Part 2

Mobil merah milik Naya tengah terparkir di halaman rumah. Naya keluar dengan menenteng paper bag dengan tengah sumringah. Dengan langkah semangat 45 Naya masuk kedalam rumah.

"Assallamualaikum, ma!" teriak Naya menggelegar.

"waallaikumsallam, Nay ini rumah bukan hutan." omel mama Naya.

"issh mama, coba deh mama perhatikan , Naya terlihat bahagia bukan?" ucap Naya antusias.

"biasa saja, perasaan setiap pulang ngampus kamu gini gini aja." ucapnya datar.

"ishh mama." kesal Naya dengan memoncongkan bibirnya.

"sudah ah, mama mau buat kue." bu Ria meninggalkan Naya.

"ishh mama, Nay belum selesai curhat nya." protes Naya.

"kalau belum selesai, setelah kamu mandi dan ganti baju. Kamu susul mama ke dapur curhat sepuasmu sekalian bantuin mama." ucap Bu Ria .

"issshhh mama gitu amat sama anaknya." Naya pergi menuju kamarnya . Sementara Bu Rua tertawa di dapur saat membayangkan reaksi putrinya.

Sampai di kamar Naya memandang wajahnya dan menyentuh dadanya.

"Ya Tuhan, Pria matang tadi bikin aku jantungan." gumam Naya.

"aaaaa, Tuhan pertemukan Naya dengan Pria tadi Tuhan. Naya merasa dia adalah jodoh yang Engkau turunkan untuk Naya." teriak Naya sambil menengadakan tangannya.

Tanpa mandi dan mengganti baju, Naya menemui sang mama di dapur.

"Nay gak ganti juga kamu? kamu sudah gede Nay, masa masih mau mama ingetin lagi?" protes Bu Ria.

"Nay masih gak mau ganti baju ma."

"kenapa?" tanya bu Ria bingung.

"mama tau tadi Nay habis ke mall, dan pas mau pulang Nay gak sengaja tabrakan sama Pria matang dan Ganteng ma! uhhh meleleh Nay Ma." jelas Naya.

Bu Ria menyentuh kening putrinya sambil geleng geleng kepala.

"Nay." panggil bu Ria.

"iya ma?"

"kayaknya papa harus cari dokter spesialis buat penyakit kamu deh."

"mama aku serius." protes Naya.

"mama juga."

"ma." rengek Naya.

"hmmmm."

"mama ihh, anaknya curhat tetep aja gak mau dengerin malah sibuk sama kue."

"iya iya mama dengerin." Bu Ria menghentikan aktifitasnya dan duduk di depan putrinya.

"udah sok, ayo cerita." lanjut bu Ria.

Namun bukan malah bercerita Naya sibuk senyum senyum sendiri sambil melipat kedua tangannya diatas meja.

"Nay, kok malah senyum senyum gak jelas sih?" protes Bu Ria.

"ma." panggil Naya.

"apa?"

"seumpama Naya punya pacar kira kira boleh nggak ya?" tanya Naya terlihat serius.

"ppffffttt, ahahahahaha." tawa bu Ria langsung pecah membuat putri nya terlihat bingung.

"ihh mama kok ketawa sih."

"kamu mau pacaran? Naya Naya kamu saja apa apa masih mama, kuliah aja masih mama yang bangunin. Kok mau pacaran." ejek bu Ria.

"ihh mama, jangan salah putri cantikmu ini banyak yang naksir di kampus." bela Naya pada dirinya sendiri.

"mama gak peduli. Yang mama tau putri cantik mama ini masih tetap pemalas." ejek bu Ria sambil berjalan menuju pantry.

"ihh mama Nay serius, Nay suka sama pria tadi Ma." jelas Naya mengikuti langkah mama nya.

"ihhh kenapa sih ngikutin mama mulu." protes bu Ria menahan tawanya.

"bolehin dulu baru Nay pergi." rengek Naya .

"mana pernah mama nglerang kamu, kalau kamu bisa jaga diri,jaga kehormatan kamu mama gak masalah kamu pacaran. Tapi kalau kamu gak bisa jaga semua itu mama akan larang kamu pacaran dan bakal mama kurung."

"isshhh mama gitu banget, kalau aku mama kurung trus aku lumutan dan jadi jelek gimana? Mama kan yang malu?"

"enggak, mama malu kalau kamu buat malu mama sama papa? contoh nih hamil di luar nikah. Tuh mama bakal malu." tutur bu Ria.

"ihh mama amit amit, Insyaallah Naya bakal jaga diri Naya Ma." ujar Naya dengan tulus.

"hmmm, memang siapa pacar kamu?" tanya Bu Ria sambil mengeluarkan kue dari oven.

"belum pacar sih ma tapi akan jadi pacar."

"ohh, lalu siapa namanya trus dimana rumahnya?" tanya bu Ria lagi.

"belum tau, ini mau akan cari tau."

"ha maksud kamu? kamu ijin di bolehin pacaran tapi kamu gak tau siapa nama pacar kamu?"

"udah ah mama kapan kapan Naya ceritain, aku mau istirahat dulu."

"Nay." teriak Bu Ria saat putrinya meninggalkannya .

"dasar anak itu." gerutu Bu Ria.

Malam di hari di sela makan malam, Pak Gugus sedikit gelisah seperti ada yang ingin di sampaikan kepada putrinya. Bu Ria yang melihat gelagat pak Gugus hanya mengedipkan mata seolah ia paham dengan apa yang terjadi kepada suaminya.

"ekheeeem." suara dehem milik kepala keluarga tersebut mampu membuat sang putri menoleh sekilas.

"bicaralah pa, tidak perlu ragu." ucap Naya yang masih foku dengan suapan suapan di mulutnya.

"Nay."

"hmmm."

"papa dan mama..." ucap Pak Gugus menjeda kalimat nya.

"mau keluar Negri lagi dan kamu di rumah dengan mbak Murni dan pak deden." lanjut Naya tanpa menoleh sedikit pun.

"sayang." ucap Bu Ria lirih.

"aku tau ma, ini semua demi aku kan? papa dan mama keluar negri . Dan papa ada proyek disana?" lanjut Naya lagi.

"sayang, jangan begitu. Mengertilah ini demi.."

"demi perusahaan dan demi masa depan aku biar aku tercukupi. Bukan begitu pa? Coba papa dan mama fikir kalian meninggalkan putri kalian demi perusahaan di luar Negri, kalian pulang 1 minggu dan kembali lagi." ucap Naya setelah memotong pembicaraan papa nya.

"Nay ." ucap Pak Gugus lembut namun penuh penekanan.

"pergilah, Nay tidak akan keberatan." Naya berdiri meninggalkan orang tuanya dan makanannya yang masih separuh di piring.

"Nay, habiskan makanmu nak." panggil Bu Ria. Gadis tersebut tak menggubris panggilan ibunya.

"dia marah lagi ma." keluh Pak Gugus.

"yang sabar, sifat Naya memang begitu pa. Di maklumin saja." tutur bu Ria menenangkan suaminya.

Sedangkan di kamar queen size, Naya tengah duduk di tepi ranjang dengan meremas pinggir seprai. Gadis tersebut bergumam sendiri sambil mengumpat .

"andai kalian tau jika aku masih butuh kalian, aku punya orang tuan tapi tidak seperti memiliki orang tua." gumam Naya.

" bahkan aku iri dengan yang lain disaat mereka setiap hari dan setiap pulang kuliah bisa bercerita panjang lebar dengan ibunya, sedangkan aku hanya berdiam diri di dalam kamar." gumamnya lagi.

"tauuu ahh bodo amat." Naya bersiap untuk tidur berharap kekesalannya menghilang saat ia bangun di esok pagi.

Saat akan memejamkan mata, bunyi ponsel berdering. Dengan malas ia melihat layar ponsel tersebut sebuah grub chat miliknya dan kedua sahabatnya.

*udah pada tidur belum? (Michel)

mau tidur tapi ponsel gue bunyi , ada apa? (Naya*)

*Inggit mana? (Michel)

tau tuh anak, biasanya dia yang pertama balas chat grub (Naya)

Lagi panggilan video sama cem cem annya pasti tuh anak (Michel)

Mungkin, udah ah gue mau tidur (Naya)

Astagfirrullah Nay, lo tega (Michel)

😴 (Naya*)

Setelah selesai membalas chat grub, Naya menarik selimut dan tak lupa membaca doa lalu mulai menyelami dunia kapuk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!