popular di kampusnya,namun ketiga gadis tersebut tak pernah tertarik dengan Aska. Karena merka tau Aska hanya main main. Dan para gadis tersebut tidak menyukai pria seperti Aska.

"dan untuk kalian semua, kalian disini bukannya belajar bukan? jadian aku mohon mulai sekarang jika kami bertiga lewat di depan kalian jangan teriak teriak seperti fans bertemu idola. kami dan kalian itu sama tidak ada bedanya, dengan tingah kalian seperti ini membuat kita tidak nyaman." teriak Naya diangguki kedua temannya.

Naya kembali menatap wajah Aska sambil tersenyum, tanpa beucap Naya dan kedua temannya pergi menuju parkiran. Mereka masuk ke mobil masing2 dan menuju ke pusat perbelanjaan.

Sampai di dalam pusat perbelanjaan, Ketiganya berjalan berdampingan.

"makan yuk,laper gue." ajak Inggit.

"yuk,sama gue juga. Lo tau gue cuma makan selembar roti karena gue buru buru." ucap Naya sambil tertawa.

"pasti lo ngerjain tante lagi kan?" tebal Michel membuat ketiganya kembali tertawa Nyaring.

Sampai di resto dalam pusat perbelanjaan, Ketiganya memesan menu kesuakan masing. Sambil menunggu mereka berbincang dengan asik.

"gue salut sama lo Nay." ucap Michel.

"kenapa?" tanya Naya.

"lo tadi teriak kaya gitu lo Nyampaiin unek unek kita yang lama kita pendam, dengan anak anak kampus seperti itu ke kita membuat gue gak nyaman." jelas Inggit di angguki Michel.

"yaaa dan sekarang mereka gak akan kaya gitu lagi, dan kita akan di perlakukan sama tidak istimewa." ucap Naya di angguki kedua temannya.

Tak selang lama, pesanan meraka datang dan langsung menyantap makan siang mereka.

Selesai makan, mereka kembali berkeliling. Ketiganya menenteng paper bag berisi belanjaan masing masing.

"pulang yuk." ajak Naya.

"yuk, capek juga." keluh Michel

Ketiganya berjalan keluar mall sambil bergurau.

Brukkkk.

"awwww." ringis Naya.

"Nay." teriak Inggit dan Michel.

Naya menatap keatas kearah seseorang yang telah menabraknya.

"bis.." saat akan memaki Naya mengurungkan niatnya.

"Tuhan, apakah ini mimpi bertemu pangeran pujaan hati. Apakah aku membuat kebaikan hingga kau pertemukan aku dengan pangeranku." gerutu Naya yang masih bisa di dengan dengan kedua sahabatnya dan laki laki yang tengah berdiri di depanya.

"apa kalian bisa berdiri sendiri atau perlu ku panggilkan ambulance?" tanya laki laki yang telah manabrak Naya.

Inggit dan Michel langsung mengangkat tubuh Naya.

"ayo Nay." bisik Michel. Naya berdiri dan masih menatap laki laki tersebut. Inggit mencoba menggoyangkan tubuh Naya.

"kayanya Naya mulai sakit deh." bisik Inggit pada Michel membuat Michel melotot.

"halo, aku Naya." ucap Naya menyodorkan tangan nya pada pria matang di deoan nya.

"maaf sepertinya temanmu memiliki masalah." ucap pria tersebut kepada Inggit dan Michel.

"maaf om saya akan mengurusnya." ucap Michel.

Pria tersebut mengangguk dan pergi meninggalkan ketiga gadis tersebut .

"Naya, lo kenapa?"

"idaman gue Nggit,Chel." teriak Naya kegirangan.

"mana?"

"itu tadi." tunjuk Naya.

"pantesnya jadi om kita Nay." ucap Michel geleng kepala.

"gue harus cari tau nantinya, semoga kita di pertemukan lagi." ucap Naya sambil berlalu meninggalkan kedua temannya yang melongo mendengar gumaman Naya.

Terpopuler

Comments

Nunuy

Nunuy

semangat thor 🤗🤗

2022-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!