The Lazybones Get Dimensional Grup Chat ?
POV Orang ke 3.
Hari Selasa, 03 / 03 / 2056
Indonesia, Jakarta.
Tepat diatas gedung terlihat ada seorang pria menggunakan setelan jas berumbai berwarna hitam dengan lengan baju yang diikat sampai siku dengan perban dikedua tangannya
Tentu ia juga memakai tudung dan juga topeng rubah berwarna merah untuk menutupi wajahnya.
Terlihat kalau pria itu sedang bersembunyi dengan santainya menunggu seseorang datang melewati gang yang ada didepannya saat ini.
Tentu ia memasang beberapa kamera pengintai disetiap ujung gang tersebut menggunakan robot yang menyerupai sebuah kadal dan juga lebah yang terlihat mirip seperti aslinya.
Bahkan pria rubah itu saat ini sedang mengintai melalui tablet miliknya sambil memasang amunisi pada senjata yang ada ditangannya saat ini.
Tentu senjatanya bukanlah pistol sembarangan melainkan sebuah senjata yang ia rakit agar bisa ia gunakan tanpa harus memegang pistol ataupun senjata berat yang akan menghambatnya nanti ketika kabur.
Selain menembakan peluru biasa, bahkan senjatanya juga mampu menembakan bom dan juga grappling hooks atau pengait dari senjata rakitan miliknya.
Namun ketika ia sedang mengecek seluruh persenjataannya tiba tiba saja ia mendapatkan telepon dari seseorang yang merupakan kliennya.
Tentu pria rubah itu langsung saja mengangkat teleponnya dan ketika dia sedang mengangkat teleponnya tiba tiba saja target dari pria itu mulai datang dan berjalan kedalam gang tersebut.
"Bagaimana dengan target yang aku berikan padamu" tanya seseorang yang sedang bertelepon dengan pria rubah itu, terdengar kalau yang menelepon dirinya itu adalah seorang pria yang cukup muda berdasarkan dari suaranya.
Tentu targetnya kali ini adalah seorang pria muda dengan setelan jas berwarna kuning dengan rambut berwarna merah terlihat kalau tujuan pria itu untuk bertemu dengan seseorang didalam gang tersebut.
"Saat ini target sudah masuk kedalam gang dan belum dieksekusi" balas pria rubah itu sambil melihat kearah jam tangan yang sempat ia atur untuk menghitung mundur waktu mengeliminasi targetnya saat ini.
Terlihat kalau waktu hitungan mundurnya saat ini yaitu 35 detik sebelum target menghilang dari tempat tersebut
"APA !! KENAPA KAMU BELUM MEMBUNUHNYA !!" teriak pria itu ketika mendengar penjelasan dari pria rubah itu.
"Ha ? kau menyuruhku untuk membunuhnya tapi kau belum membayarku apa kau gila ?" tanya pria rubah itu dengan sarkasnya ketika mendengar teriakan dari kliennya.
"Tch.. baiklah baiklah aku akan mengirimnya sekarang" ucap pria itu.
Sedangkan pria rubah yang saat ini mulai melihat ponselnya, terlihat kalau uang yang dikirim kliennya saat ini sebesar 15 miliar.
Tentu uang sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama 10 tahun lebih jika ia berhemat maka uang itu akan habis sampai ia tua nantinya, namun bagi pria rubah itu uang segitu sungguh sangatlah kurang.
"Kau tahu uang yang kau kirimkam itu tidaklah cukup" lanjut pria itu dengan nada malas.
"APA UANG SEBANYAK ITU MA-"
"Jika kau akan terus mengomel, maka targetmu akan hilang dalam waktu 15 detik" potong pria rubah itu ketika mendengar teriakan kliennya.
Tentu ia juga melihat kearah monitor miliknya sambil melihat kegiatan yang saat ini sedang melakukan salam pada penjaga pintu yang sedang berjaga dipintu belakang tempat pertemuan pria rambut merah itu.
"Tunggu tunggu.. aku sedang aku sedang mengirimnya" ucap pria yang ada ditelepon itu dengan panik sambil.
Tentu pria rubah yang mendengar ini segera melihat kearah jamnya kalau waktunya tinggal 5 detik lagi dan kebetulan diponselnya terdapat notif kalau uang sebesar 15 miliar mulai masuk lagi ke nomor rekening miliknya.
Melihat ini langsung saja pria rubah itu mulai mengarahkan senjata rakitannya kearah kanannya dan mulai menembaknya.
Tentu ia tidak asal menembak, ia memanfaatkan gaya pantulan dari peluru miliknya menuju targetnya, terlihat kalau peluru itu mulai memantul secara teratur sesuai keinginan pria rubah itu.
Sedangkan pria berambut merah yang sudah selesai melakukan salam dengan penjaga itu mula masuk kedalam pintu tersebut.
Tentu peluru yang pria rubah itu tembakkan sebelumnya mulai melesat kearah pria rambut merah itu, tepat ketika pintu akan tertutup peluru itu langsung melesat dengan cepat dan mulai menembus kepala pria rambut merah itu hingga terjatuh.
Ketika sudah menghabisi targetnya, tentu waktu yang ia atur sebelumnya sudah habis tepat di angka 0 ketika targetnya sudah kehilangan nyawanya.
"Target sudah dieliminasi, terima kasih sudah menggunakan jasa Fox" sahut pria rubah itu lalu mematikan ponselnya.
Ketika pria rubah itu sudah mematikan ponselnya langsung saja ia mengeluarkan sebuah tombol dibalik jasnya dan mulai menekannya.
BOOMMMM !!
Terlihat sebuah ledakan sejauh 10 kilometer dari sini, tentu pria rubah itu meledakkan kliennya yang ada disana tanpa merasa bersalah sama sekali.
Langsung saja pria rubah itu mulai mengemasi barangnya dan pergi dari tempat itu dengan cepatnya, bahkan ia menggunakan grappling hooks miliknya untuk mempercepat perjalanannya.
***
Setelah pria rubah itu sudah menjauh dari TKP segera ia mulai menyandarkan tubuhnya tepat digang yang lumayan sempit sembari melepas topeng rubahnya yang ia gunakan.
Terlihat kalau wajahnya terdapat 3 bekas luka dari sayatan pedang tepat diwajahnya secara horizontal 2 diatas keningnya 1 dibawah matanya.
Bahkan ketika pria itu menurunkan tudungnya terlihat kalau rambutnya berwarna putih, jika orang orang melihatnya mungkin orang itu akan ketakutan akan wajahnya yang terlihat menyeramkan itu.
Meskipun begitu ia terlihat menyeramkan, namun sebenarnya ia memiliki umur yaitu 23 tahun bisa dibilang kalau dia saat ini masih muda.
Bahkan jika ia masih terlihat muda, namun jangan salah paham mengenai keahliannya, bisa dibilang kalau ia merupakan seorang Pembunuh Bayaran no 1 di dunia ini.
Bukan hanya itu saja ia bahkan berhasil menyelesaikan misinya dengan peluang 99%, ketika ia menerima misi dari kliennya sesulit apapun itu.
Lalu bagaimana dengan luka yang ada diwajahnya ? tentu luka itu ia dapatkan dari misi yang ia ambil yaitu membunuh pembunuh bayaran no 1 didunia sebelum dirinya dan tentu ia berhasil meraih kemenangan tersebut dengan 3 luka tersebut.
"Ha.. akhirnya misi terakhir dari pembunuh bayaran Fox telah berakhir.. dengan begini akhirnya aku bisa bermalas malasan dirumah sambil menonton anime dengan tenangnya" ucap pria berambut putih itu sambil menghela nafas lega.
Tentu dinilai dari penampilannya sebenarnya ia adalah seorang otaku namun hanya stadium rendah, tidak seperti kebanyakan otaku yang lainnya yang menilai anime dengan tingginya.
"Yup.. kehidupan damai aku datang" ucap pria itu yang mulai berdiri dari tempat duduknya.
Namun tepat ketika ia berdiri tiba tiba saja tubuhnya mulai terserap oleh sebuah retakan yang secara tiba tiba muncul tepat dimana ia berdiri saat itu juga.
Dan disinilah cerita Fox sang Assassin No 1 dunia meninggal ataupun menghilang dari peradabannya tanpa diketahui seluruh orang didunia ini.
***
"Ha ? dimana ini ?" tanya pria rambut putih itu sambil melihat sekelilingnya yang terasa asing bagi pandangannya.
Terlihat kalau dia saat ini sedang berada diruangan berwarna hitam, bahkan tidak ada cahaya yang masuk dalam ruangan gelap ini.
"Sial ini gelap sekali, tapi setidaknya aku masih membawa peralat-"
Namun sebelum ia memeriksa peralatannya tiba tiba saja ia terkejut karena semua persenjataan telah menghilang ketika ia berada diruangan ini.
"YANG BENAR SAJA !!" teriak pria rambut putih itu dengan panik mencoba untuk memeriksa setiap saku celananya.
Ketika ia sedang memeriksa langsung saja ia mengeluarkan barang yang ada disakunya atau lebih tepatnya smartphone miliknya.
"Ha.. syukurlah kalau smartphone ku masih ada.. karena tidak ada siapa siapa disini, mungkin aku akan menonton Fate/Kaleid Liner Prism Ilya The Movie nya saja" gumam pria rambut putih itu dengan leganya.
"Lagi pula tidak akan ada sesuatu yang terjadi disini, kan ?" lanjut pria itu dan mulai duduk diruangan gelap itu sambil menonton anime yang ada di smartphonenya saat ini.
***
1 jam 30 menit telah berlalu setelah pria muda itu menonton anime di smartphone nya, tepat setelah ia menyelesaikan animenya tiba tiba saja ia berpindah keruangan berwarna putih.
Tentu hal ini membuatnya terkejut dan mulai memasukkan smartphone nya lalu segera berdiri sambil mengambil ancang ancang bertarung ala pendekar pencak silat.
"Ahh.. akhirnya kami menemukanmu Rian-Kun" ucap seseorang yang memanggil nama pria rambut putih itu.
Tentu pria yang dipanggil Rian itu mulai berbalik sambil melompat menjauhi sumber suara itu dan mulai menatap kearah 3 orang yang ada didepannya saat ini.
Ada seorang kakek tua dengan janggut putih panjang sambil menggunakan kacamata, lalu ada seorang perempuan berambut merah muda jika dilihat dari umurnya mungkin perempuan itu berumur 25 tahun.
Lalu yang terakhir perempuan berambut kuning dengan penutup mata berwarna putih yang terlihat seumuran dengan Rian.
"Jadi siapa kalian..? apa kalian yang mengirimku kesini..?" tanya Rian dengan nada dingin terhadap ketiga orang itu.
"Ara.. betapa dinginnya.." ucap perempuan rambut merah muda itu sambil memegang pipinya.
Sedangkan gadis penutup mata itu mulai bersembunyi dibelakang kakek tua itu karena ketakutan akan tatapan Rian saat ini, tapi sepertinya bukan itu yang ia takutkan.
"Hohoho.. tenanglah Rian-Kun, kami disini ingin berbicara denganmu itu saja" ucap kakek tua itu sambil mengosok janggutnya.
Tentu Rian yang mendengar ini mulai tenang dan segera berjalan kearah mereka secara perlahan.
Setelah mendekat langsung saja kakek tua itu mulai menjentikkan jarinya hingga muncul meja dan juga bantal duduk dihadapannya.
Melihat ini tentu Rian terkejut sebab meja tiba tiba muncul tepat dihadapannya ketika ia sedang berjalan kearah mereka.
Langsung saja ia mulai mengucek matanya, tentu apa yang dia lihat saat ini adalah sebuah kebenaran bukan ilusi.
"Ara.. Rian-Kun tunggu apa lagi mari duduk" sahut perempuan rambut merah muda itu yang mulai duduk disana bersama dengan yang lainnya.
Sedangkan Rian yang mendengar ini langsung saja ia duduk sambil memegang meja itu yang benar benar nyata bukan ilusi semata, bahkan ia mengetuk ngetuk meja itu berkali kali.
"Bir atau Teh ?" tanya kakek tua itu ketika melihat kelakuan Rian saat ini.
Sedangkan Rian yang mendengar ini tentu saja ia mulai mengembalikan kesadarannya dari meja itu dan mulai menjawab pertanyaan kakek tua itu dengan malu.
"Uhuk.. t.. teh saja sudah cukup"
"Baiklah" balas kakek tua itu dan mulai menjentikkan jarinya lalu muncul segelas teh diatas meja itu.
Tentu Rian kembali terkejut ketika melihat segelas teh muncul diatas meja itu dan mulai mengambil gelas itu lalu mengeceknya.
Mereka yang melihat Rian begitu waspada hanya membiarkannya saja dan segera meminum teh milik mereka sendiri, setelah memastikan aman Rian segera meminumnya.
"Hmm.. ini enak" gumam Rian yang merasakan tehnya saat ini.
"Hohoho.. syukurlah kalau kau menyukainya Rian-Kun" sahut kakek tua itu sambil menggosok janggutnya dengan senang.
Mendengar ini tentu saja ia mulai menaruh tehnya dan segera bertanya pada kakek tua itu.
"Jadi.. siapa kalian ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Muhammad Mk
bro belike:sial*n
2024-07-26
0
☠zephir atrophos☠
pakek nanyak
2024-03-09
0
☠zephir atrophos☠
jangan katakan itu🗿
2024-03-09
0