Menjaga Cinta Season 2
Seorang pemuda 20 tahun memasuki sebuah rumah besar nan megah dengan perasaan rindu yang teramat sangat, setelah 2 tahun menempuh pendidikannya di Inggris, dia kembali untuk liburan dan sangat ingin menemui gadis yang amat dia cintai.
Ansel Tenggara, pemuda tampan dan berwibawa, terkesan dingin dan susah untuk di dekati berjalan dengan cepat, senyumnya tak pernah pudar dari bibirnya yang sangat jarang dia perlihatkan pada siapapun selain keluarganya. Mata hijau indahnya bahkan dapat menghipnotis semua orang dan kini dia bingung kenapa rumah ini sangat sepi?
"Bik.. kenapa rumah sepi sekali?" Tanya Ansel begitu sampai ke ruang tamu dan bertemu pelayan rumah ini.
"Ohh Tuan Ansel sudah kembali? Tuan dan nyonya sedang keluar negri tapi sekarang sedang perjalanan pulang, non Adel ada diatas dengan temannya, kemarin malam dia mabuk Tuan jadi..." Bik Jumi terdiam karena dia baru sadar kalau Ansel di depannya adalah calon suami nonanya.
Ansel yang kaget langsung naik ke lantai 2 menuju kamar Adeline, "Brraakk.." Pintu itu di dorong dengan kuat setelah dia tau pintu itu tak terkunci. Ansel sangat marah melihat pemandangan di depannya, Adeline tidur meringkuk di sebelah seseorang.
"ADELINE!!" Teriak Ansel murka dan Adel terlonjak kaget dari tidurnya.
"KAK ANSEL?" Pekiknya senang melihat Ansel berdiri di depannya tetapi dia langsung histeris saat tau tubuhnya sedang polos dan ada pria yang tidur di sebelahnya.
"KAU!! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Adel melihat temannya Dennis, ada di ranjang bersamanya.
"Kau sangat mengecewakanku Adel, kau seperti wanita murahan!" Bentak Ansel dengan marah dan keluar dari kamar Adel, sedangkan gadis itu yang masih bingung tidak tau harus berbuat apapun.
"Loh.. Ansel pulang? Kenapa buru-buru?" Tanya Eve dan Arka juga bingung melihat wajah Ansel yang terlihat murka. Lalu mereka juga bingung melihat Adel yang turun dengan berbalut selimut. Arka lebih kaget saat melihat Dennis juga turun mengejar Adel, mereka pikir Arka dan Eve tidak ada disana.
"Adel, jelaskan apa ini?" Bentak Arka yang melihat kondisi putrinya, dia sadar Adel tidak mengenakan apapun dibalik selimutnya.
"Papi.. Adel gak tau, kemarin adel ke club dan pusing banget trus paginya Adel sudah ada di kamar dan kak Ansel.. kak Ansel.. hiks hiks.." Adel menangis sambil menjelaskan. Arkana sangat murka dan langsung menampar Adel, hal yang tidak pernah dia lakukan karena Adel adalah putri kesayangannya, tapi dia terlanjur kecewa.
"Stop Arka!" Teriak Eve yang langsung memeluk Adel dan membawanya kembali ke kamarnya. Sedangkan Denis yang masih mematung disana di tarik oleh Arka dan dihajar habis-habisan lalu di tendang keluar dengan hanya menggunakan celana panjangnya tanpa baju. Dennis menyeringai puas sambil berjalan keluar.
.
.
3 tahun kemudian
Ansel masih berkutat dengan laporan yang di berikan Aksa untuknya, dan dia sangat kesal melihat hasil laporan itu yang menunjukan kinerja yang menurun dari sebagian artisnya, lalu tim perencanaan juga menurun. Ansel membanting laporan itu dan menuju ruang meeting, dengan wajah dinginnya dia mengeluarkan emosinya meskipun Ansel terlihat tenang di meeting itu tapi tatapan mengintimidasi dan aura dinginnya dapat membuat siapapun membeku.
CEO StarE, Ansel Tenggara yang kini 23 tahun terkenal sebagai CEO yang sangat mumpuni meskipun dia baru 2 tahun menjabat tapi kinerjanya sangat luar biasa bahkan kini mereka kembali membangun studio baru di lahan kosong sebelah gedung StarE.
"Sa.. bagaimana perkembangan studio baru?" Tanya Ansel pada sahabat sekaligus asistennya, Aksa.
"Baik, 3 bulan lagi akan selesai dan ini akan menjadi studio terbesar di Asia Sel." Jawab Aksa dan mereka kembali mengerjalan tugas masing-masing.
Sedangkan Adeline, dia bersiap kembali setelah seharian penuh merancang beberapa gaun untuk seorang artis yang akan memulai filmnya bulan depan. Dua gaun bergaya victoria dengan warna krem dan hijau tua, dia dipercayakan untuk mendesain semua gaun khusus untuk artis itu pada film ini dan Adel sangat senang dengan pencapaiannya.
Setelah kejadian memalukan tiga tahun lalu, Adel pergi meninggalkan rumah karena tidak ada yang mempercayainya, bahwa dia tidak melakukan apapun bersama Dennis. Meskipun begitu Arka dan Ansel sangat kecewa apalagi mereka mendapati bahwa Adel memang sangat sering ke club.
Arka memang sudah membebaskan Adel karena itu kemauannya makanya bodyguard-nya telah ditarik oleh Arka. di usianya yang ke 17 tahun saat kuliahnya baru semester 2, Adel memutuskan untuk hidup sendiri di Paris, dia tetap kuliah bisnis dan mengambil design juga. Inilah sekarang, di usianya yang ke 20, Adel sudah mendapat gelas S1 di bisnis dan juga dia sekarang menjadi seorang designer muda berbakat bahkan memiliki butik dengan nama Line boutique.
Arka tetap mengawasi putrinya meskipun dia selalu bersikap dingin pada Adel yang sampai sekarang tidak mau kembali ke rumah, dia lebih memilih tinggal sendiri di penthouse mewah yang dia beli sendiri. Ya, Adel yang pintar, dia kuliah 2 jurusan dan menjadi perancang busana kecil-kecilan dan menjahitnya sendiri waktu di paris dan menjualnya secara online sampai dia memiliki begitu banyak tabungan untuk membeli penthouse.
.
.
.
"Del.. oohh Adeline.."
"Kak Anson?"
"Yes.. baby, tambah cantik aja sih."
Anson memeluk dan mencubit pipi Adel, meskipun Anson dan Ansel kembar identik tapi Adel sangat bisa membedakan keduanya. Anson tipe ceria yang akan menyapa siapapun duluan sedangkan Anson begitu angkuh tak tersentuh.
Adel masih menyeruput mocha latte nya saat Anson masih bercerita tentang dirinya yang sangat bosan bekerja di perusahaan Tenggara dan lebih memilih StarE saja. Di cafe itu Adel sebenarnya sedang menunggu temannya yang akhirnya batal menemuinya disana.
"Adel tau kak Anson mau StarE karena banyak model dan artis cantik kan? Sudah hafal dengan tabiat kakak itu.." Ujar Adel terkekeh dan Anson mengangguk, "Yes, betul."
"Dan akhirnya si beruang kutub itu yang dapat.. ah ini gak adil Del.. di perusahaan Tenggara semuanya sudah tua dan membosankan." Keluh Anson lagi dan mereka berbincang ringan disana sampai sejam lamanya.
"Lalu kau belum pulang sama sekali ke rumah? Om Arka masih marah?" Tanya Anson dan dibalas anggukan oleh Adel.
"Papi masih kecewa, tapi mami dan kak Aksa sering mampir ke rumah dan butik kok.. lagian aku sudah biasa begini." Jawab Adel dengan wajah sedikit sendu.
"Lalu gimana perasaanmu dengan beruang kutub itu?" Tanya Anson lagi dan Adel menghela lemah.
"Hm.. melihat kak Anson saja aku udah senang karena wajah kalian kan sama. Coba kak Anson diam dan tatap aku dengan mata tajam aku akan kira itu kak Ansel, ah..sudahlah..." Adel mendesah pelan lagi meratapi nasib percintaannya.
"Tapi kenapa gak kau buktikan kalau kau gak salah Adel? Si beruang kutub ah gak.. terlalu lucu kalau beruang, es balok aja, si es balok itu terlalu cemburu yang membuatnya jadi bodoh.. dan aku masih gak ngerti apa mau si Dennis itu, setelah itu dia juga pindah ke luar negri loh." Jelas Anson panjang lebar tapi Adel hanya menggeleng.
"Aku sudah periksa kak, aku gak di lecehkan tapi memang papi dan kak Ansel kecewa aja aku sudah di sentuh pria lain karena kan kak Ansel itu posesif banget, dan aku juga banyak ke club bersama teman-teman." Jelas Adel yang sebenarnya itu hanya salah paham. Adeh hanya menemani temannya dan membujuk mereka pulang sembari menjaga agar beberapa teman yang dia anggap baik tidak terjerumus, tapi malah dia sendiri yang jatuh dalam kekacauan ini.
"Tapi Ansel gak tau kau masih virgin." Timpal Anson.
"Ya biarkan saja.. kalau memang jodoh kami pasti akan bersama, kalau gak jodoh yah aku hanya pasrah, jalani saja hidup ini seperti air mengalir." Balas Adel lagi dengan senyum tipisnya.
"Haduuuhhh gadis kecil kami ini jadi dewasa sekali." Anson mengguyar rambut Adel sampai berantakan. Rambut ikal berwarna coklat itu langsung berantakan.
"Ahh jangan berantakin kak.." Kesal Adel lalu merapikan kembali rambutnya.
Tak lama datang seorang wanita dengan pakaian seksi mendekati mereka, "Byurrr!!"
"Ahhh apa yang kau lakukan nona?" Teriak Adel karena wajah serta bajunya sudah kotor terkena mocca latte yang dia minum baru setengah dan wanita itu dengan galaknya mengangkat tangan untuk menampar wajah Adel tapi sempat di tarik oleh Anson.
"Hei apa-apan ini?" Bentak Anson lalu menghempaskan tangan wanita itu.
"Jadi kau putus denganku karena wanita ini?" Tanyanya dengan mata nyalang menatap Adel yang sedang bingung.
"Ya ampun.. aku putus denganmu bukan karena perempuan lain, tapi aku bosan denganmu yang pencemburu.. kan kita sudah sepakat, kita pacaran saja tanpa ada maksud apapun untuk kedepannya, dan kau setuju." Jelas Anson dan wanita itu sangat emosi hingga menampar wajah tampan Anson.
"Heh.. susahnya jadi pria ganteng." Keluh Anson sambil mengelus pipinya dan Adel menggeleng melihat kelakukan Anson yang berbanding terbalik dengan Ansel.
"Aku pulang aja kak.." Adel berdiri dan menyusun barangnya.
"Kakak antar deh.."
"Gak mau, nanti ada lagi yang cemburu."
Anson terkekeh dan memang benar, mantan pacar Anson bertebaran dimana-mana bahkan auntie Aileen juga pernah di tampar karena makan malam bersama Anson di sebuah restoran.
"Oh iya.. bulan depan auntie Aileen tunangan dan kau harus datang." Ucap Anson sebelum Adel pergi dan Adel hanya mengangguk dan berbalik.
Saat tiba di penthouse Adel terkejut melihat maminya Eve dan 2 wanita lainnya ada disana.
"Mami, tante Hanny, auntie Ay.." Sapa Adel saat masuk dan menuju ruang tamunya. Meskipun Adel masih segan bertemu Hanny tapi dia mencoba untuk bersikap biasa saja.
"Adel, kamu makin cantik aja tapi ini kenapa?" tanya Hanny saat sadar baju dan rambut Adel terlihat kotor dan ada aroma kopi disana.
"Tadi Adel ngopi di cafe dan ketemu kak Anson trus ada wanita yang yah.. begitulah." Adel tidak melanjutkan karena Hanny sudah tau kelanjutannya.
"Aduh anak itu benar-benar, kapan sih dia bisa berubah?" Keluh Hanny dan Aileen yang juga pernah terkena imbasnya juga hanya mengeleng pasrah.
"Jadi kenapa kumpul disini?" Tanya Adel setelah dia kembali dari membersihkan diri.
"Ay ingin dibikinin gaun sama kamu Adel, untuk acara tunangannya." Jawab Hanny dan Ay mendengus kesal karena pertunangan ini adalah paksaan dari ayahnya 3 tahun lalu sebelum meninggal bersama bundanya.
"Duh.. bisa gak sih aku ga usah nikah aja?" Kesal Aileen begitu Adel sudah memberikan beberapa contoh sketsa yang telah dia buat beberapa hari lalu.
"Jangan gitu Ay.. kamu ini pintar sangat cantik tapi kamu udah 31 tahun dan harusnya sudah punya anak dong.." Ujar Hanny mengelus tangannya.
"Tapi kan Ay belum pengen punya tunangan dan belum mau ada yang kekang. Aku gak suka apalagi dengan di Robert itu yang ahh.. gak deh."
"Gak bisa Ay.. ini udah diatur jadi harus." Tegas Hanny dan Aileen tampak pasrah.
TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments