"Jadi.. siapa kalian ?" tanya Rian yang bingung dengan keadaannya saat ini.
"Ehmm.. kalau begitu perkenalkan aku Dewa Pencipta namun kebanyakan orang orang memanggilku Kami-Sama" sahut Kami-Sama yang memperkenal dirinya pada Rian.
"Lalu disebelah kiriku yaitu putri pertamaku Dewi Kegelapan, Irene" sahut Kami-Sama yang memperkenalkan perempuan berambut merah muda itu pada Rian.
"Lalu disebelah kananku yaitu putri keduaku Dewi Cahaya, Lucy" lanjut Kami-Sama yang memperkenalkan gadis penutup mata itu pada Rian.
Melihat ini tentu saja Rian mulai menganggukkan kepalanya ketika mendengar perkenalan ke 3 orang yang ada dihadapannya dengan tenang.
"Lalu kenapa aku berada disini ?" tanya Rian kembali ketika mengingat dirinya sedang berada disini.
"Ara.. tentu saja kami disini untuk meminta maaf kepadamu" balas Irene dengan begitu tenangnya.
"Ha ? untuk apa ?" tanya Rian dengan bingung apa maksud dari perkataan Irene sebelumnya.
"Iya .. kami disini ingin meminta maaf padamu mengenai kecerobohan putri kami Lucy karena sembarangan membuka riak Void untuk membunuh Assassin yang bisa berubah wujud menjadi sebuah hewan kecil seperti lebah" ucap Kami-Sama dengan nada menyesal akan kecerobohan putrinya karena membunuh Rian tanpa sebab.
"Lebah ? kalau tidak salah memang ada lebah waktu itu disana" gumam Rian yang mengingat tentang kejadian terakhir sebelum ia berada disana.
"Benar dan lebah itu adalah adalah pembunuh bayaran no 2 yang ingin membunuhmu disana ketika melihat dirimu lengah waktu itu" lanjut Irene dengan nada menyesal.
"Ahh.. The Wasp kah.. aku kira wanita tua tak berguna itu akan menggunakan lebah untuk mengendalikannya.. awalnya aku sedikit curiga karena lebah itu memancarkan niat membunuh kearahku" gumam Rian yang mengingat tentang pembunuh bayaran no 2 itu.
"Oleh karena itu tolong maafkan kesalahan putri kami yang ceroboh" sahut Kami-Sama yang mulai membungkukkan badannya pada Rian begitu juga dengan Irene dan Lucy.
"Ahh.. Kami-Sama kalian tidak perlu membungkukkan badanmu pada seorang pembunuh seperti saya" sahut Rian dengan panik ketika melihat para dewa membungkukkan badan padanya.
"Ara.. kau sungguh baik hati untuk seorang pembunuh, namun aku suka itu.. " balas Irene dengan senyum diwajahnya ketika mendengar perkataan Rian.
"Hohoho.. anak muda yang baik" gumam Kami-Sama yang senang dengan sikapnya Rian.
"Lupakan itu, lalu.. kenapa aku bisa berada di ruangan itu.. apa namanya ? Void ?" tanya Rian mengenai Void.
"Yahh.. kalau itu kami juga tidak tahu kalau kamu bisa ada disana, sebenarnya kami sudah mencarimu selama 1 triliun tahun di Void itu dan akhirnya menemukanmu setelah mendengar suara pertempuran ?" balas Kami-Sama dengan menyesal tentu hal ini membuat Rian terkejut ketika mendengarnya.
"APA !! 1 TRILIUN TAHUN !! PADAHAL AKU HANYA MENONTON 1 FILM SAJA DISANA !!"
"1 SAJA !!"
Rian yang berteriak soal keadaannya di Void sambil mengebrak meja hingga ia berdiri dari duduknya.
Sedangkan Kami-Sama dan Irene yang mendengar ini hanya menatap Rian dengan senyum diwajahnya saja, sedangkan Lucy hanya bisa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Tentu Rian yang sadar akan sikapnya mulai kembali duduk dengan tenang lalu mencoba untuk bertanya lagi pada Kami-Sama dengan tenang.
"Ehm.. maaf lupakan soal itu.. lalu kenapa Lucy-Sama membuka riak Void itu kalau boleh saya tahu ?" tanya Rian pada Lucy dengan pandangan ingin tahu akan alasannya Lucy membukakan riak Void itu.
"Ahh.. a.. anu.. it.. itu.." ucap Lucy dengan gugup ketika mendengar pertanyaan Rian.
"???"
Tentu Rian yang mendengar ini mulai menatapnya dengan bingung, sedangkan Irene yang melihat tingkahnya Lucy hanya bisa menahan tawanya saja.
Karena tidak mendapatkan alasannya langsung saja Kami-Sama menjawab pertanyaan Rian dengan santainya.
"Hohoho.. kalau soal itu dia adalah penggemar beratmu" sahut Kami-Sama dengan senyum diwajahnya.
"Ha ?"
Rian yang mendengar ini seketika merasa bingung dengan penjelasan Kami-Sama padanya.
"Sebenarnya adikku ini Lucy sudah melihat setiap kegiatanmu ketika kau belum menjadi Assassin, kau tahu" ucap Irene dengan nada usil sambil menatap kearah Lucy dengan senyuman.
"NEE-SAN !!" teriak Lucy dengan malu ketika mendengar perkataan kakaknya.
Sedangkan Rian yang melihat kegiatan kakak adik itu hanya bisa menatap mereka dengan pandangan datarnya saja.
"Hohoho.. maafkan aku Rian-Kun atas sikap mereka berdua, sebenarnya aku menyuruh putriku Lucy untuk mengawasimu itu saja" balas Kami-Sama yang melihat kedua putrinya masih bertengkar saat ini.
"Ehmm.. Kami-Sama untuk apa Lucy-Sama mengawasiku ?" tanya Rian yang bingung kenapa Kami-Sama memerintahkan putrinya untuk mengawasi dirinya.
"Sebenarnya kehadiranmu didunia itu sudah terbilang cukup langka untuk seseorang yang dapat mengubah takdirnya, biasanya orang seperti itu seharusnya adalah seorang kultivator" sahut Kami-Sama dengan serius namun nadanya masih seperti biasa ketika berbicara dengan Rian.
"Mengubah takdir ? bukankah dari dulu aku memang seorang pembunuh ? dan lagi apa apaan dengan sebutan kultivator itu ?" tanya Rian.
"Kau tahu Rian-Kun, awalnya manusia didunia ini memiliki takdirnya sendiri ketika orang itu lahir pertama kalinya didunia ini termasuk kematian orang itu pun dikendalikan oleh takdir" ujar Kami-Sama.
"Namun kasus mu sungguh berbeda Rian-Kun, kau seharusnya sudah lama mati ketika kamu berumur 9 tahun didunia mu" lanjut Kami-Sama yang membuat Rian terdiam ketika mendengar penjelasannya.
"Kalau tidak salah waktu itu aku seharusnya mati karena kelaparan, namun karena aku melihat tikus yang hampir mati disana aku memakannya, itu bukan yang kau maksud, Kami-Sama ?" tanya Rian yang mencoba untuk mengkonfirmasikan perkataan Kami-Sama sembari menyentuh dagunya.
"Hmm.. benar, namun bukan itu saja kamu bahkan berhasil melawan takdir itu secara berkali kali hingga kami mengira kalau kau seorang kultivator" lanjut Kami-Sama yang mulai meminum tehnya kembali ketika sedang menjelaskan hal ini pada Rian.
Sedangkan Rian yang mendengar ini langsung saja terdiam dengan mulut ternganga, ia segera melihat kearah bayangan dirinya yang berada didalam gelas teh itu dengan raut wajah rumit.
Tentu Kami-Sama yang melihat ini hanya membiarkan Rian untuk menenangkan pikirannya sambil menghiraukan kedua putrinya yang saat ini masih bertengkar.
"Baiklah aku mengerti.. lalu pertanyaan terakhir apakah aku akan dikirim ke surga atau neraka ?" tanya Rian dengan wajah serius ketika ia bertanya pada Kami-Sama.
Tentu pertanyaannya Rian membuat Kami-Sama terdiam, begitu juga dengan Irene dan Lucy dan mulai duduk kembali setelah bertengkar.
"Ehmm.. soal itu kau tidak akan dikirimkan di kedua tempat itu" balas Kami-Sama dengan santai meminum kembali teh miliknya.
"Ha ? apakah aku benar benar tidak diperbolehkan masuk ke 2 alam itu ?" tanya Rian yang kebingungan dengan perkataan Kami-Sama.
"Yahh.. tidak juga, namin sebagai kompensasi atas kesalahan putriku maka aku mereinkarnasikan dirimu sebagai karakter anime favoritmu" lanjut Kami-Sama denga senyum diwajahnya.
"Tunggu ap-"
"Baiklah kalau begitu semoga harimu menyenangkan Rian-Kun tidak Tanaka-Kun" potong Kami-Sama sambil menjentikkan jarinya.
"TU-" namun sebelum Rian menyelesaikan perkataannya tiba tiba saja dia menghilang dari pandangan ketiga dewa itu.
"Ara.. adikku sepertinya orang yang kamu suka sudah pergi dari sini" sahut Irene yang mulai menjahili Lucy sambil tersenyum menyeringai kearahnya.
"Mou.. Nee-San ini semua salah mu karena kamu aku tidak bisa berbicara dengannya" ucap Lucy sambil mengembungkan pipi dengan kesal.
"Hohoho.. sudahlah putriku Lucy, kali ini aku akan memberikan tugas baru lagi berikan ini pada Rian-Kun ketika dia sudah berumur 16 tahun" ucap Kami-Sama lalu menjentikkan jarinya, tiba tiba saja muncul sebuah kotak diatas meja tersebut ketika Kami-Sama menjentikkan jarinya.
"Baiklah Kami-Sama kalau begitu aku pergi dan terima kasih" ucap Lucy dengan senang mengambil kotak itu dan mulai membuka portal disebelah kanannya lalu memasuki portal itu dengan bahagia.
"Anak itu.. kalau begitu Kami-Sama aku juga pergi dulu, sungguh menyenangkan ketika melihat raut wajah Rian-Kun yang kebingungan itu" balas Irene yang melihat tingkah Lucy seperti anak kecil dan langsung saja Irene membungkukkan badannya pada Kami-Sama dan mulai pergi melalui portal yang ia buat saat ini.
"Hohoho.. sepertinya kedua putriku ini mulai menyukai Rian-Kun, aku harap Rian-Kun dapat menyelesaikan tugasnya dengan benar" gumam Kami-Sama yang mulai meminum tehnya dengan tenang.
***
Disisi lain disebuah apartemen atau lebih tepatnya disebuah kamar terdapat seorang anak kecil berumur 6 tahun sedang tidur disana.
Namun anak itu tiba tiba saja merasakan sakit kepala yang membuatnya terbangun sambil memegang kepalanya yang sakit itu.
Tentu anak itu tidak lain adalah Tanaka dari ACGN 'Tanaka-Kun wa Itsumo Kedaruge'
Selepas rasa sakit yang ada dikepalanya mulai mereda tiba tiba saja Tanaka segera membuka kedua matanya dan mulai melihat sekeliling kamarnya.
"Ha.. siapa yang menduga kalau Kami-Sama benar benar mengirimku sebagai karakter favoritku" ucap Rian yang melihat dirinya sendiri kalau dirinya adalah Tanaka versi anak kecil.
"Yahh.. dari pada itu mungkin aku akan kembali tidur lagi saja setelah menerima ingatan dari tubuh ini" gumam Tanaka yang mulai kembali tidur karena sebelumnya ia sedang tidur dengan nyenyaknya.
Namun sebelum Tanaka mulai tidur tiba tiba saja pintu terbuka dan menampilkan sosok gadis kecil yang terlihat mirip seperti dirinya mulai masuk kedalam kamarnya.
"Onii-Chan bangun bukankah kau berjanji akan kekuil bersamaku pagi ini" ucap gadis itu yang mulai menggoyangkan badannya Tanaka.
"Eghh.. Rino 5 menit lagi" gumam Tanaka yang baru saja tertidur mulai terbangun karena kelakuan adikknya.
"Tidak ayo kita pergi" ucap Rino yang mulai menarik tubuh kakaknya hingga terjatuh dari kasurnya.
***
Beberapa menit telah berlalu dan saat ini terlihat kalau Tanaka dan adiknya Rino sedang berjalan kearah kuil yang berada didepan mereka saat ini.
Ketika mereka berdua sudah sampai langsung saja Rino mulai melempar uang receh kedalam kotak persembahan yang ada didepannya dan mulai berdoa sambil memejamkan matanya.
Sedangkan Tanaka yang melihat ini hanya bisa menghela nafas sembari mengeluarkan uang recehan dan segera melemparkan uang tersebut pada kotak persembahan itu dan mulai berdoa sembari memejamkan matanya.
'Kami-Sama terima kasih sudah mereinkarnasikan diriku kemari dan semoga kehidupanku didunia ini berjalan dengan lancar' batin Tanaka yang berterima kasih pada Kami-Sama sambil berdoa kepadanya.
"Onii-Chan apa kau sudah selesai ?" tanya Rino yang melihat kakaknya sedang berdoa saat ini.
Tentu Tanaka yang mendengar ini segera membuka matanya lalu melihat kearah Rino yang saat ini sedang menatap dirinya dengan mata berbinar walau wajahnya datar.
Melihat langsung saja ia mulai menaruh tangannya tepat diatas kepalanya Rino sambil tersenyum lembut kearahnya.
"Hmm.. aku sudah selesai kalau begitu bagaimana kalau kita pulang sekarang saja, Rino ?" tanya Tanaka yang masih mengusap kepalanya.
Tentu Rino yang melihat kakaknya tersenyum awalnya terkejut lalu ia mulai membalas kakaknya dengan sebuah senyuman yang sama seperti kakaknya.
"Hmm.." balas Rino yang menganggukkan kepalanya lalu mulai menggenggam tangannya Tanaka, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan Tanaka yang melihat ini langsung saja mulai kembali kerumah bersama adiknya Rino.
Namun yang ia tidak ketahui bahwa sebenarnya masalah baru akan datang mengganggu kehidupan damainya nanti dimasa depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Muhammad Mk
yg dikomen gk tau atau lupa si mc wibu jelas dia tau apa yg harus lakuin lu mau mc dingin terus sampe dikick dewanya?😹
2024-07-26
0
® END © [tamat]
mc lebai
2023-05-30
0
GAMER GK
terlalu berlebihan
2023-04-24
2