Pagi ini aku terbangun masih diatas sajadah, ternyata aku tertidur pulas setelah sholat shubuh tadi. Rasanya enggan sekali untuk beranjak namun hari ini ada seminar penting yang harus diikuti oleh Annisa.
Aku pun bergegas kekamar mandi dengan langkah gontai. Setelah usai mandi, Aku pun bergegas menuju meja makan untuk menyelesaikan ritual sarapan bersama.
"Aku berangkat kekampus dulu ya, bu" Ujarku dengan potongan roti dimulut dan tangan.
"Loh, kok buru-buru sih nak. Sarapan dulu" Tanya sang ibu.
"Aku ada seminar bu, takut telat jadi aku sarapan roti aja ya untuk bekal dijalan. Assalamu'alaikum" Ujar Annisa sambil mengambil tangan sang ibu sebagai tanda khidmat anak terhadap orangtua.
"Wa'alaykumussalam, Hati-hati nak" Ujar sang ibu.
Aku pun setengah berlari untuk menuju tempat para angkot mengambil penumpang.
"Huft, untung langsung dapet angkotnya" Keluh Annisa sambil membereskan jilbabnya.
'Ketika cinta bertasbih, nadiku berdenyut merdu. Kembang kempis dadaku. Merangkai butir cinta' dering HP annisa
"Nis, lo dimana? Kita udah tandain bangku nih buat lo" Tanya Fifi
Fifi adalah teman satu universitas dengan Annisa yang sehari-harinya mereka selalu bersama. Mereka tulus berteman, susah senang mereka selalu bersama.
"Ini lagi diangkot, Fi. Masih lama kan ya mulainya?" Tanya Annisa
"Apaan, sebentar lagi mau mulai nis. Lo sih kalo tidur kaya pingsan jadi telat kan dateng ke seminar penting begini" Ujar Fifi kesal
"Yaah, maaf deh Fi. Semalem nugasnya kemaleman jadi abis sholat shubur tidur lagi deh. Yaudah tungguin ya. Dah. Assalamu'alaikum" Ujar Annisa dengan di iringi mematikan ponselnya karna khawatir akan ada seminar didalam seminar akibat telat hadir.
"Bang, berenti didepan kampus itu ya bang" Ujar Annisa sambil menunjukkan gedung kampusnya
Aku langsung melesat dengan cepatnya bak dikejar setan karna dirinya tidak mau sampai telat hadir dalam seminar ini.
Dan ketika memasuki ruang seminar, mata Annisa berkeliaran mencari Fifi. Dan Fifi pun tak lama melambaikan tangan sebagai isyarat.
"Alhamdulillah ga telat. Sstttt, gausah marah-marah ya kan gue udah disini" Ujar Annisa sambil menutup mulut Fifi.
"Hmmm, ohiya pemateri seminarnya ganteng Nis. Gue udah pernah ikut seminarnya beliau pas lo sakit" Ujar Fifi
"Ah lo mah siapa aja dibilang ganteng. Kucing dibedakin aja dibilang ganteng" Ledek Annisa
"Kurang asem lo, dikira gue ga punya standar ganteng kali ya. Awas lo ya sampe naksir, gue ledekin seumur hidup lo" Ujar Fifi
"Ga level ah kalo cuma menang ganteng mah" Ledek Annisa
Tak selang berapa lama MC pun membuka acara seminarnya dan menyebut nama 'Azzam Abdullah' dibarengi dengan tepuk tangan yg meriah karna ternyata pemateri memang sudah memiliki fans sendiri sehingga dalam ruangan terdengar sangat riuh.
Namun, disudut lain Annisa heran dengan sebegitu antusiasnya mahasiswa kepada pemateri kali ini. Biasanya yg dia tau, mahasiswa itu paling malas untuk datang ke seminar apalagi yang durasinya sampai berjam-jam namun seminar kali ini berbeda mahasiswa pun sampai memberikan tepuk tangan meriah saat nama pemateri disebut.
Tak lama pemateri pun memasuki ruang auditoriun yang dijadikan ruangan seminar kali ini.
Deg. Annisa tertegun, ternyata benar ujar Fifi kalau pemateri kali ini memang ganteng dan terlihat sangat wibawa.
Ma syaa Allah. Batin Annisa
"Nis, liat itu! Ganteng banget kan?" Tanya Fifi
"Apaan sih. Biasa aja tau" Ujar Annisa dengan bohong
"Masa sih biasa aja, bukannya itu tipe lu banget ya yang berwibawa gitu?" Ledek Fifi
Moderator pun membacakan profil pembicara hari ini, Azzam Abdullah. Tepat dibagian status perkawinan tiba-tiba terdengar riuh kembali yang menandakan rasa kecewa mahasiswi yang ternyata Pak Azzam sudah menikah.
'Oh ternyata sudah menikah' batin Annisa diiringi dengan rasa kecewa
" Yah Nis, apa gue saingan aja ya sama istrinya" Ujar Fifi asal
"Astaghfirullah, istighfar Fi. Mending lo sama Raihan aja deh yang udah jelas-jelas jomblo dan naksir lo" Sahut Fifi
"Ogah, yang tua lebih greget nis" Ujar Fifi sambil tertawa
Materi pun disampaikan satu persatu, namun Annisa merasa Pak Azzam sedari tadi matanya selalu tertuju pada Annisa. Annisa pun mencoba menata hatinya, karna tak dipungkiri dia pun salah tingkah.
"Nis, Pak Azzam kok dari tadi matanya menuju kearah lo mulu ya. Lo ngerasa ga sih?" Tanya Fifi
"Ah perasaan lo aja kali" Ujar Annisa sambil menyedot minumannya karna ternyata bukan hanya Annisa yang merasa ternyata sahabatnya pun merasakan hal yang sama.
Akhirnya seminar pun usai. Annisa dan Fifi bersiap keluar Auditorium namun tak disangka ternyata mata Annisa bertemu dengan Pak Azzam yang ternyata sedang menatap ke arahnya. Annisa mempercepat langkahnya, agar Fifi tidak menyadari perasaannya.
"Lo bareng gue ga? Tapi gue gak bisa anter sampe rumah. Nanti gue drop ditempat biasa" Tanya Fifi
"Yaudah bareng aja, itung-itung hemat" Tertawa Annisa dengan puas
"Dasar lo" Timpal Fifi
Mereka pun menuju parkiran dimana mobil Fifi parkir.
Namun, ketika akan masuk mobil tiba-tiba Fifi berhenti dan mengaggukan kepala seraya menyalami orang dari jauh. Mata Annisa pun menangkap sosok Pak Azzam yang ternyata sedang dimaksud oleh Fifi. Annisa pun hanya diam dan segera masuk mobil.
"Pak Azzam Nis. Duh, klepek-klepek gue disapa walau cuma anggukan" Ujar Fifi dengan semangat
"Berlebihan lo Fi, Allah gak suka yang berlebihan" Jawab Annisa ketus
"Dih nona satu ini sensi banget, awas kecantol loh sama Pak Azzam" Ledek Fifi
"Apaan sih, udah cepet jalan nanti keburu macet" Ujar Annisa
Mobil Fifi pun melaju. Tepat didepan sebuah minimarket mobil Fifi berhenti.
"Maaf ya Nis cuma bisa anter sampe sini" Ujar Fifi
"Iya gapapa, malah gue makasih banget karna udah membantu gue menghemat waktu dan uang" Jawab Annisa sambil tertawa
"Salam ya buat ibu lo" Ujar Fifi
"Siap. Yaudah lo hati-hati ya Fi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Lo juga hati-hati nanti ada yang nyulik lagi hati lo eh maksudnya nyulik lo" Ledek Fifi
Mobil Fifi pun berlalu. Annisa masih berdiri didepan minimarket sambil menunggu angkutan umum arah rumahnya lewat.
'Ohiya sekalian tarik tunai deh, mumpung didalam ada ATM' batin Annisa
Setelah selesai tarik tunai, mata Annisa seperti menangkap sosok Pak Azzam dalam antrian.
'Ah, cuma mirip mungkin' batin Annisa.
Annisa pun kembali menunggu angkutan umum.
Tiba-tiba ada sosok pria dewasa yang bertanya kepadanya.
"Kamu mahasiswi yang tadi ikut seminar saya ya?" Tanya Azzam
"Iya Pak" Tenggorokan Annisa terasa tercekik, rasanya menjawab dua kata saja terasa berat.
"Kamu lagi ngapain disini? Lagi nunggu seseorang?" Tanya Azzam
"Nunggu angkot Pak " Ujar Annisa
"Pak, saya duluan ya. Itu angkotnya udah dateng, Assalamu'alaikum" Lanjut Annisa
"Waalaikumsalam. Hati-hati" Jawab Azzam
Didalam angkot Annisa heran mengapa hatinya berdegub dengan ritme yang cepat, sulit dikendalikan namun Annisa menikmatinya.
'Aneh' batin Annisa
Annisa pun tak mau ambil pusing dengan perasaannya, dia memilih memainkan ponselnya selama di angkot.
'Loh, ini kan Pak Azzam. Punya Instagram toh, kirain kudet' batin Annisa terkekeh-kekeh
Jari Annisa pun mencoba scrolling lebih jauh kehidupan Pak Azzam melalui Instagram nya.
'Oh udah punya anak, lucu. Mana foto istrinya, kok gaada yah. Oh mungkin menjaga ya' gumam Annisa
Annisa pun menyudahi main ponselnya karna tak terasa ternyata sebentar lagi sampai.
"Assalamu'alaikum" Ucap Annisa
"Waalaikumsalam. Eh neng nisa udah pulang" Jawab Emak Roh
Emak Roh adalah orang terpercaya orang tua Annisa untuk membantu pekerjaan rumah. Emak Roh sudah belasan tahun ikut bersama keluarga Annisa sehingga keluarga Annisa pun sudah menganggap seperti keluarga sendiri.
"Ibu pergi ngaji ya mak? Yaudah Nisa masuk kamar dulu ya mak" Ujar Annisa
"Iya neng" Jawab mak Roh
Annisa membanting badannya diatas kasur. Badannya terasa lengket, perutnya lapar tetapi rasa kantuknya lebih besar sehingga tanpa sadar Annisa pun tertidur.
"Nis, ayo makan. Kata Emak kamu belum makan dari pulang kampus" Tanya ibu
"Nis, ayo bangun. Pasti kamu tidur nih" Sambung ibu
Ketukan dari luar pintu membangun kan Annisa yang tertidur pulas dengan kondisi masih pakai pakaian yang dipakainya seharian tadi.
"Astaghfirullah. Jam berapa nih, ngaco deh pake ketiduran segala" Gerutu Annisa
"Iya bu, nanti aku keluar. Aku mau mandi dulu" Jawab Annisa
Selepas sholat Maghrib, Annisa pun menuju ruang makan untuk memenuhi hajat perutnya. Setelah usai makan, Annisa masuk kamar karna dia harus menyelesaikan beberapa tugas untuk besok presentasi.
Annisa membuka laptopnya, dia menyambungkan WhatsApp ke laptopnya. Tiba-tiba 'tring' tanda pesan WhatsApp masuk. Annisa mengeceknya ternyata dari group seminar hari ini. Pesan yang masuk berupa hasil foto-foto hari ini. Dan, Annisa mencoba Zoom foto Pak Azzam. Ah, perasaan itu muncul lagi. Annisa buru-buru menutup pesan dari group tersebut karna ada perasaan aneh kalau berlama-lama memandang foto Pak Azzam.
'Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu, kembang kempis dadaku merangkai butir cinta' dering HP menyadarkan lamunan Annisa.
"Halo Nis, cepetan kerjain tugas buat besok. Gue lupa masih diluar ini" Ucap Fifi
"Klo telpon tuh salam dulu napa sih, ini langsung nyerocos aja" Ujar Annisa
"Ehiya Assalamu'alaikum Annisa cantiiik, tugasnya udah selesai kan ya?hahaha" Ceplos Fifi
"Wa'alaykumussalam, pulang lo. Udah malem ini, anak gadis udah harus dirumah tau" Ketus Annisa
"Iya iya beb, ini mau pulang kok. Ihhh perhatian banget deh, jiwa jomblo gue meronta-ronta ini. Yaudah makasih ya beb udah dikerjain. Assalamu'alaikum, mimpi indah" ledek Fifi
"Wa'alaikumssalam. Dih, dasar jomblo! " Jawab Annisa
'Eh gue kan jomblo juga ya' batin Annisa
Annisa pun melanjutkan nugasnya.
Pagi ini Annisa tidak melanjutkan tidurnya setelah sholat shubuh karna kelompoknya hari ini harus presentasi.
Jam 08.00 Setelah usai sarapan, Annisa pun pamit dan segera menuju halte untuk menunggu angkot utk menuju kampusnya. Setelah sampai kampus dia menuju kelasnya untuk menyiapkan diri untuk presentasi.
"Teman-teman perhatian, ini ada informasi dari dosen kita. Kalau kelas hari ini diganti jadi seminar di gedung sebelah. Klo ga hadir seminar dianggap ga hadir kelas 2x guys" Kata PJ Mata kuliah hari ini.
"Yaudah yuk, gas lah" Kata teman yang lain.
Akhirnya mereka berbondong-bondong menuju gedung sebelah.
"Pemateri nya siapa sih?" Tanya salah satu anak
"Tuh baca didepan gede banget juga informasi nya, masih aja nanya" Jawab salah satu mahasiswi terpintar dikelas
Annisa dan Fifi yang mendengar obrolan mereka pun sontak langsung menatap layar didepan mereka.
"Lah, Pak Azzam lagi Nis. Apa gue berjodoh ya ketemu terus sama doi" Tawa Fifi
Annisa salah tingkah karna tiba-tiba jantungnya berdetak tak karuan seakan ingin bertemu sang kekasih.
Ketika masuk sesi pertanyaan, Fifi pun mengajukan pertanyaan.
"Assalamu'alaikum, Pak Azzam. Teman yang disamping saya ingin bertanya tp malu akhirnya diwakilkan oleh saya. Gapapa ya Pak? " Ujar Fifi
Annisa pun dibuat kaget oleh aksi Fifi, segera mungkin menarik Fifi untuk kembali duduk.
"Duduk ih Fi, malu-maluin deh" Gerutu Annisa
"Tuh Pak, bukti ya kalau teman saya malu. Masa saya disuruh duduk lagi" Kata Fifi
Seketika ruangan riuh dengan gelak tawa akibat celotehan Fifi
"Ya ya Gapapa, lanjutkan" Jawab Azzam dengan disertai tawa
Setelah bertanya ternyata Azzam memberi secarik kertas kepada Fifi untuk menulis nama, nomer telpon serta alamat untuk dikirimkan hadiah karna sudah berpartisipasi dengan bertanya pada acara seminar ini.
Acara seminar pun selesai. Annisa dan Fifi memilih untuk pulang kerumah masing-masing.
"Bu, perut Annisa. Ini hari pertama datang bulan. Mau dikompres bu" Keluhan Annisa
"Yaudah, kamu masuk kamar aja. Nanti ibu bawain air hangatnya"
"Makasih ya bu. Ibu terbaik" Ucap Annisa sambil memeluk sang ibu
Annisa pun masuk kekamar.
'Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu, kembang kempis dadaku merangkai butir cinta' dering HP
'Pasti Fifi nih' batin Annisa
"Hallo Assalamu'alaikum, kenapa Fi? Duh, jangan lama-lama ya Fi curhatnya perut gue lagi sakit nih soalnya jadi takut tambah sakit dengerin curhat lo" Cerocos Annisa
"Wa'alaykumussalam. Kamu sakit kenapa?ini saya Azzam"
Annisa kaget dan langsung memeriksa siapa yang sedang menelepon dirinya ini. Ternyata nomer tak dikenal.
'Azzam? Pak Azzam maksudnya' batin Annisa
Annisa pun salah tingkat, ingin mematikan panggilannya namun dirasa sangat tidak sopan terhadap dosennya namun dia bingung kenapa Pak Azzam bisa tau nomer ponselnya.
"Pak Azzam? Ada keperluan apa ya Pak kira-kira dan kalau boleh tau dapat nomor ponsel saya dari siapa?" Tanya Annisa kebingungan
"Dari temen kamu tadi. Saya mau konfirmasi alamat dan nomer telpon karna saya mau kirim hadiah pertanyaan seminar siang tadi"
"Yang bertanya bukan saya Pak tapi temen saya Fifi. Nanti saya kirim nomer dan alamat Fifi ya Pak"
"Tapi kan buat pertanyaan kamu. Jadi kamu yang berhak. Yaudah saya gamau berdebat, berarti alamatnya sudah dipastikan benar ya dan tolong save nomer saya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaykumussalam" Jawab Annisa
Nis, ini air hangatnya" Ujar ibu
"Nis, Annisa Permata. Ini air hangatnya, ditaro dimana ya"
"Ehiya bu, ini apa?" Jawab Annisa
"Loh, air hangat ini. Kan tadi kamu minta untuk kompres perut kamu"
"Ohiya bu, Annisa lupa. Yaudah bu, taro diatas meja aja. Makasih banyak ya bu, maaf Annisa ngerepotin ibu"
"Yaudah, langsung dikompres ya perut yang sakit tadi"
"Iya bu" jawab Annisa
Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu, kembang kempis dadaku merangkai butir cinta' dering HP Annisa
'Nomer Pak Azzam, ada apa ya telpon lagi' batin Annisa.
"Hallo, assalamu'alaikum. Kamu udah Terima paket dari saya?" Tanya Azzam
"Wa'alaykumussalam. Jadi paket ini dari Pak Azzam?kan udah saya bilang pak, yang buat pertanyaan itu bukan saya. Nanti saya sampaikan ke Fifi ini bukan hak saya pak"
"Itu paket buat kamu, tadi perut kamu sakit kan. Itu ada obat, tolong segera diminum ya. Mengenai hadiah, kebetulan belum saya siapkan. Yaudah selamat istirahat, semoga lekas sembuh ya. Assalamu'alaikum, Annisa."
Annisa masih mematung sampai lupa menjawab salam dari Pak Azzam, karna dia merasa yang terjadi seperti mimpi. Dari mulai ditelpon oleh pak Azzam sampai diperhatikan seperti ini. Bak seorang kekasih yg peduli pada pasangan nya.
Annisa pun membuka bungkus plastik yg ada ditangannya sedari tadi.
'Cepat sehat ya. Jangan lupa baca basmalah dulu sebelum minum' -Azzam-
Begitu notes yang Azzam tulis.
Pagi ini Annisa merasa perutnya lebih baik setelah dikompres dan minum obat yang dikasih Pak Azzam walaupun dia sembuh karna obatnya atau orang yang memberinya obat.
'Ohiya, belum bilang makasih sama Pak Azzam. Apa perlu telpon ya untuk bilang makasih tapi nanti istrinya salah paham lagi kalau telpon pagi-pagi gini. Ah yaudah lah biarin aja' batin Annisa
Tak lama HP Annisa berdering.
'Kok panjang umur banget sih ini orang'
"Assalamu'alaikum. Pak, makasih ya obatnya. Maaf saya lupa bilang makasih" Ucap Annisa
"Wa'alaykumussalam. Iya sama-sama. Gimana, udah lebih baik kan?"
'Kok pak Azzam bikin baper sih pagi-pagi' batin Annisa
"Alhamdulillah sudah Pak"
"Alhamdulillah. Kamu hari ini kekampus?"
'Ini apalagi sih pak, kenapa perhatian begini sih. Tanggung jawab loh klo saya sampe baper' batin Annisa lagi
"Ke kampus pak. Ada apa pak?"
"Tolong jaga pola makan kamu. Kurangi makan pedas-pedasnnya. Makannya jangan sampai telat. Kamu ga boleh dzolim sama tubuh kamu. Saya ga mau denger kamu sakit begini lagi. Assalamu'alaikum" Begitulah ucapan Pak Azzam
'Ya Allah, kenapa ini? Kenapa Engkau biarkan dia masuk kedalam hati ini. Lemah hati ini ya Allah, jauhkan ya Allah. Dia sudah memiliki anak dan istri. Aku ga mau merusak semuanya' batin Annisa berkecamuk.
"Wa'alaykumussalam" Jawab Annisa sambil memeluk ponselnya.
Annisa gamang, dia bingung dengan kondisi hatinya. Disatu sisi dia senang akan perhatian pak Azzam namun disisi lain dia sedih kalau mengingat akan statusnya.
Setelah sampai kampus.
"Nis, lu dipanggil ke ruang pak Azzam" Ucap salah satu teman kelasnya.
"Lah, dia kan ga pernah ngajar kita. Ada urusan apa ya sama gue?" Tanya Annisa bingung
"Ya mana gue tau, tadi ada mahasiswa nya dia ngasih tau klo mahasiswi yang namanya Annisa permata disuruh ke ruang pak Azzam. Gitu doang dia bilangnya"
"Ngeliat Fifi ga?"
"Fifi ga masuk kayanya Nis, coba lu telpon deh"
"Yaudah gue telpon dulu ya"
Annisa pun merogoh ponsel yang ada didalam tasnya
"Assalamu'alaikum. Fi, udah dimana?" Tanya Annisa
"Wa'alaykumussalam. Gue sakit Nis, semalem gue demam, meriang. Merindukan kasih sayang. Canda beb"
"Ga yakin gue lo sakit, cepet masuk Fi. Gue gaada temen nih"
"Ya Allah beb, ga percaya amat ya gue sakit. Gue beneran sakit Nis, nanti pulang kampus lo jenguk gue ya. Bawa seblak sama mie ayam"
"Orang sakit makannya buah, minum obat. Bukan seblak sama mie ayam"
"Justru itu obat paling ampuh. Hahaha. Yaudah gue pengen tidur lagi ah. Assalamu'alaikum"
"Ishhh, bilang aja mau tidur bukan sakit. Wa'alaykumussalam"
"Fifi, beneran sakit Nis?" Tanya temannya
"Dia bilang sih demam"
"Yaudah nis, sana ke ruang pak Azzam dulu. Nanti beliau nyariin"
"Nanti aja deh, gaenak kalau sendiri. Hehehe"
Hari ini akan jadi hari melelahkan karna jadwal kuliah cukup padat.
"Akhirnyaaaaa, selesai juga ini kelas" Ucap salah satu temannya.
"Iya ya, ampun dah kita kaga dikasih istrahat ini" Timpal temang yang lain
Annisa yang mendengar ucapan teman-temannya hanya tertawa karna memang benar hari ini cukup panjang dan melelahkan. Baru saja Annisa merenggangkan jari-jari tangan dan kepalanya tiba-tiba ponsel Annisa berdering.
'Loh Pak Azzam, ada apa ya? Angkat ga ya, tapi takut kedengeran sama yang lain. Udah deh biarin aja' batin Annisa
Annisa mengabaikan dering ponselnya yang berbunyi beberapa kali.
Tak lama kemudian ponsel Annisa berdering kembali.
'Pak Azzam ngapain sih telpon terus' batin Annisa sambil merogoh ponsel yang ada didalam tas
'Eh ibu, kirain pak Azzam. Kepedean nih aku'
"Assalamu'alaikum. Bu, ada apa?" Tanya Annisa kepada ibunya
"Wa'alaykumussalam. Ini nis, ibu mau minta tolong. Kamu sepulang dari kampus tolong mampir dulu ya ke supermarket. Beli beberapa barang belanjaan. Tadi itu ibu lupa banget, soalnya catatannya ketinggalan. Bisa Nis?"
"Bisa bu, nanti tolong kirim aja list belanja nya ya bu"
"Makasih ya, kamu hati-hati pulangnya ya. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaykumussalam" Jawab Annisa
Annisa pun menuju masjid kampus karna dirinya belum menunaikan sholat ashar.
Setelah selesai sholat, Annisa menuju tempat angkot yang biasa ia naiki.
"Bang, stop di supermarket depan ya" Ucap Annisa pada supir angkot.
Annisa pun memasuki supermarket dan mulai mencari barang belanjaan titipan sang ibu.
Semua barang sudah masuk keranjang belanjaan dan Annisa pun masuk antrian yang ada dikasir.
setelah selesai membayar, Annisa kembali menunggu angkot untuk sampai kerumah nya.
'Ternyata banyak juga ya barang titipan ibu, semoga angkot nya ga penuh terus ya biar masuk ini barang bawaan aku' batin Annisa
Angkot silih berganti lewat depan Annisa namun sayangnya semua penuh karna memang Annisa pulang berbarengan dengan jam orang pulang kerja.
Akhirnya Annisa mencoba mencari tempat duduk dan dia jadi teringat dengan kejadian beberapa hari lalu saat bertemu dengan Pak Azzam di supermarket ini. Annisa pun hanya senyum-senyum mengingat itu.
"Assalamu'alaikum. Lagi nunggu siapa?" Ucap seseorang
Annisa pun kaget dan segera menoleh ke sumber suara. Kemudian Annisa mematung karna ternyata suara itu milik Pak Azzam. Padahal baru beberapa menit Annisa lagi mengingat Pak Azzam kini sudah ada dihadapannya.
"Wa'alaykumussalam. Nunggu angkot Pak"
"Angkot jam segini biasanya penuh terus. Saya antar kamu sampai rumah. Boleh?"
"Gausah pak makasih, biar saya tunggu aja angkot nya"
"Nanti keburu adzan Maghrib makin penuh angkotnya. Barang bawaan kamu juga banyak. Gimana?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!