Setelah Salah Paham
Halo semuaaaa...
Selamat datang di cerita baru aku.
Semoga kalian suka dan jangan lupa langsung masukin ke favorit yaaa 🤗😉
🌹HAPPY READING🌹
Aludra memandang sendu anak dan suaminya yang kini tidur dengan saling berpelukan. Sudah satu bulan sejak kesalahpahaman yang terjadi antara dia dan suaminya. Sejak saat itu, Zergan, suami aludra bersikap dingin kepada wanita itu kecuali di depan anaknya. Zergan akan bersikap biasa jika mereka sedang bersama Zayyan. Buah hati Aludra dan Zergan yang kini berusia tiga tahun.
Aludra Rumaisha Bailey, seorang gadis cantik dengan segala kebaikan hatinya mampu membuat Zergan Raskha Bailey jatuh cinta. Kebaikan hati dan ketulusan Aludra membuat Zergan tidak memikirkan hal lain selain ingin memiliki Aludra. Hingga dengan segala usaha meyakinkan keluarga besar Bailey, Zergan mendapat restu untuk menikahi Aludra empat tahun lalu yang merupakan seorang yatim piatu.
Selama empat tahun pernikahan mereka, semua berjalan dengan sangat baik dan bahagia. Ditambah dengan kehadiran buah hati mereka Zayyan Luzer Bailey. Aludra dijadikan ratu oleh sang suami, hingga dua lupa bagaimana rasanya menangis karena sebuah kesedihan.
Tapi satu bulan lalu, air mata Aludra kembali jatuh karena luka hati yang dia terima. Kesedihan yang dia terima karena sebuah kesalahpahaman yang membuat hubungannya dengan sang suami menjadi renggang.
Zergan yang awalnya memperlakukan Aludra bagai seorang ratu, kini hanya menganggap Aludra sebagai patung dalam rumah tangganya.
Aludra berjalan mendekati ranjang. "Selamat tidur suamiku," ucap Aludra lembut dan memberi kecupan singkat di dahi Zergan. Setelah itu Aludra beralih pada Zayyan dan melakukan hal yang sama pada anaknya
Tidak ingin membuat suami dan anaknya terganggu, Aludra merebahkan dirinya di sofa dengan selimut yang sudah dia ambil dari lemari. Matanya tak henti menatap sendu Zergan dan Zayyan yang tidur di atas ranjang.
.....
Aludra berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan. Saat sedang menata makanan di atas meja makan, suara langkah terdengar dari atas tangga. Aludra tersenyum melihat Zergan dan Zayyan yang turun dari lantai dua. Ayah dan anak itu nampak seperti duplikat. Zayyan adalah Zergan saat kecil, dan Zergan adalah gambaran Zayyan saat dewasa nanti.
"Selamat pagi, Mama," ucap Zayyan ceria.
"Selamat pagi anak Mama. Sudah mandi dan wangi ya," ucap Aludra menciumi tubuh Zayyan yang kini sudah duduk di kursi.
"Udah dong. Mandi sama Papa tadi," ucapnya riang sambil melirik Zergan yang kini juga sudah duduk di kursi meja makan.
"Anak pinter. Zayyan mau makan apa?" tanya Aludra.
"Mau seleal," jawab Zayyan semangat menunjuk sereal miliknya yang memang sudah disediakan oleh Aludra.
"Baiklah. Ini khusus untuk Tuan muda," ucap Aludra memberikan sereal itu pada Zayyan. Zayyan memang anak yang pintar. Diusianya yang sekarang, anak itu sudah bisa membaca dan menguasai beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hanya saja, jika menyebutkan huru R, anak itu masih sedikit belum bisa.
"Mas," panggil Aludra lembut beralih pada Zergan yang sejak tadi hanya diam memperhatikan.
"Aku makan ini saja," ucap Zergan menunjuk nasi goreng yang sudah ada di depannya. Biasanya, lelaki itu akan minta tambah sosis atau nugget pada nasi gorengnya, tapi sejak satu bulan ini, Zergan hanya makan nasi goreng tanpa teman-temannnya.
"Aku udah siapkan sosis sama nugget kesukaan kamu, Mas," ucap Aludra menyodorkan piring yang berisi sosis dan nugget pada Zergan.
"Apa kau tidak mendengar kata-kataku?" tanya Zergan menatap datar Aludra.
"Ah baiklah, Mas," jawab Aludra menurut. Meskipun hatinya ngilu melihat tatapan dingin yang diberikan oleh Zergan padanya, tapi Aludra harus bisa menahan diri untuk tidak menangis lagi. Dia tidak mau Zayyan melihat dirinya menangis dan sedih hanya karena hal kecil begini.
.....
"Mas," panggil Aludra saat dia memasuki kamar. Hari ini adalah hari libur. Bagaimanapun keadaannya, Zergan akan tetap berada dirumah saat hari libur bersama keluarganya.
Zergan hanya diam dan tetap sibuk dengan ponselnya. Aludra yang melihat itu semakin berjalan mendekati ranjang.
"Mas," panggil Aludra lagi setelah mendudukkan dirinya di ujung ranjang.
"Ada apa?" tanya Zergan dingin.
"Mas, jangan begini," ucap Aludra lirih dengan suara bergetar.
"Jangan begini? Apa maksudmu? Aku memang begini dari dulunya," jawab Zergan datar.
"Suamiku tidak mendiamkan istrinya begini," ucap Aludra lagi.
"Dan istriku tidak berkhianat dibelakang suaminya!" ucap Zergan menatap Aludra tajam.
"Aku tidak melakukan itu, Mas. Sungguh," ucap Aludra dengan suara bergetar meyakinkan Zergan.
"Semua yang keluar dari mulutmu adalah bohong, Aludra! Dulu aku sangat percaya dan mencintaimu, tapi apa? Kau mengkhianati ketulusanku, Aludra!" ucap Zergan.
"Aku berani bersumpah, Mas. Aku tidak melakukan apapun. Bukan aku yang-"
"CUKUP!" bentak Zergan yang tak mau mendengar perkataan Aludra lagi. Semakin Aludra bicara, semakin membuat Zergan teringat akan sakit hatinya.
"Sekarang keluarlah, Aludra. Keluar sebelum aku melakukan yang tidak-tidak padamu," ucap Zergan menunjuk pintu kamar mereka.
Aludra menggeleng. "Aku tidak akan keluar sebelum kamu percaya, Mas," jawab Aludra kekeuh dengan pendiriannya.
"Keluar Aludra!" desisi Zergan tajam.
Aludra tetap menggeleng. "Hanya karena satu salah paham, jangan sampai merusak hubungan yang sudah kita bangun empat tahun ini, Mas. Jangan mengotori rumah tangga kita dengan pertengkaran tak beralasan ini," ucap Aludra menatap lembut Zergan.
"Tak beralasan kau bilang? Kamu penyebab semua ini terjadi, Aludra. Andaikan aku tidak menikahi mu, mungkin aku tidak akan menerima sakit hati seperti ini!" bentak Zergan.
Air mata Aludra jatuh begitu saja mendengar perkataan Zergan. Bukan suara Zergan yang tinggi membuatnya sakit, tapi perkataan Zergan yang langsung menusuk tepat ulu hatinya. Lidah memang tak bertulang, tapi jika dalam melukai, lidah adalah rajanya.
"Jangan pernah katakan itu, Mas. Jangan," ucap Aludra dengan suara bergetar menahan tangis.
"Perbuatan mu benar-benar membuat semua perjuanganku selama ini sia-sia, Aludra. Rasanya sia-sia aku berjuang agar kau diterima dalam keluarga Bailey. Kau membuktikan bahwa kau memang tak pantas menjadi bagian dari kami," ucap Zergan dengan suara melemah menahan sesaknya.
"Apa kedatanganku dalam kehidupanmu adalah sebuah kesalahan, Mas?" tanya Aludra sendu.
"Kedatangan mu tidak salah. Rasaku yang salah karena mencintaimu dengan sangat tidak masuk akal, Aludra," jawab Zergan dengan tatapan kosong ke depan.
"Aku harus apa agar kamu percaya, Mas? Bukan aku yang melakukannya," ucap Aludra frustasi. Wanita itu bangun dan berjongkok di depan bagian kasur yang diduduki oleh Zergan. "Katakan aku harus apa, Mas?" tanya Aludra lirih.
"Keluar Aludra!" ucap Zergan pelan namun tegas.
"Aku tidak akan pergi sebelum kamu percaya, Mas," jawab Aludra kekeuh.
Geram dengan tingkah Aludra yang keras kepala, Zergan bangun dan menyeret kuat lengan Aludra keluar dari kamar. "Aku masih berbaik hati untuk tidak menceraikan mu, Aludra."
................
Terimakasih sudah mampir di cerita baru ini, semoga kalian suka dan bermanfaat 🤗😉
Jangan lupa like, komen dan kasih hadiah juga vote yaaa 🤗
Kalian bisa follow Instagram aku @yus_kiz buat lihat visual yang berkaitan dengan novel ini 😉🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Iis Priati
emak
2022-11-27
0
malasari
Bru baca udah deh degan
2022-06-27
0
💜 Cindy Cantik 💜
nemu promo di ig, cussss lngsung kesini
2022-06-10
0