🌹HAPPY READING🌹
"Rea adalah wanita dewasa saat in, Mas. Dia bukan anak kecil lagi. Tidak pantas saja melihat kalian pangkuan seperti itu, Mas. Jangan sampai hal yang tidak-tidak terjadi nanti," ucap Aludra sendu.
"Jangan mengatur kasih sayangku pada adikku, Aludra. Dia lebih berharga dari kamu!" ucap Zergan tajam.
"Ingat Mas, Rea bukan adik kandungmu."
PLAK
"JAGA MULUTMU, ALUDRA!" bentak Zergan marah.
Air mata Aludra runtuh ketika rasa sakit menjalar di pipi dan sudut bibirnya. Aludra merasakan asin pada bibirnya. Aludra menggerakkan tangannya menyentuh bibirnya sendiri. Cairan merah. Itu berarti sudut bibir wanita itu mengeluarkan darah akibat tamparan keras dari Zergan.
Aludra terus menunduk. Setelah sama-sama terdiam, Aludra memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. Wanita itu berjalan menuju kamar mandi yang ada di dapur untuk berkumur-kumur. Jika di kamar, Zergan bisa tahu jika mulutnya mengeluarkan darah. Dia tidak mau Zergan merasa bersalah karena luka kecil ini. Dia tidak mau membuat suaminya merasa tak nyaman karena cemburunya yang tak beralasan.
Aludra memejamkan mata dan mengambil nafas pelan. "Kamu yang salah Aludra, cemburumu tidak beralasan. Kamu sudah memfitnah putri kesayangan keluarga Bailey. Patut saja Mas Zergan memarahimu," gumam Aludra meyakinkan dirinya sendiri.
Aludra mengusap matanya yang sedikit berembun. Hatinya merasa iba, tapi entah kenapa pikirannya menyalahkan dirinya sendiri. Setelah membersihkan bibirnya dan melihat merah di pipinya yang sudah memudar, Aludra kembali naik ke atas dan berjalan menuju kamar Zayn. Malam ini mungkin dia memutuskan untuk tidur dengan anaknya. Setidaknya, dia tidak akan ketahuan jika menangis di kamar Zayn.
.....
Zergan? Lelaki itu masih berdiri mematung di kamarnya. Setelah apa yang dia lakukan, Zergan memandangi telapak tangannya yang merah karena bertemu cukup keras dengan pipi Aludra.
Zergan menjambak rambutnya sendiri. Lelaki itu menyesal telah melakukan hal yang membuat istrinya terluka. Tidak seharusnya dia menampar Aludra. Semarah-marahnya Zergan, ini adalah pertama kali dia menampar Aludra selama pernikahan mereka.
Zergan berjalan keluar kamar untuk mencari Aludra. Lelaki itu langsung masuk ke kamar Zayn. Zergan tahu kebiasaan Aludra. Jika suasana hatinya sedang tidak baik, Aludra pasti akan tidur dengan memeluk Zergan. Karena biasanya, hanya Zergan yang akan memeluk Aludra. Tapi melihat hubungan mereka yang kurang baik, Zergan yakin jika Aludra pasti tidur bersama dengan anaknya.
Zergan membuka pintu kamar Zayn dengan perlahan. Benar dugaannya, dia melihat Aludra tidur dengan memeluk sang anak. Zergan berjalan pelan. Dia berdiri tepat di depan Aludra.
Tangan Zergan sedikit terangkat mengelus lembut pipi Aludra yang masih meninggalkan sedikit bekas merah.
Setelahnya, pandangan Zergan beralih pada sudut bibir Aludra yang sedikit memar dan ada bekas robekan.
Kau boleh marah, Zergan. Tapi tidak dengan memukul istrimu sendiri! Batin Zergan menghujat dirinya sendiri.
Aku mencintaimu, Aludra. Tapi semua pengkhianatan mu membuat hatiku hambar. Cintaku bersanding dengan rasa marah dan benci dalam waktu bersamaan. Kamu menjadi wanita yang aku cinta, sekaligus yang aku benci saat ini. Lanjut Zergan membatin memandangi wajah Aludra yang tidur dengan damai.
Setelah melihat Aludra, Zergan memutuskan untuk keluar dari kamar Zayn dan menuju kamarnya sendiri.
Aludra membuka mata setelah mendengar pintu tertutup. Wanita tadi belum tidur. Tapi mendengar ada yang masuk, Aludra berpura-pura tidur dengan memejamkan matanya. Dia tahu Zergan yang datang, karena tidak ada orang lain selain keluarga kecilnya.
"Bahkan kamu tidak mengecup pipiku, Mas," ucap Aludra sendu.
Tangan Aludra kembali terangkat menyentuh pipinya yang tadi juga disentuh oleh Zergan. "Bahkan kamu juga tidak merasa bersalah sama sekali, Mas. Sungguh sulit bagimu mengucapkan kata maaf saat ini," lanjut Aludra dengan mata berkaca-kaca, bahkan ada setetes air matanya yang membasahi pipi mulus wanita itu.
Tanpa Aludra sadari, air matanya jatuh mengenai pipi Zayn. Anak kecil itu membuka matanya dan melihat dari bawah jika ibunya sedang menangis. Saat Aludra akan melihatnya, Zayn kembali memejamkan mata. Seolah anak itu masih tidur dengan nyenyak.
"Mama sayang kamu, Nak," ucap Aludra sendu memeluk erat Zayn.
Zayn lebih sayang sama Mama. Batin Zayn membalas perkataan Aludra. Setelah itu, Zayn yang berpura-pura memejamkan mata kembali tertidur karena usapan lembut Aludra di kepalanya.
.....
Aludra masuk ke kamarnya saat adzan berkumandang. Wanita itu membuka pintu dengan perlahan agar tak menimbulkan suara yang dapat mengganggu tidur Zergan. Namun salah, pintu kamar sudah menyala. Itu artinya Zergan sudah bangun dari tidurnya.
"Mas," panggil Aludra lembut ketika melihat Zergan keluar dari kamar mandi.
"Kamu akan sholat?" tanya Aludra yang dibalas anggukan oleh Zergan.
"Tunggu aku ya. Kita sholat bareng-bareng. Aku akan ambil wudhu sebentar," ucap Aludra dan langsung berlari ke kamar mandi.
Zergan hanya diam tanpa menjawab perkataan Aludra.
Sepuluh menit kemudian, Aludra keluar dari kamar mandi. Wanita itu berdiri lemas ketika melihat Zergan yang sudah melakukan tasyahud akhir.
Bahkan kamu tidak bisa menunggu barang sebentar saja, Mas. Aku makmummu. Batin Aludra sendu.
Setelah selesai berdoa, Zergan berdiri sambil melipat sajadahnya. "Oh, kau sudah selesai berwudhu?" tanyanya tanpa rasa bersalah.
Aludra hanya mengangguk sambil memaksakan senyumnya. "Maaf aku lama, Mas. Aku tahu, kalau kamu menungguku nanti wudhu akan batal," ucap Aludra sebelum dia mendengar perkataan kasar Zergan padanya.
Zergan hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju ruang ganti dan ruang pakaian untuk memilih baju kerjanya.
Hati Aludra sakit sekali. Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang hanya bersabar. Wanita itu sudah bertekad untuk mengumpulkan bukti bahwa dirinya tak bersalah. Setelah semua terbukti, maka dia akan kembali mendapat surga dari sang suami.
.....
"Katakan pada Zayn bahwa aku berangkat pagi ini tanpa membangunkannya. Ada meeting penting yang harus aku hadiri," ucap Zergan pada Aludra yang sedang menyiapkan sarapan mereka.
"Sarapan dulu, Mas," ucap Aludra mengajak Zergan.
"Aku buru-buru," ucap Zergan datar.
"Terlambat sedikit tidak akan kenapa-napa, Mas. Tapi jika magh mu kambuh, maka akan banyak pekerjaanmu yang terbengkalai," ucap Aludra lembut.
Zergan berpikir sebentar. Benar juga apa yang dikatakan oleh istrinya itu. "Masukan dalam kotak bekal. Aku akan sarapan di mobil," ucap Zergan menolak sarapan dirumah. Dari awal tujuan lelaki itu pergi cepat memang untuk mengindari makan berdua dengan Aludra.
"Kamu tidak mau makan dengan istrimu sendiri, Mas?" tanya Aludra sendu.
"Sudah aku bilang bahwa aku ada meeting penting. Jangan terlalu percaya diri bahwa apa yang aku lakukan semua karena mu," jawab Zergan.
Aludra ingin sekali membalas. Tapi dia tidak mau merusak mood Zergan pagi-pagi begini. Apalagi lelaki itu akan melakukan meeting penting pagi ini. Karena itu Aludra menurut dan segera menyiapkan bekal untuk Zergan.
"Ini Mas," ucap Aludra setelah memberikan sebuah rantang tiga tingkat dengan ukuran menengah pada Zergan.
"Terimakasih," jawab Zergan menerima dan langsung berbalik untuk hendak pergi.
"Mas," panggil Aludra menahan lengan Zergan.
Zergan hanya diam menatap Aludra dengan menaikan sebelah alisnya.
"Apa aku boleh izin keluar hari ini?" tanya Aludra takut.
"Kemana? Menemui dia?" tanya Zergan merendahkan.
Aludra menatap Zergan dan menggeleng. "Tidak Mas. Kalau tidak boleh aku tidak akan keluar," jawab Aludra lembut dengan senyum manis untuk suaminya. Meskipun dalam hati, banyak luka yang ternganga lebar meminta untuk di obati.
"Pergilah. Tapi jangan sampai membuat aku malu karena sikap rendah mu diluaran sana."
........................
Terimakasih sudah mampir di cerita baru ini, semoga kalian suka dan bermanfaat 🤗😉
Jangan lupa like, komen dan kasih hadiah juga vote yaaa 🤗
Kalian bisa follow Instagram aku @yus_kiz buat lihat visual dan segala perkataan indah yang berkaitan dengan novel ini 😉🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Usermaatre
Zergan kenapa percaya begitu aja dan gak coba cari tau dulu sih seperti apa kebenarannya..
2022-04-16
0
M.azril maulana
Zayn kecil seperti karakter Albarra,, meski masih kecil tp pemikiran nya dewasa karena dipaksa keadaan
2022-03-18
0
Ika Sartika
nyesek ...ceritanya nyesek banget
2022-03-16
0