Penyidik Hati Azahra

Penyidik Hati Azahra

Azahra Nadia

Azahra Nadia,gadis berparas cantik,tinggi dan juga sexy sangat lihai menggerakkan tubuhnya didepan kamera,ekspresi wajahnya sangat menarik membuat setiap netra yang memandang pasti langsung tertarik.

Senyumnya yang begitu manis seakan menggoda iman setiap lelaki yang haus akan kepuasan,yah...meskipun tidak menerima job dari majalah dewasa terkadang tak jarang para pria hidung belang yang melirik kecantikan Zahra dan melecehkannya secara tidak langsung.

Namun Zahra selalu memagari dirinya dengan keimanan yang kuat agar meskipun ia bergelut didunia yang penuh maksiat,ia tetap bisa menjaga dirinya dari perbuatan dosa.

Tuntutan ekonomi dan trauma masa kecil membuatnya tidak bisa melepaskan pekerjaan yang sedang ia geluti saat ini,meskipun sebenarnya raganya selalu ingin berlari jauh namun kakinya tertahan oleh gembok raksasa yang tak pernah bisa ia hancurkan.

Zahra mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya yang terlihat sexy itu saat pemotretan selesai.

Seorang pria berjas putih yang sudah setengah baya dengan penghisap rokok dimulutnya mendekati Zahra yang sedang duduk untuk beristirahat.

"Azahra,kamu ada waktu malam ini? ikutlah denganku kesyurga dunia sayang," ucap Pria itu sembari mencolek dagu lancip Zahra.

Zahra memicingkan mata menatap kearah pria itu, "Apa anda memiliki istri atau anak? Merekalah syurga yang anda maksud,jadi pulanglah pada mereka dan berhenti menggangguku," ucap Zahra dengan tegas.

"Gadis sombong,kamu akan mendapat karma karena kesombonganmu itu," pekik pria yang terlihat sedang mabuk itu sembari melangkah sempoyongan meninggalkan Zahra.

Zahra menghela nafas,entah sampai kapan ia harus menahan godaan seperti ini yang setiap hari harus ia hadapi.

"Zahra," panggil sang manager,Aldiana,yah,sebenarnya namanya Aldi,tapi karena ia pria yang gemulai alias ngondek jadi orang-orang lebih senang memanggilnya Ana.

Ana memberikan secarik kertas cantik pada Zahra,Zahra membuka kertas itu dan langsung melemparkannya ketempat sampah.

"Sudah aku bilangkan,aku gak akan pernah datang keacaranya,pria biadab itu,aku tidak ingin bertemu dengannya lagi," ucap Zahra dengan nada bicara sedikit naik.

"Ibumu yang mengantarkan undangan itu,dia ingin kamu datang meski hanya menyapa setelah itu kamu boleh pergi,bagaimanapun pria biadab itu ayah tirimukan," ucap Ana yang sudah mengenal dengan baik silsilah keluarga Zahra.

"Aku merasa jijik mengakuinya," umpat Zahra.

Bukan apa-apa,semenjak ibunya menikah dengan pria yang Zahra sebut biadab itu,tidak sesekali pria itu mencoba melecehkannya,hingga Zahra memilih tinggal terpisah dari ibunya dan membeli apartemen untuk tempat tinggalnya.

"Datanglah,demi ibumu," ucap Ana.

Zahra hanya bisa menghela nafas,setiap membicarakan ibunya dadanya mulai terasa sesak seperti pasokan oksigen disekitarnya menipis,Yah,sejak kecil Zahra hanya dibesarkan oleh ibu dan neneknya karena ayahnya yang pergi dengan perempuan lain,ibunya bahkan menjadi wanita malam demi untuk membiayai kehidupan Zahra hingga akhirnya ibunya menikah dengan pria biadab itu yang merupakan pemilik club' malam yang sudah bercabang-cabang.

"Aku akan datang,sebelum itu,aku akan pergi sebentar keyayasan,ada acara amal disana dan aku sudah berjanji pada Tiara," Zahrapun beranjak untuk mengganti pakaiannya.

Ana hanya menganguk,meskipun sebagai manager, Zahra sering menceritakan banyak hal pada Ana,mereka bagaikan seorang teman,kepribadian Ana yang sangat peduli pada Zahra,membuat Zahra nyaman meski Ana berbeda gender dengannya.

Zahra melangkah terburu menuju kemobilnya,tapi saat dipintu keluar ia bertabrakan dengan OB yang sedang membawa nampan dengan gelas berisi alkohol,minuman itupun tumpah kebaju Zahra dan baunya sangat menyengat.

"Mbak Zahra,maaf mbak," ucap OB itu sambil menundukkan kepalanya.

"Lain kali hati-hati," Zahrapun melanjutkan langkahnya sambil mengibas-ngibas bajunya yang basah,ia pergi tanpa mengganti baju karena sudah kemakan waktu.

Zahra mengemudikan mobilnya diatas rata-rata,bahkan ia tidak sadar jika didepan lampu merah sedang menyala.

Zahra menginjak rem mobilnya tapi sudah terlambat.

"Brakkkk"

Zahra menutup matanya karena terkejut,ia menabrak mobil yang berhenti didepannya.

Seorang pria tampan dan tinggi dengan jaket hitam itu keluar dari mobil yang Zahra tabrak,ia menyeringai saat melihat bemper belakang mobilnya pecah karena ulah Zahra,iapun melangkah mendekati mobil Zahra dan mengetuk jendela mobilnya.

"Turun," pinta Rama dengan seringai wajahnya yang tegas.

Zahra mengambil nafas dan membuka pintu mobilnya, "Maaf ya mas,saya lagi buru-buru,kita damai aja ya," Zahra mengambil sejumlah uang dari tasnya dan menyerahkannya pada Rama.

Rama masih diam dengan tatapannya yang semakin tajam saat menerima uang dari Zahra.

"Masih kurang ya?" Tanya Zahra,Zahrapun meraih sebuah majalah di mobilnya dan memperlihatkannya pada Rama.

"Mas lihatkan ,ini foto saya,nanti mas datang saja kekantor saya,alamatnya ada disini,saya pasti akan bayar ganti ruginya berapapun yang mas minta," Zahra memberikan majalah itu pada Rama dan kembali masuk kedalam mobilnya,saat pintu mobilnya ia tarik,Rama menahannya.

"Kamu mabuk?" tanya Rama yang mencium bau alkohol dari baju Zahra.

Zahra terdiam,ia teringat saat bajunya terkena alkohol ditempatnya kerja.

"Menyetir dalam keadaan mabuk adalah pelanggaran lalu lintas," ucap Rama.

"Apa kalo kamu bau parfum berarti kamu meminum parfum itu,aku gak mabuk dan aku gak minum alkohol," Zahra memaksa menutup pintu mobilnya ia memundurkan mobilnya lalu melajukan mobilnya kembali setelah lampu merah sudah berlalu.

Rama menyeringai tajam dengan uang dan majalah yang masih ia pegang.

Zahra sampai didepan panti asuhan Pertiwi,ia mencium aroma bajunya yang benar-benar menyengat,iapun kejok belakang untuk mengganti baju,kebetulan ada banyak baju yang ia simpan dimobilnya,tapi karena tadi terburu-buru jadi tidak sempat mengganti bajunya.

Ia keluar dengan pakaian yang cukup sopan serta selendang panjang yang ia pakai untuk menutupi kepalanya,yah...acara panti biasanya bertema islami,ia tidak mau membuat sahabatnya,Tiara malu jika dandanannya tidak sesuai,iapun melangkah perlahan masuk kedalam panti dan tepat didepan pintu Tiara sudah menyambutnya.

"Kamu kok telat sih?" Tanya Tiara perempuan berhijab itu saat melihat Zahra yang baru datang.

"Sorry,ada sedikit tragedi," jawab Zahra lalu merekapun duduk untuk mengikuti acara berikutnya.

Zahra menatap gadis cantik berhijab yang sedang mengisi acara sembari mengajak anak-anak bermain disana,bibirnya tersenyum dan hatinya merasa tenang.

"Dia siapa?" Tanya Zahra pada Tiara.

"Oh,namanya Hana,dia salah satu pengajar relawan diyayasan ini,dia juga baru lulus S2 pendidikan,keren ya?" Jawab Tiara menjelaskan.

Zahra menganguk,rasa iri mulai bersarang didadanya,dia yang hanya lulusan SMA bahkan sekarang harus bergelut dengan pekerjaan yang dipenuhi banyak godaan syetan,membuat dadanya terasa sesak,apakah dia bisa seberuntung gadis bernama Hana itu atau selamanya ia harus hidup seperti yang dia jalani selama ini.

Rama sampai dikantornya,ia melemparkan majalah dan uang kemeja AKP Rian Efendi yakni polisi yang menjadi rekan kerjanya.

"Buat surat penangkapan untuk perempuan dimajalah itu," ucap Rama lalu duduk dikursi kerjanya.

Rian melihat gambar Zahra sembari mengerutkan keningnya, "Atas kasus apa?"

"Tabrak lari,penyuapan dan mengemudi saat mabuk," jawab Rama.

"Kamu gak tahukan dia siapa?Azahra,foto model terkenal,kalau kita menangkapnya pasti beritanya akan heboh," ucap Rian berusaha mempengaruhi Rama agar membatalkan penangkapan itu,pasalnya Rian sebenarnya juga mengangumi gadis sexy seperti Zahra.

"Buat suratnya sekarang!" Ucap Rama yang sama sekali tidak goyah dengan pengaruh apapun.

Rian hanya menghela nafas dan membawa bukti-bukti tadi untuk membuat surat penangkapan.

Dipanti,seusai acara Tiara mengajak Zahra menemui gadis yang sangat mereka kagumi tadi.

"Hai Hana,ini teman saya Azahra," ucap Tiara memperkenalkan Zahra pada Hana,merekapun bersalaman.

"Hana," ucap hanya dengan senyumnya yang begitu membuat hati langsung terasa sejuk.

"Sekali lagi terimakasih karena sudah mau menjadi relawan untuk mengajar anak-anak disini," ucap Tiara.

"Saya senang bisa melihat anak-anak bermain dan tertawa,satu lagi,Minggu depan hari pernikahan saya,saya ingin mengundang semua anak panti agar hadir dan mendoakan pernikahan saya," ucap Hana.

Tiara tersenyum, "Dengan senang hati kami pasti akan hadir," jawab Tiara.

"Kamu juga datang ya,Zahra,saya mengundang kamu," ucap Hana sembari memegang lengan Zahra.

Zahra menganguk, "Terima kasih,"

Hanapun berpamitan untuk pulang,diantar anak-anak sampai kemobilnya.

"Hah,beruntung banget ya perempuan seperti Hana,masih muda,cantik,pintar,alim dan juga akan segera menikah,apa aku bisa jadi seberuntung dia?" Ucap Zahra dengan raut wajahnya yang terlihat sedih.

"Semua orang mendapat porsi kebahagiaannya sendiri Ra,yang harus kamu ingat,Allah itu maha Adil,ehm" ucap Tiara sembari mengusap punggung Zahra.

Zahra tersenyum dan menganguk,berharap Allah juga akan memberikan keadilan selalu pada kehidupannya.

Seusai dari panti,Zahra segera menuju ketempat acara disebuah club' malam,hari ini pembukaan cabang baru club milik Bimo (Ayah tiri Zahra) yang akan dikelola langsung oleh Fatma (ibu Zahra).

Zahra menemui ibunya yang masih berada diruang ganti untuk bersiap.

"Sayang,kamu datang?" Ucap Fatma yang langsung mencium pipi Zahra.

"Ibu gak seharusnya ngundang aku kesini,aku malas Bu,banyak kerjaan," ucap Zahra dengan wajah kesal,ia sangat tidak ingin bertemu dengan Bimo.

"Zahra,inikan bisnis pertama ibu,kamu harus ikut merayakannya," ucap Fatma.

Zahra berdecik, "Bisnis?,Bu kan udah aku bilang,aku bisa mencukupi kebutuhan kita dengan pekerjaan aku sekarang,jadi ibu bisa meniggalkan pria biadab itu bukannya membangun bisnis dosa dengannya,"

"Zahra...jaga bicara kamu,dia itu ayah kamu sayang,kalau bukan karena dia,kamu juga gak akan bisa bekerja seperti sakarang,dia sudah banyak berjasa pada kita,kamu harus hormat sama dia," ucap Fatma dengan nada sedikit tinggi karena Zahra mulai membangkang ucapannya.

"Cih,menghormati pria biadab itu,aku lebih memilih mati," ucap Zahra.

"Plakkkk" satu tamparan mendarat kepipi Zahra.

"Apa kamu tidak bisa lagi menurut pada ibu sekarang,kenapa kamu begitu membangkang Zahra," Fatma mulai terpancing dan tidak bisa menahan lagi emosinya.

"Aku udah datangkan,jadi sekarang aku pergi," Zahra melangkah pergi dengan matanya yang berkaca.

Fatma memegang ujung kursi,menahan badannya yang oleng karena sedih melihat putrinya yang selalu melawan perintahnya.

Zahra masuk kedalam mobil,air matanya berderai,mengingat tamparan keras yang ia terima dari ibu kandungnya demi membela pria biadab yang sering berusaha melecehkannya,jantungnya terasa tertusuk duri berkali-kali,hingga rasanya begitu sakit.

Terpopuler

Comments

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

mampirrr

2022-04-13

1

Mar Sha

Mar Sha

baru pertama baca sudah bagus....nti mau baca lagi 😊😊😊

2022-04-08

1

Lilis Afrini

Lilis Afrini

aku mampir kakak..... semangat...

2022-04-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!