Tanpa meminta persetujuan Annisa, Azzam pun memasukkan seluruh belanja Annisa ke dalam bagasi mobilnya
"Pak, tapi... "
"Gausah pake tapi tapi, ayo masuk"
Azzam membukakan pintu mobil untuk Annisa. Annisa pun terlihat salah tingkah karna sudah diperlakukan sangat baik.
Didalam mobil tidak ada percakapan apapun sampai akhirnya Annisa membuka suara.
"Pak, apa pantas seorang mahasiswi satu mobil dengan dosen laki-lakinya. Apa ga akan jadi Fitnah?"
"Loh, emang kita berbuat asusila. Saya hanya ingin anter kamu. Udah itu aja"
"Tapi Bapak kan udah punya istri, saya takut akan jadi Fitnah" Akhirnya Annisa mengatakan yang selama ini ia tahan semenjak Pak Azzam mulai menaruh perhatian lebih terhadapnya.
"Ini sepertinya macet banget, takut ga keburu sholat dirumah. Kita melipir dulu ya cari masjid/mushola"
"Boleh Pak"
"Nah, itu pas banget ada musholah. Kita sholat disana ya?"
"Iya Pak"
Ternyata Azzam mengabaikan pertanyaan Annisa. Ini makin membuat Annisa gamang dan merasa bersalah kepada anak dan istrinya.
"Nanti ketemu disini lagi ya" Ucap Azzam
"Iya Pak"
Annisa pun menuju tempat wudhu wanita. Setelah wudhu Annisa pun masuk ke dalam mushola dan ternyata hanya ada dirinya namun beberapa menit kemudian datang Azzam.
"Sholat berjamaah ya" Ajak Azzam
Mereka pun sholat dengan khusyuk. Selesai sholat, Azzam memutar badannya menghadap Annisa. Annisa lagi-lagi dibuat salah tingkah. Dzikir selepas sholat pun rasanya berantakan karna harus bertatapan wajah dengan Azzam.
Annisa akui, ukuran seorang dosen Azzam sangatlah sempurna. Badan atletis, wajah tampan dan usianya tidaklah terlihat tua karna Azzam terlihat fashionable dengan pakaian yg ia pakai walaupun selalu berkemeja namun dia pandai memadupadankannya.
"Udah selesai?" Tanya Azzam
"Udah Pak, sebentar saya lipat mukena dulu"
Azzam pun memilih menunggu Annisa didalam mobil.
Tak berapa lama Annisa keluar dan heran letak sepatu yang ia gunakan sudah dalam kondisi siap dipakai padahal tadi dia asal taro saja.
'Pasti Pak Azzam' batin Annisa
Annisa segera menuju mobil karna merasa tidak enak sudah ditunggu oleh pak Azzam. Ketika Annisa masuk, ternyata pak Azzam sedang tilawah Qur'an. Lagi lagi Annisa merasa tidak enak hati, ia akhirnya masuk dan menutup pintu mobil pelan-pelan.
"Tadi pagi kenapa kamu ga keruangan saya?" Tanya Azzam
"Karna saya rasa gaada hal penting yang mengharuskan saya keruangan Bapak"
"Terus kenapa ga angkat telpon saya?"
"Pak, jujur ya. Bapak ada apa sih sama saya? Kenapa bapak tiba-tiba begini? Kenapa bapak perhatian sama saya, peduli sama saya sedangkan bapak kenal saya juga engga. Ngajar saya pun engga. Lalu kenapa bapak begini?" Annisa akhirnya mengeluarkan unek-unek yang membuatnya heran akan sikap dosennya itu.
"Saya jatuh cinta sama kamu"
"Istighfar pak, semua ini salah pak. Bapak udah punya kehidupan. Ada anak dan istri yang menanti bapak"
"Kita pulang ya, kamu tenangkan diri dulu. Nanti kita bicara lain waktu"
Azzam melaju kan mobilnya menuju rumah Annisa. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, Annisa hanya menatap jalanan dengan begitu banyak pertanyaan.
"Udah sampai" Ucap Azzam menyadarkan lamunan Annisa sedari perjalanan tadi.
"Terimakasih"
Azzam pun menahan tangan Annisa ketika Annisa siap membuka pintu mobil.
"Pak, tolong jangan begini" Ujar Annisa
"Ucapan saya serius. Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan ke kamu. Tolong jangan abaikan telpon atau Chat saya. Saya mohon" Ucap Azzam sedikit memelas
Annisa tidak menjawab permintaan Azzam karna pikiran nya saat ini benar-benar kalut. Dia senang dengan pernyataan Azzam namun ada hati yang harus dia jaga. Itu yang membuat Annisa tak berani memberi respon apapun.
"Terimakasih. Hati-hati dijalan Pak. Asalamu'alaikum"
Annisa langsung menuju dapur untuk menaruh barang pesanan sang ibu, setelah dirapikan sedikit Annisa masuk kamar.
Dikamar Annisa langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.
'Ya Allah, haramkah perasaan ini?kenapa dia ya Allah. Kenapa harus Pak Azzam?dia sudah memiliki keluarga. Aku takut hanya akan merusak semuanya. Aku takut ujian perasaan ini ya Allah' begitulah untaian doa Annisa dibarengi oleh air mata yang tanpa sadar menetes.
Setelah puas berperang oleh hati dan pikirannya Annisa pun memilih mandi untuk segera menunaikan sholat isya sebelum dirinya tidur.
Saat dirinya siap-siap ingin tidur, Tiba-tiba ponselnya berdering, ketika diliat ternyata panggilan telpon dari Azzam. Annisa rasanya enggan untuk angkat panggilan tersebut namun hatinya berlawanan.
"Halo assalamu'alaikum" Ucap Azzam
"Wa'alaykumussalam"
"Udah mau tidur ya?"
"Iya"
"Besok ada kelas jam berapa?"
"Besok saya libur"
"Baik, besok saya jemput jam 10pagi dirumah kamu. Tolong izinkan saya cerita dan jelaskan semuanya. Biar ga buat kamu gamang"
Deg.
Annisa memang gamang. Dia merasa nyaman dekat dengan Azzam namun dia juga takut akan kenyataan yang ada didepan mata.
"Iya Pak" Lagi lagi Annisa mengeluarkan kata yang tak sesuai dengan pikirannya. Pikirannya kalah dengan hatinya
"Jangan panggil saya Pak, emang saya udah tua banget ya?"
"Kan bapak dosen saya"
"Kan ga lagi dikampus"
"Terus saya harus panggil apa?"
"Terserah. Senyamannya kamu aja"
"Yakin? Klo saya panggil om emang mau?"
"Ya jangan dong, umur kita ga beda jauh banget kok" Jawabnya sambil tertawa
"Jauh aja ya Pak" Ucap Annisa dibarengi dengan tawa halus
"Saya nyaman ngobrol sama kamu. Rasanya beban hidup saya hilang seketika"
"Berat banget ya Pak?"
"Banget tapi saya udah ketemu solusinya. Kamu"
"Solusinya sholat dan sabar Pak"
"Kamu jawaban atas sholat dan sabar saya mungkin"
"Saya pamit untuk istirahat ya Pak"
"Terima kasih ya, kamu udah nenangin pikiran saya. Yaudah kamu istirahat. Besok saya jemput jam 10. Assalamu'alaikum".
" Wa'alaykumussalam"
Annisa menikmati obrolan bersama Azzam tanpa sadar Annisa pun tersenyum padahal sebelumnya Annisa merasa tertekan dengan situasi ini.
Pagi ini Annisa sudah siap pergi dengan Azzam dan tak lupa Annisa pun per pamitan dengan ibunya. Ketika hendak keluar rumah, HP Annisa berdering.
"Assalamu'alaikum. Saya sudah didepan. Saya boleh masuk untuk pamitan sama orang tua kamu?" Tanya Azzam
"Wa'alaykumussalam. Gausah Pak, lain waktu aja ya lagian saya udah pamitan kok"
"Yaudah, nanti langsung masuk aja ya. Saya disebrang rumah kamu. Assalamu'alaikum.
" Wa'alaykumussalam "
Annisa pun keluar rumah dan benar disebrang rumah Annisa sudah ada mobil terparkir. Ya itu mobil yang semalam mengantarnya pulang.
"Assalamu'alaikum. Pak"
"Wa'alaykumussalam. Katanya mau manggil om" Ledek Azzam
Annisa pun hanya tersenyum mendengar ocehan Azzam.
"Mau request atau ikut aja kemana saya pergi" Tanya Azzam
"Ikut aja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
To the point banget mas Azzam, main tembak2 aja😁
2022-05-18
0
Edelweiss🍀
aku juga😂😂😂
2022-05-18
0
Duyung kesayangan
aku mampir thor.
salam dari cinta berbeda keyakinan
2022-04-29
1