Tiba-tiba Menikah
Malam itu diacara pernikahan bos besarnya, Liana datang bersama temannya, namun karena ia sangat terpesona oleh dekorasinya pernikahan yang sangat mewah ia sibuk melihat lihat keselurh tempat hingga Liana lupa kalau ia meninggalkan temannya entah dimana. Tempat yang sangat luas membuatnya kesulitan untuk mencari temannya itu.
***
Diruangan khusus dua orang sedang berbicara serius, tampak raut wajah bingung pada keduanya.
Rendy dan Kendra sedang berpikir bagaimana semua ini bisa terjadi? tepat dihari pernikahannya, Jenny melarikan diri dengan membawa sejumlah uang perusahaan.
"Bagaimana ini, Ken. Aku gak mungkin membatalkan pernikahan ini sedangkan para tamu undangan sudah berdatangan. Aku tidak mau namaku dan keluarga tercoreng belum lagi ... ," Rendy menggantung ucapannya. Diusapnya wajah yang tampan itu dengan kasar, Rendy merasa bingung apa yang harus ia lakukan.
"Sayang, akad pernikahan akan dilakukan satu jam lagi," ucap, Elma pada Rendy putra kesayangannya.
Rendy dan Kendra saling pandang lalu menatap Mamanya dengan tatapan bingung. Tidak mungkin mereka mengatakan kalau, Jenny melarikan diri.
"Ada apa, kenapa kalian diam dan terlihat seperti orang linglung?" tanya Elma yang kini terlihat bingung.
"Tidak, Mam. semua aman." Kendra memang asisten pribadi yang bisa diandalkan saat, Rendy kesusahan dia pasti jadi yang pertama ada disampingnya.
Elma tersenyum lalu meninggalkan Rendy dan Kendra di ruangan itu! setelah, Elma pergi Kendra mengusap bahu bos sekaligus kakak angkatnya itu!
"Tentang. Kita harus berpikir dengan kepala dingin." Kendra mencoba menenangkan Rendy. Pembawaannya yang selalu tenang dalam menghadapi semua masalah membuat Kendra selalu bisa diandalkan dalam situasi apapun.
Rendy hanya diam terpaku kepalanya pusing lidahnya juga terasa kelu bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun ia kesusahan.
Kendra pergi dari ruangan itu meninggalkan bosnya yang masih diam mematung!
Diluar tepatnya di taman yang sudah didekorasi sedemikian rupa untuk menyambut para tamu undangan, Kendra duduk disalah satu kursi yang telah disediakan. Kendra merasa bingung ia duduk dengan menopang dahi dengan tangannya sambil ia pijat agar terasa sedikit tenang, "mempelai pengganti. ya, itu mempelai pengganti," ucap, Kendra. Senyum mengembang dibibirnya.
Kendra segera berdiri dan mengedarkan pandangannya sambil melangkahkan kakinya! dilihatnya seorang perempuan yang sedang berjalan tanpa arah itu mungkin wanita itu tersesat atau sedang mencari sesuatu.
Kendra berlari menghampiri wanita itu dan setelah sampai dihadapan wanita itu, Kendra menatap wajah sang wanita memastikan apakah wanita itu cocok atau tidak untuk jadi istri dari bosnya itu.
"Maaf, ada apa ya, Mas?" Tanya Liana karena melihat tingkah aneh dari laki-laki tersebut.
Kendra hanya diam ia beralih melihat bentuk tubuh Liana dari ujung kepala sampai ujung kaki.
melihat kelakuan laki-laki itu yang sangat aneh membuat Liana ketakutan, ia segera berlari meninggalkan laki-laki itu!
tak tinggal diam Kendra segera berlari juga mengejar wanita yang menurutnya cocok untuk jadi istri bosnya itu!
Tak butuh waktu lama Kendra mensejajarkan langkahnya dengan Liana, ia segera menarik pergelangan tangan Liana dan membawanya ke suatu tempat!
"Lepas. Lepaskan saya! anda siapa saya tidak kenal dengan anda." Liana terus meronta ingin lepas dari cengkraman tangan laki-laki itu!
Kendra hanya diam dan sampailah di suatu tempat, Kendra melepaskan pegangan tangannya dari Liana!
"Maaf, saya hanya ingin minta tolong," ucap Kendra dengan nada memelas.
Ia tidak tahu darimana ia harus memulai pembicaraan.
"Tolong apa, Kenapa harus ditempat sepi dan kurang pencahayaan ini." Liana semakin takut, pikirannya mulai menuju ke hah-hal buruk.
"Saya ... saya." Kendra menggantung ucapannya. Ia memilih membawa Liana ke ruangan dimana tempat bosnya berada.
Kendra kembali mencengkram pergelangan tangan Liana dengan kencang agar wanita itu tidak bisa lari darinya lalu ia menarik Liana menuju tempat bosnya berada!
"Mas. Mas kita mau kemana? anda jangan macam-macam kalo gak saya akan teriak," gertak Liana yang kewalahan mengejar langkah Kendra yang cepat bahkan sesekali ia merasa terseret oleh laki-laki itu.
"Tolonglah, Mbak. ikutin saja, lagipula saya tidak akan menyakiti anda," ucap Kendra sambil terus berjalan menuju ruangan dimana bosnya berada tak lupa pegangan tangannya tak pernah terlepas dari tangan Liana.
Tiba diruangan dimana Rendy berada, Kendra menyuruh Liana duduk dan ada Rendy disamping kursi yang diduduki Liana.
"Ken. siapa dia?" tanya Rendy kebingungan. Pasalnya Kendra pergi tanpa pamit dan kembali membawa seorang wanita.
"Calon mempelai wanita," ucap Ken singkat.
Sontak perkataan Ken membuat bola mata Liana membulat untung saja tidak keluar dari tempatnya.
"Anda sudah gila, Mas. Tidak saya tidak mau!" ucap Liana dengan nada sedikit tinggi.
Liana berdiri hendak pergi dari tempat itu! namun langkahnya terhenti karena Rendy mencekal pergelangan tangannya!
"Saya, mohon menikahlah dengan saya." Rendy berucap dengan dada memelas.
"Saya tidak mau. Tolong hargai keputusan saya," ucap Liana seraya menghentak tangannya agar terlepas dari genggaman Rendy.
Tak tinggal diam Rendy menarik tubuh Liana hingga jatuh diperlukannya.
perlakuan Rendy yang tiba-tiba membuat, Ken terkejut dan tak percaya atas apa yang dilakukan bosnya itu.
Tubuh Liana menegang, seketika ia merasa sangat ketakutan dengan perlakuan Rendy.
"Lepas! saya mohon biarkan saya pergi. Saya mohon," ucap Liana lirih. ia sangat takut, tidak mungkin ia menikah dengan orang yang tidak ia kenal dan juga tanpa kehadiran orang tuanya yang menjadi wali nikahnya.
Rendy dan Kendra terus menahan Liana ditempat itu mereka tak mungkin mencari orang lain karena waktu sudah menipis.
merasa tidak ada titik terang Rendy pergi dari tempat itu untuk menenangkan diri.
sementara itu Liana duduk dikursi dengan air mata yang terus mengalir, Ken berjongkok di depan Liana! ditatapnya wajah cantik itu yang kini sedang menangis mungkin karena ketakutan.
"Tolong, menikah dengan Rendy. Saya mohon dengan sangat, tolong," ucap Kendra memelas kepada Liana.
"Kalian para orang kaya memang selalu berbuat semaunya kepada kami, orang miskin. tidakkah kalian tahu kami juga punya harga diri dan kami juga berhak bahagia," ucap Liana dengan air mata yang tak pernah surut.
Rendy yang sedari tadi berdiri didepan pintu tertuduk tak dapat berucap sepatah katapun. Ucapan Liana sangat menyinggung perasaannya, bagaimana tidak selama ini ia memang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan egonya sangat besar hingga ia tak pernah memikirkan apa yang ia lakukan menyakiti orang lain atau tidak.
disisi lain saat ini ia bukan hanya memikirkan nama baik keluarganya namun juga perusahaannya yang ia bangun sejak 5 tahun lalu. Jika ia batal menikah mungkin ada banyak pihak yang membatalkan kontrak dengannya.
"Kamu, harus menikah dengan saya. kalau tidak saya akan memecat kamu dari perusahaan dan saya pastikan kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan dimanapun juga," gertak Rendy. Tidak ada jalan lain selain menakut-nakuti Liana, agar Liana bersedia menikah dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Mastiah Mastiah
bab 7
2022-10-23
1
Lina Lina
wkwkwkwk 😂😂😂
2022-09-11
2
Cerita Aveeii
aku mampir yaa
2022-08-03
3