Part 5

Sabtu malam minggu, Naya hanya berdiam di dalam kamar. Menghapus kebosanan dengan berselancar pada ponselnya. Saat ia tengah asik dengan apk berwarna merah dengan video milik salah satu foodvloger yang tengah meriview makanan di salah satu tempat,Naya langsung menelan ludah.

"gue kesana aja, kayaknya enak." Naya langusng menutup aplikasi berwarna merah. Bangun dari ranjangnya untuk menggantu pakaiannya dengan celana jeans,kaus, dan jaket hitam. Tak lupa ia memakai maskee,kacamata,dan helm miliknya. Saat ini ia memilih menggunakan motor agar lebih cepat sampai.

"mbak Murni,Nay pergi dulu." ucap Naya pada ART di rumah nya.

"kemana mbak? kok naik motor? gak pakai mobil aja?" tanya mbak Murni yang sedikit khawatir.

"aku udah gede mbak, jadi mbak Murni gak perlu khawatir." Naya pun pergi keluar rumah menaiki motor kesayangannya.

Saat di jalan, ia tersenyum lebar . Menikmati udara malam yang dingin , sekitar 20 menit Naya sampai pada tempat makan tersebut. Tampak ramai pengunjung membuat Naya yakin makanan tersebut pasti enak.

"bang, cumi bakar 1 , kerang ijo level neraka satu sama nasi putihnya separo aja ya mas." pesan Naya.

"oke kak, silahkan di tunggu."

Naya pun mencari tempat yang kosong, namun tak menemukan meja kosong. Ada 1 meja yang sudah di tempat i oleh salah satu pengujung ia pun dengan terpaksa duduk satu meja dengan orang tersebut.

"permisi boleh saya ikut duduk? soalnya tempatnya penuh." ucap Naya pada orang tersebut.

"silahkan." ucap pria tersebut tanpa menoleh pada Naya.

Setelah mendapat ijin, Naya duduk di depan pria tersebut dan ia terkejut.

"jodohku." ucapnya membuat sang pria menatap nya.

"maaf?" ucap pria tersebut

"uppss, sorry." Naya memukul pelan bibirnya.

Beberapa menit kemudian pesanan Naya datang bersama dengan pesanan pria tersebut. Mereka pun melahap makanan tersebut, dengan Naya sesekali melirik pria di depannya.

"Ya Tuhan , salah gak sih kalau aku yang ngejar duluan?" batin Naya.

"ekhem, bisa fokus saja pada hidanganmu tanpa melirik ke arahku?" ucap pria tersebut kepada Naya .

"maaf, abis kegantengan om mengalihkan makananku." celetuk Naya.

"dasar tidak jelas." gumam pria tersebut.

Naya tersenyum sambil tetap melirik pria di hadapannya.

"om lupa ya sama aku?" ucap Naya setelah memasukan suapan terakhir.

"om yang pernah batuin mini copper ku?" ucap Naya lagi tanpa menunggu jawaban dari pria tersebut.

"issshhh kok diem sih? gak enak tau om di kacangin nanti om alergi loh." ucap Naya lagi.

"maaf nona? apa kita saling kenal? tidak bukan? so keep silent please!" ucap pria tersebut dengan sinis.

Mendengar ucapan pria tersebut membuat Naya merengut, ia pun menghabiskan minumnya dan berjalan menuju kasir. Setelah membayar Naya keluar dari tempat makan tersebut. Tak selang lama pria tersebut juga berniat untuk membayar .

"meja nomor berapa pak?" tanya wanita di kasir tersebut.

"15."

"maaf pak, meja nomor 15 sudah di bayar." ucap pegawai kasir.

"maaf saya belum membayar, dan ini saya masih akan membayar makanan saya."

"benar pak, tadi pacar bapak yang membayar mbak mbak yang satu meja dengan bapak." jelas pegawai kasir.

Pria tersebut mengerutkan dahinya, dan baru menyadari.

"gadis itu." gumamnya .

"baiklah kalau begitu saya permisi."

Pria tampan itu berjalan menuju mobil miliknya, namun saat masih melewati beberapa motor ia mendengar sebuah siulan.

"kau?" ucap pria tampan.

"ya aku Naya." ucap Naya sambil tersenyum semanis mungkin.

"kenapa kau membayar makanan ku? aku akan menggantinya sebutkan nominalnya?" ucapnya dengan setengah kesal.

"eiitssss, aku tidak butuh uang om. Aku sudah cukup kaya, tapi kalau om maksa gimana kalau om kasih aku kartu nama om aja?" Naya mencoba bernegoisasi.

"dasar gadis tidak jelas." ucap Pria tampan itu berlalu pergi. Namun bukan Naya kalau tidak berhasil apa yang ia inginkan.

"om , issshhh om." panggil Naya .

"om." Naya mencoba mengahadang langkah pria tersebut saat sampai di mobil.

"kau? apa mau mu?" ucapnya kesal.

"kalau om gak mau ngasih tau nama, om dengeri aja ucapan aku besok dan seterusnya kita akan bertemu om, bye?" ucap Naya sambil melangkah pergi.

"hei, jangan jadi wanita mur*han." ucap pria tersebut dengan nada mengejek. Naya pun berhenti sambil tersenyum.

"kalau sama om aku rela obral om.. tapi kalau dengan pria lain tidak di jual. Setelah ini aku yakin om akan mengingatku terus." Naya berlari sambil tersenyum senang. Membuat pria tersebut tidak habus pikir.

"dasar gadis aneh." gumam Nya.

Pria tampan tersebut melajukan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi. Sampai di depan gerbang ia menunggu satpam membuka kan gerbang.

"selamat malam pak." ucap satpam.

"malam." Pria tersebut kembali melajukan mobil miliknya memasuki halaman rumah megah.

"selamat malam pak." ucap kedua pelayan.

"malam."

Di dalam rumah , seorang wanita tengah menunggu nya .

"Levi." panggil wanita tersebut.

"iya ma?" jawab Levi.

"mama ingin bicara?" ucap wanita tersebut yang akrab di panggil nyonya besar.

"Levi lelah ma, jika hanya meminta Levi untuk melihat koleksi foto milik mama lain kali saja ma." ucap Levi sembari berjalan menaiki anak tangga.

"Levi mama belum selesai bicara, kau sudah 38tahun Levi, mau sampai kapan kau begini." teriak bu Indira namun tak hiraukan oleh Levi.

Julian Levi Prayoga, 38, penerus tunggal dari semua saham milik mendiang papa nya yaitu Tuan Abrar Shah. Ia pernah menikah namun pernikahanya hancur karena orang ketiga. Levi terlalu mencintai istrinya, hingga perpisahan membuatnya terpuruk dan tidak mampu untuk move on. Levi pria matang yang dingin, ia tidak suka basa basi. Trauma karena masalalu nya membuatnya semakin gila kerja dan menutup pintu hatinya semakin rapat.

Di dalam kamar, Levi membersikan diri dan merileks kan tubuhnya dari tuntutan pekerjaan . Belum lagi ia harus menghadapi Naya, gadis yang tidak ia kenal namun sangat menjengkelkan . 30 menit baru ia menyudahi acara berendamnya. Keluar kamar mandi menuju walk in closet untuk mengambil pakaian santainya. Selesai dengan segalanya te*ek bengek, barulah Levi mulai bisa istirahat, menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang king size dan sejenak berselancar pada ponselnya. Laptop yang berada di pangkuannya pun tak luput untuk di cek. Beberapa pekerjaan nya juga berada di dalam laptop miliknya.

Lelah seharian bekerja, penat yang menghampirinya membuatnya menguap berkali kali. Mata tajam kini seakan mulai meredup . Merasa sudah mengantuk berat, Levi meletakkan ponsel dan laptopnya di atas nakas. Ia pun juga mulai menarik selimut bersiap untuk memejamkan mata dan bersiap menyambut hari esok yang lebih melelahkan.

Terpopuler

Comments

Nunuy

Nunuy

lanjutttt..semakin menarik thor 😊

2022-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!