Part 3

Pagi hari sepasang suami istri tengah bersiap untuk keberangkatannya ke luar negri. Sementara sang putri masih berada di dalam kamar , kedua orang tua tersebut selalu menghela nafas, ia tahu putrinya tidak akan pernah mau menemuinya sebelum berangkat . Beliau selalu meminta sang asisten rumah tangga untuk menjaga dan mengawasi Naya. Saat berada di Luar Negri sang assisten rumah tangganya lah yang mengambil alih semua tanggung jawab mengurus gadis canti tersebut.

"mbak Murni titip Nay ya, kalau Nay ada apa apa mbak Murni kabari saya." perintah sang manjikan perempuan.

"Iya bu, ibu sama bapak hati hati di jalan." ucap mbak Murni di angguki Pak Gugus dan Bu Ria.

Bebeapa saat mobil yang di tumpangi kedua suami istri tersebut menjauh dari rumah besar dan keluar gerbang. Barulah Naya mulai menuruni tangga

"mbak Naya sudah bangun?" tanya mbak Murni.

"sudah mbak, siapin sarapan ya mbak." ucapnya dengan nada malas.

"mau sarapan apa mbak? nanti saya buatin."

"nasi goreng aja mbak , biar kenyang pas ada kelas." mbak Murni mengangguk dan mulai menuju pantry untuk memasak. Sementara Naya memilih duduk di meja makan dan meletakkan kepalanya di atas meja makan.

"mbak Murni." panggil Naya setalah lama diam.

"iya mbak, mau saya buatin apa?" tanyanya sambil menyodorkan Nasi goreng.

"sudah matang?" tanyanya sambi menatap nasi goreng tersebut dengan mata berbinar. Di angguki mbak Murni.

"mbak duduk deh,sarapan sama aku yuk temenin." pinta Naya.

"mbak duduk aja, nanti aja mbak sarapannya. Mbak Naya mau tanya apa?" tanya asisten tersebut sambil memandang putri majikannya yang tengah manikmati nasi gorengnya.

"tanyain ke ibunya mbak Murni dong, butuh ngadopsi putri lagi nggak?" tanya Naya asal.

"memangnya ada yang butuh bantuan mbak? kenapa gak minta bapak sama ibu saja kan secara orang tua mbak Naya mapan pasti sanggup buat ngadopsi anak ." tutur mbak Murni.

"orang yang minta diadopsi aku ."

"bbbhaahahahahaha mbak Naya mau di adopsi sama ibu ku? gak salah mbak? kami cuma orang miskin mbak." gelak tawa mbak Murni membuat Naya memanyunkan bibirnya.

"ihhh aku serius mbak, aku butuh orang tua yang benar benar orang tua." ucapan Naya lirih membuat mbak Murni menghentikan tawanya.

"kenapa? bukannya mama papa mbk juga orang tua?"

"apa pantas dia dikatakan orang tua mbak. Sedari kecil mbak tau kan aku di asuh sama mak Tin ibunya mbak Murni trus setelah mbak Murni gantiin mak Tin aku di temenin mbak Murni. Orang tuaku hanya ada di sampingku sebentar , seminggu di rumah sebulannya di luar negri." keluh Naya membuat mbk Murni tenyuh.

Mak Tin adalah ibu dari mbak Murni sang asisten yang selalu menjaga Naya. Waktu Naya sudah bisa di tinggal bersama mak Tin, Naya di tinggal mama papanya ke luar negri untu bisinis. Hingga Naya beranjak besar. Terkadang ketika kedua orang tua Naya pulang, Naya selalu meminta di manja. Dan membuat ulah untuk sekedar mendapat perhatian. Murni lebih tua 4 tahun dari Naya, dan Naya selalu menganggap Murni kakak perempuannya.

"jangan sedih mbak, bapak sama ibu begini karena pingin membahagiakan mbak Naya. Biar bisa ngasih yang terbaik buat mbak Naya. Bukannya mbak Naya sudah 22 tahun, seharusnya bisa memahami pekerjaan bapak dan tugas ibu karena selalu ikut bapak." jelas mbak Murni dengan hati hati.

"tapi mbak, aku juga butuh orang tuaku. Saat aku mengajak bercerita mama, mama selalu tak menganggapku." keluh Naya.

"itu salah mbak Naya, pas ibu repot saja diajak curhat kalau ibu sedang santai di rumah mbak Naya tinggal ke mall sama teman mbak Naya." tutur mbak Murni sambil tersenyum

"ihhh mbak Murni kok malak salahin Nay sih?" Naya cemberut .

" sudah ah, cepat di habiskan mbak sarapannya nanti telat loh." mbak Murni beranjak dari duduknya.

"mbak Murni mau kemana?" tanya Naya.

"Mau lanjut kerja dulu, nanti sepulang mbak dari kampus kita lanjutin curhatnya mbak Naya." jelas mbak Murni sambil mengedipkan matanya.

"oke." ucap Naya kembali menyuapkan nasi goreng yang hanya tinggal 1 sendok.

Setelah selesai sarapan, Naya meraih mini ransel miliknya . Tak lupa meraih kunci mobil.

"mbak Murni aku berangkat ya?" teriak Naya .

"iya mbak hati hati di jalan." ucap mbak Murni sambil berlari kecil.

Didalam mini cooper berwarna merah, Naya tengah tak bersenandung denagn kaca mata bertengger menutupi kedua matanya. Saat berada di jalan yang tak begitu ramai tiba tiba ia merasa mini cooper miliknya tidak normal seperti biasanya.

"please, gak lucu kalau ada masalah diarea sini." gerutu Naya sambil meminggirkan kuda besi miliknya.

Naya cepat memngcek ban mobil miliknya dan..

"shiiit," umpat Naya. Dengan tak berperasaan ia menendang ban mobil.

dugghh

"arggghhh, sial malah gue kena batunya." gumamnya sambil mengangkat kakinya yang sakit.

"Ya Tuhan, bagaimana ini. Andai aku bisa merangkap menajdi montir aku tidak akan kesusahan seperti ini. Ya Tuhan beri dewa penolong untukku. Setidaknya untuk saat ini." teriak Naya berteriak sambil mendongak ke atas.

Naya clingak clinguk menoleh kearah jalan dan berharap bertemu seseorang yang bisa di mintai pertolongan.

Dan senyumnya mengembang kala dari kejauhan terlihat mobil hitam yang akan melintas. Dengan cekatan Naya berlari ketengah jalan sambil melambaikan tanganya.

"help me please!" teriak Naya.

Mobil hitam tersebut berhenti di depan Naya, sang pemlik mobil keluar dengan wajah angkuhnya. Seketika tubuh Naya menengang dengan mata membulat.

"ada apa nona?" tanya pria pemilik mobil tersebut sembari melepas kacamatanya.

"oucchh,sarapan keduaku. Menikmati sinar matahari pagi dengan ketampanan yang tiada tara.Dia benar benar dewa penolongku" batin Naya.

Lamunanya buyar ketika pria ersebut menjentikan jari berulang kali di depan wajah Naya.

"ahh maaf." ucap Naya menetralkan degub jantungnya.

"mobilku ban nya kempes,dan aku harus kuliah bisa kah anda membantu saya ..." ucapnya menggantung.

"ada dongkrak dan ban lain? aku akan menggantinya." tanya pria tersebut.

"ohh ada di belakang."Naya menunjukkan dongkrak dan ban tersebut. Pria tersebut langsung meraih dongkrak dan mulai menggantinya.

Sekitar beberapa menit, pria tersebut sudah selesai mengganti ban dan mengembalikan alat pada tempatnya.

" mmmm, terimakasih kau sudah membatuku. Aku Naya, bisa aku meminta nomor ponselmu. Aku akan mentraktirmu makan sebagai ucapan terima kasihku." ucap Naya ragu.

"tidak perlu,maaf aku buru buru." tanpa memberitau namanya pria tersebut memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan Naya yang tengah mematung.

"haaa." Naya tersadar saat mobil tersebut mulai menjauh.

"Tuhan apa dia memang jodohku? tapi kenapa dingin sekali sikapnya? Jika benar dia jodohku pertemukanlah setiap hari dengaku . Aku harap kau berpihak padaku." ucap Naya kembali menengadah.

"Astaga, aku pasti terlamabat." Naya berlari memasuku mini coopernya dan mulai melesat menuju kampus. Sambil menerutuki kebodohannya karena berdiam mengingat ketampanan pria asing tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!