Annisa Dan Azzam

Annisa Dan Azzam

Pertemuan

Pagi ini aku terbangun masih diatas sajadah, ternyata aku tertidur pulas setelah sholat shubuh tadi. Rasanya enggan sekali untuk beranjak namun hari ini ada seminar penting yang harus diikuti oleh Annisa.

Aku pun bergegas kekamar mandi dengan langkah gontai. Setelah usai mandi, Aku pun bergegas menuju meja makan untuk menyelesaikan ritual sarapan bersama.

"Aku berangkat kekampus dulu ya, bu" Ujarku dengan potongan roti dimulut dan tangan.

"Loh, kok buru-buru sih nak. Sarapan dulu" Tanya sang ibu.

"Aku ada seminar bu, takut telat jadi aku sarapan roti aja ya untuk bekal dijalan. Assalamu'alaikum" Ujar Annisa sambil mengambil tangan sang ibu sebagai tanda khidmat anak terhadap orangtua.

"Wa'alaykumussalam, Hati-hati nak" Ujar sang ibu.

Aku pun setengah berlari untuk menuju tempat para angkot mengambil penumpang.

"Huft, untung langsung dapet angkotnya" Keluh Annisa sambil membereskan jilbabnya.

'Ketika cinta bertasbih, nadiku berdenyut merdu. Kembang kempis dadaku. Merangkai butir cinta' dering HP annisa

"Nis, lo dimana? Kita udah tandain bangku nih buat lo" Tanya Fifi

Fifi adalah teman satu universitas dengan Annisa yang sehari-harinya mereka selalu bersama. Mereka tulus berteman, susah senang mereka selalu bersama.

"Ini lagi diangkot, Fi. Masih lama kan ya mulainya?" Tanya Annisa

"Apaan, sebentar lagi mau mulai nis. Lo sih kalo tidur kaya pingsan jadi telat kan dateng ke seminar penting begini" Ujar Fifi kesal

"Yaah, maaf deh Fi. Semalem nugasnya kemaleman jadi abis sholat shubur tidur lagi deh. Yaudah tungguin ya. Dah. Assalamu'alaikum" Ujar Annisa dengan di iringi mematikan ponselnya karna khawatir akan ada seminar didalam seminar akibat telat hadir.

"Bang, berenti didepan kampus itu ya bang" Ujar Annisa sambil menunjukkan gedung kampusnya

Aku langsung melesat dengan cepatnya bak dikejar setan karna dirinya tidak mau sampai telat hadir dalam seminar ini.

Dan ketika memasuki ruang seminar, mata Annisa berkeliaran mencari Fifi. Dan Fifi pun tak lama melambaikan tangan sebagai isyarat.

"Alhamdulillah ga telat. Sstttt, gausah marah-marah ya kan gue udah disini" Ujar Annisa sambil menutup mulut Fifi.

"Hmmm, ohiya pemateri seminarnya ganteng Nis. Gue udah pernah ikut seminarnya beliau pas lo sakit" Ujar Fifi

"Ah lo mah siapa aja dibilang ganteng. Kucing dibedakin aja dibilang ganteng" Ledek Annisa

"Kurang asem lo, dikira gue ga punya standar ganteng kali ya. Awas lo ya sampe naksir, gue ledekin seumur hidup lo" Ujar Fifi

"Ga level ah kalo cuma menang ganteng mah" Ledek Annisa

Tak selang berapa lama MC pun membuka acara seminarnya dan menyebut nama 'Azzam Abdullah' dibarengi dengan tepuk tangan yg meriah karna ternyata pemateri memang sudah memiliki fans sendiri sehingga dalam ruangan terdengar sangat riuh.

Namun, disudut lain Annisa heran dengan sebegitu antusiasnya mahasiswa kepada pemateri kali ini. Biasanya yg dia tau, mahasiswa itu paling malas untuk datang ke seminar apalagi yang durasinya sampai berjam-jam namun seminar kali ini berbeda mahasiswa pun sampai memberikan tepuk tangan meriah saat nama pemateri disebut.

Tak lama pemateri pun memasuki ruang auditoriun yang dijadikan ruangan seminar kali ini.

Deg. Annisa tertegun, ternyata benar ujar Fifi kalau pemateri kali ini memang ganteng dan terlihat sangat wibawa.

Ma syaa Allah. Batin Annisa

"Nis, liat itu! Ganteng banget kan?" Tanya Fifi

"Apaan sih. Biasa aja tau" Ujar Annisa dengan bohong

"Masa sih biasa aja, bukannya itu tipe lu banget ya yang berwibawa gitu?" Ledek Fifi

Moderator pun membacakan profil pembicara hari ini, Azzam Abdullah. Tepat dibagian status perkawinan tiba-tiba terdengar riuh kembali yang menandakan rasa kecewa mahasiswi yang ternyata Pak Azzam sudah menikah.

'Oh ternyata sudah menikah' batin Annisa diiringi dengan rasa kecewa

" Yah Nis, apa gue saingan aja ya sama istrinya" Ujar Fifi asal

"Astaghfirullah, istighfar Fi. Mending lo sama Raihan aja deh yang udah jelas-jelas jomblo dan naksir lo" Sahut Fifi

"Ogah, yang tua lebih greget nis" Ujar Fifi sambil tertawa

Materi pun disampaikan satu persatu, namun Annisa merasa Pak Azzam sedari tadi matanya selalu tertuju pada Annisa. Annisa pun mencoba menata hatinya, karna tak dipungkiri dia pun salah tingkah.

"Nis, Pak Azzam kok dari tadi matanya menuju kearah lo mulu ya. Lo ngerasa ga sih?" Tanya Fifi

"Ah perasaan lo aja kali" Ujar Annisa sambil menyedot minumannya karna ternyata bukan hanya Annisa yang merasa ternyata sahabatnya pun merasakan hal yang sama.

Akhirnya seminar pun usai. Annisa dan Fifi bersiap keluar Auditorium namun tak disangka ternyata mata Annisa bertemu dengan Pak Azzam yang ternyata sedang menatap ke arahnya. Annisa mempercepat langkahnya, agar Fifi tidak menyadari perasaannya.

"Lo bareng gue ga? Tapi gue gak bisa anter sampe rumah. Nanti gue drop ditempat biasa" Tanya Fifi

"Yaudah bareng aja, itung-itung hemat" Tertawa Annisa dengan puas

"Dasar lo" Timpal Fifi

Mereka pun menuju parkiran dimana mobil Fifi parkir.

Namun, ketika akan masuk mobil tiba-tiba Fifi berhenti dan mengaggukan kepala seraya menyalami orang dari jauh. Mata Annisa pun menangkap sosok Pak Azzam yang ternyata sedang dimaksud oleh Fifi. Annisa pun hanya diam dan segera masuk mobil.

"Pak Azzam Nis. Duh, klepek-klepek gue disapa walau cuma anggukan" Ujar Fifi dengan semangat

"Berlebihan lo Fi, Allah gak suka yang berlebihan" Jawab Annisa ketus

"Dih nona satu ini sensi banget, awas kecantol loh sama Pak Azzam" Ledek Fifi

"Apaan sih, udah cepet jalan nanti keburu macet" Ujar Annisa

Mobil Fifi pun melaju. Tepat didepan sebuah minimarket mobil Fifi berhenti.

"Maaf ya Nis cuma bisa anter sampe sini" Ujar Fifi

"Iya gapapa, malah gue makasih banget karna udah membantu gue menghemat waktu dan uang" Jawab Annisa sambil tertawa

"Salam ya buat ibu lo" Ujar Fifi

"Siap. Yaudah lo hati-hati ya Fi. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Lo juga hati-hati nanti ada yang nyulik lagi hati lo eh maksudnya nyulik lo" Ledek Fifi

Mobil Fifi pun berlalu. Annisa masih berdiri didepan minimarket sambil menunggu angkutan umum arah rumahnya lewat.

'Ohiya sekalian tarik tunai deh, mumpung didalam ada ATM' batin Annisa

Setelah selesai tarik tunai, mata Annisa seperti menangkap sosok Pak Azzam dalam antrian.

'Ah, cuma mirip mungkin' batin Annisa.

Annisa pun kembali menunggu angkutan umum.

Tiba-tiba ada sosok pria dewasa yang bertanya kepadanya.

"Kamu mahasiswi yang tadi ikut seminar saya ya?" Tanya Azzam

"Iya Pak" Tenggorokan Annisa terasa tercekik, rasanya menjawab dua kata saja terasa berat.

"Kamu lagi ngapain disini? Lagi nunggu seseorang?" Tanya Azzam

"Nunggu angkot Pak " Ujar Annisa

"Pak, saya duluan ya. Itu angkotnya udah dateng, Assalamu'alaikum" Lanjut Annisa

"Waalaikumsalam. Hati-hati" Jawab Azzam

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Bab pertama udh terpesona pada pandangan pertama.

2022-05-18

0

4RB14 B14

4RB14 B14

mampir yah author,kayak seru nih ceritanya.

2022-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!